...Sebab Jarak akan selalu ada Prasangka, Namun ketika doa telah terucap, Maka Dia akan sigap Mengubahnya ...
...🍁...
4 Minggu berlalu
Hingga subuh menjelang Nissa masih betah bermunajat diatas sajadah miliknya. Setelah beberapa jam sebelumnya sibuk dengan ibadah malam.
Nissa pun meletakkan kembali Mushaf miliknya, masih dengan dirinya yang berbalut Mukena selepas sholat subuh, sejenak tatapan Nissa menerawang jauh dalam lamunan.
Beberapa Minggu sebelumnya terasa sulit bahkan untuk sekedar di bayangkan bahkan di lewati. Mulai dari Ali seorang santri di pesantren yang mengalami kecelakaan, Nissa yang mendadak harus menerima perjodohan dengan putra dari sahabat Abi nya. Drama hutang piutang , serta datangnya Tama sebagai penyelamat untuk pesantren yang di kelola Abi Hamzah.
Namun tentu semua masalah tidak terjadi begitu saja, selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian, dan tentu semua masalah selalu ada solusi diantaranya, tinggal bagaimana seorang hamba bersabar dalam ujian.
Nissa kembali mengingat jika tidak hanya sampai di situ, Nissa juga kembali mengingat bagaimana pertemuan pertama dirinya dengan Bu Sisca dan Pak fajar yang merupakan orang tua dari Dokter Tama, sejak kepulangan Nissa dari Cairo.
Lebih tepatnya Pertemuan kedua setelah satu tahun yang lalu Nissa pernah bertemu tanpa sengaja ketika menjadi relawan haji. Masih segar di ingatan Nissa tatkala kedua orang tua Tama kebingungan mencari jalan untuk kembali ke hotel, dan dengan sigap Nissa membantu keduanya untuk mencari hotel dimana mereka menginap selama menjalankan ibadah haji.
Kesan pertama yang menurut Nissa biasa-biasa saja, namun nyatanya sangat istimewa bagi Bu Sisca dan pak Fajar.
Pun pertemuan kali ini , Pertemuan yang sangat tidak terduga, tentu hal itu karena campur tangan dua orang Tua dokter Tama yang telah begitu menyukai Nissa sejak pertemuan pertama mereka di Makkah, yang setelah nya menjadikan Tama dan Nissa semakin dekat. Meski bukan sebagai Kekasih atau sejenisnya.
Tok tok tok
Suara ketukan dari balik pintu kamar Nissa, yang seketika membuyarkan lamunan nya .
"Nissa"
"Ya Ummi, tunggu sebentar"
Nissa yang masih berbalut Mukena segera beranjak dari duduknya dan bergegas berjalan menuju pintu.
Ceklek.
Sosok umi Fatimah telah berdiri tepat di ambang pintu kamar Nissa. Seperti biasa wajah teduhnya selalu terlihat menenangkan.
Annisa pun mengajak sang ummi untuk masuk kedalam kamar. Keduanya duduk di tepian kasur dengan posisi sejajar.
"Ada apa Ummi ?"
"Apa kamu lupa ?, Hari ini Mahira akan ijab Qobul, Dia meminta mu untuk hadir mendampingi nya nak" ucap sang ummi
Deg.
Annisa cukup terkejut jika hari ini merupakan hari ijab qobul sang sahabat dengan laki-laki yang sempat akan di jodohkan dengan dirinya oleh Abi Hamzah.
Nahasnya pinangan sang Abi, harus kandas tatkala Denis telah menentukan pilihan sebelumnya, Memilih sang sahabat yaitu Mahira sebagai pendamping hidupnya.
Bukan mengabaikan hari baik sahabatnya, hanya saja beberapa Minggu sebelumnya Nissa tengah begitu sibuk dengan menjaga Ali di rumah sakit, Mendampingi Ali sampai dia benar-benar pulih dan kembali seperti sedia kala, hingga Nissa lupa akan hati pernikahan sahabatnya.
Sejujurnya Nissa masih sedikit merasa tidak nyaman jika harus berada diantara keduanya atau salah satu diantaranya. Pasalnya antara Denis dan Mahira merupakan sosok yang begitu dekat dengan Keluarga nya.
"Datanglah, Setidaknya kau harus mendoakan Mahira, Kasihan dia pernah gagal sebelumnya nak" tukas Ummi Fatimah
Annisa sejenak termenung, bergelut dengan pikiran dah hatinya yang masih saja tidak sejalan. Namun pada akhirnya Nissa tetap akan menghadiri acara ijab qobul sang sahabat.
Benar apa yang di katakan sang ummi, Mahir juga tentu akan sedih jika dirinya tidak hadir dalam acara tersebut. Nissa pun mengabaikan segala rasa dalam hatinya, mengingat kembali jika setiap kejadian pasti selalu ada hikmah di dalamnya.
"Bersiaplah, kita akan berangkat bersama pagi ini"
"Baik Ummi"
Setelah menyetujui usulan sang Ummi Nissa bergegas menanggalkan mukena yang sebelumnya masih dia kenakan, tentu karena dia juga harus segera bersiap untuk menghadiri acara ijab qobul Sang sahabat.
***
Setalah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit lamanya, Nissa beserta rombongan telah tiba di kediaman Abi Hanif dan Ummi Maya yang merupakan orang tua dari Mahira dan Maryam.
Tak lupa Ustadz Hamzah dan Ummi Fatimah juga membawa beberapa buah tangan untuk kedua mempelai, Sementara Nissa juga tampak menyiapkan kado untuk Mahira.
Setelah beramah tamah dengan beberapa sahabat Nissa semasa sekolah, yang juga mereka datang karena undangan dari Mahira, kini Nissa ditemani Maryam adik dari Mahira untuk menemui sahabatnya yang tengah di rias.
Berjalan melewati tamu undangan sejenak tatapan Nissa terarah pada sosok yang tidak asing baginya.
"Dokter Tama ?" Batin Nissa
Sembari berjalan Nissa pun kembali menajamkan pandanganya, nyatanya apa yang dia lihat tidak lah salah, jika sosok yang dia pikir adalah dokter Tama memang itu lah dia, duduk berjajar dengan Reza suami dari Maryam, keduanya tampak terlihat tengah asyik dalam obrolan.
Setelah beberapa saat berjalan, tiba lah Nissa di depan kamar pengantin, sambutan pertama yang Nissa lihat yaitu hiasan bunga mawar merah yang tergantung di depan pintu. Cantik dan sangat indah di pandang.
"MashaAllah cantik sekali Kau Mahira " Puji Nissa dengan senyum merekah di wajahnya.
"Terima kasih Nis"
Nissa begitu bahagia dengan pernikahan sang sahabat, terlepas dari siapa calon suami sahabatnya tersebut, Tak sedikitpun Nissa menyimpan perasaan iri ataupun dengki terhadap Mahira.
Justru Sejak kedatangan Nissa di rumah itu, Nissa selalu berdoa semoga pernikahan sahabatnya itu senantiasa di ijabah oleh Allah SWT, dijadikan Keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah, Mengingat sahabatnya pernah mengalami kegagalan sebelumnya.
Sesekali keduanya terlibat dalam obrolan singkat, sembari Mahira tetap di rias, tentu hal itu untuk menyempurnakan penampilannya nanti ketika bertemu sang suami.
Setelah cukup lama ber rias , Mahira tampak begitu cantik dan anggun, namun meski begitu wajah cantik tersebut harus kembali di tutup dengan kain cadar yang Mahira kenakan.
Berjalan keluar kamar dengan di dampingi Nissa dan Maryam, Mahira tampak memukau dengan pakaian serba putih yang dia kenakan.
Terlihat Mahira begitu gugup, hal itu dapat Nissa rasakan tatkala Mahira menggenggam tangannya dengan begitu erat, hingga tak jarang Mahira meremasnya untuk sekedar mengurai rasa gugup.
"Tenangkan hatimu Mahira, Berdoa lah, InshaAllah semua akan berjalan lancar" ucap Nissa dengan mengusap lembut punggung tangan sang sahabat.
Nissa pun membantu Mahira untuk duduk di barisan belakang, Karena untuk barisan depan akan di tempati Denis, Wali nikah, para saksi, dan tentunya penghulu.
Terlihat jelas dalam pandangan Nissa Mahira dan Denis tampak begitu serasi dalam balutan pakaian dengan warna senada.
Hingga tanpa di sadari Mata indah Nissa mulai berembun, entah karena sebab apa, namun Nissa menguatkan hatinya jika dia pun harus bahagia dengan Kebahagiaan sang sahabat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yani
Jsngan sedih Nisa jodoh sudah ada
2023-08-29
3
Eny Hidayati
sabarlah
2023-08-16
2
Sugiharti Rusli
oh iya hampir lupa di prekuel sebelumnya Nissa uda ketemu sama kedua ortu dokter Tama ya karena sudah kenal dulu sebelumnya
2023-05-12
1