Bab 3 - Ratu pembuly

Renatta pergi ke sekolah seperti biasanya. Walaupun ia tak memiliki semangat seperti biasanya. Apalagi kini tatapan orang tampak aneh padanya. Seolah-olah sedang merendahkannya dan mengolok-oloknya.

Begitu sampai di kelas, Renatta dilempar oleh kertas dan beberapa pulpen oleh teman sekelasnya. Ia diejek karena papanya adalah seorang koruptor. Orang-orang yang biasanya takut padanya, kini jadi berani bahkan ikut menghinanya juga. Ditambah teman-temannya yang tak lagi berpihak padanya.

Renatta merasa dunia tidak adil padanya. Ia pun pergi dari kelas ke halaman belakang sekolah. Ia menangis sejadi-jadinya disana. Ia merasa sendirian, tak ada seorang pun yang berpihak padanya. Bahkan orang yang ia sangka adalah temannya pun malah menjauhinya.

Hingga suara bel masuk sekolah pun berbunyi. Renatta menghapus air matanya dan berusaha melewati hari-harinya yang akan terasa lebih berat dari biasanya.

Ketika pelajaran, suasana kelas memang terasa aman dan sangat nyaman. Tapi, ketika jam istirahat, Renatta mengalami perlakuan buruk dari teman sekelasnya yang pernah ia tindas dahulu.

"Dasar anak koruptor! Sekarang kamu sudah tidak bisa berkuasa lagi disini! Karena kamu sudah miskin!"

Salah seorang teman sekelasnya mendorong Renatta sampai terjatuh ke lantai. Renatta yang masih mudah marah dan teringat akan nasehat mamanya. Langsung bangun dan menjambak wanita itu hingga pertengkaran keduanya pun diketahui guru.

Saat di ruang kesiswaan, orang tua keduanya diminta untuk ke sekolah. Tapi, Renatta menggeleng tidak mau. Karena memang tidak akan ada yang bisa datang. Maka dari itu keduanya pun dihukum untuk membersihkan seluruh toilet wanita yang ada di gedung sekolah.

Ketika dihukum pun, siswi itu tidak mau mengerjakan hukumannya, Renatta pun mau tak mau mengerjakan semuanya sendirian. Selesai membersihkan semua toilet di sekolah, Renatta duduk di kursi kosong yang ada di taman sekolahnya. Ia menyeka keringat yang ada di dahinya dengan telapak tangannya.

Tiba-tiba Renatta melihat sebuah minuman dingin dan sapu tangan kecil yang seseorang berikan padanya. Renatta mendongak dan melihat siapa yang menghampirinya.

"Devan?"

Laki-laki itu malah duduk di sebelah Renatta.

"Minum dan lap keringatmu. Pasti cape sekali kan membersihkan toilet sendirian," ucapnya.

Renatta masih tidak menyangka, Devan yang selama ini terkenal dingin malah mengajaknya bicara duluan. Sudah hampir dua tahun mereka bersekolah dan setahun berada di kelas yang sama. Tapi, ini adalah pertama kalinya Devan menyapa Renatta.

"Kenapa kamu memberikan aku minum dan sapu tangan?"

"Kenapa? Memangnya tidak boleh?"

"Em, hanya merasa heran."

"Wajar sih, aku juga sebenarnya terpaksa karena disuruh untuk menjaga kamu oleh tim keamanan sekolah," jawabnya dengan jujur.

Renatta jadi kesal sendiri. Ia kira Devan beneran tulus, rupanya hanya terpaksa. Renatta pun memberikan botol minum itu kembali ke Devan.

"Udah sih minum aja. Kenapa repot-repot mikirin yang ngasih tulus apa nggak. Emang kamu tahu artinya tulus? Kamu aja tiap harinya suka menindas orang tanpa memikirkan gimana perasaannya."

Perkataan Devan itu sungguh menghujam hatinya. Ia baru sadar akan perlakuannya yang buruk ke orang-orang.

Helaan napas pun terdengar, Renatta membuka tutup botol minum yang diberikan Devan lalu meneguknya.

"Aku sejahat itu ya di matamu?" tanya Renatta memastikannya.

"Bukan jahat lagi tapi kejam dan sadis. Kamu bahkan tak pernah minta maaf atas perlakuan buruk mu ke orang-orang yang telah kamu sakiti. Bukan aku saja yang menganggap mu begitu, tapi hampir semua orang di sekolah. Kamu kan terkenal sebagai ratunya pembuly."

Renatta menghela napas lagi. Ia baru sadar akan kelakuan buruknya ketika berada di bawah.

"Lalu, kenapa kamu dengan berani malah menghampiriku? Harusnya kamu takut kan? Aku bisa saja mem-buly mu juga."

Devan tersenyum menanggapinya.

"Sekarang kamu sudah tak memiliki apapun sebagai tameng pelindungmu. Kekuasaan papamu sudah runtuh karena diduga melakukan korupsi. Lalu orang-orang pun jadi merasa berani karena itu. Karena kamu kini berada di bawah mereka. Dan aku pun termasuk dari orang-orang itu."

"Lalu kenapa kamu tidak mengejek-ejek aku juga?"

"Tidak ada gunanya. Lagian kalau dilihat-lihat kamu sebenarnya tidak jahat-jahat juga. Hanya saja kamu seperti membenci sesuatu dan melampiaskannya ke orang lain. Bahkan satu sekolah pun tahu, kalau kamu sangat membenci Amanda. Padahal Amanda tak pernah sekalipun mengusik mu."

Renatta jadi kesal karena ia malah mendengarkan ucapan Devan dengan serius, tapi di akhirnya laki-laki itu malah ikut-ikutan membela Amanda juga.

"Amanda, Amanda aja terus. Kenapa semua orang malah membelanya sih?" kesal Renatta.

"Karena dia memang tidak bersalah Natta. Rasa benci itu hanya akan merugikan dirimu sendiri. Tidak ada gunanya memelihara rasa benci itu. Coba kamu renungkan dan ingat-ingat lagi. Memangnya apa yang dilakukan Amanda sampai kamu membencinya dan terus-menerus menindasnya?"

Renatta terdiam mencari-cari jawaban atas apa yang ditanyakan oleh Devan. Tapi ia tak menemukan jawaban kecuali rasa iri hatinya, karena Amanda selalu mendapatkan perhatian dari orang-orang yang disayanginya.

"Coba sebutkan!"

Lagi-lagi Renatta hanya bisa diam. Ia pun memilih untuk pergi meninggalkan Devan disana sendirian.

*

*

Renatta tidak langsung pulang ke rumah kontrakannya, ia mengunjungi papanya di penjara.

Tangis Renatta kelaut begitu saja ketika ia bertemu dengan papanya. Ia meminta sebuah penjelasan bahwa papanya tidak melakukan hal yang dituduhkan oleh polisi.

"Papa memang tidak bersalah Natta. Tapi entah kenapa semua bukti malah mengarah ke papa. Papa pun tidak tahu siapa yang melakukan itu. Papa sudah tak punya lagi kuasa untuk membuktikan kebenarannya."

Renatta menangis karena papanya telah difitnah atas apa yang tidak dilakukannya. Tapi, ia bisa apa? Untuk sewa rumah kontrakan pun ia harus menjual tas mewahnya. Apalagi untuk bayar pengacara, ia tak tahu harus menjual barang apalagi. Karena semua barang mahalnya sudah tak tersisa. Semua uangnya digunakan untuk membayar biaya perawatan sang mama.

Di depan papanya, Renatta menceritakan semua kejadian yang terjadi setelah papanya dimasukkan ke penjara. Dimulai dari mamanya yang akan menggugat cerai papanya hingga ia yang harus tinggal di kontrakan kumuh berdua dengan kakaknya.

Papa Dewa jadi ikut bersedih, tapi ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia ingin menguatkan sang anak agar tetap tegar menghadapi semuanya.

"Papa yakin, dibalik musibah yang kita alami sekarang, pasti akan ada hikmahnya. Jadi, kamu harus tetap jadi anak baik."

Seketika tangis Renatta kembali pecah. Karena pada kenyataannya, ia bukanlah anak yang baik. Ia adalah anak yang jahat yang tega menindas temannya sendiri. Hal itu pun, Renatta akhirnya ceritakan ke sang papa.

Papa Dewa menghela napas kemudian mengelus kepala anaknya.

"Itu artinya, kamu harus berubah. Minta maaflah ke orang-orang yang pernah kamu sakiti sebelumnya."

"Kalau mereka tidak mau memaafkan Natta gimana Pa?"

"Ya tidak apa-apa, yang penting kamu sudah meminta maaf dengan tulus dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kamu mengerti kan?"

Renatta mengangguk.

"Sekarang kamu harus melindungi Kak Nesha dan menjaga Mama di rumah sakit. Semoga kamu tetap kuat ya, Nak. Maafkan papa yang belum bisa membantu."

Lagi-lagi Renatta mengangguk sambil tangisnya yang belum juga usai.

Waktu kunjungan pun selesai, Renatta berjalan keluar dari kantor polisi. Ia mengingat perkataan papanya yang meminta dirinya untuk berubah.

"Apa semua cobaan ini adalah karma atas perbuatan jahat ku?"

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

SEKARANG BARU SADAR KAMU RENATA. MAMA TIRINYA JAHAT MALAH MAU MINTA CERAI DISAAT SUAMI JATUH BUKAN MENDUKUNG SUAMI SAAT JATUH KETAHUAN WANITA MATRE JAHAT.

2023-11-25

0

Dwi Handayani

Dwi Handayani

tpi kn Kamala jahat, eh gk enak jga sma Nesha, dia tulus bgt sm Natta

2023-10-19

1

bibi

bibi

next

2023-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kebencian
2 Bab 2 - Wanita Jahat
3 Bab 3 - Ratu pembuly
4 Bab 4 - Meminta Maaf
5 Bab 5 - Semakin dibenci
6 Bab 6 - CEO Baru
7 Bab 7 - Masih Membenci
8 Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9 Bab 9 - Bertemu Amanda
10 Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11 Bab 11 - Bertukar sekretaris
12 Bab 12 - Bubur ayam
13 Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14 Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15 Bab 15 - Rencana Regan
16 Bab 16 - Patah Hati
17 Bab 17 - Patah Hati (2)
18 Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19 Bab 19 - Berdonasi
20 Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21 Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22 Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23 Bab 23 - Club malam
24 Bab 24 - Dasar Polos!
25 Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26 Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27 Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28 Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29 Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30 Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31 Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32 Bab 32 - Sakit
33 Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34 Bab 34 - Semoga cepat sadar
35 Bab 35 - Menginap
36 Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37 Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38 Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39 Bab 39 - Berbalas komentar
40 Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41 Bab 41 - Aku udah move on
42 Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43 Bab 43 - Sudah cukup
44 Bab 44 - Aku menyukaimu
45 Bab 45 - Calon mantu
46 Bab 46 - Mulai Posesif
47 Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48 Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49 Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50 Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51 Bab 51 - Berita Viral
52 Bab 52 - Berpulang
53 Bab 53 - Pergi
54 Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55 Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56 Bab 56 - Regan tahu semuanya
57 Bab 57 - Regan mulai beraksi
58 Bab 58 - Pria Misterius
59 Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60 Bab 60 - Bertemu Penolong
61 Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62 Bab 62 - Anak siapa sih?!
63 Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64 Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65 Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66 Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67 Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68 Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69 Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70 Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71 Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72 Bab 72 - Oma Pingsan
73 Bab 73 - Kedatangan Detektif
74 Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75 Bab 75 - Amanda ditangkap
76 Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77 Bab 76 - Kepulangan Oma
78 Bab 78 - Klarifikasi
79 Bab 79 - Calon Menantu
80 Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81 Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82 Bab 82 - Kecelakaan
83 Bab 83 - Keadaan Renatta
84 Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85 Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86 Bab 86 - Tahu pelakunya
87 Bab 87 - Kedatangan Devan
88 Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89 Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90 Bab 90 - Panggilan sayang
91 Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92 Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93 Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94 Bab 94 - Lebih dari cukup
95 Bab 95 - Semakin dekat
96 Bab 96 - Saling merindu
97 Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98 Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99 Bab 99 - Aku mencintaimu
100 Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101 Bab 101 - Terima kasih sayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 - Kebencian
2
Bab 2 - Wanita Jahat
3
Bab 3 - Ratu pembuly
4
Bab 4 - Meminta Maaf
5
Bab 5 - Semakin dibenci
6
Bab 6 - CEO Baru
7
Bab 7 - Masih Membenci
8
Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9
Bab 9 - Bertemu Amanda
10
Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11
Bab 11 - Bertukar sekretaris
12
Bab 12 - Bubur ayam
13
Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14
Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15
Bab 15 - Rencana Regan
16
Bab 16 - Patah Hati
17
Bab 17 - Patah Hati (2)
18
Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19
Bab 19 - Berdonasi
20
Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21
Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22
Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23
Bab 23 - Club malam
24
Bab 24 - Dasar Polos!
25
Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26
Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27
Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28
Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29
Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30
Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31
Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32
Bab 32 - Sakit
33
Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34
Bab 34 - Semoga cepat sadar
35
Bab 35 - Menginap
36
Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37
Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38
Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39
Bab 39 - Berbalas komentar
40
Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41
Bab 41 - Aku udah move on
42
Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43
Bab 43 - Sudah cukup
44
Bab 44 - Aku menyukaimu
45
Bab 45 - Calon mantu
46
Bab 46 - Mulai Posesif
47
Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48
Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49
Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50
Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51
Bab 51 - Berita Viral
52
Bab 52 - Berpulang
53
Bab 53 - Pergi
54
Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55
Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56
Bab 56 - Regan tahu semuanya
57
Bab 57 - Regan mulai beraksi
58
Bab 58 - Pria Misterius
59
Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60
Bab 60 - Bertemu Penolong
61
Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62
Bab 62 - Anak siapa sih?!
63
Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64
Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65
Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66
Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67
Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68
Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69
Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70
Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71
Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72
Bab 72 - Oma Pingsan
73
Bab 73 - Kedatangan Detektif
74
Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75
Bab 75 - Amanda ditangkap
76
Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77
Bab 76 - Kepulangan Oma
78
Bab 78 - Klarifikasi
79
Bab 79 - Calon Menantu
80
Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81
Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82
Bab 82 - Kecelakaan
83
Bab 83 - Keadaan Renatta
84
Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85
Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86
Bab 86 - Tahu pelakunya
87
Bab 87 - Kedatangan Devan
88
Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89
Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90
Bab 90 - Panggilan sayang
91
Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92
Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93
Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94
Bab 94 - Lebih dari cukup
95
Bab 95 - Semakin dekat
96
Bab 96 - Saling merindu
97
Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98
Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99
Bab 99 - Aku mencintaimu
100
Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101
Bab 101 - Terima kasih sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!