BAB 10. Tingkah Absurd

...Wanita itu Pemaaf, Namun Bukan Berarti dia Pelupa. Boleh jadi kamu Telah berhenti menyakitinya. Tapi bukan berarti Dia sudah Bisa bahagia. Sebagian mungkin dapat Mencapai Ikhlas dan Menerima. Namun ingat , Sebagian lain mungkin akan tetap memendam Luka selama Hidupnya....

...🍁...

Di waktu yang sama Tama tengah bingung mencari keberadaan orang tuanya. Baru juga satu minggu keduanya tiba di Indonesia namun sudah ada saja Keusilan yang keduanya lakukan.

Ponsel kedua orang tuanya nyatanya juga tidak lah aktif, hal itu tentu menambah kepanikan dalam diri Tama, bukan tanpa alasan, orang tuanya jarang sekali pulang ke Indonesia setelah keduanya menetap di Malaysia.

Namun kini keduanya pulang tiba-tiba tanpa memberi kabar dan membuat Tama harus berpikir keras mengenai tujuan orang tuanya mengunjunginya.

Bahkan supir yang sebelumnya mengantarkan Orang tuanya juga telah kembali ke kediaman Tama, sementara dia pun tak mengetahui kemana perginya kedua orang tua nya.

Lagi-lagi Tama harus khawatir mengetahui jika papa nya sendiri lah yang kini mengemudikan mobil. Tentu itu bukan perkara baik, terlebih sang papa mungkin telah begitu lama tidak berkendara di jalanan Indonesia.

Mungkin jika kedua orang tuanya tidak sedang dekat dengan dirinya makan tidak akan se panik itu Tama mencari nya, namun kini keduanya di Indonesia, sementara sedetikpun seolah Tama tak pernah melihat dua orang tuanya berada di rumah, sejujurnya kemana keduanya pergi Tama pun tidak mengetahuinya.

Terakhir kali mereka bertemu ketika berada di restoran tepat dimana Tama di pertemukan dengan Nissa, dan setelah itu orang tua Tama pergi melanglang entah kemana, setelah sebelumnya menaruh koper di kediaman Tam, dan tentu pulang saat Tama tengah berada di rumah sakit.

Sementara Tama tengah kebingungan mencari keberadaan dua orang tuanya, justru Pak fajar dan Bu Sisca tengah khusyuk mendengar ceramah dalam majlis ustadz Hamzah.

Hingga tanpa di sadari oleh keduanya waktu telah menunjukan pukul 19.45.

***

"Bagaimana kau menemukannya ?" tanya Tama pada seseorang di ujung telepon.

Seseorang yang sebelumnya di utus Tama untuk melacak keberadaan orang tuanya, kini telah memberikan informasi jika keduanya tengah berada di Pesantren ustadz Hamzah.

Setelah mendapatkan informasi panjang lebar dari orang suruhannya, Tama tampak lega namun sejujurnya dia juga merasa kesal.

Tentu Tama sangat mengetahui jika kini orang tuanya tengah merencanakan sesuatu. Cepat-cepat Tama menyusul dua orang tuanya ke pesantren sebelum membuatnya semakin malu.

Setelah berkendara kurang lebih 25 menit, tibalah Tama di depan pesantren ustadz Hamzah. Terdengar speaker masjid yang masih jelas memberikan tausiah selepas sholat isya.

Dan kini Tama jelas tahu dimana keberadaan dua orang tuanya tersebut. Tama pun berjalan dengan langkah cepat menuju tempat dimana orang tuanya berada.

"Astaga !!"

Kaget Pak fajar mendapati Tama telah duduk di sampingnya.

Namun bukan senang telah menemukan sang papa, justru Tama menampakkan raut wajah kesalnya.

"Kau mengagetkan saja Tam, sejak kapan kau di sini ?" tanya pak fajar lagi dengan enteng

Tama hanya mendengus kesal, mendengar pertanyaan sang papa nya.

"Seharusnya Tama pah yang tanya, sejak kapan papa dan mama disini ?"

Mendengar pertanyaan sang putra pak fajar hanya dapat tersenyum geli, nyatanya putranya tidak jauh berbeda dengan dirinya, otak encernya selalu dapat menebak isi kepala orang lain.

Keduanya tampak asyik terlibat perdebatan kecil , hingga tidak menyadari tempat keduanya berada tentu lah masih di dalam majlis.

Beberapa pasang mata santri seolah menatap kearah mereka, semacam memberi tahu jika bukan tempat yang tepat untuk berdebat.

***

"Nissa , kapan-kapan main ya ke rumah Tante"

"Tante tidak lama di Indonesia" ucap Bu Sisca

"InshaAllah Bu" jawab Nissa dengan tersenyum manis.

Nissa masih saja memanggil orang tua Tama dengan Sebutan Ibu dan Bapak, Meski Bu Sisca memintanya memanggil Om dan Tante, hal itu agar terdengar akrab, namun Nissa merasa cukup segan dengan dua orang tua Tama tersebut.

Terlebih setelah Nissa tahu jika orang tua Tama merupakan pengusaha sukses di bidang tambang Nikel yang kini tengah menetap di Malaysia, sementara kedatanganya ke Indonesia diketahui Nissa hanya untuk menemui sang putra, dan itu hanya sesekali saja tentunya.

"Eh tapi kalau kamu mau jadi mantu Tante mungkin Tante sedikit lebih lama di Indonesia"

"Astaga Ma !!" batin Tama dengan mengusap kasar wajahnya

Lagi dan lagi Bu Sisca mengintervensi Nissa. Meski kedua orang tua Nissa yang juga berada di sana tidak keberatan, namun Tama justru merasa sangat malu.

Sungguh adegan ini cukup membuat Tama ingin menghilang untuk sesaat, bagaimana orang tuanya begitu memperlihatkan ketertarikannya pada Nissa, hingga sang mama pun juga selalu menempel pada Nissa.

Tidak hanya sampai di situ saja, nyatanya orang tuanya juga selalu mengatakan jika Tama sudah terlalu matang dan butuh segera seorang pendamping, Segala mengatakan jika ingin segera memiliki menantu dan menimang cucu. Tama merasa harga dirinya jatuh begitu saja, seolah dirinya tidak laku, hingga harus dua orang tuanya turun tangan mencarikan jodoh.

Tama beserta dua orang tuanya tengah berpamitan pada Nissa, Ustad Hamzah serta Ummi Fatimah. Meski sejujurnya pak Fajar dan Bu Sisca masih betah mengobrol, namun Tama selalu memaksa untuk segera pulang.

Sementara Supir yang sebelumnya juga Tama ajak, kini tengah membawa mobil milik orang tua Tama, sementara Pak fajar dan Bu Sisca bersama Tama dalam satu mobil.

Hening.

Menyadari kekonyolan tak terduga sebelumnya, Tama hingga tak lagi dapat berkata-kata dengan tingkah absurd kedua orang tuanya yang begitu menginginkan seorang menantu dan juga cucu.

Begitu juga dengan pak Fajar dan Bu Sisca seolah paham jika Tama sedang kesal, keduanya tampak hanya saling melemparkan pandangan.

"Mama sama papa ngapain sih ke sana ?"

"Ngaji Tam , masak Mancing " celetuk Bu Sisca

Tama hanya menggelengkan kepala dengan jawaban yang terdengar sekenanya.

Tidak hanya Tama saja yang sejujurnya merasa kesal, Bu Sisca pun juga begitu merasa kesal dengan sang putra yang selalu saja beralasan untuk menikah.

Namun yang tidak di ketahui orang tua Tama adalah nyatanya Tama pun juga telah berusaha mendapatkan pendamping, hanya saja sebelumnya dia selalu di tolak, Tama hanya gengsi mengatakan hal itu pada orang tuanya.

"Lagian Tam kamu ngapain kasih uang 2 M ? "

Deg.

Mendengar pertanyaan sang mama, seketika dua bola mata tampak membulat sempurna hingga terasa akan lepas dari tempatnya.

"Ma - mama tahu dari mana ?" lirih Tama.

Sejujurnya uang yang sebelumnya diberikan Tama pada ustadz Hamzah adalah sepenuhnya miliknya dan tentu hasil kerja kerasnya, namun salahnya Tama tidak mengatakan sebelumnya pada dua orang tuanya.

"Kalau di tanya itu jawab Tam, Bukan ngeles " ketus Bu Sisca kesal.

"Ceritanya panjang ma" Ucap Tama penuh sesal.

Tama menyadari kesalahannya, sejujurnya memang seharusnya dia mengatakan hal itu terlebih dahulu pada kedua orang tuanya.

Namun bukan marah Pak fajar dan Bu Sisca hanya saling pandang melihat sang putra yang merasa bersalah.

"Seharusnya kamu kasi lebih tam !. Jangan cuma 2 M ! Kasih lah lebih buat Nissa !"

Sontak ucapan menohok Bu Sisca membuat Tama tak habis pikir.

"Kalau kamu kasih lebih pasti Nissa langsung mau tuh nikah sama kamu Tam Tam !!" ejek Bu Sisca

Lagi-lagi Tama dibuat tak percaya dengan ucapan mama nya, setelah sebelumnya dia berfikir jika mama nya akan marah atas tindakan nya, nyatanya justru keduanya mendukung dan justru menyarankan untuk memberi lebih.

Meski terdengar pula ejekan yang seolah menyatakan betapa dirinya tidak memperhitungkan secara matang perihal uang pemberian nya.

"Nissa dan keluarganya tidak seperti itu ma"

Jelas saja kalaupun Tama memberikan lebih tentu Nissa dan keluarganya akan menolak. Tidak menutup kemungkinan justru akan berfikir lain.

Mereka bukan keluarga yang harus akan harta dan tahta, Bahkan Nissa saja merasa sungkan atas uang 175 juta yang dia berikan untuk pengobatan Ali.

Mengingat itu membuat Tama menyunggingkan senyum dengan di iringi gelengan kepala. Betapa sosok yang juga dia tengah incar saat ini juga begitu di kagumi oleh kedua orang tuanya.

***

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Gerecep bu ,pak , lamar Nissa

2023-08-30

3

Eny Hidayati

Eny Hidayati

lucu bener kedua orang tua Tama

2023-08-16

2

imhe devangana

imhe devangana

seingtku di crt sebelah nissa langsung dilamar sm mama nya tama stlh pertemuan direstoran & diantr plng. lgian sblmnya tama jg sdh lamar nissa sblm orng tuanya dtng ke indonesia. knp jdnya crt yg skrng ngk sm yg di sblh

2023-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!