"Kamu mau minta apa? jangan bilang kamu mau minta hak kamu, aku belum siap," ujar Adeeva memotong pembicaraan Axel.
Adeeva memperlihatkan ketakutannya.
"Adeeva sayang, aku tahu kamu belum siap, tapi aku tidak meminta itu padamu," ujar Axel.
Di dalam hati pria tampan itu ada rasa sedikit kecewa mendengar ucapan sang istri, tapi dia tetap berusaha bersikap tenang dan sewajarnya.
"Lalu kamu mau minta apa?" tanya Adeeva pada Axel.
"Mhm, aku mau minta tolong sama kamu," ujar Axel.
Axel pun menyampaikan rencana yang sudah dirancangnya untuk mengetahui kecurangan Jack.
Axel akan meminta Adeeva bekerja di salah satu swalayan cabang yang dikelola oleh Jack, dan di sana Axel meminta Adeeva untuk mata-matai Jack, sepupunya itu.
"Oh, itu. Baiklah, aku akan bantu," ujar Adeeva.
Bersyukur saat ini kondisi Adeeva sudah mulai membaik, rasa mual dan pusingnya tidak lagi sering datang, sehingga dia dapat menyanggupi permintaan Axel.
"Baguslah kalau begitu, tapi kamu yakin ini tidak akan merepotkanmu?" tanya Axel memastikan.
"Tidak, lagian aku pun tak ada kerjaan di rumah, paling tidak aku bisa ngelakuin hal yang bermanfaat," jawab Adeeva.
"Ya udah, besok kamu ikut aku kerja, ya." Axel tersenyum.
Dia sudah merencanakan sesuatu agar dia dapat mengetahui kecurangan Jack melalui Adeeva yang akan dijadikannya karyawan di salah satu swalayan yang dikelola oleh Jack.
****
Pagi yang cerah mengawali hari Adeeva dan Axel, kini mereka telah berada di perjalanan menuju kantor Axel.
Hari ini Adeeva terlihat ceria, dia bersemangat dengan tugas yang diberikan oleh sang suami, apalagi Adeeva akan mulai beraktivitas.
Selama ini sejak tamat kuliah, Adeeva sama sekali tidak bekerja, dia selalu menghabiskan waktunya di rumah dengan beberapa kegiatan yang membosankan.
Sepanjang perjalanan Axel terus menatap Adeeva yang terlihat ceria, dia merasa senang melihat wanita yang dicintainya itu bahagia.
"Kamu kenapa ngeliatin aku?" tanya Adeeva saat mendapati Axel yang sudah beberapa kali curi-curi pandang padanya.
"Apa salah aku memandangi istriku? Ibadah lho," ujar Axel ngeles.
"Ish, kamu," gerutu Adeeva sambil mencubit pinggang Axel.
Axel tersenyum mendapati sikap Adeeva, dia dan Adeeva semakin dekat.
Hal ini menjadi semangat bagi Axel untuk terus berjuang meraih hati Adeeva, dia yakin tak berapa lama lagi Adeeva akan jatuh ke dalam pelukannya.
Seketika wajah Adeeva memerah, dia merasa malu mendengar ucapan Axel, semakin hari dia merasa semakin nyaman berada di sisi Axel, hanya saja dia terus menahan diri untuk tidak jatuh cinta pada sang suami, karena Adeeva tidak mau terluka.
Baginya kebahagiaan yang kini didapatnya bersama Axel hanyalah sementara, dan dia sadar diri cepat atau lambat Axel akan tahu kondisinya saat ini, Adeeva juga harus mempersiapkan hati untuk berpisah dengan Axel di saat Axel mengetahui kebenarannya.
"Kita sudah sampai," ujar Axel saat dia menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi di hadapan mereka.
Adeeva menatap terpesona bangunan gedung yang ada di hadapannya, dia tak menyangka akan menikah dengan pria kaya raya dan baik hati seperti Axel.
"Ini benaran kantor kamu?" tanya Adeeva tak percaya.
"Iya," jawab Axel sambil mengangguk.
"Wow, besar banget," ujar Adeeva.
"Biasa aja, yuk," ajak Axel.
Axel pun mengajak Adeeva masuk ke dalam gedung perusahaan milik Axel.
Adeeva pun mengikuti langkah Axel yang masuk ke dalam gedung itu, dia terus mengikuti langkah sang suami menuju ruangan Axel.
Sepanjang langkah banyak mata yang menyoroti sosok Adeeva yang berjalan di samping Axel, para karyawan di perusahaan itu penasaran akan sosok Adeeva karena tak seorang pun yang mengetahui pernikahan Axel dan Adeeva kecuali Damar, sahabat sekaligus asisten pribadi Axel.
Axel memang sengaja tidak mempublikasikan pernikahannya, apalagi saat ini Adeeva belum seutuhnya menjadi miliknya, Axel berjanji akan mempublikasikan sosok Adeeva sebagai istrinya setelah Adeeva menjadi miliknya.
"Ini ruangan kamu?" tanya Adeeva pada Axel setelah mereka berada di ruangan direktur utama perusahaan.
"Mhm," gumam Axel mengiyakan.
"Wah, luas banget. Mimpi apa aku bisa masuk ruangan seorang direktur utama sebuah perusahaan besar," ujar Adeeva kagum.
Axel yang tadinya hendak duduk di kursinya, dia menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya.
Dia menatap sang istri dalam.
Adeeva terdiam melihat sang suami dengan tatapan yang sulit diartikannya.
Axel terus mendekati sang istri, Adeeva merasa aneh dengan tingkah sang suami, dia pun melangkah mundur hingga mentok di dinding.
Axel mendekatkan wajahnya pada sang istri hingga jarak wajah mereka tersisa beberapa sentimeter lagi, Adeeva ingin mendorong tubuh sang suami, tapi entah mengapa dia tak sanggup melakukan itu hingga dia membiarkan apa yang akan dilakukan oleh sang suami.
"Harusnya kamu bilang, mimpi apa punya suami seorang direktur utama perusahaan besar, ruangan ini tak hanya milikku, ruangan ini juga milikmu karena kamu adalah istriku," ujar Axel.
Seketika Adeeva menyadari statusnya sebagai seorang istri dari pengusaha sukses.
Adeeva menggelengkan kepalanya, dia ingat bahwa saat ini dia telah mengandung janin yang dia sendiri tidak tahu siapa yang telah menanam benih di rahimnya.
Dia tidak bisa menerima status yang ada di antara dirinya dan Axel.
Adeeva mendorong tubuh Axel, lalu dia melangkah ke sebuah sofa yang ada di ruangan itu.
"Lalu, di mana aku akan bekerja?" tanya Adeeva berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.
Axel kecewa dengan sikap Adeeva, tapi dia tetap memamerkan senyuman yang menawan di wajahnya.
"Tunggu sebentar, aku akan memanggil Damar, dia yang akan mengantarkanmu ke swalayan yang dikelola oleh Jack," ujar Axel.
Pria tampan itu terpaksa menetralkan suasana yang sempat tegang di antara dirinya dan sang istri.
Axel menekan telpon yang ada di atas meja kerjanya, lalu meminta Damar untuk masuk ke ruangannya.
Tak berapa lama, Damar pun masuk ke dalam ruangan Axel.
"Ada apa?" tanya Damar.
Axel melirik ke arah Adeeva yang kini duduk di atas sofa, Damar pun ikut menoleh ke arah Adeeva.
"Siapa?" tanya Damar.
Damar memang belum tahu bagaimana sosok istri sahabatnya karena mereka menikah secara sederhana, Damar sendiri waktu itu tidak diundang oleh Axel.
"Dia istriku," jawab Axel.
Adeeva menoleh ke arah Damar, lalu dia tersenyum.
Damar memperhatikan sejenak sosok wanita yang ada di ruangan bosnya itu, Damar kagum dengan kecantikan dan keanggunan Adeeva.
Dia juga tak menyangka Adeeva adalah istri Axel karena penampilan Adeeva sangat sederhana tak mencerminkan istri seorang pengusaha.
"Sekarang antarkan Adeeva ke swalayan cabang yang dikelola oleh Jack, lalu perkenalkan dia pada semua orang di sana sebagai karyawan baru," ujar Axel memberi perintah pada asisten pribadinya itu.
"Apa? Kamu mau nyuruh dia kerja?" tanya Damar tak percaya dengan apa yang diperintahkan oleh sang sahabat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Humayra
hahaha...si Adeeva salah sangka....
ayo, dong Adeeva kasih hak Axel, kan kasihan....🤭
2023-05-08
11