Mas Tentara Kepentok Dokter Cantik

Mas Tentara Kepentok Dokter Cantik

Dokter Cantik

Davina berlari saat beberapa pasien, kecelakaan lalu lintas tiba di IGD. Terlihat banyak anak sekolah yang terluka, kecelakaan beruntung antara mobil bus sekolah dengan mobil truk besar dan beberapa mobil lainnya.

"Tolong tenaga medis, di luar IGD untuk ikut masuk membantu, kita tidak bisa menggunakan tenaga medis disini." ucap Davina pada semua yang ada di IGD.

Aaarrrrggghhhh

"Sakit..!! " teriak salah satu pasien korban kecelakaan, yang dekat dengan Davina berdiri.

"Apa yang sakit?" tanya Davina pada pria, berseragam loreng.

"Kaki saya, sepertinya patah." ucapnya sambil memegang kaki kirinya.

"Bapak salah satu korban kecelakaan?" tanya Davina memeriksa kakinya.

"Iya, tapi saya menggunakan motor." jawabnya.

Davina yang rambutnya tergerai, dia lantas kuncir kuda, pria yang sedang di tangani Davina terpana, melihat kecantikan Davina.

"Cantik sekali, apa dia Bidadari?" ucap nya dalam hati.

"Nama saya Arjuna, panggil saja Arjun atau Mas Arjun." ucapnya.

"Anita, tolong kamu bawa dia, untuk di rontgen kakinya, saya takut ada yang retak." ucap Davina, lantas pergi.

"Kita cek kaki Bapak dulu ya." ucap suster Anita.

"Ta - tapi saya belum di periksa sama dokter tadi?" ucap Arjuna.

"Maaf Pak, sekarang sedang darurat. Ibu dokter harus periksa pasien lain." ucap Suster Anita.

****

Aaahhhhh

"Hari ini cukup melelahkan, korban kecelakaan hampir 50 orang, sampai rumah sakit kita, harus memindahkan beberapa pasien ke rumah sakit lain." ucap Davina.

"Kecelakaan akibat, sebuah truk muatan pasir berhenti mendadak, hingga membuat yang di belakangnya bertabrakan." ucap Farah.

"Yang meninggal tadi berapa informasinya?" tanya Davina.

"Sekitar, 10 orang." ucap Farah.

Tok.. tok..

Ceklek pintu ruangan dokter Davina terbuka, terlihat Suster Anita datang, sambil membawa laporan dan di berikan ke dokter Davina.

"Ini dok." ucap Suster Anita.

"Apa ini?" tanya Anita.

"Data pasien, kecelakaan." jawab Suster Anita.

"Pasien saya?" tanya kembali dokter Davina.

"Benar." jawab Suster Anita.

"Saya kan dokter IGD."

"Pasien ini, spesial. Dia ingin dokter Davina yang menjadi dokternya."

Davina membaca rekam medis, pasien yang baru masuk hari ini. Terlihat kondisi patah tulang, dan luka lecet di bagian belakang punggung.

"Mana bisa, dia kan pasien dokter Toni."

"Dia hanya ingin, dokter yang menanganinya."

"Pindahkan saja ke rumah sakit lain." ucap dokter Farah.

"Nah susah amat, pindahkan saja." ucap Davina.

Ceklek

"Kamu ke sana dulu deh." ucap dokter Toni.

"Ngapain?" tanya Davina.

"Kamu jelaskan sama pasien saya, dia ngotot mau kamu yang jadi dokternya." jawab dokter Toni.

"Aneh benar sih tuh orang."

"Kayaknya dia naksir kamu deh, atau dia memang pacar kamu atau mantan?"

"Jangan ngaco deh."

"Sudah sana, kamu temui dia."

****

"Hi dok. " ucap Arjuna.

"Kenapa?" tanya Davina.

"Saya minta, dokter yang menangani saya." jawab Arjuna.

"Saya ini, dokter IGD. Jadi tidak bisa, saya yang menjadi dokter Bapak."

"Jangan panggil Bapak lah, panggil Mas." ucap Arjuna, dan membuat Davina ingin muntah.

"Maaf ya, tidak bisa. Kalau Bapak tidak mau silahkan pindah ke rumah sakit lain. Nanti dokter Toni, akan buatkan surat rujukan ke rumah sakit lain."

"Kalau saya pindah rumah sakit, saya tidak bisa bertemu sama dokter."

"Dokter Toni, apa pasien anda sudah di suntik obat tidur?" ucap Davina.

"Eh buat apa? saya baru saja bangun, masa di suruh tidur lagi."

"Kalau tidak ingin di suntik obat tidur, tutup mulut kamu, jangan teriak - teriak panggil saya." ucap Davina pergi.

"Makannya, kalau tidak mau di pindah rumah sakit, bapak sebaiknya terima prosedur disini. Kalau mau, dirawat sama dokter Davina, bapak loncat dari lantai ini, nanti masuk IDG dokter Davina yang akan menangani." ucap dokter Toni meledek, dan pergi.

"Dasar sableng. " ucap Arjuna.

****

"Terus kaki kamu gimana?" tanya Farhan.

"Kaki saya retak, tapi tidak terlalu parah." jawab Arjuna.

"Kita kaget, dan nggak menyangka saja kalau salah satu korban, kecelakaan beruntun kemarin itu kamu." ucap fuji.

"Waktu itu, saya di belakang mobil bus sekolah, tiba - tiba mobil bus di depan itu terbalik, dan saya kaget mengerem mendadak jatuh, dan di belakang bertabrakan, dan mobil berguling mengenai tubuh saya, hingga terpental." ucap Arjuna.

"Untung kamu masih selamat." ucap Farhan.

"Iya, Alhamdulillah."ucap Arjuna.

Ceklek

"Arjuna..!! " teriak seorang wanita paruh baya, datang langsung menangis dengan memeluk tubuhnya.

Hiks.. hiks.. hiks..

"Kamu nak, emak kaget kamu itu kecelakaan. Untung nyawa kamu selamat, bagaimana kalau tidak nak, hiks.. hiks.. Emak sama siapa nanti."

"Emak, sudah jangan nangis. Arjuna baik - baik saja, hanya kaki yang retak."

"Apa!! " ucap kaget Emak.

"Kamu bilang baik - baik saja, tapi kaki kamu retak?"

"Emak, retak juga nggak parah."

Plaaakkk

Emak memukul lengan Arjuna sangat keras, hingga Arjuna meringis kesakitan.

"Emak kok pukul saya." ucap Arjuna.

"Gimana tidak pukul kamu, retak juga sama namanya musibah. Orang tua, disana khawatir kamu nya malah enak - enak saja."

"Emak maaf, maksud Arjuna itu, biar Emak tidak kepikiran." ucap Fuji.

"Tapi tetap saja Fuji, Emak itu khawatir. Namanya juga orang tua, anak laki satu - satunya, belum nikah juga. Padahal umur sudah kepala tiga." ucap Emak sedikit curhat.

"Tuh mulai deh." ucap Arjuna.

"Yaiyalah, kamu belum bawa calon istri ke Emak. Coba kamu bawa calon istri, hati Emak itu tenang."

"Sudah Mak, jangan nyanyi terus. Ini rumah sakit."

*****

"Ini rumah sakit besar amat ya, mumpung ada disini, Emak mau cek kesehatan." ucap Emak sambil berjalan di koridor rumah sakit.

"Bu dokter."panggil Emak.

"Saya bu, ada apa?" ucap Davina.

"Maaf Bu dokter, saya ingin cek kesehatan. Ruangannya dimana ya?"

"Kalau ibu mau, silahkan daftar dulu, untuk mengambil nomer antriannya."

"Dimana ya, saya tidak paham."

"Mari saya antar." ucap Davina.

"Maaf merepotkan." ucap Emak.

"Tidak apa - apa Bu."

"Bu dokter baik deh, sudah cantik lagi. Sudah menikah?" ucap Emak.

"Belum bu." ucap Davina.

"Aduh sama seperti anak saya, ganteng tapi belum menikah."

Davina hanya tersenyum, lantas membantu mendaftarkan Emak ke poli umum. Dan setelah membantu, Davina memberikan nomer antrian pada Emak.

"Bu, ini nomernya. Nanti ibu tunggu di panggil, ibu duduk disini saja, kalau pintu yang di depan ibu terbuka dan panggil nomer antrian 30,ibu masuk saja."

"Terima kasih bu dokter."

"Sama - sama." ucap Davina.

****

"Emak kemana sih? sudah satu jam lebih, kok belum kembali ke sini. Jangan - jangan Emak pulang lagi." ucap Arjuna.

Ceklek

"Mas, maaf baru datang." ucap seorang gadis remaja masuk kedalam kamar rawat Arjuna.

"Sinta, Emak mana?" tanya Arjuna.

"Lah bukannya, Emak masih di rumah sakit?" jawab Sinta.

.

.

Terpopuler

Comments

KaylaKesya

KaylaKesya

hahahahahahah 🤣 aduiiii

2024-10-01

1

KaylaKesya

KaylaKesya

hahahaha 🤣

2024-10-01

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

#KECELAKAAN BERUNTUN ya..
Mampir thor..

2024-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!