...Jangan suka memaksa, ikuti saja Alurnya, karena terkadang sesuatu yang dipaksa tidak akan baik pada akhirnya....
...🍁...
Setelah rencana pemaksaan yang begitu kuat dari Bu Sisca, akhirnya Nissa menerima ajakan keluarga tersebut untuk bergabung dengan mereka.
Sejujurnya bukan ingin menolak, hanya saja Nissa merasa canggung dan tidak enak hati ketika harus selalu bertemu dengan Tama.
Tentu masih segar di ingatan Nissa dimalam saat keluarganya tengah dalam situasi sulit, Tama datang dan menjadi penolong dari kesulitan keluarganya, dengan begitu berani Tama mengambil alih semua permasalah keluarganya. Tidak tanggung-tanggung nyatanya Tama menutup mulut Ustadz Furqon dengan uang 2M yang merupakan permintaanya.
Tidak hanya sampai di situ , Nissa juga jelas sangat mengingat ketika Tama dengan lantang memberikan peringatan pada Ustadz Furqon dan putranya untuk tidak lagi mengganggu Nissa dan keluarganya , karena Tama akan segera melamarnya.
Sejujurnya Nissa juga tidak ingin berharap banyak, terlebih mengingat ucapan Tama saat itu mungkin saja hanya untuk membuat keluarga ustadz Furqon tidak lagi mengganggu dan mengungkit permasalahan tanah pesantren.
Tidak banyak yang Nissa harapkan, karena memang situasi saat itu teramat sangat kacau, ketegangan terasa begitu kuat tatkala ustadz Furqon tidak memberinya pilihan lain selain mengganti rugi dengan uang sebesar 2M.
Bahkan Nissa sendiri saat ini tidak tahu bagaimana reaksi Pak Fajar dan Bu Sisca jika tahu perihal uang 2M itu, tentu reaksi tak terduga mungkin saja akan Nissa dapatkan.
Namun kenyataan yang tidak Nissa ketahui adalah Kedua orang tua Tama telah mengetahuinya.
Bu Sisca lantas menggandeng tangan Annisa untuk masuk kedalam mobil mewah milik Tama, dengan keduanya Duduk di bagian penumpang, sementara Tama dan Pak Fajar duduk di bagian depan.
Jelas jika mereka terlihat sangat bahagia, terlebih Tama yang tak sedikitpun melepaskan pandanganya dari sosok anggun Nissa, sosok yang kini dia yakini adalah bidadari dalam perwujudan nyata.
Nyatanya sakit hati yang Tama rasakan sebelumnya hilang begitu saja sejak kehadiran Nissa, meski saat ini bukan siapa siapa bagi Tama, setidaknya keduanya memiliki kesamaan dalam hal cinta, untuk selanjutnya bisa selalu bersama. Dan tentu itu lah yang menjadi harapan Tama.
Kebahagiaan yang baru saja di rasakan oleh Tama, tentu tak luput dari pasang mata yang telah menatap keakraban diantara mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Yah, Benar saja Inara telah mengamati interaksi antara mereka, dengan tangan yang terkepal, seolah dia begitu tidak menyukai hal itu. Sedih, marah, dan kecewa itu lah yang kini Inara rasakan.
Sungguh apa yang dia pikirkan sebelumnya, terpatahkan begitu saja setelah melihat sikap baik orang tua Tama yang begitu ramah terhadap Nissa.
Bayangan akan pendekatan yang mudah untuk di lakukan nyatanya akan terasa sulit, namun bukan berarti tidak mungkin bagi Inara untuk kembali merebut hati Tama dan keluarganya.
Inara mengusap kasar lelehan air mata yang sebelumnya sempat membasahi pipi nya, terbersit sebuah senyum kecil di wajah cantiknya.
***
Bukan Bu Sisca namanya jika tidak dapat bersilat lidah, memanfaatkan keadaan untuk Nissa bisa semakin dekat dengan sang putra.
Nyatanya yang rencana awal akan mengantarkan Nissa kini justru mereka mengajak Nissa untuk makan siang terlebih dahulu, banyak tempat yang akhirnya menjadi tempat persinggahan mereka sebelum benar-benar mengantarkan Nissa pulang.
Tidak sampai di situ, nyatanya saat ini bukan jalan menuju rumahnya yang mereka lewati, entah saat ini mereka akan membawa Nissa kemana, Nissa sudah tidak sanggup untuk kembali menolak, pasalnya Bu Sisca selalu memenangkan setiap penolakan dari Nissa, dan berakhir pada Nissa yang mau tidak mau harus menuruti kemauannya.
"Yuk kita turun" ajak Bu Sisca. Dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Nissa
Nissa yang baru saja turun dari mobil , kini mengedarkan pandanganya menatap tempat dirinya kini berada, sebuah rumah megah dengan cat berwarna putih bersih, dengan taman-taman yang begitu luas di bagian latar depan, samping dan belakang.
"Yuk masuk , Ini Rumah Tante , Tapi Tama yang tinggal di sini " ucap Bu Sisca menjelaskan.
Annisa tampak menganggukkan kepala. Belakangan dia ketahui jika dua orang tua Tama tidak menetap di Indonesia, keduanya lebih memilih tinggal di Malaysia karena pekerjaan yang memang berada di sana.
Sungguh sebuah istana yang cukup sepi jika hanya di huni oleh satu orang saja. Beruntung Tama banyak di temani oleh para pelayan.
Kedatangan Nissa di sambut baik oleh para pelayan. Nissa dan Bu Sisca berjalan beriringan dengan Tama dan pak fajar yang menyusul dari belakang.
Mereka tampak akrap dan sangat serasi, tak ubahnya sebuah keluarga kecil dengan orang tua, anak dan menantu nya.
"Maaf Bu , Boleh Nissa menumpang sholat ?" tanya Nissa yang sedari tadi gelisah karena belum menjalankan sholat Dzuhur.
"Oh iya , maaf sayang,Tante sampai lupa karena keasyikan mengobrol"
Setelah permintaan Nissa tersebut, Bu Sisca memerintahkan pegawainya untuk menyiapkan sajadah dan mukena untuk Nissa sholat, meski sebenarnya Nissa selalu membawa mukena kemanapun dia pergi, sejujur nya dia hanya membutuhkan tempat saja, namun Nissa selalu dengan sopan menerima semua kebaikan Bu Sisca.
Sementara Bu Sisca, Pak fajar , dan tentu Tama tengah duduk manis di ruang tamu, Nissa memilih segera melaksanakan sholat di kamar tamu yang sebelumnya telah di siapkan oleh pelayan.
"Hem, setelah ini jangan lupa kamu harus berikan mama hadiah !!" sindir Bu Sisca pada sang putra
Bukan tanpa alasan Bu Sisca mengatakan hal itu, bagaimana tidak sedari tadi Tama tidak pernah melepaskan senyum di wajahnya, kesal rasanya jika ingat pagi tadi Tama memintanya untuk membantu dalam bentuk doa.
Doa sudah pasti, namun tindakan nyata juga harus di jalani, itu prinsip yang bi Sisca percayai.
"Oke oke mama memang Terbaik " ucap Tama dengan mengayunkan dia jempol tangganya pada sang mama.
Setelah ini mungkin Tama akan sangat memuji kemampuan sang mama dalam bidang meraih mangsa. Sejujurnya ini merupakan kemampuan yang sangat luar biasa, dan nyatanya Tama pun baru menyadari nya.
"Maaf Pak Tama di luar ada tamu " ucap seorang pelayan yang menghampiri ketiganya
"Siap ?"
"Kurang tahu Pak, tapi perempuan" jawabnya.
"Suruh masuk saja mba" jawab Bu Sisca.
Setelah mendapatkan persetujuan, pelayan tersebut pun kembali keluar untuk membawa tamunya masuk.
"Siang Tante Sisca, Om Fajar !!"
Suara melengking yang seketika membuat ketiganya tampak kaget, kedatangan Inara yang tiba-tiba cukup membuat ketiganya saling pandang.
"Inara , Ya Allah ternyata kamu ?" sapa Bu Sisca dengan ramah.
"Iya Tante , Ini Tante Ina bawakan Pay kesukaan Tante lhoo" ucap Inara dengan nada manja nya.
"Wah Terima kasih Lo, malah ngerepotin"
"Nggak Tante Ina seneng kok"
Setelah menerima hadiah dan oleh oleh dari Inara, Bu Sisca meminta pelayan nya untuk membawa masuk buah tangan Inara tersebut, dan setelah ya meminta pelayan untuk menyajikan dalam piring-piring serta membuatkan minuman untuk para tamu nya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
pd mu mba..... jatuh itu sakit bgt looo
2023-10-08
1
Yani
Inara pede banget
2023-08-30
3
Eny Hidayati
lha ini ... kasihan Nissa karena sudah pasti dituding macam-macam sama Inara...
2023-08-16
2