BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama

...Simpan, diam, dan rasakan, karena tidak semua hal dapat kau utarakan...

...🍁...

Pagi ini Nissa tengah begitu sibuk mengemas,dan merapikan barang-barang milik Ali yang selama di rumah sakit dia pergunakan.

Memastikan semua barang bawaan tidak ada yang tertinggal. Termasuk beberapa buku dan tugas-tugas yang tetap berusaha Ali kerjakan meski berada di rumah sakit.

"Ali sudah siap ?"

"Sudah Ust"

"Baiklah, Ust tinggal sebentar ya, Ust mau selesaikan administrasi nya dulu, Ali tunggu di sini" titah Nissa

"Baik Ust"

Tidak menunggu waktu lama, setelah itu Nissa pun bergegas menuju lantai satu, Temat dimana bagian administrasi rawat inap maupun rawat jalan berada, tentu untuk menyelesaikan administrasi selama Ali melakukan perawatan.

Tidak sampai 5 menit Nissa telah sampai di bagian ruang administrasi, lumayan ramai, karena memang sepertinya banyak juga pasien rawat inap lain yang akan pulang hari ini.

"Pasien atas nama Ali Ibrahim !" panggilan dari seorang petugas administrasi rumah sakit setelah beberapa saat Nissa menunggu.

Mendengar hal itu lantas Nissa pun bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri sang petugas.

"Iya, saya yang bertanggung jawab atas pasien Ali Ibrahim"

"Ini Bu semua rincian biaya Pasien Ali semala Perawatan di rumah sakit" ujar sang petugas dengan ramah.

Setelahnya sang petugas menyodorkan kertas kecil berukuran panjang yang bertuliskan rincian biaya apa saja yang di jalani Ali selama di rumah sakit.

Nissa pun menajamkan penglihatannya menatap satu persatu tulisan, setiap bagian terasa asing bagi Nissa yang memang tidak begitu faham tentang medis, namun Nissa jelas paham setiap tindakan dan obat-obatan di sana bertuliskan angka-angka yang tidak sedikit.

"Astagfirullah"

Benar saja pada bagian pojok kanan bawah bertuliskan angka Rp. 175.000.000.

Refleks Nissa menutup mulutnya dengan satu tangan, menatap tidak percaya pada kertas yang dia pegang. Hingga untuk sesaat Nissa hanya dapat menarik nafas panjang, dan kembali berusaha menguasai dirinya.

Dari total rincian yang Nissa pahami memang jumlah sebanyak itu mulai dari tindakan operasi, pemeriksaan laboratorium, perawatan, terapi setiap Hari, dan tentunya harga kamar yang cukup fantastis, karena sebelumnya Tama menempatkan Ali pada ruangan terbaik di rumah sakit tersebut.

"Maaf. Em. Ini benar total rincian biaya nya sekian?" tanya Nissa yang masih merasa tidak percaya.

"Betul Bu " jawab sang petugas dengan ramah.

Nissa tampak menganggukkan kepalanya dengan senyum pasi.

"Ibu tidak perlu khawatir, semua biaya tersebut telah di cover oleh dokter Tama" ujar sang petugas.

"Apa ?"

"Dokter Tama ,Semuanya ?" Batin Nissa dalam hati

"Benar Bu , Dokter Tama telah membayarkan semua biaya perawatan"

"Alhamdulillah . Jadi begitu ya Bu, baiklah kalau begitu terima kasih " ucap Nissa

Setelah menerima penjelasan yang cukup menohok dari pihak rumah sakit, Nissa pun menerima amplop berukuran besar, yang berisikan tidak hanya rincian biaya, namun juga hasil-hasil pemeriksaan Ali ada juga di dalam map tersebut.

Sejenak Nissa merasa tenang, karena berkaitan dengan urusan administrasi telah selesai.

Namun meski begitu kini justru Nissa merasa tidak enak hati, karena bagaimana pun Ali merupakan tanggung jawab pesantren, dan kecelakaan yang terjadi juga tentunya bukan murni dari kesalahan Tama semata.

Hal ini membuat Nissa harus segera menemui Tama, tidak mungkin Nissa mengabaikan begitu saja, terlebih tidak sedikit biaya yang harus Tama keluarkan untuk pengobatan Ali.

***

Tok tok tok.

Dengan ragu Nissa mengetuk pintu kaca di hadapannya.

"Masuk !"

"Assalamualaikum dok" sapa Nissa yang kini telah berdiri tepat di ambang pintu ruang kerja Tama.

"Wa Waalaikumsalam, Silahkan masuk" ujar Tama sedikit terkejut dengan kedatangan Nissa.

"Silahkan duduk" ucap Tama dengan ramah.

Mendengar hal itu Nissa pun bergegas menempatkan dirinya untuk duduk di kursi tepat di hadapan Tama.

"Maaf dok, mengenai biaya perawatan Ali"

Belum juga Tama menanyakan maksut dan tujuan Nissa datang menemui nya, Nissa lebih dulu menyampaikan maksut dan tujuannya.

"Ya"

Jawab Tama singkat dengan menatap wajah cantik Nissa , dan hal itu tentu membuat Nissa merasa tidak nyaman.

Meski begitu gugup berhadapan dengan Tama, namun Nissa tetap menyampaikan apa yang seharusnya keduanya bicarakan saat ini.

Tentu mengenai pembagian beban biaya perawatan Ali , yang juga akan di tanggung oleh pesantren, sehingga Tama pun tidak akan terlalu terbebani dengan banyaknya biaya yang harus di keluarkan.

"Tidak perlu, itu sudah menjadi tanggung jawab ku Nissa" ucap Tama dengan begitu santainya.

"Tapi pak dokter , Semua yang terjadi tidak hanya kesalahan pak dokter"

"Pak ?" Ulang Tama dengan mengerutkan keningnya

Mendengar pertanyaan Tama yang tentunya melenceng dari topik sebelumnya, Nissa agaknya merasa sedikit tidak enak hati, takut jika memang dia telah salah berucap.

"Maksut pak dokter ?"

"Astaga !!" batin Tama dalam hati

"Apa aku terlihat setua itu menurutmu ?"

"Tidak juga"

"Lalu kenapa kau memanggilku Pak!" tanya Tama

"Bukankah setiap Asien yang datang juga memanggil anda pak !" jelas Nissa

Mendengar penjelasan Nissa , jujur Tama merasa memang ada benarnya juga, karena semua pasien memanggilnya demikian, tapi kenapa ketika Nissa yang memanggilnya demikian, seolah terasa berbeda, dan Tama tidak begitu menyukainya.

"Em. tidak tidak, hanya saja sepertinya sedikit aneh"

"Oh ya ?" Tanya Nissa . Tama pun menganggukkan kepala dengan senyum nyengir.

Mendengar protes yang dilayangkan oleh Tama , Nissa hanya tersenyum kecil. Meski begitu menurut pandangan Nissa, kata pak itu begitu cocok bagi dia yang memang seorang dokter.

Keduanya tampak canggung setelah perbincangan singkat, tentu karena hal itu membahas hal lain, karena tujuan awal Nissa memang untuk bernegosiasi dengan Tama.

Sejenak pandangan Nissa menangkap selembar kertas yang berada di atas meja kerja Tama.

"Itu !" monolog Nissa dalam hati.

"Ada apa ?" tanya Tama yang tampak menangkap perubahan wajah dari Nissa

"Tidak ada dok, maaf "

Mendengar jawaban Nissa,Tama hanya menganggukkan kepala, seolah mempercayai ucapan Nissa, meski sulit rasanya untuk di percaya.

Kini keduanya kembali membahas masalah sebelumnya. Dan tentu keputusan akhir dari Tama adalah menolak bantuan dari pesantren, karena dari awal Tama sudah mendeklarasikan jika dia yang akan bertanggung jawab pada Ali hingga sembuh.

"Apa kalian sudah selesai berkemas ?" tanya Tama

"Alhamdulillah sudah dok"

"Aku akan mengantar kalian"

"Tidak usah dok, kami bisa pulang sendiri , dokter juga pasti sedang sibuk" tolak Nissa

"Tidak , tidak masalah , tunggulah sebentar lagi aku akan mengantar kalian" ujar Tama dengan merapikan beberapa kertas di meja kerja nya.

Brak !!

Suara pintu yang terbuka dengan paksa, tanpa adanya ketukan atau kata permisi sebelumnya, tentu hal itu cukup membuat keduanya kaget.

Pintu pun terbuka, menampilkan sosok Inara di ambang pintu dengan senyum manis menghiasi wajah cantiknya.

"Upss. Maaf aku pikir tidak ada orang" ucap Inara dengan tidak enak hati.

"Inara, tidak bisakah kau mengetuk sebelumnya" protes Tama

"Maaf " rengek Inara dengan menangkupkan tangannya di dada.

Mendadak suasana menjadi berbeda, Begitu juga Nissa yang tentu merasa tidak nyaman berada diantara dua sahabat yang mendadak menjadi canggung karena kehadirannya.

***

Assalamualaikum Reader Fillah kesayangan Author.

Sudah sampai di bab ini, yuk kasih semangat buat author ya, Agar semakin semangat menyuguhkan bab baru.

Untuk semua Like, komen,subscribe, Pemutar iklan, dan vote. Author Ucapkan banyak terima kasih .

Semoga Readers semua selalu mendapatkan kemudahan dalam segala hal. 🙏🙏🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Nartadi Yana

Nartadi Yana

di cerita Maryam bill tagihan diantar ke ruang Ali dirawat dan tidak ada inara

2024-03-21

0

hanif mufakih

hanif mufakih

ko crita nya beda sama di cerita Mariam pas nyeritain Tama sama Nisa nya kk

2023-10-26

2

Yani

Yani

Ttp semangat thor 💪💪💪🌹🌹🌹

2023-08-29

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!