Berandalan Vs Gadis Berhijab

Berandalan Vs Gadis Berhijab

Sang Raja Jalanan

Selamat datang calon pembaca setia, terima kasih buat siapapun yang sudah mampir ke karya saya yang berjudul 'BERANDALAN Vs GADIS BERHIJAB' semoga dengan membaca novel ini bisa menghibur.

Semoga novel ini bisa memberikan pelajaran, dan bisa memberikan pengaruh yang positif, terlepas ada kata atau alur cerita yang mungkin kurang pantas, mohon dimaklumi.

Bijaklah dalam membaca karya, apabila ada yang kurang berkenan, bisa tinggalkan saran, dengan senang hati saya akan perbaiki kesalahan sekecil apapun.

Selamat membaca....

...****************...

"Masih ingat pulang rumah kamu, Jati?" tanya Thomy, dengan suara yang dingin dan tegas.

"Bukankah Papah yang meminta Jati pulang, andai Papah tidak meminta Jati untuk pulang maka Jati juga tidak akan pulang ke rumah ini lagi," balas laki-laki berpenampilan acak-acakan tidak kalah dingin dari sang Papah.

"Apa seperti ini jawaban dari seorang anak, pada orang tuanya ketika ditanya? Papah meminta kamu pulang tidak lain karena ingin kamu tobat dan mulai memikirkan masa depan kamu, saat ini usia kamu sudah beranjak dewasa bukan anak-anak lagi. Mau sampai kapan kamu seperti ini terus, hidup urakan seperti tidak pernah dididik dan di sekolahkan." Thomy terus berusaha menasihati sang putra yang hidupnya sudah sangat sulit diarahkan, bahkan sekolah pun sudah tidak mau memiliki murid seperti Jati. Bukan karena apa anak muda itu, di sekolah bukanya belajar malah godain murid cewek, udah gitu ia hampir tidak pernah mengerjakan tugas. Ia datang sekolah hanya untuk tidur dan mengajak teman-teman yang lain ikut bolos. Pengaruh Jati untuk teman-temanya sangat buruk.

Pihak sekolah bahkan sudah berusaha menasihati Jati dengan lembut, hati-hati dan mencoba menggali bagaimana cara membuat Jati mau belajar tanpa ada kata malas. Bahkan pihak sekolah sudah memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dengan tetap bersekolah hingga dua tahun.

Namun, Jati bukanya memanfaatkan kebijakan dari sekolah, laki-laki itu justru semakin menjadi, dan semakin berusaha membuat geng-geng motor, yang bertujuan untuk mencari kesenangan dan perhatian, apa yang akan terjadi di luar rumah nantinya dia tidak pernah memperdulikannya. Yang terpenting dalam hidupnya dia bisa bahagia, hidup bebas tanpa aturan, baik di sekolah maupun di rumah. Hingga di tahun ketiga di mana seharusnya dia masuk kelas tiga dan segera lulus dari sekolahan. Namun, pihak sekolah yang sudah tidak bisa lagi menasihati Jati pun langsung mengeluarkannya. Kesempatan sudah diberikan selama dua tahun, tetapi laki-laki itu tidak mau memanfaatkanya dengan baik.

Bahkan ketika pihak sekolah mengeluarkan dirinya, bukanya sedih, justru laki-laki itu senang, dan kehidupan liarnya semakin menjadi. Hingga sekarang usianya sudah beranjak dewasa justru seolah ia tidak ada keinginan untuk hidup normal, dan membantu perusahaan sang papah, dia justru semakin jarang ada di rumah, dan apabila ditegur maka laki-laki itu punya seribu balasan untuk membuat lawan bicaranya tidak bisa memaksanya untuk hidup normal, sekalipun itu ke-dua orang tuanya. Seperti saat ini dia selalu saja ada cara untuk menyampaikan pemikirannya yang menurut ia paling benar.

Jati mengangkat wajahnya dengan percaya diri, dan menatap sang papah yang sangat jelas dari tatapan matanya kalau laki-laki paruh baya itu sedang menahan kemarahannya.

"Bukanya memang Jati selama ini tidak pernah mendapatkan pelajaran di rumah maupun di sekolahan. Di sekolah mereka hanya menjalankan tugasnya, dan Papah serta Mamah bukanya selama ini juga sibuk dengan pekerjaan?" tanya Jati dengan bibir sebelah terangkat, menunjukan senyum kepuasan, terutama setelah melihat wajah sang papah kembali memerah.

Plakkk... Thomy yang sudah habis kesabaran menghadapi anak sulungnya pun memberikan tamparan yang keras tepat di pipi sebelah kiri sang putra.

"Pah, sudah jangan kaya gini, bagaimana Jati mau betah di rumah kalau Papah selalu memarahi Jati." Iren berusaha menahan sang suami agar tidak berbuat yang justru akan menjadikan Jati semakin keras lagi.

"Kurang ajar kamu, sudah benar memang aku biarkan kamu hidup di luar rumah. Berandalan seperti kamu tidak pantas di rumah ini." Thomy justru mengabaikan ucapan sang istri dan justru kembali mengusir anaknya.

Kembali Jati tersenyum dengan sinis. "Jati pun sebenarnya tidak mau pulang ke rumah ini, kalau bukan karena masih menghormati Papah dan Mamah, Jati pasti tidak akan ada di sini saat ini. Terima kasih sudah buat rumah ini tidak pernah nyaman."

Sesuai yang diinginkan oleh Thomy, sang putra pun kembali pergi lagi. Hampir dua tahun, dia hidup mandiri dengan berpindah-pindah tempat, cari makan dengan balapan liar dan juga pekerjaan apapun asal menghasilkan uang, membuat Jati tidak takut maupun sedih ketika harus kembali pergi dari rumah mewah sang orang tua.

"Jati, kamu mau ke mana lagi. Ayolah Jati kamu sudah beranjak dewasa, masa masih mau bermain-main terus. Kamu juga anak pertama sudah seharusnya kamu memikirkan masa depan kamu, dan membantu bisnis keluarga. Maafkan Papah kamu, Papah tidak akan berbuat seperti itu kalau kamu nurut." Iren mencoba mengikuti sang putra hingga ke halaman depan rumahnya. Berharap agar sang putra tidak pergi lagi dari rumah mewahnya. Dan memberikan contoh yang baik untuk ke dua adiknya.

"Maafkan Jati, Mah. Jati bukan anak baik seperti yang Mamah dan Papah harapkan, Jati hanya seorang berandalan yang ingin hidup bebas tanpa aturan ini dan itu. Jati pamit dulu, salam buat Nara dan Noah." Tanpa menunggu jawaban dari wanita yang telah melahirkannya. Jati pun langsung menarik gas sepeda motor sport-nya yang dia dapat dari hasil taruhan balapan liar.

Seharusnya laki-laki itu sedih karena ia sudah diusir dari rumahnya. Namun, justru yang dia rasakan adalah sebaliknya dalam hatinya dia justru merasakan bahagia, seperti tubuh yang terlepas dari lilitan tambang, sesak yang ia rasakan kembali hilang. Sebenarnya ia kangen dengan dua adiknya, tapi dia harus kembali pergi sebelum bertemu dengan dua adiknya yang usil.

Jalanan Ibukota menjadi tempat untuk dia melampiaskan rasa bersalah, dan kesal pada kedua orang tuanya. Hari ini menurut jadwal, ia ada balapan liar dengan ketua geng motor lainya. Namun, laki-laki itu bukanya segera datang ke lokasi balapan yang hadiahnya selalu tidak sedikit. Jati justru terus menarik gas motornya hingga kecepatan tinggi, entah berapa orang yang mengumpatnya karena dia yang bawa motor seperti punya nyawa cadangan sembilan saja.

Ia terus memacu motornya hingga entah di mana. Yang penting dia mengikuti jalan, soal dia ada di mana saat ini bukan masalah bagi pemilik nama lengkap Alfa Jati Prayoga yang sudah menjadi raja jalanan sejak tiga tahun yang lalu.

"Loh... ini motor kenapa?" gumam Jati yang sedang asik-asiknya menikmati semilir jalanan yang asri tiba-tiba kuda besi yang dia tunggangi justru perlahan melambat-melambat dan mati.

Pandangan mata legamnya tertuju pada jarum penunjuk bahan bakar yang ternyata dia lupa isi bensin.

"Sial, kenapa aku bisa lupa isi bensin sih?" umpat laki-laki tampan itu, tangannya segera merogoh saku celana dan jaketnya.

"Apes gue, kenapa juga dompet tidak gue bawa. Gimana coba cara untuk isi bensin, mana malam-malam seperti ini jalanan sepi dan bensin abis udah gitu tidak bawa dompet dan ponsel juga entah di mana."

Jati menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal, dan berpikir keras bagaimana caranya agar dia bisa mengisi bensin, meskipun tidak bawa dompet dan barang berharga lainya, yang bisa dia jual  untuk dapat uang, yang bisa dia gunakan untuk mengisi bensin. Tidak mungkin kan jual motor untuk beli bensin.

"Ini semua gara-gara Papah dan Mamah."

Bersambung....

Hai ketemu lagi dengan karya baru othor, semoga degan karya baru ini banyak yang terhibur dan juga jangan lupa dukungannya yah. Selamat Membaca, dan semoga suka.

Yang mau kenal dengan othor boleh Follow Ig : Onasih_Aenta

Add Fb : Cy_Osyih Onasih Aenta

Tiktok : @OcyAenta

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

anak bandel ya mau jual motor u beli bensin, kl sdh di jual motornya trus yg mau di isi bensin apaan, gerobak bakso? wkwkwkkwk /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-02

0

Erna Susanti

Erna Susanti

jual motor u beli bensin😀😀😀

2024-02-27

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

jatiiii oohh jatiiiii.....

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Sang Raja Jalanan
2 Bantuan Datang
3 Jati, Tak Se-kuat Namanya.
4 Bak Langit dan Bumi
5 Miss Kunti
6 Menggadaikan Rasa Malu
7 Salam dari Miss Kun-kun
8 Kecurigaan Para Sohib
9 Kembali Bersitegang
10 Penolakan dari Thomy
11 Alarm Pagi Hari
12 Sogokan dari Calon Ipar
13 Niat Baik Jati
14 Interview Calon Mantu
15 Keresahan Jati
16 Kesepakatan Jati dan Thomy
17 Berlatih Sholat
18 Janji Jati
19 Berbohong Demi Kebaikan
20 Kemarahan Jati
21 Kecemasan Dewa
22 Apa yang Terjadi?
23 Firasat Buruk Qara
24 Pertengkaran
25 Doa Untuk Jati
26 Bidadari Surga
27 Tangisan Qara
28 OTW Menjenguk Pacar
29 Diagnosa Dokter
30 Doa Untuk Calon Suami
31 Kemarahan Qara
32 Kesempatan Untuk Marah
33 Perkembangan yang Baik
34 Pernikahan Kontrak?
35 Syarat dari Qara untuk Jati
36 Akting Iren dan Qara
37 Bukan, Pagar Makan Tanaman.
38 Cerita Pada Dewa
39 Nasihat dari Dewa
40 Pertanyaan dari Abah
41 Restu Dari Keluarga
42 Nikah Dadakan?
43 Menuju Hari Bahagia
44 Terpesona dengan Kecantikan Calon Istri
45 Surat Kontrak Pernikahan
46 Nasihat Qara
47 Kecurigaan Jati
48 Kepergok?
49 Jati Yang Mulai Curiga
50 Adik Yang Manis
51 Manisnya Nara
52 Kekecewaan Jati
53 Permainan Jati
54 Kejujuran Qara
55 Kesayangan A Jati
56 Pasangan yang Romantis
57 Akting Yang Sempurna
58 Ipar Idaman
59 Kesedihan Nara
60 Perdebatan Iren dan Thomy
61 Istri Rahasia
62 Kejutan Untuk Istri Tercinta
63 Sandiwara Yang Sempurna
64 Pancake dan Risol Mayo produk Teh Qara
65 Siasat Jati
66 Perjuangan Jati
67 Kejutan untuk Qara
68 Kejutan Untuk Qara
69 Deva Merajuk
70 Suami Idaman
71 Kencan Ala ABG
72 Kepergok Nara
73 Ancaman Nara
74 Keisengan Nara
75 Kecurigaan Thomy Pada Nara
76 Kecurigaan Thomy
77 Tangisan Nara
78 Wejangan Jati
79 Jati si Tukang Emosi
80 Anggota Baru
81 Halunya Nara
82 Trio Kwek-Kwek
83 Pembuktian Jati dan Nara
84 Betina Gatel
85 Syarat Minta Maaf
86 Tembakan Para Karyawan
87 Permintaan Aneh Qara
88 Iri?
89 Talak?
90 Kumpulan dengan Anak
91 Thomy Berulah lagi
92 Telepon Misterius
93 Kecurigaan Jati
94 Maaf Dari Thomy?
95 Keputusan Iren
96 Buah Cinta Perjuangan
97 Kado Terindah, Dihari Kemerdekaan (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Sang Raja Jalanan
2
Bantuan Datang
3
Jati, Tak Se-kuat Namanya.
4
Bak Langit dan Bumi
5
Miss Kunti
6
Menggadaikan Rasa Malu
7
Salam dari Miss Kun-kun
8
Kecurigaan Para Sohib
9
Kembali Bersitegang
10
Penolakan dari Thomy
11
Alarm Pagi Hari
12
Sogokan dari Calon Ipar
13
Niat Baik Jati
14
Interview Calon Mantu
15
Keresahan Jati
16
Kesepakatan Jati dan Thomy
17
Berlatih Sholat
18
Janji Jati
19
Berbohong Demi Kebaikan
20
Kemarahan Jati
21
Kecemasan Dewa
22
Apa yang Terjadi?
23
Firasat Buruk Qara
24
Pertengkaran
25
Doa Untuk Jati
26
Bidadari Surga
27
Tangisan Qara
28
OTW Menjenguk Pacar
29
Diagnosa Dokter
30
Doa Untuk Calon Suami
31
Kemarahan Qara
32
Kesempatan Untuk Marah
33
Perkembangan yang Baik
34
Pernikahan Kontrak?
35
Syarat dari Qara untuk Jati
36
Akting Iren dan Qara
37
Bukan, Pagar Makan Tanaman.
38
Cerita Pada Dewa
39
Nasihat dari Dewa
40
Pertanyaan dari Abah
41
Restu Dari Keluarga
42
Nikah Dadakan?
43
Menuju Hari Bahagia
44
Terpesona dengan Kecantikan Calon Istri
45
Surat Kontrak Pernikahan
46
Nasihat Qara
47
Kecurigaan Jati
48
Kepergok?
49
Jati Yang Mulai Curiga
50
Adik Yang Manis
51
Manisnya Nara
52
Kekecewaan Jati
53
Permainan Jati
54
Kejujuran Qara
55
Kesayangan A Jati
56
Pasangan yang Romantis
57
Akting Yang Sempurna
58
Ipar Idaman
59
Kesedihan Nara
60
Perdebatan Iren dan Thomy
61
Istri Rahasia
62
Kejutan Untuk Istri Tercinta
63
Sandiwara Yang Sempurna
64
Pancake dan Risol Mayo produk Teh Qara
65
Siasat Jati
66
Perjuangan Jati
67
Kejutan untuk Qara
68
Kejutan Untuk Qara
69
Deva Merajuk
70
Suami Idaman
71
Kencan Ala ABG
72
Kepergok Nara
73
Ancaman Nara
74
Keisengan Nara
75
Kecurigaan Thomy Pada Nara
76
Kecurigaan Thomy
77
Tangisan Nara
78
Wejangan Jati
79
Jati si Tukang Emosi
80
Anggota Baru
81
Halunya Nara
82
Trio Kwek-Kwek
83
Pembuktian Jati dan Nara
84
Betina Gatel
85
Syarat Minta Maaf
86
Tembakan Para Karyawan
87
Permintaan Aneh Qara
88
Iri?
89
Talak?
90
Kumpulan dengan Anak
91
Thomy Berulah lagi
92
Telepon Misterius
93
Kecurigaan Jati
94
Maaf Dari Thomy?
95
Keputusan Iren
96
Buah Cinta Perjuangan
97
Kado Terindah, Dihari Kemerdekaan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!