...Satu kebohongan Sudah Cukup Untuk Meragukan Berjuta Kebenaran...
...🍁...
Mendengar cerita yang baru saja sang putra katakan, sungguh Bu Sisca sampai tidak habis pikir. Bagaimana putra semata wayangnya itu bisa begitu menjengkelkan. Bukan memberi kabar bahagia nyatanya Tama justru membuat keduanya harus getok kepala.
"Kalau udah kebelet itu kamu bilang Tam !!"
Mendengar hal itu Tama hanya diam dan sesekali menghela nafas panjang. Sejujurnya Tama juga sadar jika semua memang salahnya, tiba-tiba datang dan melamar anak orang tanpa persiapan, tentu lah pihak ustadz Hamzah akan mengatakan demikian. Sudah untung Tama tidak di tolak mentah-mentah.
Benar saja bukan mendapatkan sambutan baik dari sang mama, justru Tama mendapatkan omelan dari kedua orang tuanya, tentu karena dianggap begitu gegabah dalam menentukan keputusan.
Tidak Habis pikir bagaiman bisa terpikirkan oleh Tama melakukan lamaran seorang diri, lalu dia anggap apa orang tuanya.
"Papa tahu kamu udah kebelet, Tapi sabar lah, Tahan sebentar lagi" goda pak Fajar.
Mendengar ucapan sang papa sungguh Tama hanya dapat mengerutkan dahi , sejujurnya bukan dia yang terlampau kebelet, hanya saja Tama ingin menunjukan pada kedua orang tuanya jika dia sendiri saja juga bisa.
Nahasnya Ustadz Hamzah menginginkan kedua orang tuanya. Sungguh diluar dugaan Tama.
***
Seperti hal nya Tama yang kini tengah mendapatkan wejangan berharga dari kedua orang tuanya.
Nissa yang berada di rumah pun juga tengah mengalami hal yang sama, bedanya hanya Nissa tidak ada drama Omelan dari orang tuanya.
Setelah kepulangan Tama, ustadz Hamzah mengumpulkan seluruh anggota keluarga nya, termasuk kiai sepuh yang turut berkumpul bersama yang lainya.
Ustadz Hamzah pun melanjutkan niatan baik dari Tama , perihal lamaran yang baru saja dia terima, namun meski begitu Ustadz Hamzah belum memberikan jawaban pasti.
Karena tentu semua itu harus melalui kesepakatan bersama terutama Nissa yang tentu akan menjalani nya.
Sama hal nya dengan Tama, Nissa pun juga mendapatkan wejangan dan arahan dari semua keluarga berkaitan dengan jodoh.
***
Waktu menunjukan pukul 14.45.
Kurang dari dua jam lagi, Tama bersama keluarga nya akan datang bertandang.
Sejujurnya memang tidak ada perasaan apapun, namun entah mengapa hal ini cukup membuat Nissa merasa gugup.
Persiapan sederhana telah di siapkan sejak sebelumnya. Tempat yang nyaman, makanan dan segala keperluan.
Tidak banyak yang keluarga ustadz Hamzah siapkan karena mereka hanya dua keluarga itu saja yang akan bertemu.
Meski sederhana, namun suasana sibuk telah terasa sejak pagi tadi, Ummi dan saudara-saudara Nissa sibuk membuat kue untuk menyambut tamu nya.
Sementara yang lain menyiapkan tempat dan menata ruangan agar tampak lebih rapi dan bersih, meski setiap hari juga selalu bersih dan rapi, namun kali ini berbeda.
Setelah beberapa saat menanti kedatangan tamu nya, akhirnya Tama bersama kedua orang tuan nya datang dengan dengan penuh harapan.
Kedua keluarga tampak duduk bersama, keluarga ustadz Hamzah memberikan sambutan hangat pada Tama dan orang tuanya, sebelum pada pokok inti , mereka saling mengobrol untuk mencairkan suasana.
Hening
Suasana mendadak beku tatkala dengan begitu anggun Nissa masuk kedalam ruangan yang sebelumnya di siapkan untuk dua keluarga bertemu.
Tentu hal itu tak luput dari Tama yang juga tentu tak sekali pun mengalihkan pandanganya dari Nissa , meski sedari tadi Nissa menundukkan pandanganya.
Ummi Fatimah meminta Nissa untuk duduk di sebelahnya, tepat dimana Tama pun duduk di hadapannya.
Tibalah pada pokok pembahasan, suasana mendadak menjadi serius, sejujurnya Tama pun juga merasakan kegugupan yang teramat hari ini, dibandingkan dengan kemarin yang dia hanya modal nekat.
Pembicaraan di awali oleh keluarga Tama yang diwakilkan Pak Fajar yang mulai menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka.
Meski terbiasa bercanda, namun nyatanya pak Fajar juga tampak serius di saat saat seperti ini, hingga Tama pun merasa kagum pada ayahnya, seolah CV yang dia bawa betul-betul baik, hingga terlihat tidak ada alasan sedikitpun untuk penolakan.
Setelah pak fajar menyampaikan maksut dan tujuan keluarganya datang, kini tiba lah pada saat Ustadz Hamzah yang juga menyampaikan jawaban.
Setelah sebelumnya dia menyampaikan kata penyambutan dan ucapan terima kasih untuk silaturahmi keluarga Tama saat ini.
"Alhamdulillah, Kita duduk bersama di sini InshaAllah akan membuka kebaikan bagi kita bersama bagi anak-anak kita"
"Seperti yang sudah saya tanyakan pada nak Tama sebelumnya, apakah nak Tama sudah yakin dan bersungguh-sungguh dalam memilih putri saya sebagai calon pendamping ?"
Mendapati pertanyaan seorang ayah yang terdengar lembut namun syarat akan tuntutan kesungguhan di dalamnya, tentu cukup membuat Tama gugup. Namun tekat kuat yang dia bawa nyatanya mampu meruntuhkan ketakutannya.
"InshaAllah Yakin !!" jawab Tama dengan sepenuh hati nya.
Mendengar jawaban Tama yang memang tidak berubah dari sebelumnya, bahkan saat ini terasa lebih besar dan kuat keyakinan Tama, dan hal itu tentu tidak luput dari penglihatan ustadz Hamzah.
"Alhamdulillah" ucap ustadz Hamzah
Setelah itu Ustadz Hamzah pun memberikan sedikit pesan-pesan bagi keduanya untuk nantinya menjalani kehidupan rumah tangga
Membesarkan dan merawat anak dengan penuh cinta kasih adalah tanggung jawab setiap orangtua. Di dunia ini, tidak ada orang tua yang ingin anaknya gagal dalam hidup dan larut dalam kesedihan. Meski demikian, terkadang rintangan dan tantangan yang membuat terpuruk tak dapat dihindari.
Saat anak sedang bersedih atau berada dalam situasi yang sulit, sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan semangat, motivasi, serta nasehat-nasehat yang positif dan penuh kasih. Terlebih untuk anak perempuan, yang lebih peka dan lembut hatinya.
Orang Tua akan semakin kuat kehadirannya jika dapat menjadi teladan dan bijak dalam menyikapi perilaku anak-anaknya.
"Nak Tama , Pak Fajar, dan Bu Sisca"
"Saya sangat berterima kasih atas kehadiran semuanya di gubuk kecil kami ini"
"Jikalau memang Allah izinkan kita untuk menjalin silaturahmi lebih jauh lagi, InshaAllah kami sekeluarga akan dengan senang hati menerima Nak Tama dengan sangat Lapang dada"
Kalimat terbaik yang Tama nantikan begitu saja terdengar sangat membahagiakan tatkala Ustadz Hamzah menerimanya dengan segenap jiwa dan raga sebagai calon menantunya.
"Alhamdulillah " ucap serempak Tama dan keluarga.
Setelah menyampaikan jawaban dari lamaran, ustadz Hamzah pun sedikit memberikan wejangan dan nasihat untuk anak dan calon menantunya.
"Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesedihanmu, karena kebahagiaanmu adalah urusanmu. Kebahagiaanmu harus dari dalam dirimu."
"Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu pakai dan kamu lepas semau mu. Mereka terhormat dan memiliki harkat"
"Jangan pernah mengeluh ketika kehidupan dilanda musibah, karena dengan musibah tersebut kita bisa belajar apa arti kuat dari cobaan."
"Seorang ibu dan anak perempuan selalu berbagi ikatan spesial, yang terukir di hati. Dan Nak Tama jangan pernah melupakan hal itu"
"Perempuan tidak sekuat laki-laki. Tapi laki-laki tidak akan sekuat itu jika tidak disempurnakan oleh perempuan."
"Anak perempuan yang baik akan menjadi ibu yang baik, tentulah juga perlu bimbingan suami yang baik"
"Mungkin kelak, kehidupan akan membuatmu terpaksa menorehkan senyuman palsu saat kau tidak ingin tersenyum. Lakukanlah, namun jangan pernah menorehkan air mata palsu."
"Anak perempuan itu jauh lebih berharga dari perhiasan apa pun, namun setelah menikah hak nya adalah pada suami"
"Sepintar apapun kamu 'jangan pernah berhenti mendengarkan nasihat' karena hati akan buta jika kehilangan nasihat.
"Saat hidupmu bahagia, orang tua mu tidak pernah memintamu untuk membagi kebahagiaan mu kepadanya, tapi saat kamu terluka orang tua mu akan selalu datang untuk menerima bagian dari luka mu."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
mkc ilmu nya Thor 🙏🙏🙏👍
2023-10-08
1
Yani
Wejangannya bagus banget 👍
2023-10-07
2
Sena Catt
keren Thor..
2023-08-18
3