Brakkkk... David yang kecewa dengan ucapan sang papah pun menggebrak meja makan dan menimbulkan kegaduhan.
Kedua adiknya yang sedang menikmati makan malam pun langsung diam, dan menghentikan makan malam mereka.
"Kenapa Papa selalu berpikiran buruk pada anaknya?" tanya David dengan suara yang meninggi.
"Karena memang perilaku kamu tidak mencerminkan laki-laki baik. Mana mungkin kamu mau pulang ke rumah ini, dan setuju dengan semua tawaran kami, kalau kamu bukan ingin menutupi kesalahan yang kamu perbuat." Thomy pun kembali meradang ketika Jati meninggi kan suaranya.
"Udah lah Pah, Jati, ini adalah momen untuk memperbaiki semuanya. Sampai kapan kalian akan saling serang seperti ini." Iren lagi-lagi mencoba menjadi penengah untuk suami dan putranya, yang selalu terlihat ketegangan.
"Noah, Nara, kalau kalian sudah selesai makanya. Tolong segera kembali ke kamar kalian dan belajar," ucap Iren pada kedua putra dan putrinya yang masih dibawah umur. Mereka tidak pantas mendengar pertengkaran ini.
"Baik Mah."
Meskipun makanan Nara dan Noah belum benar-benar habis, tetapi mereka tetap memilih untuk kembali ke kamar mereka seperti apa yang diinginkan oleh sang ibu. Mereka tahu kalau obrolan ini tidak seharusnya mereka dengar.
Sedangkan Jati, yang sebenarnya sangat tidak betah dalam situasi seperti ini, tetapi demi ia bisa mendapatkan restu untuk menikah dengan wanita yang sudah berhasil mengambil hatinya. Ia pun kali ini tetap duduk siap dengan segala macam kata-kata yang akan keluar dari bibir sang papah.
"Jati harus melakukan apa agar Papa dan Mamah percaya kalau keinginan Jati menikah itu bukan karena wanita itu hamil duluan," ucap Jati, kali ini dengan nada bicara yang jauh lebih santai dan mencoba berbicara dari hati ke hati. Tidak dengan urat yang membuat sang papah meradang.
"Bawa gadis itu ke sini. Kami ingin lihat seperti apa wanita itu." Thomy menatap putranya yang langsung mengangkatkan wajahnya seolah ia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Thomy.
"Kalau Mamah, tetap ingin kamu lebih fokus dulu dalam pembuktian kamu bekerja. Bekerja dulu yang benar. Kamu laki-laki cari uang dulu yang banyak baru pikirkan berumah tangga, kamu itu masih muda Jati, kamu masih bimbang belum layak kamu menikah. Kasihan anak orang kalau akhirnya nanti menikah sama kamu justru ia akan hidup sengsara dan terlantar. Menikah itu bukan hanya menyatukan dua makhluk hidup untuk melakukan perkawinan, banyak yang harus dipersiapkan terutama materi. Mama tidak mau kamu menikah nanti malah menambah beban pada kami," ucap Iren, tentu dengan harapan agar anaknya mau mendengar apa yang ia ucapkan.
Ibu mana yang mau melihat anaknya susah, itu yang ada dalam pikiran Iren saat ini.
"Tapi Jati yakin kalau wanita itu bisa menerima Jati apa adanya. Dia bukan wanita yang matre bahkan dia cukup sederhana," balas Jati dengan yakin.
"Dia gadis sederhana, apa miskin...?" tanya Thomy sekali lagi membuat Jati terkejut.
"Kalau dia miskin apa kalian tidak akan menyetujuinya?" tanya Jati balik, dengan memberikan tatapan yang tidak kalah tajam dari sang papah.
"Kenapa harus cari wanita yang miskin, hanya untuk menumpang hidup enak. Belum kamu nanti juga harus membiayai keluarga yang lainya. Pilihlah wanita yang sederajat, setidaknya kamu tidak harus terbebani dengan urusan keluarganya yang lain. Kamu hanya akan kebagian cape, banting tulang untuk bisa memberikan nafkah pada orang-orang yang malas bekerja."
Jati memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam, ia tidak menyangka sekali kalau kepercayaan dirinya kalau sang papah akan menerima apa yang ia rencanakan padahal ia sudah rela meninggalkan geng motor dan balapan liar, tetapi justru sepertinya ia akan sangat sulit mendapatkan restu dari sang papah karena memang apabila ia menikah dengan Qara alhasil apa yang dikatakan oleh papahnya bisa saja terjadi. Ia akan membiayai semua anggota keluarga Qara, karena memang Qara sendiri sebagai tulang punggung Keluarganya.
"Kamu yang sabar, apa yang Papah katakan itu semua demi kebaikan kamu. Lebih baik kamu fokus dengan masa depan kamu dulu, jangan memikirkan menikah karena menikah itu berat apalagi kalau pasangan kamu itu dari keluarga yang tidak berkecukupan, kamu hanya akan merasakan cape mencari uang untuk menghidupi keluarga mereka." Iren yang melihat kalau anaknya sangat tertekan pun mencoba menasihati agar tidak salah paham lagi, dan mengakibatkan Jati kabur lagi dari rumah mereka, untuk yang kesekian kalinya.
"Sudah lah, Jati cape obrolan ini tidak ada titik temunya." Jati pun memilih kembali ke kamarnya. Meskipun sebenarnya ia ingin sekali meluapkan apa yang mengganjal dalam pikirannya di atas aspal, tetapi ia yang kurang tidur dari semalam pun memilih mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu.
[Aku besok akan ke rumah kamu untuk membayarkan uang yang aku utang dari kamu.] Itu adalah pesan yang dikirimkan Jati pada wanita berhijab yang menolongnya.
Sekalian Jati ingin melamarnya dan juga memperkenalkan wanita itu pada keluarganya seperti yang papahnya inginkan.
Setidaknya ia akan berusaha untuk mendapatkan restu dari sang papah. Ia akan membuktikan kalau wanita itu layak untuk dirinya.
Bersambung....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
revinurinsani
semangatttt jatiiiii :3
2023-12-31
0
Mimik Pribadi
Kamu jngn patah smangat Jati,tunjukan niat baikmu dan belajarlah bertanggung jawab atas apa yng kamu niatkan itu,kamu hrs yakin bahwa kamu bisa berubah,buktikan pada orng tuamu klo kamu anak yng bisa diandalkan,,,💪💪💪
2023-06-23
0
mama oca
semangat ya bang jati...
2023-05-11
1