"Kenapa?" tanya Gita menautkan kedua alisnya.
"Hehehe, tidak apa-apa, Ma," jawab Axel sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh, ya sudah. Ayo, kita pulang," ajak Gita.
Mereka pun melangkah menuju mobil di parkiran Bandara. Setelah itu Rasyid pun melajukan mobilnya meninggalkan bandara menuju rumah.
Di sepanjang perjalanan Rasyid tak banyak bicara, suasana perjalan itu riuh terdengar karena ocehan Adeeva dan Axel yang bercerita tentang perjalanan mereka selama satu Minggu tersebut.
Sebelum maghrib mereka telah sampai di rumah, Adeeva dan Axel pun langsung masuk ke dalam kamar.
Mereka telah meninggalkan oleh-oleh di lantai 1. Adeeva tadi memberikan oleh-oleh dari mereka ke pembantu yang ada di rumah itu.
"Huhhft, capek juga," ujar Adeeva sembari menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Capek, tapi seru, kan?" ujar Axel.
"Mhm," gumam Adeeva.
"Ya udah, kamu istirahat dulu, aku yang mandi duluan," ujar Axel.
"Iya," sahut Adeeva.
Axel pun mulai masuk ke dalam kamar mandi. Adeeva membuka ponselnya sambil menunggu Axel selesai mandi.
Tak berapa lama Adeeva berdiri lalu melangkah menuju lemari mengambilkan pakaian yang akan dikenakan oleh Axel.
Biasanya Adeeva memperkirakan Axel selesai mandi, lalu dia akan menyodorkan pakaian itu lewat pintu kamar mandi.
Tapi kali ini baru saja Adeeva sampai di depan pintu kamar mandi, Axel sudah membuka pintu kamar mandi, pria tampan itu mengenakan handuk sepinggang.
Dia memamerkan keindahan tubuhnya yang sangat atletis, membuat semua mata wanita akan terkagum-kagum.
"Aaaaaaaa," pekik Adeeva.
Adeeva kaget, lalu dia menutup wajahnya dengan telapak tangannya, dia malu.
"Enggak usah histeris gitu, lagian kamu berpahala kok ngeliat tubuhku," ujar Axel menggoda Adeeva.
"Apaan, sih." Adeeva mendorong Axel sembari memberikan pakaian Axel yang ada di tangannya.
"Eh." Axel hampir saja terjatuh.
Dia tak sengaja menarik tubuh Adeeva sehingga bukan dirinya yang jatuh, justru Adeeva kini jatuh ke dalam pelukannya.
Adeeva menatap dalam wajah tampan sang suami, jarak wajah mereka hanya beberapa sentimeter, Adeeva dapat merasakan napas segar dari mulut Axel, aroma tubuh sang suami yang maskulin menyeruak ke dalam hidungnya.
Adeeva mulai terbuai dengan pesona sang suami.
"Sampai kapan kamu menatapku seperti itu?" goda Axel.
"Astaghfirullah." Adeeva langsung berdiri lalu meninggalkan Axel begitu saja.
Adeeva berpura-pura mencari pakaiannya di lemari agar Axel tak melihat wajahnya yang kini memerah menahan rasa malu.
"Deev, sampai kapan kamu akan bertahan? Aku yakin sebentar lagi kamu akan jatuh cinta padaku," gumam Axel di dalam hati sembari tersenyum menatap punggung Adeeva.
Axel kembali masuk ke dala kamar mandi, lalu mengenakan pakaiannya. Tak butuh lama, dia pun selesai mengenakan pakaiannya.
Sedang Adeeva langsung melangkah menuju kamar mandi saat melihat Axel. sudah keluar dari kamar mandi.
"Ya ampun, memalukan sekali. Tak seharusnya aku menatapnya seperti itu, apakah aku mulai menyukainya? Tapi, aku sama sekali tak merasakan getaran di hatiku terhadapnya, hanya rasa nyaman yang selalu diberikannya padaku," gumam Adeeva setelah berisi dalam kamar mandi.
Dia berdiri di balik pintu, dan kembali membayangkan hal bodoh yang baru saja dilakukannya.
****
Keesokan harinya, Axel mulai beraktivitas. Dia kini sudah siap untuk kembali melanjutkan rutinitas yang biasa dilakukannya sebelum menikah.
"Deev, hari ini aku akan sibuk sekali bekerja, kamu mau tinggal di sini?" tanya Axel setelah dia rapi dengan pakaian kantornya.
"Mhm, hari ini aku di rumah saja, lagian aku masih merasa lelah," jawab Adeeva memilih.
Ingin rasanya dia pergi ke rumah kedua orang tuanya, karena setelah menikah Adeeva sama sekali belum pernah mendatangi kedua orang tuanya.
"Ya sudah, kalau begitu. Ayo, kita sarapan dulu," ajak Axel.
Axel menggandeng tangan Adeeva keluar dari kamar, mereka melangkah turun menuju ruang makan layaknya sepasang suami istri yang sangat bahagia dengan pernikahan mereka.
"Lihatlah, Pa. Adeeva dan Axel sangat serasi, mereka terlihat sangat bahagia," ujar Gita yang melihat tingkah pasangan suami istri tersebut saat menuruni anak tangga.
"Iya, semoga mereka bahagia, dan langgeng hingga kakek nenek," ujar Rasyid menanggapi ucapan sang istri.
"Aamiin," sahut Gita.
Setelah itu mereka semua pun melangkah menuju ruang makan dan berkumpul di sana untuk menyantap sarapan pagi.
"Selamat pagi, Ma, Pa," sapa Axel dan Adeeva saat mereka telah berada di meja makan.
"Pagi, Sayang," sahut Gita dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Axel, kamu kerja hari ini?" tanya Gita pada putranya sebelum mereka memulai sarapan.
"Mhm, iya, Ma. Damar sudah heboh," jawab Axel.
"Mama dan papa ada acara ke luar kota hari ini, bagaimana dengan Deev?" tanya Gita.
Gita merasa tidak enak pada sang menantu yang akan tinggal sendirian di rumah.
Axel menoleh ke arah Adeeva.
"Aku di rumah aja, Ma. Lagian aku masih mau istirahat," ujar Adeeva menanggapi ucapan sang ibu mertua.
"Benarkah? Kamu enggak apa-apa, tinggal sendiri di rumah?" tanya Gita memastikan.
"Iya, Ma. Lagian, bibi kan di rumah," ujar Adeeva lagi.
"Ya sudah, nanti aku usahakan pulang lebih awal, Ma. Biar Adeeva enggak bosan di rumah sendiri," ujar Axel.
"Ya udah, kalau begitu," balas Gita.
Setelah itu, mereka pun mulai menyantap sarapan pagi yang telah terhidang di atas meja makan.
Sesaat tak ada yang bersuara, hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu di atas meja.
"Deev, aku berangkat kerja dulu, ya. Kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa minta sama bibi. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku," pesan Axel sebelum meninggalkan sang istri di rumah.
"Iya," lirih Adeeva menganggukkan kepalanya.
Adeeva meraih tangan Axel, dia menyalami sang suami dan tak lupa juga Axel mengecup puncak kepala Adeeva.
Hal ini mulai mereka lakukan di hadapan kedua orang tua Axel, mereka tidak mau kedua orang tua Axel tahu keadaan rumah tangga mereka yang sesungguhnya.
"Jaga diri di rumah," ujar Axel sembari mencubit pelan pipi Adeeva.
"Mhm," gumam Adeeva.
Sekilas Gita melihat interaksi putra dan menantunya, saat ini dia yakin bahwa putranya sangat bahagia bersama sang menantu.
Tak berapa lama Axel pergi, Gita dan Rasyid juga pamit pada Adeeva, hingga tinggallah Adeeva dan pembantu yang ada di rumah besar itu.
Adeeva langsung melangkah menuju kamar, dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur karena dia masih merasa lelah setelah perjalanan liburannya selama satu Minggu.
Sebelum kembali memejamkan matanya, Adeeva mengambil ponselnya, dia membuka media sosial sekadar melihat berita terbaru tentang teman-teman di media sosialnya.
Adeeva tak sengaja melihat media sosial milik Ainun sahabatnya, dia melihat Ainun memposting sebuah foto bersama teman-temannya, di sana Adeeva melihat sosok seorang pria yang pernah dilihatnya.
Adeeva mencoba mengingat sosok pria itu.
"Pria ini, bukannya pria yang,--"
Adeeva mencoba membuka memori di otaknya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Humayra
Pria yang ditabrak Adeeva saat di Bali...
2023-05-07
9
Humayra
semoga saja mereka akan bahagia....
2023-05-07
5
Humayra
kamu bisa aja, Axel....
😂😂😂
2023-05-07
2