BRAKKK
Pintu ruang pantry hancur lebur akibat satu tendangan kaki Axel.
Entah mengapa setelah makan siang, Axel merasa hal buruk tengah terjadi pada istrinya, dia pun langsung bergegas keluar dari ruangannya.
Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju swalayan tempat sang istri berada.
Semua mata tertuju pada Axel yang masuk tergesa-gesa ke dalam swalayan itu, bahkan seorang satpam yang menghadangnya untuk masuk pun mendapatkan sebuah bogem mentah darinya.
Memang karyawan yang ada di swalayan itu hanya tahu bahwa Damar bos mereka.
2 orang karyawan laki-laki mengikuti langkah Axel yang terus menaiki anak tangga menuju lantai 2.
Baru saja dia berada di lantai 2, dia langsung mendengar suara ribut-ribut dari ruangan pantry.
Axel yakin telah terjadi sesuatu di ruang itu, dia pun langsung membuka ruangan itu tapi terkunci, hingga akhirnya Axel memilih mendobrak pintu itu dengan tendangannya.
Jack menghentikan apa yang dilakukannya, dia langsung melepaskan tubuh Adeeva yang berada di dalam pelukannya.
Adeeva berlari menuju Axel dengan cucuran air mata yang membasahi pipinya, dia langsung memeluk tubuh kekar sang suami.
Rasa takut masih saja menyelimuti dirinya, Axel memeluk erat tubuh sang istri. Dia dapat merasakan guncangan hebat pada diri istrinya.
Axel menatap tajam ke arah Jack, dia tak bisa menahan emosinya yang telah memuncak.
Axel pun melepaskan pelukan Adeeva setelah merasa wanitanya sedikit tenang, dia melangkah mendekati Jack.
Satu bogem mentah mendarat di pipi Jack, pria bejat itu hanya bisa mengusap pipinya yang merah bekas pukulan Axel.
2 orang karyawan yang mengikuti Axel hanya bisa diam melihat apa yang dilakukan oleh Axel, mereka tidak tahu harus melakukan apa saat melihat Jack yang tak melawan sama sekali.
"Hei, kalian." Axel memanggil karyawan yang berdiri di belakang Adeeva.
"Ikat pria itu!" perintah Axel pada kedua pria itu.
Awalnya mereka hanya diam saja, tidak berbuat apa-apa. Mereka ragu untuk mengikat Jack yang merupakan manager di swalayan itu.
"Kalian tak mendengar apa yang aku katakan?" ujar Axel dengan tegas.
Akhirnya kedua pria itu pun melangkah dan mengambil tali. Lalu mereka mengikat Jack di kursi yang ada di ruangan itu.
Setelah itu, Axel menghubungi Damar lalu memintanya datang ke sana.
"Mar, selesaikan pria itu! Dia telah berani hendak menyakiti Adeeva," ujar Axel pada asisten pribadinya.
Damar langsung menghubungi polisi, dan meminta polisi membawa Jack ke kantor polisi untuk diproses.
Kini Adeeva dan Axel berada di aula pertemuan.
"Apa yang telah terjadi?" tanya Axel pada Adeeva.
Adeeva pun mulai menceritakan awal kedatangannya dan bagaimana sikap Jack serta Ririn pada sang suami.
Axel mengepal tangannya menahan emosi, dia tidak terima san istri diperlakukan tidak baik oleh wanita yang bernama Ririn.
Axel juga tidak terima Jack yang hendak menyentuh sang istri, dia sendiri sebagai suami Adeeva belum pernah menikmati keindahan tubuh sang istri.
"Axel, sudahlah. Kamu jangan marah lagi." Adeeva menyentuh lengan sang suami.
Dia berusaha menenangkan suasana hati sang suami yang kini bergemuruh dibalut emosi.
"Ya sudah, kalau gitu kita pulang sekarang, yuk. Masalah ini akan kita selesaikan besok, apalagi sekarang karyawan yang lain masih bekerja." Axel mengajak Adeeva untuk pulang.
Mau tak mau Adeeva pun mengangguk setuju, hari ini dia merasa lelah dan ingin beristirahat.
Semua mata yang melihat langkah mereka keluar dari swalayan itu.
"Sepertinya pria itu kekasih Adeeva," ujar Mira menyampaikan pendapatnya.
"Iya, pasti Adeeva yang memberitahukan keadaannya yang dalam bahaya pada kekasihnya," timpal Anton ikut mengeluarkan pendapatnya.
Mereka mengira Axel adalah kekasih Adeeva, dan mereka yakin kedatangan Axel ke swalayan itu karena Adeeva menghubungi kekasihnya itu.
"Mungkin," lirih Andin ragu.
Ada satu hal yang membuat Andin ragu, dia sempat melihat pria yang bersama Adeeva itu membentak Damar.
Pertanyaan itu hanya berkecamuk di hati Andin, dia tak berani mengungkapkan apa yang ada di benaknya saat ini.
"Hei, kalian!" bentak Ririn yang tiba-tiba datang menghampiri mereka yang bekerja sambil berbisik.
"Lanjutkan kerja kalian!" bentak Ririn lagi.
"Kalian mau dipecat seperti wanita itu," ujar Ririn dengan sombong dan angkuhnya.
Ririn tak mengetahui bahwa Jack telah dibawa polisi karena dia keluar swalayan untuk santap makan siang.
Di swalayan itu Ririn selalu bersikap sesuka hatinya karena dia merasa dekat dengan Jack, karyawan lainnya tidak berani menegurnya karena takut dipecat jika kamu wanita itu mengadu pada manager swalayan yaitu Jack.
"Gue yakin, karyawan baru itu tidak akan berani lagi datang bekerja ke sini, pasti Pak Jack sudah memecatnya," ujar Ririn yang tidak mengetahui apa yang telah terjadi.
Andin, mIra, dan Anton saling pandang lalu meninggalkan Ririn begitu saja, mereka mengabaikan perkataan Ririn.
Saat ini mereka berani melawan Ririn karena Jack sudah dibawa polisi, dan mereka yakin Jack akan diproses secara hukum atas tindakannya terhadap Adeeva.
"Hei!" teriak Ririn emosi.
Dia tak percaya rekan kerjanya berani mengabaikan ucapannya.
"Lihat saja, sebentar lagi kalian akanenyusul.karyawan baru itu, gue akan bujuk Pak Jack untuk memecat kalian," teriak Ririn mengabaikan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
****
Setelah shalat ashar, Adeeva dan Axel pun sampai di rumah, mereka langsung melangkah menuju kamar.
Sesampai di luar, Adeeva langsung melangkah menuju kamar mandi, dia sudah tak sabar untuk membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Dia bergegas membersihkan dirinya, lalu langsung menunaikan ibadah shalat ashar.
Sedangkan Axel terlihat tengah menelpon dengan seseorang di balkon kamar, dia tidak menyadari Adeeva yang sudah selesai shalat ashar.
Tak menunggu lama, Adeeva langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Dia mencoba untuk memejamkan matanya agar dapat melupakan kejadian buruk yang baru saja menimpanya.
Axel masuk kamar setelah selesai menelpon, dia melihat Adeeva yang sedang berusaha memejamkan matanya. Melihat hal itu, Axel langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dia pun membiarkan Adeeva beristirahat terlebih dahulu, dia merasa kasihan pada istrinya itu.
Pria tampan itu pun menyesal.telah meminta bantuan sang istri untuk menyelesaikan masalah Jack. Dia tak menyangka Jack akan berbuat jahat pada sang istri, untung firasatnya datang di saat yang tepat sehingga dia dapat menyelamatkan sang istri dari tangan pria bejat seperti Jack.
Sama halnya dengan Adeeva, setelah mandi, Axel langsung menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Deev, aku menyesal telah memintamu untuk mematai-matai Jack," bisik Axel setelah dia ikut berbaring di samping Adeeva.
Adeeva yang tadi membelakangi Axel, kini berbalik lalu menghadap sang suami dalam keadaan masih memejamkan mata.
Tiba-tiba Adeeva pun memeluk tubuh Axel dengan erat, dia merasakan kenyamanan berada di dalam pelukan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu, dia membenamkan wajahnya di dada bidang Axel.
Mendapat perlakuan Adeeva, Axel pun membalas pelukan sang istri, dia menyalurkan kasih sayang yang ada di dalam dirinya untuk sang istri.
Axel membelai lembut rambut Adeeva hingga akhirnya Adeeva pun tertidur dengan lelap.
Axel mengecup pelan puncak kepala Adeeva.
"Deev, semoga kamu mulai mencintaiku," gumam Axel di dalam hati bahagia mendapat perlakuan sang istri.
Hampir satu jam Adeeva tidur di dalam pelukan sang suami, Axel pun mulai memejamkan matanya merasakan kehangatan pelukan sang istri.
"Tidak, jangan sentuh aku!"
Tiba-tiba Adeeva mendorong Axel yang masih tidur memeluk tubuhnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments