...Akan lebih baik memperbaiki hati dan Budi pekerti, Maka Jodoh yang baik akan datang menghampiri...
...🍁...
Beberapa saat berlalu Nissa telah selesai dengan ibadahnya, kini perasaanya menjadi lebih lega dari sebelumnya ketika dia belum melaksanakan sholat.
Sayup-sayup pasang telinga Nissa mendengar suara riuh obrolan di luar sana, setelah sebelumnya tampak sepi saat Nissa berpamitan untuk melaksanakan sholat.
Bergegas Nissa melipat dan merapikan kembali mukena dan sajadah yang sebelumnya dia gunakan untuk sholat.
Setelah nya dia segera kembali ke ruang tamu, tempat dimana sebelumnya dia singgah saat tiba di rumah ini.
Nissa pun menghentikan langkahnya, ketika tatapan Nissa menangkap sosok Inara tengah duduk bersama Tama dan orang tuanya, bercanda dan menikmati obrolan ringan diantara mereka.
Terbersit rasa tidak nyaman di hati Nissa, bukan iri atau dengki dengan keakraban mereka, tentu masih segar di ingatan Nissa saat saat sebelumnya Inara begitu marah pada dirinya, bahkan tak segan memakai dan memperolok Nissa dengan bahasa yang tidak pantas.
"Nissa, Sini sayang" panggil Bu Sisca yang menyadari Nissa telah selesai sholat
Sementara itu Nissa dengan anggun berjalan menuju ruang tamu, dan kembali bergabung dengan keluarga tersebut.
"Astaga, ternyata Kamu di sini juga ya ?" sapa Inara dengan begitu manis. Sementara itu Nissa hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.
"Ohya, Nissa aku juga mau minta maaf , mungkin kata-kata ku tadi kurang sopan" rengek Inara dengan menangkupkan kedua tangannya di dada.
Terlihat jelas raut wajah penuh sesal dari Inara, sontak saja bagi Tama dan kedua orang tuanya yang tidak mengetahui duduk permasalahan nya hanya saling melemparkan pandangan.
"Memangnya apa yang kamu katakan sama Nissa, Ra ?" tanya Tama seketika.
"Oh. Nggak , cuma ke salah pahaman kecil aja kok Tam. It's Ok " jawab Inara berkelit.
"Ohya , Gimana ?. Kamu mau kan maafin aku kan Nissa, kita temenan ya mulai sekarang " ucap Inara dengan begitu entengnya.
Terlihat bagaimana saat ini Inara tengah memainkan peran, entah apa yang kini ada dalam pikirnya, namun nyatanya hal itu cukup ampuh membuat Tama dan orang tuanya terkesan dengan sikap manis dan tentu rendah hati yang di tunjukan oleh Inara.
Setelah ucapan Inara sebelumnya, kini seolah semua mata tertuju padanya, menantikan respon yang akan Nissa berikan.
"InshaAllah mba saya sudah memaafkan mba Sebelum mba memintanya" jawaban bijak dari Nissa
"Dan untuk pertemanan, bahkan kita tidak hanya berteman mba, kita juga bersaudara sesama muslim" ucap Nissa lagi dengan begitu tenang.
Jawaban singkat namun syarat akan makna itu nyatanya lebih mampu membuat Tama terkesan dan semakin mengagumi pribadi Nissa, begitu juga dengan dua orang tua Tama yang juga tampak tersenyum pada keduanya.
"Sudah sudah, acara maaf maaf an nya sudah selesai, Sekarang yuk kita minum teh dulu"
Ajak Bu Sisca, mencoba mencairkan suasana, selalu Bu Sisca akan dapat dengan mudah menguasai keadaan, dan hal itu lah yang selalu membuat pak Fajar semakin jatuh cinta meski keduanya kini tidak lagi muda.
Nissa ya g sebelumnya berdiri kini memilih duduk pada tempat duduk yang bersebelahan dengan Bu Sisca, tepat di depan Tama duduk saat ini. Sementara Inara sejak kedatanganya telah duduk di samping Tama.
"Nissa ayo di minum, ohya itu juga ada Pie tadi Inara bawain, di cicipi ya" titah Bu Sisca dengan ramah.
Mendengar keramahan Bu Sisca, Nissa lantas mengulas senyum dengan menganggukkan kepala.
"Tante juga cicipi dong" rengek Inara pada Bu Sisca. Yang kemudian di jawab dengan anggukan kepala oleh Bu Sisca
Semua orang tampak menikmati secangkir teh yang di sandingkan dengan Pie yang sebelumnya di bawa oleh Inara.
"Enak Ra kamu pinter milih nya" puji Bu Sisca.
Mendengar pujian yang begitu manis, sontak membuat Inara begitu besar kepala. 1:0 itulah yang kini tengah Inara pikirkan, nyatanya pie yang dia bawa, benar-benar mampu meluluhkan hati Bu Sisca.
"Makasih Tante . Ohya Nissa gimana rasa pie nya ?, Tante Sisca itu paling suka Lo sama Pie, Apa lagi pay yang aku bawa ini, mungkin lain kali kalau ke sini kamu bisa juga bawain buat Tante" sindir Inara dengan nada begitu lembut.
"InshaAllah" jawab Nissa dengan lembut.
Sejujurnya Nissa sangat paham jika saat ini Inara tengah menguji kesabaran nya lagi, namun hal itu tidak lah berlaku untuk Nissa yang hanya menganggap aksi kebakaran jenggot Inara ini untuk menggoyahkan iman nya.
"Pas Ina tahu Tante Dateng ke Indonesia , sebenernya udah pengen kesini bawain pie buat Tante, tapi baru hari ini ada kesempatan" ujar Inara
"Nggak papa, kamu kesini aja Tante sudah senang"
Nissa hanya mendengar kan obrolan diantara orang-orang di hadapannya, seraya kembali menikmati pie dan secangkir teh yang tersuguh.
Namun justru sikap tenang dan anggun dari Nissa tersebut mampu membuat Tama tak berkutik, tak jarang Bu Sisca menangkap gerak-gerik sang putra saat mencuri pandang pada Nissa.
Dapat di hitung dengan jari , dimana hanya sesekali saja Nissa ikut dalam perbincangan , lebih tepatnya ketika Bu Sisca bertanya tentang Nissa , meski sejujurnya Obrolan selalu di dominasi oleh Inara yang seolah selalu mencari perhatian pada semua orang.
"Maaf Bu, Nissa mau izin pamit, terima kasih atas jamuan nya" ujar Nissa dengan sopan.
"Lho kok buru buru"
Tidak hanya Bu Sisca yang terkejut, Tama pun juga sama hal nya. Namun tidak bagi Inara yang justru merasa senang.
"Iya Bu. Nissa harus persiapan untuk nanti malam, Maulid Nabi"
Mendengar penjelasan dari Nissa, Bu Sisca pun paham kondisinya, meski sejujurnya masih ingin lebih lama mengobrol bersama Nissa.
"Ya sudah . Tama tolong kamu antar Nissa pulang ya" titah Bu Sisca.
Tentu hal itu sangat di setujui oleh Tama, bahkan mungkin sudah di nantikan oleh Tama.
"Oke ma !"
Melihat situasi tersebut, Inara tampak sangat tidak menyukainya. Nyatanya kesenangannya terhenti saat Bu Sisca meminta Tama untuk mengantarkan Nissa.
"Ohya Tante, Ina juga ya, mau pamit sekalian"
"Tam aku bareng kamu sekalian ya"
Seketika Inara membuat keputusan untuk juga ikut berpamitan.
"Lho lho lho, kok buru-buru sih Inara , kan baru datang. Kamu di sini dulu ya , masih ada yang mau Tante bicarakan sama kamu" ucap Bu Sisca
Deg.
Hal itu tentu membuat posisi Inara sangat tidak di untungkan, tidak mungkin untuk menolak Bu Sisca, namun juga Inara tidak mungkin membiarkan Tama berduaan dengan Nissa.
"Tapi Tante "
"Ayo lah Inara , Tante udah lama lho nggak ketemu kamu"
Meski berat hati, pada akhirnya Inara tetap tinggal dan membiarkan Tama pergi mengantarkan Nissa pulang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ai Aisah
😄😅
2023-10-17
1
Ita Mariyanti
😂😂😂 umu Sisca terde bes pokoknya 😁😁👍👍👍👍
2023-10-08
1
Yani
Bagus Bu Siska 👍👍👍
2023-10-06
2