Takdir Cinta Adeeva
PLAKK
Sebuah tamparan keras melekat di pipi Adeeva. Pipi mulusnya kini terlihat merah bekas telapak tangan sang ayah tirinya.
Gadis itu hanya bisa memegang pipinya dengan tangannya sembari terisak menahan rasa sakit.
Sakit yang kini dirasakan Adeeva tak hanya sakit bekas tamparan sang ayah tiri, hatinya juga terluka akibat tangan kekar itu lepas kendali dan mendarat di pipinya.
Luka hatinya tak sebatas itu, dia semakin terluka melihat sang ibu kandung, wanita yang melahirkannya hanya bisa diam memaku melihat apa yang telah dilakukan oleh suaminya.
Wanita yang selama ini sangat menyayanginya tega membiarkan lelaki itu menampar dirinya.
"Anak bodoh! Tak tahu diri!" bentak sang ayah tiri pada Adeeva.
Adeeva masih diam dan menangis.
5 Tahun sudah pria yang membentaknya itu masuk ke dalam kehidupan Adeeva, pria itu tak pernah berbuat kasar pada dirinya, sebagai ayah tiri, Haikal memperlakukan Adeeva sebagai putrinya sendiri, tapi sayang malang menimpa Adeeva membuat sang ayah tiri murka terhadap dirinya.
"Siapa laki-laki yang sudah menanam benihnya di rahimmu?" tanya Haikal mengulangi pertanyaannya.
"Adeeva tidak tahu, Yah," lirih Adeeva.
Gadis malang ini hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia sendiri tidak menyangka akan mengandung tanpa diketahuinya bahwa seseorang telah pernah menidurinya.
Haikal sudah tak tahu harus berbuat apa pada gadis yang telah 5 tahun ini menjadi putrinya.
Pria paruh baya itu pun meninggalkan Adeeva di kamarnya.
Dia kini melangkah menuju kamarnya diikuti oleh Aisyah.
Aisyah tak bisa membantah apa yang dilakukan oleh sang suami, karena dia sendiri tahu bahwa yang sudah dilakukan oleh sang putri.
Dia tak menyangka putri satu-satunya itu bisa hamil di luar nikah tanpa diketahuinya sosok pria yang sudah menyentuh tubuhnya.
"Bu, kamu harus coba bujuk Adeeva untuk mengungkap pria yang sudah melakukan hal hina itu terhadap dirinya," ujar Haikal setelah mereka berada di dalam kamar.
Aisyah hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Haikal pun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu dengan susah payah mulai memejamkan matanya, dia masih kepikiran dengan apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan masalah yang kini tengah dihadapi oleh putri tirinya itu.
Haikal tidak mau kehormatan hancur di hadapan keluarga besar dan kolega bisnisnya.
Jika isu tentang kehamilan putri tirinya itu menyebar maka harga dirinyalah yang akan menjadi tantangannya.
Sementara itu Adeeva tampak frustasi dengan apa yang baru saja diketahuinya, dia kini terduduk lemas di lantai di samping tempat tidurnya.
Adeeva menjambak rambutnya, dia mulai berpikir apa yang telah terjadi pada dirinya beberapa bulan terakhir.
"Deev, bangun! Sudah pagi," ujar Ainun membangunkan Adeeva.
Ingatan Adeeva tertuju pada kejadian 2 bulan yang lalu saat Adeeva dan teman-temannya menginap di sebuah hotel yang ada di Bali.
"Udah jam berapa?" lirih Adeeva pada sahabatnya.
"Mhm, udah jam 09.00. Ayo, bangun! Rombongan mau berangkat traveling," ujar Ainun.
Adeeva pun berusaha bangun dari tidurnya.
"Aauuw," pekik Adeeva saat mulai bergerak untuk turun dari tempat tidur.
"Kamu kenapa, Deev?" tanya Ainun penasaran.
"Eh, enggak apa-apa," jawab Adeeva.
Perlahan Adeeva mulia turun dari tempat tidur, dia berusaha menahan rasa sakit di bagian selangk***annya.
Perlahan Adeeva turun dari tempat tidur lalu melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ya Allah, apakah kejadian itu terjadi saat acara di Bali 2 bulan yang lalu?" gumam Adeeva di dalam hati.
"Tapi, siapa yang telah berani melakukan hal keji itu padaku?" gumam Adeeva di dalam hati.
Adeeva terus menerka-nerka siapa yang telah berani menyentuh benda berharga miliknya itu.
Dia sama sekali tidak mengetahui siapa orang yang telah berbuat hina itu terhadap dirinya, karena saat dia bangun tak seorang pun ada di sampingnya, bahkan di saat dia bangun tidur, pakaiannya masih terpasang dengan rapi, sehingga dia tak menyadari malam itu keper***nannya sudah direnggut oleh seseorang.
Saat itu Adeeva hanya merasa ngantuk berat dan tertidur dengan sangat pulas.
****
Saat pagi datang, Aisyah mendapati putrinya kini terbaring di lantai dengan keadaan yang sangat memilukan.
Hati Aisya merasa sedih melihat keadaan sang putri, tak hanya Adeeva yang terpukul dengan kejadian ini, dia sebagai seorang ibu juga terpukul saat mengetahui bahwa sang putri tengah hamil 8 minggu.
"Bu, deev pusing!" rengek Adeeva beberapa hari yang lalu.
Gadis itu merasa beberapa hari terakhir dirinya dilanda pusing dan mual berkepanjangan setiap kali bangun tidur, hal ini membuat Aisyah curiga dengan kondisi putrinya.
Aisyah meminta Adeeva untuk melakukan test urine, semua orang yang ada di rumah itu kaget dengan hasilnya.
Haikal langsung naik pitam menahan rasa malu. Amarahnya memuncak hingga tak terkendali.
Aisyah mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi, wanita yang mulai berumur 50 tahunan itu melangkah menghampiri putrinya.
"Deev, bangun." Aisyah mengguncang tubuh sang putri.
"Deev, sudah siang," lirih Aisyah.
Perlahan Adeeva mulai membuka matanya. Dia mendapati sang ibu telah duduk di lantai di samping dia terbaring.
"Kamu kenapa tidur di lantai?" tanya Aisyah penuh perhatian.
Adeeva hanya diam, gadis itu masih mengingat apa yang terjadi semalam.
Dia sama sekali tidak menggubris apa yang dikatakan oleh ibunya.
"Deev, shalat dulu. Ibu mau bicara," ujar Aisyah.
Adeeva berdiri lalu melangkah menuju kamar mandi, di wajah gadis itu masih terlihat jelas akan luka yang dirasakannya semalam.
Adeeva melangkah menuju kamar mandi, dia pun berwudhu dan langsung melaksanakan shalat subuh.
Aisya duduk di pinggir tempat tidur, dia menunggu sang putri yang kini sedang melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
Setelah selesai shalat subuh, Adeeva tak beranjak dari sajadahnya, dia memilih duduk di atas sajadah itu menunggu ibunya keluar dari kamar.
"Deev," lirih Aisyah setelah kini dia ikut duduk di samping sang putri.
Adeeva hanya diam.
"Sayang, kamu harus beritahu ibu dan ayah siapa yang telah melakukan hal ini. Biar kita bisa meminta pertanggungjawaban dari pria yang sudah menghamili kamu," ujar Aisyah langsung.
Dia tidak bisa menunda pertanyaan ini, dia ingin cepat mengetahui sosok lelaki kurang ajar itu. Setelah itu dia dan suaminya akan meminta sang pria untuk menikahi Adeeva agar nama baik mereka tak tercoreng.
Adeeva menatap sendu ke arah sang ibu, dia bingung harus menjawab apa.
"Deev, kamu enggak bisa menutupi sosok pria yang sudah menghamili kamu, kamu haru segera menikah, kamu tidak mungkin melahirkan anak di rahimmu tanpa seorang suami," ujar Aisyah lagi.
Dia terus mendesak putrinya untuk mengungkapkan kebenaran yang sang putri sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang telah terjadi pada dirinya.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku sendiri tidak tahu siapa pria yang telah berani menyentuhku!" Adeeva mulai angkat suara.
Dia tidak kuat dengan tekanan yang diberikan oleh sang ibu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
p
2023-07-22
0
CICI AJACH
wah...ada karya baru nih...
semangat kak Ghina💪💪💪
2023-05-15
0
Hafiz Daffa
kasian ne.. sudah pasti pusing lah kedua orang tua deeva. siapa sih yg tega berbuat begitu sama dia? Jangan-jangan ada campur tangan teman-temannya lagi
2023-05-15
12