Janjian

"Gimana kaki kamu?" tanya Farhan, setelah melaksanakan Apel pagi.

"Sudah mendingan sih, tapi belum berani lari." jawab Arjuna.

"Jangan di paksa, kalau kaki itu rentan banget." ucap Fuji.

"Iya, ini juga cukup kemarin saja di paksa. Malamnya nggak bisa tidur, gara - gara rasanya masya Allah cenat cenut." ucap Arjuna.

"Gimana kabar dokter cantik itu?" tanya Farhan.

"Baik, kemarin habis makan siang bersama." jawab Arjuna dengan tersenyum.

"Cieeeee akhirnya ada kemajuan." ucap Fuji.

"Eits.. belum, tapi sudah sedikit masuk perangkap. Saya lihat sih, dia itu suka juga sama saya. Hanya saja, dia malu - malu kucing gitu." ucap Arjuna.

"Pepet terus, sampai dapat." ucap Farhan.

"Pasti lah, saya akan pepet terus. Dan saya yakin, dia itu jodoh saya. Tapi harus dengan usaha dapatkan dia, ya nggak?" ucap Arjuna.

"Betul itu, tanpa usaha nggak akan berhasil." ucap Fuji.

***

Arjuna menatap sosial media Davina, belum ada tanda - tanda nomer telepon baru menghubunginya. Arjuna mencoba mencoba menghubungi, melalui obrolan sosial media. Tetapi Arjuna mengurungkan niatnya, melihat jam masih di jam tugas.

"Mending ajak makan siang lagi saja." ucap Arjuna, melihat satu jam lagi menuju jam istirahat.

Sedangkan Davina masih sibuk dengan pasiennya, hari ini pasiennya begitu sangat banyak. Hingga harus di lanjutkan, setelah jam istirahat.

"Sus, nomer yang terakhir ada 10 pasien lagi, setelah jam istirahat ya. Ini waktunya istirahat, nanti tolong katakan saja sama mereka." ucap Davina.

"Baik dok." ucap Suster Jovita.

"Saya duluan, kamu juga istirahat, manfaatkan waktu." ucap Davina.

"Siap dokter Davina."

Davina pun keluar dari ruang prakteknya, tiba - tiba ada salah satu pasien yang mendekatinya. Dengan membawa seorang anak kecil, dengan wajah panik.

"Dokter, tolong anak saya." ucapnya.

"Maaf Bu, saya istirahat dulu ya." ucap Davina.

"Anak saya, tidak bergerak." ucapnya Panik.

Davina langsung menarik tangan wanita itu untuk masuk kembali, ke dalam rumah prakteknya. Dan wanita itu, langsung membaringkan tubuh anak kecil berusia sekitar 3 tahun.

"Kenapa tidak langsung IGD saja? seharusnya jangan datang ke poli. Kalau di IGD kan, langsung di tangani." ucap Davina memeriksa tubuh anak kecil itu.

"Tadinya saya mau periksa biasa, tapi tadi barusan tidak bergerak sama sekali." ucapnya panik.

"Sejak kapan sakit?" tanya Davina sambil menempelkan stetoskop pada dada anak kecil tersebut.

"Sudah satu minggu."ucapnya.

"Nafasnya pelan, detak jantung menurun. Dia harus segera di bawa ke ICU." ucap Davina.

"Suster, siapkan brankar bawa pasien ke ICU." ucap perintah Davina.

"Baik dok." ucapnya.

"Dokter anak saya bagaimana?"

"Anak ibu punya penyakit, sepertinya sudah lama ya? saya periksa ada penyakit dalam yang di deritanya, apa selama ini tidak menunjukkan tanda - tanda?" tanya Davina.

"Selama seminggu ini, dia tidak nafsu makan dok, saya pikir biasa saja karena anak saya masih sempat bermain. Setelah 3 harinya anak saya mulai sedikit makan, terus demam saya kasih obat penurun panas, jangka seminggu semakin memburuk."

"Seharusnya anak sudah seperti ini, ibu tidak biarkan begitu saja, tapi semoga bisa tertolong ya bu. Di lihat dari pupil mata juga sudah berbeda tadi, kami akan mengusahakan yang terbaik." ucap Davina.

Dokter Roy spesialis penyakit dalam , langsung memeriksa anak kecil berjenis kelamin laki - laki.

"Bu nanti hasilnya saya akan kasih tahu, karena anak ibu harus di periksa lebih lanjut lagi ya dari hasil CTSCAN. " ucap dokter Roy.

"Baik dok." ucap Ibu si pasien.

"Bu, nanti sama dokter Roy dan nanti juga akan sama dokter spesialis anak yang menangani." ucap Davina.

"Baik dok, terima kasih. "

***

Arjuna menunggu Davina di lobi, jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, dokter praktek sudah mulai berdatangan kembali. Arjuna melihat Davina sedang berjalan, masuk ke arah lain menuju minimarket, yang ada di dalam rumah sakit.

Arjuna berjalan ke arah Davina, dan masuk kedalam minimarket, terlihat Davina sedang memilih roti dan air mineral.

"Kok baru kelihatan?" tanya Arjuna.

"Kok kamu disini?" tanya Davina kaget.

"Saya itu ingin mengajak kamu makan siang, tapi kamu belum juga keluar. Saya tungguin kamu disini, kamu langsung praktek lagi ya?" tanya kembali Arjuna.

"Iya, ada pasien ini saya makan roti sama minum saja." ucap Davina.

Arjuna lalu membayar yang di beli oleh Davina, dan mereka duduk di depan minimarket.

"Saya punya hutang lagi sama kamu." ucap Davina.

"Bayar saja dengan cinta, itu juga sudah cukup."

"Ih.. nyebelin."ucap Davina sambil tersenyum.

" Pulang jam berapa sekarang?" tanya Arjuna.

"Pulang jam 5 kayaknya, soalnya mau rapat sama direktur rumah sakit, kenapa memangnya?" jawab Davina kembali bertanya.

"Mau naik Bus lagi nggak?" tanya Arjuna.

"Nggak ah, trauma." jawab Davina.

"Nggak akan lah, kita jalan - jalan yuk, nanti pulang naik Bus malam jurusan luar kota." ajak Arjuna.

"Memang mau mengajak saya kemana?"

"Ada tempat wisata malam yang bagus, kalau kaki saya sudah sembuh pakai kendaraan Saya ajak kamu kesana."

"Ribet banget, pakai mobil saya. Nanti saya jemput kamu di tempat dinas kamu."

"Memang kamu tahu?"

"Kamu kan dinas di Batalyon 008."

"Yup betul, kamu jemput ya."

"Iya, terus sekarang naik apa?"

"Angkot dong."

"Ya ampun demi saya, kamu itu rela naik angkot."

"Yaiyalah, orang berjuang itu seperti ini." ucap Arjuna sambil menaik turunkan alisnya.

"Yasudah, saya mau masuk lagi ini sudah mau mulai jam praktek,kasihan pasien menunggu." ucap Davina.

"Sampai ketemu nanti sore."

***

Arjuna menunggu di dekat pos penjagaan, sudah jam 5 sore lebih, Davina belum juga datang. Arjuna sesekali lihat ke jalan, tapi belum ada tanda - tanda mobil datang.

"Jangan - jangan itu cewek ngerjain lagi." ucap Arjuna.

"Kalau benar, awas saja tak bikin bucin nggak bisa tidur tiap hari." ucap Arjuna kembali.

Sedangkan di dalam mobil, Davina mengemudikan mobilnya. Saat di lampu merah, Davina baru ingat dirinya punya janji dengan Arjuna.

"Ya ampun..!! saya punya janji sama dia. Ini sudah setengah perjalanan pulang lagi, kenapa juga buat janji sama dia." ucap Davina langsung putar balik.

**

"Belum pulang Bang?" tanya Danu.

"Iya sedang nunggu orang." jawab Arjuna, sambil melihat jam tangannya sudah menunjukkan waktu maghrib.

Arjuna memutuskan untuk pulang, dan berjalan ke arah halte untuk menunggu Bus. Dengan wajah kecewa, Arjuna duduk di halte menunggu Bus datang.

"Kamu memang nggak suka sama saya, bodohnya saya terus kejar kamu."

Bus pun datang Arjuna berdiri, lalu melangkahkan kakinya, naik ke atas Bus. Saat Arjuna sudah naik, Davina datang. Dan turun dari mobilnya.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tentara yang bertugas menjaga di pos.

"Maaf Pak Arjuna apa masih di dalam?" tanya Davina.

"Pak Arjuna baru saja naik, Bus yang tadi lewat." jawabnya.

"Oh.. sudah pulang ya, makasih Pak kalau begitu." ucap Davina.

.

.

.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🤓

2023-10-18

0

susi 2020

susi 2020

🤩🤩

2023-10-18

0

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

tlisipan deh...

2023-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!