BAB 6. Salah Paham

...Jadilah Orang Baik, Meski Kau tak diperlakukan Dengan Baik...

...🍁...

Tidak ingin semakin membuat Inara dan Tama canggung, Nissa pemulihan untuk segera pergi meninggalkan ruang kerja Tama.

"Maaf dok, sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu kita bahas, Saya permisi dok" ucap Nissa dengan sopan

"Tapi masih ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan"

"Em. jika bukan berkaitan dengan Ali. Mungkin bisa kita bicarakan lain waktu dok " ujar Nissa dengan merapikan kembali map yang sebelumnya dia bawa. Sempat ingin dia tunjukan pada Tama, namun nyatanya Tama menolak bantuan dari pesantren.

Melihat interaksi antara Nissa dan Tama jujur Inara yang juga berada di sana merasa di abaikan oleh Tama.

"Tam . Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan !" sela Inara kemudian.

"Tidak bisakah kita membicarakan nanti ?" tanya Tama dengan mengerutkan kening.

"Tidak !"

Mendengar perdebatan kecil dua sahabat di hadapannya Nissa pun bergegas segera berlalu dari sana. Tidak mungkin bagi Nissa tetap disana meski Tama memintanya, sementara ada hal penting lain yang ingin Inara bicarakan dengan Tama.

"Permisi dok, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Tama singkat.

Tatapan Tama mengantarkan Kepergian nissa, seolah tidak rela jika Nissa pergi begitu saja, dan hal itu tentu dapat dengan jelas Inara ketahui.

"Hei.. Jaga matanya !" ketus Inara

Menyaksikan ekor mata Tama yang tidak sekalipun berkedip setelah kepergian Nissa.

"Hem" kesal Tama.

Setelah Nissa benar benar pergi meninggalkan ruangan tersebut, Tama pun segera menatap sang sahabat

"Ada apa ?, bukankah kau bisa mengabari ku sebelum kesini ?"

"Sejak kapan aku harus memberi kabar jika ingin menemu i mu ?"

"Bukankah sebelumnya juga selalu seperti ini ?,dan kau biasa saja ?, Kenapa sekarang aku harus memberi kabar ?"

"Apa semua ini karena gadis tadi ?"

Menyadari Inara tengah salah paham, buru-buru Tama memberikan penjelasan.

"Bukan Ra, bukan begitu, hanya saja jika itu pasien lain bagaimana ?"

"Mereka tentu tidak akan nyaman dengan kehadiranmu yang tiba-tiba mengagetkan mereka"

"Aku hanya ingin bekerja secara profesional ketika berhadapan dengan pasien " ujar Tama

"Ck. Profesional ?" gumam Inara lirih

Mendengar ucapan Tama , Inara begitu kesal dibuatnya sejak dirinya bersahabat dengan Tama, tidak sekalipun Tama memperlakukannya dengan kasar, menolak atau pun membentak, namun kini kenyataan berkata lain.

Seolah bukan Tama yang dia kenal dulu, hingga Inara tanpa sadar menitihkan air mata, entah karena sebab apa, Inara begitu cengeng dengan perubahan sikap Tama.

"Kau menangis ?"

Inara pun segera mengalihkan pandanganya dari Tama, tak ingin sahabatnya itu menganggapnya kekanak Kanakan hanya karena hal sepele.

"Maafkan aku, apa aku menyakiti mu ?"

Inara yang masih merasa sedih hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Kau banyak berubah" ucapnya kemudian.

"Tidak Inara, ini tidak seperti yang kau pikirkan, hanya saja apa yang baru saja kau lakukan tentu itu tidak benar" ujar Tama kembali mengingatkan.

Mendengar ucapan Tama, Inara hanya bergeming, seolah enggan memberikan tanggapan. Karena baginya Tama Memnag telah berubah, tidak lagi seperti Tama yang dulu dia kenal.

Tama yang selalu hangat dan menyenangkan, selalu mengutamakan dirinya, dan tidak pernah sekalipun menyakiti nya.

"Sudah lah, sebaiknya kau kembali, kita bicarakan lain waktu saja, karena aku juga ada beberapa tindakan emergency" ucap Tama

Tidak habis pikir lagi-lagi Inara merasa sangat kesal terhadap Tama, bukan menenangkan justru Tama kini tengah mengusir dirinya.

Tanpa berpamitan dan berkata apapun , Inara bergegas berlalu meninggalkan ruang kerja Tama dengan sedikit membanting pintu ruangan, dan hal itu tentu membuat Tama merasa kaget.

Tap tap tap.

Suara heels Inara yang masih terdengar sampai ke telinga Tama , meski sosok nya sudah tidak lagi tampak disana.

"Huft. Wanita" monolog Tama

Setelah kepergian Inara, seperti yang sebelumnya telah di ucapkan Tama, beberapa tindakan emergency telah menunggunya untuk segera mendapatkan penanganan.

***

Kegiatan hari ini cukup banyak, karena banyak pasien emergency yang harus Tama tangani, belum lagi operasi yang memakan waktu ber jam-jam lamanya.

Masih mengenakan setelah ruang OK Tama berencana menemui Ali untuk menanyakan kabarnya.

"Dok" Sapa salah seorang perawat yang menghampirinya

"Ya " Jawab Tama singkat.

"Maaf dok, tadi Bu Nissa menitipkan pesan jika dia telah pulang" ucap perawat tersebut dengan sopan.

Tama tampak mengerutkan dahi, menampakkan guratan halus di wajah tampannya.

"Pulang ?" Ulang Tama pada sang perawat.

Perawat tersebut menganggukkan kepala "Bu Nissa juga sempat menyampaikan permohonan maaf pada dokter" Ucap sang perawat lagi

Tama menjawab dengan anggukan kepala, dan bergegas memutar haluan menuju ruang kerjanya, mengingat Ali yang juga telah pulang.

"Ohya dok " panggil perawat itu lagi.

Tama berbalik dan mengangkat dagunya, isyarat menanyakan ada apa dia kembali memanggilnya.

"Ini ada titipan dari Bu Nissa" ucap Sang perawat, dengan menyodorkan selembar kertas yang telah di titipkan Nissa padanya.

Tama pun menerima kertas yang di berikan padanya "Terima kasih" Ucapnya kemudian.

Dan perawat tersebut menjawab dengan anggukan kepala.

***

Berjalan dengan langkah gontai, karena semalaman Tama tidak juga terpejam, hingga pagi tadi dirinya masih harus visit pada beberapa pasien di bangsal. hal itu cukup menguras energi dan tenaganya.

"Huh" Desah nafas Tama yang merasa lega, setelah membaringkan tubuhnya di atas kursi kebesaran di ruang kerjanya.

Tama meraih kertas yang sebelumnya dia terima dari Annisa yang di titipkan pada perawat, kemudian Membuka lembaran kertas tersebut.

"Assalamualaikum, Maaf dok jika saya lancang, Saya dan Ali pamit pulang , Terima kasih atas semua bantuan yang dokter berikan pada kami, Dan Sekali lagi maaf tidak mengatakan secara langsung .. Untuk informasi berkaitan dengan perkembangan kesehatan Ali , Dokter bisa menghubungi saya nanti di nomer ini. 081 *** *** *** *** "

Begitu kira-kira pesan singkat yang di tulis oleh Nissa pada Tama.

Melihat tulisan indah yang tengah dia baca, tanpa sadar Tama mengulas sebuah senyum manis di wajah tampannya.

Segera meraih handphone miliknya yang berada di dalam saku, dan menyalin nomor Nissa kedalam handphone miliknya.

Mendapatkan nomor handphone Annisa, Tama merasa saat ini dirinya sedang menang undian berhadiah.

Entah kenapa selama bersama Nissa , Tama tidak pernah memiliki keberanian meski hanya sekedar menanyakan berapa nomor handphone Annisa. Bagaikan pucuk di cinta Ulam Pun Tiba, ya begitulah hidup.

Sementara Tama tengah berbunga-bunga, Annisa justru sebaliknya.

Belum juga sampai rumah , Annisa harus menerima kabar tidak menyenangkan dari sang Abi.

"Ada apa ust ? , Ust baik-baik saja bukan ?" tanya Ali dengan sedikit khawatir

"Tenang saja Ali, InshaAllah ust baik-baik saja" jawab Nissa dengan mengulas senyum.

Bukan tanpa alasan Ali mengkhawatirkan ustadzah nya itu, karena sebelumnya Annisa sempat pingsan dan harus mendapatkan perawatan dari Tama.

***

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Kabar apa ya kira"?

2023-08-29

3

Eny Hidayati

Eny Hidayati

GUNDAH, NIS ..

2023-08-16

2

imhe devangana

imhe devangana

waktu terus berjalan inara, setiap orang akan berubah apa lg tama ngk punya rasa sm km jd ngk ush ter lalu mau di no 1 kan

2023-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2 BAB 2. Dokter Tama
3 BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4 BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5 BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6 BAB 6. Salah Paham
7 BAB 7. Pernikahan
8 BAB 8. Denis Dan Mahira
9 BAB 9. Orang Tua Tama
10 BAB 10. Tingkah Absurd
11 BAB 11. Nissa dan Inara
12 BAB 12. Siasat Bu Sisca
13 BAB 13. Tragedi 2M
14 BAB 14. Bijaksana
15 BAB 15. Lamaran Dadakan
16 BAB 16. Jawaban
17 BAB 17. Bucin
18 BAB 18. Kepanikan
19 BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20 BAB 20. Kedatangan Reza
21 BAB 21. Menjelang pernikahan
22 22. SAH !!!
23 BAB 23. Canggung
24 BAB 24. Paham Ilmunya
25 BAB 25. Bercanda Bersama
26 BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27 BAB 27. Permintaan Inara.
28 BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29 BAB 29. Mesra
30 BAB 30. Gagal Fokus
31 BAB 31. Hadiah
32 BAB 32. Meminta HAK !!
33 BAB 33. Pemanasan
34 BABA 34. Penyatuan
35 BAB 35. Meminta Lagi
36 BAB 36. Kenyataan
37 BAB 37. Rencana
38 BAB 38. Rencana Inara
39 BAB 39. Akhirnya
40 BAB 40. Kegiatan Pagi
41 BAB 41. Meminta Izin Abi
42 BAB 42. Pindah
43 BAB 43. Jihad Istri
44 BAB 44. Ingatan Tama
45 BAB 45. Pertengkaran
46 BAB 46. Tamu tak di undang
47 Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48 BAB 48. Tegang
49 BAB 49. Berfikir positif
50 BAB 50. Malam panjang
51 BAB 51. Harapan
52 BAB 52. Hasil
53 BAB 53. Tak Terduga
54 BAB 54. Kepanikan Tama
55 BAB 55. Akhir
56 ASMARANTIN
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 . Mengenang Kisah Annisa Khairunisa
2
BAB 2. Dokter Tama
3
BAB 3. Ada Apa Dengan Nissa
4
BAB 4. Pratama Wirayudha Sp.JP.
5
BAB 5. Perbincangan Nissa dan Tama
6
BAB 6. Salah Paham
7
BAB 7. Pernikahan
8
BAB 8. Denis Dan Mahira
9
BAB 9. Orang Tua Tama
10
BAB 10. Tingkah Absurd
11
BAB 11. Nissa dan Inara
12
BAB 12. Siasat Bu Sisca
13
BAB 13. Tragedi 2M
14
BAB 14. Bijaksana
15
BAB 15. Lamaran Dadakan
16
BAB 16. Jawaban
17
BAB 17. Bucin
18
BAB 18. Kepanikan
19
BAB 19. Nasihat Ustadz Hamzah
20
BAB 20. Kedatangan Reza
21
BAB 21. Menjelang pernikahan
22
22. SAH !!!
23
BAB 23. Canggung
24
BAB 24. Paham Ilmunya
25
BAB 25. Bercanda Bersama
26
BAB 26. Perhatian Kecil Tama
27
BAB 27. Permintaan Inara.
28
BAB 28. Kekhawatiran Nissa
29
BAB 29. Mesra
30
BAB 30. Gagal Fokus
31
BAB 31. Hadiah
32
BAB 32. Meminta HAK !!
33
BAB 33. Pemanasan
34
BABA 34. Penyatuan
35
BAB 35. Meminta Lagi
36
BAB 36. Kenyataan
37
BAB 37. Rencana
38
BAB 38. Rencana Inara
39
BAB 39. Akhirnya
40
BAB 40. Kegiatan Pagi
41
BAB 41. Meminta Izin Abi
42
BAB 42. Pindah
43
BAB 43. Jihad Istri
44
BAB 44. Ingatan Tama
45
BAB 45. Pertengkaran
46
BAB 46. Tamu tak di undang
47
Pengumuman (NOVEL BARU AUTHOR)
48
BAB 48. Tegang
49
BAB 49. Berfikir positif
50
BAB 50. Malam panjang
51
BAB 51. Harapan
52
BAB 52. Hasil
53
BAB 53. Tak Terduga
54
BAB 54. Kepanikan Tama
55
BAB 55. Akhir
56
ASMARANTIN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!