Niat Baik Jati

"Sebenarnya kedatangan aku ke sini selain mau bayar hutang juga ada maksud lain," ucap Jati membuat Qara  bingung dengan ucapan laki-laki tampan yang ada di hadapannya.

"Maksud lain, maksud apa A?" tanya Qara dengan wajah yang semakin bingung dan cemas. Takut kalau kedatangan Jati justru membuat ia semakin tidak berkutik.

"Aku ingin melamar Teh Qara..."

Uhukkk... Uhukk...

"A Jati kesambet..." Qara tentu kaget dengan ucapan Jati tidak ada hujan dan tidak ada angin tiba-tiba datang mau melamar dirinya.

"Aku serius teh, kok malah kesambet sih. Ini cincin untuk Teh Qara." Jati mengeluarkan cincin yang sengaja ia beli sebelum datang ke rumah Qara.

Qara semakin bingung apalagi cincin yang Jati berikan pasti bukan barang yang murah.

"Ini A Jati beneran gak kesambet kan?" tanya Qara memastikan lagi.

Jati mengernyitkan dahinya ketika lagi-lagi Qara sama dengan teman-temanya dan juga kedua orang tuanya yang mengira kalau dirinya justru kesambet.

Jati menggeser  duduknya, yang awalnya brjauhan kayak lagi marahan, kini lebih denat meskipun nggak bisa dekat banget baru juga geser satu gerakan, kedua mata Qara langsung memberikan peringatan agar Jati jangan terlalu dekat-dekat lagi ada banyak kamera keamanan. Mungkin memang tidak langsung terlewati oleh mata kita, tetapi dibalik bilik tetangga ada banyak pasang mata yang bekerja layaknya detektif.

"Aku serius teh, jujur dari pertama kali kenal Teh Qara, dan juga kamu baik, pekerja keras dan mandiri aku suka kamu." Jati memang contoh laki-laki yang tidak suka basa-basi apabila dia suka makan laki-laki itu akan memperjuangkannya, tetapi sebaliknya apabila tidak suka dikejar-kejar juga nggak bakal berubah perasaanya.

Qara melirik cincin yang di berikan oleh Jati. "A Jati belum tahu Qara, apa tidak lebih baik saling kenal dulu, kita bertemu saja baru dua kali A, masa mau langsung lamar saja," ucap Qara, wanita itu tahu tidak baik hukumnya menolak niat baik laki-laki yang ingin menikahinya, tetapi juga tidak secepat ini. Qara juga belum begitu tahu siapa Jati yang sesungguhnya bagaimana kalau laki-laki itu tidak baik, dan yang ditakutkan akan menyakiti Qara nantinya.

"Niat aku juga seperti ini, cincin ini sebagai tanda kalau kamu sudah ada yang punya," ucap Jati dengan sangat serius.

Qara pun langsung menunduk. "Bagaimana kalau tunggu Abah, biar Abah kasih masukan untuk Qara, bagaimanapun Qara ingin ada andil Abah untuk menentukan jodoh Qara nantinya."

Jati memberikan seulas senyum, "Aku sih nggak masalah, dan memang baiknya seperti itu. Tapi aku datang ke sini juga mau sekalian ajak kamu untuk ketemu dengan ke dua orang tuanku."

Uhukkk... Uhuukkk Qara kembali kaget dengan ucapan laki-laki yang ada di hadapannya.

"Se... secepat itu kah A?" tanya Qara dengan terbata. Entahlah ia mimpi apa semalam sampai-sampai kejutan hari ini benar-benar luar biasa banyaknya.

"Papah, Mamah hanya ingin membuktikan kalau kamu tidak hamil duluan," jawab Jati dengan jujur.

"Hah? Ma... maksudnya apa? Hamil duluan? Bukanya Qara dan A Jati juga baru ketemu kemarin malam? Lalu kenapa orang tua A Jati bisa berpikiran seperti itu?" tanya Qara dengan bingung.

"Biasalah, mungkin karena pergaulan aku yang dicap berandalan oleh mereka, dan tiba-tiba pulang bilang kalau ingin nikah dan sudah ada calon yang aku suka, mereka langsung mengira kalau niat baik ini karena ada sesuatu yang memaksa aku menikah dengan terburu-buru."

Kini Qara hanya diam tidak lagi mengucapkan sesuatu ia tidak tahu benar-benar siapa Jati sesungguhnya. Apalagi dari cerita Jati sendiri ia mengakui kalau laki-laki itu bukanlah orang yang baik lalu bagaimana bisa Qara menikah dengan laki-laki yang tidak baik seperti itu. Wanita itu kini dilanda kebingungan lagi.

"Aku tahu kamu pasti sedang bingung dengan nasib kamu nanti kalau menikah dengan aku," ucap Jati dengan tersenyum masam.

"Qara hanya ingin kalau menikah itu benar-benar karena perintah Allah, dan rumah tangga adalah tempat untuk  mendapatkan ridho Allah yang paling banyak dan mudah. Menikah bukan hanya karena nafsu dan ambisi, banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan," jelas Qara, mungkin Jati belum tahu itu dan berharap akan tahu dan tidak menganggap remeh pernikahan.

"Yah aku tahu, bahkan aku juga sadar aku laki-laki yang masih sangat jauh untuk dijadikan imam untuk kamu seorang gadis yang jauh lebih baik akhlaknya, dan aku berharap apabila kesempatan itu dayang aku  akan belajar untuk menjadi laki-laki yang baik untuk menjadi imam kamu dan anak-anak kita," jawab Jati dengan sangat yakin.

Sebenarnya Qara  juga tidak bisa memungkiri kalau dia juga suka dengan Jati selain tampangnya yang tampan, semangat dan juga niat baiknya perlu diacungi jempol, dan soal dia yang belum pandai dengan yang namanya ilmu agama masih bisa di perbaiki.

"Kalau gitu kita tunggu Abah saja yah, setelah itu lanjutnya kita akan seperti apa kita tunggu masukan dari Abah. Qara dan Jati pun kini duduk dengan santai di bale dengan sesekali tertawa dan terlibat obrolan yang ringan, saling bercerita perjalanan hidup masing-masing. Meskipun mereka baru bertemu dua kali dengan sekarang baik Jati maupun Qara terlihat sangat akrab malam seperti sudah saling kenal lama.

"Assalamualaikum..." Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga.

"Wa'alaikumussalam..." jawab Jati dan Qara secara bersamaan.

"Loh ada Nak Jati, sudah lama." Abah membawa dua keranjang yang dipikul, entah isinya apa  tetapi terlihat masing-masing keranjang cukup berat. Tidak  lama dari Abah yang datang rupanya Deva pun menyusul dengan nafas yang terengah-engah dia membawa karung yang dipanggulnya. Bahkan tubuh kecilnya seperti tertutup oleh karung yang ia bawa di atas punggung.

"Baru Bah." Jati segera beranjak dari duduknya dan bersalaman dengan Abah.

"Ya ampun si bocil kasihan amat." Jati yang sebentar lagi akan jadi kakak iparnya pun berinisiatif untuk membantunya.

"Sini Aa bantu." Jati mengambil karung yang di bawa oleh anak usia sepuluh tahun itu.

"Makasih A." Deva  pun langsung menghembuskan nafas leganya ketika karung yang ia bawa sudah diambil oleh Jati.

"Nak Jati Abah tinggal masuk ke dalam dulu, mau bersih-bersih."

"Deva juga A, nanti Deva ada kado buat A jati," ucap Deva dengan wajah berbinar bahagia, sebelum bocil lari ke belakang rumah untuk membersihkan badanya.

Batin Jati terenyuh ketika melihat perjuangan Abah dan juga  Deva yang sangat berat. Bahkan Deva sendiri yang masih berusia kanak-kanak tanpa mengeluh membantu sang orang tua di kebun, pulang sekolah menyusul abah ke kebon, dan kembali berjalan kaki yang cukup jauh dengan beban yang Jati akui cukup berat untuk anak usia sepuluh tahun.

Bersambung...

...****************...

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Perjuanganmu msh panjang Jati karna tantangan tersulit justru dtng dari orng tua mu sendiri,,,,

2023-06-23

0

misli abimana

misli abimana

Jadi ikut deg2an jat.

2023-05-15

2

Daryati Idar

Daryati Idar

semoga jati mendapatkan restu dari abah

2023-05-14

3

lihat semua
Episodes
1 Sang Raja Jalanan
2 Bantuan Datang
3 Jati, Tak Se-kuat Namanya.
4 Bak Langit dan Bumi
5 Miss Kunti
6 Menggadaikan Rasa Malu
7 Salam dari Miss Kun-kun
8 Kecurigaan Para Sohib
9 Kembali Bersitegang
10 Penolakan dari Thomy
11 Alarm Pagi Hari
12 Sogokan dari Calon Ipar
13 Niat Baik Jati
14 Interview Calon Mantu
15 Keresahan Jati
16 Kesepakatan Jati dan Thomy
17 Berlatih Sholat
18 Janji Jati
19 Berbohong Demi Kebaikan
20 Kemarahan Jati
21 Kecemasan Dewa
22 Apa yang Terjadi?
23 Firasat Buruk Qara
24 Pertengkaran
25 Doa Untuk Jati
26 Bidadari Surga
27 Tangisan Qara
28 OTW Menjenguk Pacar
29 Diagnosa Dokter
30 Doa Untuk Calon Suami
31 Kemarahan Qara
32 Kesempatan Untuk Marah
33 Perkembangan yang Baik
34 Pernikahan Kontrak?
35 Syarat dari Qara untuk Jati
36 Akting Iren dan Qara
37 Bukan, Pagar Makan Tanaman.
38 Cerita Pada Dewa
39 Nasihat dari Dewa
40 Pertanyaan dari Abah
41 Restu Dari Keluarga
42 Nikah Dadakan?
43 Menuju Hari Bahagia
44 Terpesona dengan Kecantikan Calon Istri
45 Surat Kontrak Pernikahan
46 Nasihat Qara
47 Kecurigaan Jati
48 Kepergok?
49 Jati Yang Mulai Curiga
50 Adik Yang Manis
51 Manisnya Nara
52 Kekecewaan Jati
53 Permainan Jati
54 Kejujuran Qara
55 Kesayangan A Jati
56 Pasangan yang Romantis
57 Akting Yang Sempurna
58 Ipar Idaman
59 Kesedihan Nara
60 Perdebatan Iren dan Thomy
61 Istri Rahasia
62 Kejutan Untuk Istri Tercinta
63 Sandiwara Yang Sempurna
64 Pancake dan Risol Mayo produk Teh Qara
65 Siasat Jati
66 Perjuangan Jati
67 Kejutan untuk Qara
68 Kejutan Untuk Qara
69 Deva Merajuk
70 Suami Idaman
71 Kencan Ala ABG
72 Kepergok Nara
73 Ancaman Nara
74 Keisengan Nara
75 Kecurigaan Thomy Pada Nara
76 Kecurigaan Thomy
77 Tangisan Nara
78 Wejangan Jati
79 Jati si Tukang Emosi
80 Anggota Baru
81 Halunya Nara
82 Trio Kwek-Kwek
83 Pembuktian Jati dan Nara
84 Betina Gatel
85 Syarat Minta Maaf
86 Tembakan Para Karyawan
87 Permintaan Aneh Qara
88 Iri?
89 Talak?
90 Kumpulan dengan Anak
91 Thomy Berulah lagi
92 Telepon Misterius
93 Kecurigaan Jati
94 Maaf Dari Thomy?
95 Keputusan Iren
96 Buah Cinta Perjuangan
97 Kado Terindah, Dihari Kemerdekaan (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Sang Raja Jalanan
2
Bantuan Datang
3
Jati, Tak Se-kuat Namanya.
4
Bak Langit dan Bumi
5
Miss Kunti
6
Menggadaikan Rasa Malu
7
Salam dari Miss Kun-kun
8
Kecurigaan Para Sohib
9
Kembali Bersitegang
10
Penolakan dari Thomy
11
Alarm Pagi Hari
12
Sogokan dari Calon Ipar
13
Niat Baik Jati
14
Interview Calon Mantu
15
Keresahan Jati
16
Kesepakatan Jati dan Thomy
17
Berlatih Sholat
18
Janji Jati
19
Berbohong Demi Kebaikan
20
Kemarahan Jati
21
Kecemasan Dewa
22
Apa yang Terjadi?
23
Firasat Buruk Qara
24
Pertengkaran
25
Doa Untuk Jati
26
Bidadari Surga
27
Tangisan Qara
28
OTW Menjenguk Pacar
29
Diagnosa Dokter
30
Doa Untuk Calon Suami
31
Kemarahan Qara
32
Kesempatan Untuk Marah
33
Perkembangan yang Baik
34
Pernikahan Kontrak?
35
Syarat dari Qara untuk Jati
36
Akting Iren dan Qara
37
Bukan, Pagar Makan Tanaman.
38
Cerita Pada Dewa
39
Nasihat dari Dewa
40
Pertanyaan dari Abah
41
Restu Dari Keluarga
42
Nikah Dadakan?
43
Menuju Hari Bahagia
44
Terpesona dengan Kecantikan Calon Istri
45
Surat Kontrak Pernikahan
46
Nasihat Qara
47
Kecurigaan Jati
48
Kepergok?
49
Jati Yang Mulai Curiga
50
Adik Yang Manis
51
Manisnya Nara
52
Kekecewaan Jati
53
Permainan Jati
54
Kejujuran Qara
55
Kesayangan A Jati
56
Pasangan yang Romantis
57
Akting Yang Sempurna
58
Ipar Idaman
59
Kesedihan Nara
60
Perdebatan Iren dan Thomy
61
Istri Rahasia
62
Kejutan Untuk Istri Tercinta
63
Sandiwara Yang Sempurna
64
Pancake dan Risol Mayo produk Teh Qara
65
Siasat Jati
66
Perjuangan Jati
67
Kejutan untuk Qara
68
Kejutan Untuk Qara
69
Deva Merajuk
70
Suami Idaman
71
Kencan Ala ABG
72
Kepergok Nara
73
Ancaman Nara
74
Keisengan Nara
75
Kecurigaan Thomy Pada Nara
76
Kecurigaan Thomy
77
Tangisan Nara
78
Wejangan Jati
79
Jati si Tukang Emosi
80
Anggota Baru
81
Halunya Nara
82
Trio Kwek-Kwek
83
Pembuktian Jati dan Nara
84
Betina Gatel
85
Syarat Minta Maaf
86
Tembakan Para Karyawan
87
Permintaan Aneh Qara
88
Iri?
89
Talak?
90
Kumpulan dengan Anak
91
Thomy Berulah lagi
92
Telepon Misterius
93
Kecurigaan Jati
94
Maaf Dari Thomy?
95
Keputusan Iren
96
Buah Cinta Perjuangan
97
Kado Terindah, Dihari Kemerdekaan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!