Adeeva terjatuh ke lantai. Dia mendongakkan kepalanya melihat sosok pri yang baru saja menabrak dirinya.
Si pria hanya berdiri menatap dingin ke arah Adeeva yang merasa diabaikan oleh si pria itu.
Rasa kesal mulai menyelimuti hati Adeeva, dia berusaha berdiri lalu menatap tajam pada si pria.
"Apa yang kamu lihat?" bentak Si pria pada Adeeva.
"Hei, kamu,--" Adeeva mengacungkan telunjuknya tepat di depan wajah si pria.
Si pria langsung mencengkeram tangan Adeeva dengan kuat.
"Jangan berani membentak padaku!" ujar si pria dengan tegas.
Matanya menatap penuh amarah pada Adeeva yang masih kesal, sorotan mata si pria membuat Adeeva tak berkutik.
"Huhhft." Si pria menghempaskan tangan Adeeva lalu dia berlalu begitu saja meninggalkan Adeeva yang masih menatap kesal pada si pria.
"Ada ya manusia sombong dan angkuh seperti dia!" gerutu Adeeva.
Adeeva menatap punggung si pria yang terus berlalu dengan kesal.
"Deev," panggil Axel yang datang menyusul sang istri.
"Mhm," gumam Adeeva.
"Kenapa lama sekali?" tanya Axel khawatir.
"Tidak apa-apa," jawab Adeeva menggelengkan kepalanya.
"Kamu mau ke toilet juga?" tanya Adeeva pada Axel yang datang menghampirinya.
"Tidak, aku sudah lama menunggumu, aku mengkhawatirkan keadaanmu," jawab Axel.
"Aku tidak apa-apa, kok." Adeeva pun melangkah meninggalkan Axel.
Dan Axel pun mengikuti langkah istrinya kembali ke tempat duduk mereka tadi.
Tak berapa lama mereka duduk, seorang pelayan datang meletakkan pesanan mereka.
Adeeva dan Axel pun mulai menikmati kopi yang mereka pesan masih dalam diam, tak ada topik pembicaraan yang membuat mereka saling dekat.
Axel merasa bosan dengan sikap sang istri, dia kembali mulai berusaha mendekati sang istri, dia meraih tangan Adeeva yang diletakkannya di atas meja.
Lalu Axel menatap dalam ke arah sang istri, dia menyalurkan rasa cinta yang ada di hatinya.
Adeeva menoleh ke arah Axel, dia dapat melihat dengan. jelas tatapan cinta yang diberikan sang suami padanya.
Adeeva pun menundukkan kepalanya, dia kembali merasa bersalah pada pria baik yang telah menikahi dirinya.
Axel mengangkat dagu Adeeva yang kini menunduk.
"Kenapa? Ada masalah apa yang sebenarnya kamu pendam saat ini? Katakanlah padaku, karena aku kini sudah menjadi suamimu," lirih Axel penuh kasih sayang.
Adeeva berusaha menatap dalam pada wajah tampan sang suami.
"Maafkan aku, saat ini aku belum bisa mengatakannya padamu. Aku masih butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian menerima kenyataan yang akan terjadi jika kamu mengetahui kondisiku saat ini," jawab Adeeva di dalam hati.
"Deev," lirih Axel lagi.
"Aku tulis mencintaimu. Kebahagiaan terbesar bagiku dapat memilikimu seutuhnya," ujar Axel.
"Axel, aku minta maaf dengan sikapku. Namun, bolehkah aku meminta sesuatu?" ujar Adeeva.
"Katakan, apa pun yang kamu minta akan aku berikan," jawab Axel serius.
"Aku minta maaf sama kamu,.saat ini aku belum siap untuk menjadi istrimu seutuhnya. Bolehkah aku meminta sedikit waktu hingga hati dan jiwaku dapat menerimamu sebagai suamiku," tutur Adeeva penuh harap.
Axel terdiam sejenak. Dia mengerti apa yang dimaksud oleh Adeeva.
"Baiklah, aku tidak akan meminta hakku sebagai suami padamu. Tapi, kamu tetaplah menjadi istriku kapanpun dan di manapun." Axel juga berharap Adeeva bersikaplah layaknya seorang istri di mana pun mereka berada, baik di rumah maupun di luar rumah.
"Terima kasih," lirih Adeeva.
Axel pun memeluk tubuh Adeeva, wanita itu membiarkan Axel merangkul tubuhnya, dia merebahkan kepalanya di pundak kekar Axel.
Ada rasa nyaman yang dirasakan oleh Adeeva, tapi dia belum bisa mencintai pria yang sudah sah menjadi istrinya karena dia memang sengaja membatasi hatinya saat ini.
****
Satu Minggu telah berlalu, Adeeva dan Axel menikmati liburan mereka tapi tidak bulan madu mereka.
Mereka melakukan perjalanan bulan madu bagaikan perjalanan dua sahabat yang kini tengah belajar menerima satu sama lain.
Selama seminggu mereka belum melakukan hubungan yang seharusnya dilakukan oleh sepasang pengantin baru.
Hari ini Adeeva dan Axel akan kembali ke kota Padang, mereka akan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Bagaimana kamu puas liburannya?" tanya Axel saat mereka berada di ruang tunggu bandara.
Mereka akan terbang dari Bali ke Padang sesaat lagi.
"Mhm, begitulah," jawab Adeeva.
Ada sedikit rasa bersalah di hati Adeeva, tapi sikap santai sang suami membuatnya mulai nyaman.
"Lain kali kita liburan lebih jauh dari ini," ujar Axel.
"Mhm, ke mana?" tanya Adeeva.
"Ke luar negeri, misalnya Turki, Spanyol, Paris dan lain-lain," jawab Axel.
Adeeva tersenyum.
"Jalan-jalan ke luar negeri buat ngabisin uang kamu? Mending uangnya disimpan," ujar Adeeva.
"Kalau cuma ke Paris atau Spanyol belum menghabiskan gajiku dalam sebulan," ujar Axel.
"Apa?" Adeeva kaget mendengar ucapan Axel.
"Mhm, buat kamu apa pun akan aku lakukan," ujar Axel serius.
"Mhm, benarkah?" lirih Adeeva.
Sikap Axel yang menganggap Adeeva sebagai seorang sahabat membuat mereka semakin dekat, Axel juga berusaha bersikap sewajarnya agar Adeeva dapat merasa nyaman selama berada di sisinya.
"Ya." Axel mengangguk.
Axel menatap dalam sang istri, saat ini Axel tengah berusaha meluluhkan hati Adeeva, dan membuat sang istri jatuh cinta padanya.
Dia yakin suatu hari nanti, sikap sabar yang dilakukannya akan membuahkan sebuah kebahagiaan di kemudian hari.
"Kamu itu memang pria yang paling baik dalam hidupku," ujar Adeeva sembari mencubit pipi sang suami.
Tak berapa lama mereka pun menaiki pesawat yang akan membawa mereka pulang ke rumah keluarga Rasyid.
Pada pukul 16.00 Adeeva dan Axel pun sampai di bandara internasional Minangkabau.
Di sana Papa dan mama Axel telah menunggu mereka, kedua orang tua Axel sudah tidak sabar untuk mendapat kabar bahagia dari putra dan menantu mereka.
Mereka sudah tak sabar putra sulung mereka memberikan seorang cucu sebagai penerus dalam bisnis keluarga yang telah mereka jalani selama ini.
Rasyid merupakan seorang bisnisman yang membuka beberapa swalayan yang menyebar di kota Padang, yang kini beberapa swalayan itu telah diberikan tanggung jawabnya pada sang putra.
Beruntung Axel sangat memahami usaha yang ditekuni oleh sang papa sehingga dia dapat mengembangkan usaha swalayan tersebut lebih luas dan lebih banyak lagi.
"Axel, Adeeva," teriak Gita sembari melambaikan tangannya ke arah putra dan menantunya yang baru saja keluar dari bandara.
Adeeva dan Axel melangkah bergandengan menghampiri Gita dan Rasyid.
Kedua orang tua Axel Sanga bahagia melihat kemesraan yang dipamerkan oleh Adeeva dan Axel, mereka yakin Adeeva dan Axel telah melewati bulan madu mereka dengan penuh rasa cinta.
Adeeva menyalami dan memeluk ibu mertuanya. Gita membalas pelukan itu dengan kehangatan.
"Mama senang kalian pulang dengan selamat dan ceria," ujar Gita menyambut putra dan menantunya bahagia.
"Alhamdulillah, Ma. Liburan kami menyenangkan," ujar Axel dengan wajah yang ceria.
"Mama sudah tidak sabar menunggu kabar bahagia dari kalian, semoga Adeeva langsung hamil," ujar Gita sembari mengelus lembut perut Adeeva yang masih datar.
Adeeva dan Axel saling melempar pandangan. Hal ini membuat Gita dan Rasyid merasa aneh.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Humayra
Adeeva beruntung tuh...nikah sama Axel...kaya raya beudh...
2023-05-07
6