BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa

...Yang Tidak Merasakan Tentu Tidak Akan Paham. Dan Yang Tidak Mengalami Tentu Tidak Akan Mengerti...

...🍁...

Setelah menyelesaikan sholat Dzuhur, Nissa kembali mengemas mukena dan sajadahnya kembali kedalam tas kecil yang selalu dia bawa kemanapun Nissa pergi. Hal itu karena tidak sekalipun Nissa melewatkan waktu beribadah, kecuali sedang berhalangan.

"Auch, Astagfirullah!"

Entah mengapa Nissa merasa kepalanya cukup sakit, hingga dia harus memegang dan memijat lembut pelipisnya.

"Ya Allah aku kenapa" lirih Nissa.

Meski merasa sakit, Nissa mencoba mengalihkan dengan membaca buku yang juga tidak lupa dia bawa.

Namun setelah beberapa saat, sakit di kepala nya tak juga kunjung reda, justru semakin menjadi. Hal itu tentu sangat membuat Nissa tidak nyaman.

"Ust, Ustadzah baik-baik saja?" tanya Ali yang kini memperhatikan Nissa dari tempatnya tidur.

"InshaAllah Ali, Ust baik-baik saja"

"Tapi sepertinya Ust tidak sedang baik-baik saja" Ujar Ali yang merasa khawatir.

"Tenang saja Ali, InshaAllah tidak papa"

"Sebaiknya Ust pulang saja dulu, Ali tidak papa Ust sendiri" ujar Ali.

Meski Ali begitu mengkhawatirkan Nissa, Namun Nissa sendiri juga enggan meninggalkan Ali, Nissa memilih untuk sejenak menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata, berharap setelah itu akan menjadi lebih baik.

Lagi-lagi bukan semakin membaik, justru Nissa merasakan sakit kepala yang terasa semakin berat dan menekan.

Ali pun tampak kebingungan, namun tidak dapat melakukan apapun, tidak ada yang bisa dia mintai tolong saat ini.

Setelah beberapa saat berfikir, Ali pun mendapatkan sebuah ide, dengan menekan tombol emergency berharap akan ada perawat atau petugas kesehatan yang datang.

Benar saja tidak butuh waktu lama , seorang perawat laki-laki datang menemuinya, dan menanyakan keluhan pada Ali.

Namun berhubung Ali tidak sedang mengalami keluhan apapun, Ali meminta tolong pada sang perawat untuk memanggilkan dokter Tama.

Tidak butuh waktu lama , setelah perawat laki-laki sebelumnya keluar, dokter Tama pun muncul dengan wajahnya yang tampak panik.

Masih mengenakan setelah ruang operasi, lengkap dengan penutup kepala, tentu setelah menyelesaikan sebuah operasi. Dokter Tama buru-buru menemui Ali.

Sama halnya dengan perawat sebelumnya, dokter Tama pun juga menanyai Ali apa yang terjadi pada dirinya.

"Maaf dok membuat Dokter khawatir"

"Tidak masalah Ali, Ada apa ?"

"Bukan saya dokter"

"Lalu ?" tanya Tama dengan mengerutkan keningnya.

"Ustadzah Nissa dok, sebelumnya mengeluhkan kepalanya sakit, saya memintanya untuk pulang tapi beliau menolak, Tapi entah mengapa sejak beberapa saat yang lalu ustadzah hanya diam saja" panik Ali.

"Saya takut terjadi sesuatu dengan Ustadzah Nissa dok" tukas Ali lagi.

Tidak butuh waktu lama , Tama pun menghampiri Nissa yang kini tengah duduk bersandar di sofa. Memastikan kondisi Nissa, benar saja nyatanya Nissa tengah dalam kondisi tak sadarkan diri.

Seketika Tama pun larut dalam kepanikan.

"Ali tetap di sini ya, saya akan memeriksa Nissa"

"Baik dok " jawab Ali

Tidak menunggu lama, Tama menarik kursi roda yang biasa Ali gunakan untuk terapi, membopong tubuh ramping Nissa ,dan mendudukkannya disana, mendorong dengan kecepatan penuh menuju ruangannya.

Di titik ini Tama baru menyadari jika seharusnya dia membawa Nissa UGD , Bukan ke ruangannya. Namun otaknya terlalu pendek untuk berfikir ke sana, hanya ruang kerja nya lah yang dapat dia pikirkan.

Setelah mendorong kursi roda dengan tenaga dalam tentunya, Tama sampai juga di ruang nya, namun kini lagi lagi justru dia di buat kebingungan, rasa canggung seketika muncul tatkala Tama bimbang untuk membuka kerudung Nissa.

Nalurinya mengatakan tidak, namun jiwa dokter nya meminta dia melakukanya.

Ceklek.

Pintu terbuka tanpa ketukan sebelumnya, disusul kemunculan Inara yang berdiri tepat di ambang pintu.

"Kebetulan kamu kesini" panik Tama

"Ada apa ?" bingung Inara dengan sikap Tama.

Bukan menjawab pertanyaan Inara , Tama justru menarik tangan Inara hingga dia masuk kedalam ruang periksa, disana terbaring sosok Nissa, dengan wajah begitu pucat.

"Kau apakan dia !!" Ketus Inara.

"Hei, aku tidak melakukan apapun, Dia pingsan !" jawab Tama yang tidak menerima tuduhan Inara.

"Aku meminta mu memeriksa nya"

"Kenapa tidak kau lakukan sendiri?" ujar Inara.

"Tidak, aku tidak yakin membuka kerudungnya" tegas Tama.

Ucapan Tama tentu cukup membuat Inara lantas berfikir berulang kali, Tama yang dia kenal selalu profesional dalam pekerjaannya, kini harus bimbang dalam melakukan tindakan hanya karena sebuah kerudung. Sungguh diluar dugaan Inara.

"Hanya kerudung tam !"

"Lakukan saja apa yang ku perintahkan!" ucap Tama dengan nada sedikit meninggi.

Entah karena sebab apa , Tama begitu tidak yakin untuk sekedar menyibak kerudung yang di kenakan Nissa. Tama memilih keluar dan menunggu di meja kerjanya, selama Inara memeriksa Nissa.

Meski dengan perasaan berkecamuk, namun pada akhirnya Inara memeriksa Nissa, menempelkan stetoskop yang selalu dia tenteng kemana-mana, dan memastikan kondisi Nissa.

"Bagaimana ?" tanya Tama dengan wajah penuh kekhawatiran

Lagi-lagi Inara kembali dibuat bingung dengan sikap Tama, bukan saudara, namun Tama begitu mengkhawatirkan nya.

Tidak langsung menjawab pertanyaan Tama, meski Inara jelas tahu kepanikan di wajah Tama.

"Siapa wanita itu ?"

Bukan memberi penjelasan perihal kesehatan Nissa , justru Inara balik bertanya pada Tama.

"Ceritanya panjang Ra, sekarang bagaimana keadaanya ?" tanya Tama lagi masih dengan wajah panik nya.

Sejujurnya Inara begitu kesal dengan Tama yang selalu mengabaikan dirinya, padahal ini merupakan kali pertama keduanya bertemu kembali setelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa.

"Dia. Dia baik-baik saja"

"Hanya kelelahan, dan sepertinya kurang istirahat"

"Setelah makan dan meminum suplemen, dia akan segera pulih" tutur Inara dengan suara datar nya.

Mendengar hal itu, Tama sedikit lega, setidaknya penjelasan Inara masuk akal, karena memang yang tergambar di benak Tama juga persis seperti itu.

"Syukurlah" ucap Tama.

Sejak dulu sampai sekarang Tama tidak pernah berubah dalam pandangan Inara, tetap tampan dan mempesona, hanya otot-otot bisep nya yang tampak lebih berisi, hingga menonjol di balik baju yang dia kenakan.

Cukup menggoda bagi Inara yang memang sejak lama telah menaruh hati pada Tama.

"Sore ini kau ada waktu, aku ingin sekali mengajak mu ke tempat biasa dulu kita kumpul" ajak Inara.

"Akan Aku usahakan"

"Kenapa begitu ?"

"Maksut mu ?" Tanya Tama

"Kau tidak pernah menolak sebelumnya jika aku memintamu berkumpul, lagi pula disana akan ada banyak teman kita nanti" ucap Inara dengan sedikit kesal.

"Aku tidak menolak Ra !, hanya saja ini berkaitan dengan Tanggung jawab Ra"

"Tanggung jawab !, dulu kau selalu bisa melakukanya !" ketus Inara

"I see, tapi dulu dan sekarang jelas berbeda. Dulu tanggung jawab kita hanya berkaitan dengan kampus. Tapi sekarang ?, Tanggung jawab kita adalah Manusia Ra !. Nyawa" Tegas Tama.

"Tapi aku tetap berharap kau datang !"

"Akan aku usahakan " jawab Tama masih sama dengan sebelumnya.

Merasa kesal dengan jawaban Tama, Inara memilih pergi meninggalkan ruang kerja Tama.

***

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

ada apa dengan Nissa? ada apa dengan Tama?

2023-08-16

4

Yani

Yani

Dih maksa

2023-08-16

2

Una_awa

Una_awa

masih nyimak 😁

2023-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!