Sebuah Dukungan

"Bu ada masih ada satu lagi." ucap Suster Tina.

"Masih ada pasien ya, suruh masuk." ucap Davina, namun belum juga suster Tina keluar, Ibu Vera sudah masuk lebih dulu.

"Berarti pasien habis ya?" tanya Davina.

"Benar dok." jawab suster Tina.

"Ya sudah kamu boleh pergi." ucap Davina, dan suster Tina menutup pintu.

"Ada apa Tante kesini? apa ada keluhan penyakit?" tanya Davina.

"Saya hanya ingin bertemu sama kamu, sudah lama Tante tidak mengobrol berdua sama kamu." jawab Ibu Vera.

"Katakan, mau bicara?" ucap Davina.

"Tante hanya ingin bilang, kemarin Rizal datang ke Tante, minta kamu jadi pacar dia."

"Oh.. jadi Tante itu kesini di suruh Rizal? di bayar berapa sama dia?"

"Rizal itu orang tuanya kan, teman Daddy kamu sama teman Tante juga, kamu kenapa sih nggak mau sama dia? padahal dia itu anaknya baik dan keluarganya jelas." ucap Ibu Vera.

"Sudahlah Tante, ngapain sih repot - repot ngatur jodoh buat saya. Kalau saya tidak suka gimana? orang tidak suka masa mau di paksa."

"Tante paham, tapi kurang apa sih sama Rizal."

"Tante, bukan nya masalah kurang atau lebih ya, masalahnya saya itu tidak suka sama dia, jadi tolong deh Tante nggak usah maksa. Kalau Tante mau, silahkan buat Tante saja, saya ikhlas kok silahkan ambil." ucap Davina.

"Kamu itu kapan sih, bisa sopan sama Tante? kamu tidak ada sopan - sopan nya." ucap Ibu Vera.

"Saya akan sopan, kalau Tante mencium kedua kaki Mami saya."

"Kamu anggap Tante itu jahat? yang jahat itu Mami kamu, telah rebut Daddy kamu dari Tante. Seharusnya dari awal dia itu, mundur dan tidak menikahi Mas Haris."

"Tapi buktinya, saya bisa lahir kok Tante. Bukannya, mereka juga saling cinta. Kalau nggak cinta, saya tidak akan pernah lahir dari rahim Mami."

"Kamu itu bisa saja jawabnya."

"Yaeyalah orang di sekolahkan, buktinya nggak bisa hamil kan, karena kutukan."

"Cukup Davina, cukup kamu sudutkan Tante. Kesini Tante datang baik - baik, untuk bicara sama kamu, pantas Daddy kamu malas bicara sama kamu, karena kamu begitu." ucap Ibu Tika.

"Terserah, terserah mau bilang apa. Sekarang Tante pergi deh sana hus.. hus.. " ucap Davina mengusir.

"Anak tidak sopan." ucap Ibu Tika bangun dari duduknya, lantas keluar dari ruang praktek Davina dengan membanting pintu.

****

Ibu Tika berhenti di depan Batalyon 008,sebelumnya Ibu Tika tanya pada Toni, tentang Arjuna Tentara yang dekat dengan Davina.

"Maaf apa benar di sini, ada Tentara yang namanya Arjuna?" tanya Ibu Tika di pos penjagaan.

"Ada bu, maaf Ibu siapa?" ucap Tentara yang menjaga pos.

"Saya Ibu Tika, orang tuanya Davina. Apa bisa saya bertemu dengan dia sekarang?" tanya Ibu Tika.

"Bisa bu, saya hubungi Pak Arjuna dulu." jawabnya.

Terlihat Tentara tersebut sedang menghubungi Arjuna dan tenggang beberapa menit Arjuna datang.

"Tante." ucap Arjuna langsung mencium punggung tangan Ibu Tika.

"Maaf ya, Tante ganggu." jawab Ibu Tika.

"Nggak kok Tante, kita bicara di dalam ya, saya yang bawa mobilnya." ucap Arjuna.

Didalam mobil, Ibu Tika dan Arjuna saling mengobrol hingga sampai di depan parkiran mobil, lalu berjalan ke arah kantin.

"Kita mengobrol disini saja Tante, ehm.. Tante mau minum apa?" ucap Arjuna menawarkan.

"Nggak usah repot - repot, Tante masih kenyang dari tadi minum terus." ucap Ibu Tika.

"Ya masa nggak di kasih apa - apa." ucap Arjuna.

"Gini Arjuna, Tante itu kesini ingin bicara serius sama kamu, tentang Davina." ucap Ibu Tika.

"Davina! masalah apa Tante?" tanya Arjuna penasaran.

"Kamu suka kan sama anak tante?" tanya Kembali Ibu Tika.

"Suka Tante, tapi Davina tidak suka sama saya." ucap Arjuna.

"Tante jujur, terus terang sama kamu. Pertama lihat kamu, Tante tuh suka sama kamu, suka dalam arti kamu dekati anak Tante. Tante sih, ingin kalian jadi satu tapi kamu tahu sendiri kan, bagaimana Davina." ucap Ibu Tika.

"Saya dari cerita Davina sudah tahu Tante, saya akan terus mendekati Davina sampai dia benar - benar membuka hati."

"Kamu jangan menyerah ya, Tante dukung."

"Makasih Tante, makasih ya."

"Sama - sama, ada satu yang paling Davina suka di hari libur. "

"Apa itu Tante?"

"Dia suka olahraga kuda."

"Kuda! "

"Iya, dia hobby bermain kuda. Kamu bisa datang di pacuan kuda Almahera, itu kuda - kuda milik Davina."

"Saya akan kesana Tante."

"Dia juga sering melatih berkuda, kamu kesana saja. Dekati dia, Tante seribu persen mendukung kamu."

"Makasih banyak Tante, sekali lagi saya ucapkan terima kasih."

****

Davina menaiki kuda jenis Friesian, dengan gagahnya kuda tersebut berlari kencang dengan Davina yang duduk diatasnya.

Kuda tersebut, lantas melompat dari satu palang ke palang lainnya, lantas berarti kembali memutari lapang. Dan ada beberapa murid yang sedang berlatih kuda, di dampingi asisten Davina.

Arjuna berjalan mendekat, di luar pagar lapangan. Arjuna beberapa kali memotret Davina.

Saat melintas, Davina melihat Arjuna dan menghentikan kudanya. Arjuna tersenyum saat Davina sedang menatapnya.

"Kok kamu tahu tempat ini?" tanya Davina.

"Tahu lah, masa tidak tahu." jawab Arjuna.

"Tahu dari mana?" tanya kembali Davina.

"Ada deh, kamu tidak perlu tahu." jawab Arjuna.

Davina turun dari atas kuda, dan Arjuna menatap kuda jenis Friesian berwarna hitam dengan tinggi gagahnya.

"Keren kudanya, jenis kuda dari Eropa. Harganya pasti wow bisa dapat kuda jenis ras kuno ini." ucap Arjuna.

"Kamu mau coba?" tawar Davina.

"Boleh?" ucap Arjuna.

"Boleh, naik saja." ucap Davina.

Arjuna lantas naik ke atas kuda tersebut, dan Arjuna pun mengendalikan kuda lantas kuda berlari memutari lapangan.

"Kamu naik kita pergi keluar sambil naik kuda." ucap Arjuna.

"Boleh, kita keluar dari sini ada sungai bagus." ucap Davina lantas naik ke atas kuda.

Davina yang duduk di depan sedangkan Arjuna di belakang, tangan Arjuna seperti memeluk tubuh Davina, namun Arjuna yang mengendalikan kudanya.

"Kamu bisa berkuda sejak usia berapa?" tanya Arjuna.

"Dari kecil, kalau tidak salah kelas 1 SD. Kalau kamu bisa sejak kapan?" jawab Davina kembali bertanya.

"Sejak belum masuk Tentara, dulu ada Tetangga punya kuda 2, saya kan sering cari pinjam kudanya entah itu ke kebun, atau kemana gitu tangan sering sih ke kebun." ucap Arjuna.

"Ini kuda, sudah tua umurnya. Hadiah ulang tahun ke 17, Mami hadiah kan buat saya, dapatkan kuda jenis ini susah, Mami sampai minta bantuan teman - temannya, akhirnya dapat juga dari teman Mami yang di luar negeri."

"Berarti naik pesawat dong kudanya?"

"Nggak, kudanya ada disini emang ada yang punya, lantas Mami beli buat hadiah ulang tahun. Kebetulan teman Mami yang di luar negeri, yang punya kuda ini."

"Oh.. gitu cerita nya."

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ciihh ngaku2..Gak malu ya..🙄🙄

2024-07-11

0

susi 2020

susi 2020

😘

2023-10-18

0

susi 2020

susi 2020

🥰

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!