BAB 9. Orang Tua Tama

...Carilah lelaki yang dapat merubah mu menjadi lebih Shalihah, Bukan hanya lelaki yang dapat merubah statusmu dari Singgel menjadi menikah....

...🍁...

Suasana kembali ramai ketika petugas catering mulai membuka stand makanan yang sebelumnya telah tertata rapi, banyak diantara tamu undangan menghambur untuk sekedar mencicipi makanan yang tentu beraneka ragam jenisnya.

Tidak hanya satu, nyatanya puluhan jenis makanan tersaji hingga memenuhi kediaman Abi Hanif.

Tentu hal itu tidak luput dari kuasa kakek Amar, yang telah menganggap Denis layaknya cucu nya sendiri, Juga tentu Reza yang juga tidak tinggal diam, Semua hidangan terbaik juga tak luput dia siapkan untuk tamu undangan.

Tak terkecuali Nissa yang juga turut mengantri dalam memilih makanan.

Srrak !! Brug !!

Begitu fokusnya Nissa mencari-cari makanan, hingga tanpa di sadari bagian belakang gamis panjangnya tersangkut di kaki kaki meja.

Nyaris Nissa terjerembab jatuh ke lantai, jika tidak segera ada tangan yang menarik dirinya.

Pluk !!

Sejenak netra Nissa menatap tajam pada sosok tangan besar dengan lengan kekar di hadapan nya, jemari berukuran besar ya menyusup dalam sela-sela jari mungil Nissa.

"Astagfirullah, Maaf Dok "

Ucap Nissa yang baru menyadari jika sosok Tama telah berdiri tepat di hadapannya, menopang tubuhnya yang akan jatuh ke lantai.

Mendengar hal itu Tama pun menganggukkan kepala dengan senyuman terbaiknya.

Setelah kejadian yang baru saja terjadi, Nissa tampak tidak enak hati, bukan malu, hanya saja merasa terlalu teledor hanya karena hal kecil.

"Tidak perlu meminta maaf" ujar Tama

Nissa hanya menundukkan wajahnya tatkala Tama dengan intens menatap ke arahnya.

Mendadak suasana menjadi hening, meski tengah berada di antara lautan manusia, Nissa pun memilih berlalu dari hadapan dokter Tama, dan mencari stand makanan lain yang mungkin saja sepi peminatnya.

Nissa yang seolah salah tingkah, begitu lucu di pandangan mata Tama. Begitu menggemaskan bahagia Tama yang merupakan seorang perjaka tuan, itu kata kebanyakan temannya, meski sejujurnya tidak lah demikian kenyataanya, Tama tetap terlihat tampan dan mempesona di tengah usianya yang telah menginjak 35 tahun.

Entah karena sebab apa, namun jelas terasa oleh Nissa hati ya bergemuruh, jantungnya berdetak dengan begitu kencang, tatkala dirinya berdekatan dengan Tama sebelumnya.

Mungkin karena sebelumnya Nissa tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun, dan baru dengan Tama lah dia bersentuhan, Nissa benar-benar meyakinkan dirinya jika hal itu karena memang pengalaman pertamanya.

***

Siang terasa begitu terik, terlebih bagi Nissa yang kini tengah mendorong motor Scoopy kesayangannya, Menyusuri jalanan yang lumayan ramai lalu lalang pengendara lain.

Mendapati sebuah pohon rindang Annisa menepikan motornya, dan duduk di trotoar untuk sejenak menghilangkan lelah dan menyeka keringat yang sedari tadi mengucur deras di pelipis hingga membasahi jilbabnya.

"Nissa!!"

Sebuah panggilan yang seketika membuat Nissa terlonjak kaget

"Pak Fajar , Bu Sisca ?" gumam Nissa

"Ya Allah, sedang apa Nissa siang siang duduk di trotoar ?"

"Motor saya Buk, Macet gara-gara pecah ban" jujur Nissa memperlihatkan ke arah ban sepeda motornya yang tampak kempes.

Setelah beberapa saat berbincang, Bu Sisca dan pak Fajar mengajak Nissa untuk bergabung bersama mereka, dan meminta supir yang sebelumnya mengantar keduanya untuk mengurus sepeda motor milik Nissa.

Kini ketiganya berada dalam satu mobil, dengan Pak fajar yang kemudian mengemudikan mobilnya.

Bu Sisca banyak menanyakan tentang Nissa , meski sejujurnya dia juga sudah tahu siapa Nissa, karena kedua orang tua tersebut tentu pasti sudah menyelidiki latar belakan Annisa.

Hanya basa basi, namun nyatanya itu cukup membuat Nissa ban Bu Sisca semakin akrab.

"Nissa kita antar sekalian aja yuk pah" ajak Bu Sisca pada sang suami.

"Ya mah"

"Tidak usah Bu, nanti merepotkan, Nissa sampai gang depan itu saja, disana banyak angkot lewat" tolak Nissa dengan halus.

Sejujurnya Nissa sangat tidak setuju dengan ide untuk mengantar dirinya, namun Bu Sisca berhasil memaksa untuk tetap mengantar Nissa sampai ke rumah.

Meski merasa tidak enak hati, namun Bu Sisca selalu meyakinkan Nissa jika keduanya tidak keberatan.

Agaknya Nissa menangkap sesuatu yang lain dari pasangan suami istri di dekatnya itu, Entah karena sebab apa, murni karena hanya ingin membantu Nissa atau karena ada niat terselubung, yang jelas Nissa hanya berusaha untuk berprasangka baik saja.

Sebenarnya hal ini sangat lucu dan terlalu menggelikan bagi Nissa, untuk pertama kalinya orang tua Tama itu bertandang ke rumahnya, jangankan bingung dan kemudian banyak bertanya, justru Pak fajar seolah begitu hapal dan sangat tahu dimana letak rumah orang tua Nissa.

Nissa pun hanya terkekeh kecil menyadari kejanggalan dari suami istri yang tidak lagi muda tersebut.

Beberapa saat menempuh perjalanan ketiganya telah sampai di Pesantren Ustadz Hamzah, dimana disana juga Nissa bersama keluarganya tinggal.

Kesan pertama ketika memasuki lingkungan pesantren nyatanya cukup membuat dia orang tersebut merasa tenang dan damai.

Riuh lalu lalang santri yang tengah akan belajar, Pemandangan yang jarang keduanya saksikan.

"Mari pak buk, Lewat sini" Ajak Nissa.

Nissa berjalan lebih dulu, disusul dengan Pak Fajar dan Bu Sisca yang berjalan di belakangnya, menuju rumah utama,rumah yang selama ini di tempati Nissa.

Nissa mempersilahkan keduanya untuk duduk di ruang tamu, namun seperti.dugaanya jika pak fajar dan Bu Sisca akan menolak, keduanya lebih memilih duduk di kursi teras rumah dengan memandangi pesantren yang cukup besar tersebut.

Setelah itu Nissa tampak masuk kedalam rumah untuk menyampaikan pada sang Abi dan Ummi jika ada tamu yang mengantarkan dirinya pulang. Tentu setelah itu Nissa sendiri bergegas menyiapkan minuman untuk tamu nya.

"Assalamualaikum pak buk" sapa ustad Hamzah dengan ramah. Disusul Ummi Fatimah yang berjalan di belakang sang suami.

Keduanya tampak menyapa tamu yang tentu terasa asing, karena memang sebelumnya belum sekalipun pernah bertemu.

"Terima kasih pak Bu, tadi Nissa sudah cerita kalau bapak dan ibu mengantarkan nya pulang"

Ucap ustadz Hamzah dengan ramah pada pak Fajar dan Bu Siska. Merekat tampak cepat sekali akrab dan obrolan diantara mereka menyatu begitu saja.

Bahkan tak lupa Pak fajar dan Bu Sisca menceritakan awal mula pertemuan mereka dengan Annisa ketika di Makkah.

Sampai pada saat Nissa Keluar dengan membawa beberapa cangkir teh dan makanan ringan untuk dua tanyanya serta tak lupa untuk Abi dan juga Ummi nya.

Tampak Meraka kembali menghabiskan waktu untuk sekedar mengobrol dan menghabiskan teh yang di buat Nissa, meski telah cukup lama, namu dua orang tua Tama nyatanya masih saja betah untuk bertamu.

Bahkan hingga adzan berkumandang, tanda waktu sholat ashar telah tiba.

Dengan ramah Ustadz Hamzah mengajak tamunya untuk turut serta sholat berjamaah di masjid, Karena ustadz Hamzah sendiri akan ke masjid untuk sholat dan menjadi imam disana.

Tanpa menunggu lama Pak fajar dan Bu Siska langsung saja mengiyakan ajakan ustadz Hamzah. Keduanya tampak beriringan mengikuti langkah Ustadz Hamzah dan istri menuju Masjid.

***

Terpopuler

Comments

Ahnaf Fajry

Ahnaf Fajry

ceritanya agak beda sama yg di cerita Maryam ya kak.....
tapi tetep keren....

2023-09-20

3

Yani

Yani

Pak Fajar dan Sisca sudah jatuh hati sama Nissa

2023-08-29

2

Sena Catt

Sena Catt

maaf kakak biasanya pemilik pesantren itu dipanggilnya atau sebutannya pak Kyai dan Bu nyai ya?

2023-08-18

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!