JODOH DARI LANGIT
...Jika kamu pernah merasakan Hujan turun Saat langit Tidak Mendung. Maka jelas kamu tahu Rasanya Air Mata Turun saat Bibir Tersenyum....
...🍁...
Suasana Pagi di Pesantren Ustadz Hamzah terasa lebih dingin dari hari-hari biasanya, musim hujan yang kerap kali mengguyur kota Bandung membuat Jalanan sedikit basah, menyisakan tetesan embun diatas dedaunan.
Seperti biasa, sebelum berangkat ke rumah sakit Nissa lebih dulu menjalankan kewajibannya sebagai pengajar di pesantren yang di kelola oleh Abi nya , yaitu Ustadz Hamzah.
Selepas menyelesaikan tugas mengajarnya, Annisa bergegas ke rumah sakit untuk menunggu Ali yang masih membutuhkan beberapa hari untuk terapi pemulihan. Seorang santri yang sebelumnya mengalami kecelakaan, sementara orang tuanya berada di luar negeri untuk mengais rezeki. Tentu hal itu sudah menjadi tanggung jawab pesantren untuk memastikan santrinya kembali pulih. Dan Nissa lah yang bertanggung jawab untuk hal itu.
Waktu menunjukan pukul 08.45 WIB.
Seperti kebiasaan Nissa bahkan sejak di Cairo, Annisa kerap kali berjalan dengan langkah cepat, sudah menjadi kebiasaanya, bukan terburu-buru hanya saja memang sudah menjadi kebiasaan.
Brug.
Langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.
"Ma Maaf maaf" ucap Nissa dengan menangkupkan kedua tangannya di dada.
Beberapa saat mengucapkan kata Maaf, bukan mendapatkan sambutan atau mungkin makian, kerena telah teledor , sosok di hadapannya hanya terus diam, namun juga tidak pergi dari hadapannya.
Menyadari hal itu, Sekilas Nissa menengadahkan wajahnya, menatap sosok di hadapannya yang berdiri juga dengan menatap Nissa.
Deg.
"Mas Denis" lirih Nissa.
Keduanya tampak sesaat terlibat adu pandang, mungkin jika bukan karena rencana perjodohan semula, yang kemudian berakhir dengan penolakan dari pihak Denis , mungkin Annisa tidak akan merasa malu ketika berpapasan dengan Denis.
Namun nyatanya sedikit banyak pesona Denis sang mualaf yang memiliki wajah Chinese mampu sedikit menggoyahkan iman seorang Annisa Khairunisa.
Meski hanya sekilas mengenal Denis, nyatanya sikap dan tutur kata nya serta ketekunannya dalam belajar tentang Islam mampu membuat Nissa kagum.
Sejujurnya bukan marah atau kecewa, hanya saja Nissa tidak cukup memiliki hati yang lapang untuk secepat itu melupakan.
Terlebih sosok yang telah Denis pilih untuk menjadi pendamping hidupnya, merupakan sosok yang begitu Nissa kenal, dan sangat dekat tentunya. Ya Mahira Altafu Nissa Sosok yang nyatanya berhasil memenangkan hati seorang Denis.
Bukan pula tidak bahagia atas kebahagiaan sahabatnya, sungguh Nissa pun juga begitu bahagia, sahabatnya telah benar-benar memiliki pemilik hati yang begitu luar biasa.
Bagaimana tidak luar biasa, Denis memilih Mahira karena perubahan hidupnya, terlepas dari masa lalu Mahira, tentu tidak banyak laki-laki yang bersedia dengan ikhlas menerima kekurangan seorang wanita yang pernah berstatus sebagai janda.
Sungguh jika Perasaan Iri diperbolehkan dalam agama, maka orang pertama yang akan akan merasakannya tentu adalah Nissa. Sungguh beruntung Mahira mendapatkan laki-laki sebaik Denis.
Hening.
"Assalamualaikum Nissa" Ucap Denis
"Waalaikumsalam mas" jawab Nissa dengan kembali menundukkan pandanganya.
"Maaf Ustadz Hamzah ada ?"
"Ada. Tapi Abi sedang mengajar, InshaAllah sebentar lagi selesai, Mas Denis bisa menunggu Abi di Mushola" titah Nissa.
"Em. Terima kasih" ucap Denis, dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Nissa.
Sedih sudah pasti, mungkin penjabaran nya tidak hanya sedih , namun Nissa juga begitu merasa malu, entah karena sebab apa. Namun yang jelas dirinya merasa jika harus bertemu dengan Denis, sebaiknya hal itu tidak pernah lagi terjadi dalam kehidupannya.
"Nissa !"
Belum juga sempat Nissa melangkahkan kaki. Kini panggilan dari Denis memaksa nya untuk berbalik badan, dan kembali menghadapi laki-laki yang telah menolak lamaran Abi nya.
"Iya"
Tidak butuh waktu lama, sebuah Kertas tebal berukuran persegi terulur dari tangan Denis. Begitupun Nissa yang juga tanpa ragu menerima nya.
"Datanglah jika tidak berhalangan"
Deg.
Surat undangan. Begitulah Tulisan Pertama pada halaman depan yang mampu Nissa baca.
"InshaAllah " ucap Nissa singkat, dan di balas dengan senyuman oleh Denis.
Setelah Perbincangan singkat antara keduanya, kini baik Nissa maupun Denis berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Masih seperti semula, Nissa melangkah dengan langkah cepat nya, berharap hatinya akan baik-baik saja setelah nya.
Namun tanpa di sadari oleh Nissa cairan bening menetes begitu saja di pelupuk matanya. Namun tidak ingin larut dalam kesedihan Nissa memilih untuk menyibukkan perasaanya dengan berdzikir pada Allah.
***
"Assalamualaikum Ali" Sapa Nissa ketika telah berada di ruang perawatan Ali.
"Waalaikumsalam ust" jawab Ali.
Tiba di rumah sakit hal pertama yang Nissa lakukan adalah memastikan perkembangan Ali pada sang dokter. Kodarullah perkembangan Ali semakin baik, dan hanya menghitung hari saja dia akan dapat kembali ke pesantren .
"Aku sudah sarapan ?"
"Sudah ust, Dokter Tama tadi datang bawa banyak makanan"
"Alhamdulillah"
Menilik jadwal Ali kurang dari satu jam lagi Ali akan melakukan terapi untuk memulihkan kakinya.
"Ali , Ust sholat sebentar ya, Tadi belum sempat duha sewaktu di pesantren".
"Iya ust"
Tidak menunggu lama, Nissa bergegas untuk mengambil wudhu dan segera melaksanakan duha. Nissa terlihat begitu khusyuk dalam sholatnya, hingga tanpa disadari langkah kaki yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan.
Duduk bersimpuh diatas sajadah nyata nya mampu membuat Nissa melupakan apa yang baru saja dia rasakan.
"Astagfirullah !" kaget Annisa yang baru menyadari kedatangan Dokter Tama di sana.
"Maaf aku langsung masuk saja tanpa mengetuk"
"Tidak papa dok"
Annisa tampak menundukkan pandanganya, sembari merapikan sajadah dan mukena yang baru saja dia gunakan.
"Apakah waktu Ali sudah tiba ?"
"Em. Aku kemari untuk membawanya Terapy " ucap dokter Tama, dan di balas anggukan oleh Nissa.
Dengan cekatan Nissa membantu Ali duduk diatas kursi roda, dengan di bantu dokter Tama untuk bersiap melakukan terapi. Tidak lama hanya satu jam saja setiap harinya.
Tugas mendorong kursi roda kini diambil alih sepenuhnya oleh dokter Tama, sementara Nissa hanya mengekor, mengikuti langkah dokter Tama dari belakang.
Meski mengalami kecelakaan , setidaknya Ali masih cukup beruntung karena sang penabrak yang tidak lain adalah dokter Tama bersedia menanggung pengobatan Ali hingga dia pulih seperti sedia kala.
Tidak hanya pengobatan nyatanya sebagai wujud rasa terima kasih dari dokter Tama, dia juga memberikan beasiswa bagi Ali selama melakukan pendidikan di pesantren.
Selama menjalani terapi, Ali hanya bersama petugas tanpa ditemani Nissa ataupun dokter Tama, keduanya hanya berjaga di luar ruangan.
"Em. Apa kau baik-baik saja ?" Tanya dokter Tama yang menyadari Sikap dan raut wajah Nissa pagi ini tidak seperti hari-hari sebelumnya.
"Oh. Iya dok" jawab Nissa dengan gagap.
Buru-buru Nissa menyeka sisa embun yang tanpa sadar masih saja terus merembes dari sudut matanya.
Namun bukan Tama namanya jika begitu saja dia percaya, Terakhir kali ketika Tama bertemu dengan Nissa yang kala itu pertemuan keduanya diatur oleh Orang tua Tama, Nissa terlihat begitu bahagia.
"Apakah terjadi sesuatu ?"
"Tidak dok"
Setelah jawaban singkat dari Nissa , suasana tampak kembali hening, dengan pikiran masing-masing.
***
Assalamualaikum Reader Fillah , Semoga selalu dan senantiasa dalam Perlindungan Allah SWT.
Alhamdulillah Tiba pada Novel ke- 6 Author, Novel yang berjudul "JODOH DARI ALLAH" , Novel yang merupakan Sequel dari PESONA MARYAM (Maryam Albathul Rahmah) . Kisah cinta Romansa Islami yang Ringan dan Tentunya Menghibur.
Mohon Maaf bila Masih banyak Kekurangan dalam Penulisan.
Terima kasih Untuk Readers Fillah yang selalu setia dengan Cerita-cerita Author. Atas semua Like, komen, Subscribe, dan Vote . Author Ucapkan banyak Terima kasih 🥰🥰🙏
---------SELAMAT MEMBACA---------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
setelah kelar di hijrah cinta mampir di sini cuma yang di pesona maryam udah agak lama baca apakah ini bisa di katakan lanjutanya soalnya rada lupa
2024-08-18
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-02-01
0
ria anila
misi yak KA aku mau promo kolapaknya. cerita baru saya yang berjudul Gadis desa & CEO Tampan. makasih yak KA semoga makin sukses aouthornnya
2023-10-16
0