BAB 14. Bijaksana

...Akan lebih baik memperbaiki hati dan Budi pekerti, Maka Jodoh yang baik akan datang menghampiri...

...🍁...

Beberapa saat berlalu Nissa telah selesai dengan ibadahnya, kini perasaanya menjadi lebih lega dari sebelumnya ketika dia belum melaksanakan sholat.

Sayup-sayup pasang telinga Nissa mendengar suara riuh obrolan di luar sana, setelah sebelumnya tampak sepi saat Nissa berpamitan untuk melaksanakan sholat.

Bergegas Nissa melipat dan merapikan kembali mukena dan sajadah yang sebelumnya dia gunakan untuk sholat.

Setelah nya dia segera kembali ke ruang tamu, tempat dimana sebelumnya dia singgah saat tiba di rumah ini.

Nissa pun menghentikan langkahnya, ketika tatapan Nissa menangkap sosok Inara tengah duduk bersama Tama dan orang tuanya, bercanda dan menikmati obrolan ringan diantara mereka.

Terbersit rasa tidak nyaman di hati Nissa, bukan iri atau dengki dengan keakraban mereka, tentu masih segar di ingatan Nissa saat saat sebelumnya Inara begitu marah pada dirinya, bahkan tak segan memakai dan memperolok Nissa dengan bahasa yang tidak pantas.

"Nissa, Sini sayang" panggil Bu Sisca yang menyadari Nissa telah selesai sholat

Sementara itu Nissa dengan anggun berjalan menuju ruang tamu, dan kembali bergabung dengan keluarga tersebut.

"Astaga, ternyata Kamu di sini juga ya ?" sapa Inara dengan begitu manis. Sementara itu Nissa hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.

"Ohya, Nissa aku juga mau minta maaf , mungkin kata-kata ku tadi kurang sopan" rengek Inara dengan menangkupkan kedua tangannya di dada.

Terlihat jelas raut wajah penuh sesal dari Inara, sontak saja bagi Tama dan kedua orang tuanya yang tidak mengetahui duduk permasalahan nya hanya saling melemparkan pandangan.

"Memangnya apa yang kamu katakan sama Nissa, Ra ?" tanya Tama seketika.

"Oh. Nggak , cuma ke salah pahaman kecil aja kok Tam. It's Ok " jawab Inara berkelit.

"Ohya , Gimana ?. Kamu mau kan maafin aku kan Nissa, kita temenan ya mulai sekarang " ucap Inara dengan begitu entengnya.

Terlihat bagaimana saat ini Inara tengah memainkan peran, entah apa yang kini ada dalam pikirnya, namun nyatanya hal itu cukup ampuh membuat Tama dan orang tuanya terkesan dengan sikap manis dan tentu rendah hati yang di tunjukan oleh Inara.

Setelah ucapan Inara sebelumnya, kini seolah semua mata tertuju padanya, menantikan respon yang akan Nissa berikan.

"InshaAllah mba saya sudah memaafkan mba Sebelum mba memintanya" jawaban bijak dari Nissa

"Dan untuk pertemanan, bahkan kita tidak hanya berteman mba, kita juga bersaudara sesama muslim" ucap Nissa lagi dengan begitu tenang.

Jawaban singkat namun syarat akan makna itu nyatanya lebih mampu membuat Tama terkesan dan semakin mengagumi pribadi Nissa, begitu juga dengan dua orang tua Tama yang juga tampak tersenyum pada keduanya.

"Sudah sudah, acara maaf maaf an nya sudah selesai, Sekarang yuk kita minum teh dulu"

Ajak Bu Sisca, mencoba mencairkan suasana, selalu Bu Sisca akan dapat dengan mudah menguasai keadaan, dan hal itu lah yang selalu membuat pak Fajar semakin jatuh cinta meski keduanya kini tidak lagi muda.

Nissa ya g sebelumnya berdiri kini memilih duduk pada tempat duduk yang bersebelahan dengan Bu Sisca, tepat di depan Tama duduk saat ini. Sementara Inara sejak kedatanganya telah duduk di samping Tama.

"Nissa ayo di minum, ohya itu juga ada Pie tadi Inara bawain, di cicipi ya" titah Bu Sisca dengan ramah.

Mendengar keramahan Bu Sisca, Nissa lantas mengulas senyum dengan menganggukkan kepala.

"Tante juga cicipi dong" rengek Inara pada Bu Sisca. Yang kemudian di jawab dengan anggukan kepala oleh Bu Sisca

Semua orang tampak menikmati secangkir teh yang di sandingkan dengan Pie yang sebelumnya di bawa oleh Inara.

"Enak Ra kamu pinter milih nya" puji Bu Sisca.

Mendengar pujian yang begitu manis, sontak membuat Inara begitu besar kepala. 1:0 itulah yang kini tengah Inara pikirkan, nyatanya pie yang dia bawa, benar-benar mampu meluluhkan hati Bu Sisca.

"Makasih Tante . Ohya Nissa gimana rasa pie nya ?, Tante Sisca itu paling suka Lo sama Pie, Apa lagi pay yang aku bawa ini, mungkin lain kali kalau ke sini kamu bisa juga bawain buat Tante" sindir Inara dengan nada begitu lembut.

"InshaAllah" jawab Nissa dengan lembut.

Sejujurnya Nissa sangat paham jika saat ini Inara tengah menguji kesabaran nya lagi, namun hal itu tidak lah berlaku untuk Nissa yang hanya menganggap aksi kebakaran jenggot Inara ini untuk menggoyahkan iman nya.

"Pas Ina tahu Tante Dateng ke Indonesia , sebenernya udah pengen kesini bawain pie buat Tante, tapi baru hari ini ada kesempatan" ujar Inara

"Nggak papa, kamu kesini aja Tante sudah senang"

Nissa hanya mendengar kan obrolan diantara orang-orang di hadapannya, seraya kembali menikmati pie dan secangkir teh yang tersuguh.

Namun justru sikap tenang dan anggun dari Nissa tersebut mampu membuat Tama tak berkutik, tak jarang Bu Sisca menangkap gerak-gerik sang putra saat mencuri pandang pada Nissa.

Dapat di hitung dengan jari , dimana hanya sesekali saja Nissa ikut dalam perbincangan , lebih tepatnya ketika Bu Sisca bertanya tentang Nissa , meski sejujurnya Obrolan selalu di dominasi oleh Inara yang seolah selalu mencari perhatian pada semua orang.

"Maaf Bu, Nissa mau izin pamit, terima kasih atas jamuan nya" ujar Nissa dengan sopan.

"Lho kok buru buru"

Tidak hanya Bu Sisca yang terkejut, Tama pun juga sama hal nya. Namun tidak bagi Inara yang justru merasa senang.

"Iya Bu. Nissa harus persiapan untuk nanti malam, Maulid Nabi"

Mendengar penjelasan dari Nissa, Bu Sisca pun paham kondisinya, meski sejujurnya masih ingin lebih lama mengobrol bersama Nissa.

"Ya sudah . Tama tolong kamu antar Nissa pulang ya" titah Bu Sisca.

Tentu hal itu sangat di setujui oleh Tama, bahkan mungkin sudah di nantikan oleh Tama.

"Oke ma !"

Melihat situasi tersebut, Inara tampak sangat tidak menyukainya. Nyatanya kesenangannya terhenti saat Bu Sisca meminta Tama untuk mengantarkan Nissa.

"Ohya Tante, Ina juga ya, mau pamit sekalian"

"Tam aku bareng kamu sekalian ya"

Seketika Inara membuat keputusan untuk juga ikut berpamitan.

"Lho lho lho, kok buru-buru sih Inara , kan baru datang. Kamu di sini dulu ya , masih ada yang mau Tante bicarakan sama kamu" ucap Bu Sisca

Deg.

Hal itu tentu membuat posisi Inara sangat tidak di untungkan, tidak mungkin untuk menolak Bu Sisca, namun juga Inara tidak mungkin membiarkan Tama berduaan dengan Nissa.

"Tapi Tante "

"Ayo lah Inara , Tante udah lama lho nggak ketemu kamu"

Meski berat hati, pada akhirnya Inara tetap tinggal dan membiarkan Tama pergi mengantarkan Nissa pulang.

***

Terpopuler

Comments

Ai Aisah

Ai Aisah

😄😅

2023-10-17

1

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

😂😂😂 umu Sisca terde bes pokoknya 😁😁👍👍👍👍

2023-10-08

1

Yani

Yani

Bagus Bu Siska 👍👍👍

2023-10-06

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!