Tidak Suka Pria

"Kamu berangkat naik apa?" tanya Emak.

"Nanti Fuji jemput saya Mak." jawab Arjuna.

"Tak kira kamu, mau nyetir mobil sendiri." ucap Emak.

"Ya nggak lah Mak, kaki nya masih sakit sedikit. Jalan saja masih pincang, gimana mau bawa kendaraan." ucap Arjuna.

"Arjun, Mak kan butuh uang buat bayar semester adik kamu, Emak jual kambing satunya itu. Adik kamu kan sebentar lagi lulus kuliah Bidan, butuh uang banyak."

"Sinta butuh berapa? kalau di bawah 10 juta ada." ucap Arjuna.

"Ya segitu, semua beres tapi di cicil."

"Lunasin saja, nggak perlu di cicil. Sayang jual kambing, mau tak kawinin lagi." ucap Arjuna.

"Kambing kamu kawinin terus, kamu kapan kawinnya?" ucap Emak.

"Kan dokter Davina belum saya dapatkan Mak."

"Kalau kenyataan, dokter Davina bukan jodoh kamu gimana?"

"Ya nggak gimana - gimana Mak, orang suka itu hak masing - masing. Nanti siang saya ambil uangnya, nanti suruh lunasi semua."

"Makasih Arjun."

"Ya Mak, sama - sama. Arjuna berangkat dulu, Fuji udah datang." ucap Arjuna mencium punggung tangan Emaknya.

"Hati - hati Arjuna." ucap Emak.

"Ya Mak." icak Arjuna.

Arjuna dengan pelan, naik ke atas motor Fuji, dan Fuji lantas berpamitan pada Emak. Emak yang mengantar Arjuna, sampai depan rumah membalas jabatan tangan Fuji.

"Mak, kami berangkat ya." ucap Fuji

"Hati - hati." ucap Emak.

***

" Dokter Davina, sekarang tidak di IGD lagi, karena harus menggantikan dokter Santo, dia sudah pensiun bulan depan. Dan untuk dokter IGD akan di gantikan, oleh dokter Imam." ucap dokter Rubby, kepala rumah sakit Daerah.

"Saya menempati ruang praktek di poli umum kapan ya dok?" tanya Davina.

"Mulai minggu depan, sudah bisa disana. Karena dokter Santo sudah bebas tugas, dan dokter Imam bisa menyesuaikan dengan dokter Davina." jawab dokter Rubby.

"Baik dok." ucap dokter Imam.

"Untuk perpindahan, saya menunggu dokter Santo dulu. Karena beliau kan, masih ada praktek disini. Mungkin sampai minggu sekarang, benar nggak dok?" ucap dokter Davina pada dokter Rubby.

"Ya betul, tunggu beliau beres semuanya." ucap dokter Rubby.

***

"Kamu jadi nggak disini lagi?" tanya dokter Lestari, yang berganti shif jaga dengan Davina.

"Iya, tapi minggu depan pindah. Saya juga akan beresin beberapa barang punya saya." jawab Davina.

"Dav, saya tuh ingin tanya sama kamu. Kalau tanya sama dokter Toni atau dokter Farah itu, kadang suka tidak di jawab." ucap dokter Lestari.

"Memang mau tanya apa?" tanya Davina.

"Dokter Rizal itu, suka sama kamu ya?" tanya dokter Lestari.

"Ya gitu deh, tapi saya malas tanggapin dia." jawab Davina.

"Kenapa?"

"Saya tidak suka dia, udah dulu dok saya mau ke bangsal pasien." ucap Davina pergi.

"Dokter Lestari, kenapa tanya masalah cowok si? dokter Davina itu anti yang namanya cowok." ucap Suster Anita.

"Oh gitu ya, saya kok baru tahu."

***

"Davina." panggil Rizal.

"Ada apa?" tanya Davina dengan tetap berjalan.

"Kita jalan yuk." ajak Rizal.

"Maaf sibuk." ucap Davina.

"Kamu sibuk apa sih? kamu kok sepertinya tidak suka sama saya." ucap Rizal.

"Emang, kamu kan tahu saya tidak suka sama laki - laki." ucap Davina.

"Terus, dengan pria yang waktu di kantin, bukannya dia itu mengobrol sama kamu, bahkan lama." ucap Rizal.

"Terus, kita ini sedang mengobrol bukan?" tanya Davina.

"Ya sedang mengobrol." jawab Rizal.

"Yaudah, sama kan nggak pilih kasih." ucap Davina pergi meninggalkan Rizal yang masih berdiri.

"Kamu itu susah banget sih Davina, dapatkan kamu itu susahnya minta ampun." ucap Rizal.

****

"Nanti sore kamu pulang ke rumah atau ke kost an?" tanya Arjuna melalui telepon.

"Pulang Mas. " jawab Sinta.

"Katanya butuh buat bayar kuliah, Mas tunggu kamu di rumah."

"Makasih Mas, ehm... Mas boleh minta sesuatu?"

"Sesuatu apa?"

"Beli ponsel baru, ponsel yang ini tidak bisa memuat banyak aplikasi, dan apalagi kalau banyak photo yang masuk lewat chat, suka lama bukanya."

"Ya nanti Mas belikan, tapi nggak sekarang. Kan kamu minta buat bayar kuliah, nanti tunggu panen, kita kan padi juga belum menguning."

"Jual satu kambing nya."

"Nggak, Mas sadang kawinin tuh kambing, biar tambah anak. Nanti bulan depan, nunggu Mas gajian."

"Iya deh Mas."

"Kuliah yang benar, jangan pacaran terus."

"Iya bawel."

"Kalau di nasehati bisa saja jawabnya."ucap Arjuna.

****

" Mam, bisa jemput saya di rumah sakit?" tanya Davina.

"Mami nggak bisa sayang, Kenapa memangnya?" tanya Mami dari seberang.

"Mobil Davina mogok nih, butuh derek kalau begini."jawab Davina.

"Mobil kamu kenapa masalah terus sih? itu mobil mewah dari Daddy kamu, apa kamu tidak rawat?"

"Iya biar sengaja jadi rongsokan."ucap Davina kesal.

" Jangan gitu nak, beli mobilnya pakai uang bukan pakai daun. Kalau kamu tidak mau pakai, taruh saja di garasi."

"Sudah Mam, jangan banyak ceramah. Tolong teleponin Mail, buat bawa ke bengkelnya.Mail kan punya mobil derek sendiri, suruh datang ke rumah sakit, ditunggu sekarang." ucap Davina mematikan teleponnya.

"Kenapa?" tanya dokter Toni.

"Biasa mogok, lagi nunggu orang bengkel." kawan Davina.

"Biar saya cek, siapa tahu masih bisa jalan."

"oli nya kering, sama mungkin mesinnya." ucap Davina.

"Hah.. kok bisa sampai kering sih Dav, sayang loh ini mobil mahal bisa turun mesin nanti, kalau sampai rusak." ucap dokter Toni.

"Biar saja, nanti juga di belikan yang baru sama dia."

"Wah parah nih anak." ucap dokter Toni memeriksa mesin mobil milik Davina.

"Bisa?" tanya Davina.

"Ntar belum ketemu." jawab dokter Toni.

Hampir 20 menit mobil belum juga jalan, dan mobil derek milik bengkel langganan Davina datang.

"Mobil mogok." ucap Mail.

"Ya bawa, nanti kabari saja." ucap Davina.

"Siap bu dokter." ucap Davina.

Mobil derek pun siap membawa mobil milik Davina, hingga mobil Davina di derek sampai bengkel langganan nya.

"Kamu pulang naik apa?" tanya dokter Toni.

"Saya jalan ke depan saja, mau naik bus." jawab Davina.

"Nggak mau di antar?"

"Nggak, kamu sama saya beda jalur."

"Ya nggak apa - apa, kalau mau saya antar."

"Nggak makasih, antar saja sampai di jalan raya."

"Ok deh, masuk." ucap dokter Toni, dan Davina masuk kedalam mobilnya.

Dari jauh Rizal melihat Davina, dokter yang menyukai Davina sejak lama. Ada rasa kesal dan cemburu, Rizal yang tidak bisa mendapatkan hati Davina, namun dirinya tetap berusaha untuk terus Berjuang.

****

"Beneran naik Bus saja?"ucap Toni.

"Iya, bus saya ini kan tepat turun di depan perumahan. Makasih ya hati - hati." ucap Davina.

"Ok, duluan ya."

Mobil Toni melesat jauh, Davina menunggu Bus yang akan di tumpanginya. Hingga akhirnya Bus yang ditunggu datang juga, Davina lantas masuk kedalam Bus dan mencari tempat duduk yang kosong, namun semuanya penuh dan hanya satu sisa kursi kosong, Davina lantas duduk.

"Maaf Pak, boleh geser sedikit." ucap Davina.

Pria berkacamata dengan seragam loreng itu, bergeser hingga memepet jendela, dengan posisi tertidur.

Davina menoleh, dan memastikan wajah pria tersebut. Dan akhirnya mendengus kesal, saat tahu pria yang ada di sampingnya.

.

.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍

2023-10-18

0

susi 2020

susi 2020

🤩

2023-10-18

0

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

Arjunanya Davina nie pazti....

2023-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!