Adeeva kaget hingga dia terjatuh ke lantai.
Dia menatap sendu ke arah Axel, sedangkan Axel yang baru terbangun merasa bersalah pada wanita yang kini terduduk di lantai.
Dia langsung bangkit dan menghampiri Adeeva.
"Deev, maafkan aku. Aku tidak sengaja," ujar Axel merasa bersalah.
"Mhm, tidak apa-apa." Adeeva pun berusaha bangkit.
"Mama menyuruh kita untuk siap-siap karena papa dan mama akan mengantarkan kita ke Bandara," ujar Adeeva .
Setelah itu Adeeva masuk ke dalam kamar mandi, dia mulai membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat.
Setelah Adeeva siap, Axel pun mulai bersiap-siap untuk berangkat.
Sebelum pukul 15.00 mereka sudah berangkat dari rumah menuju bandara.
"Deev, mama dan papa berharap kalian pulang dari Bali berikan kabar gembira untuk kami," ujar Gita sebelum Adeeva dan Axel check in.
Wajah Adeeva langsung berubah merah, dia malu dan takut dengan kenyataan yang akan terjadi pada dirinya.
"Do'akan mama saja, semoga Allah berikan yang terbaik untuk kami," ujar Axel tersenyum.
Axel merangkul pundak Adeeva dengan mesra, saat seperti ini Adeeva tidak bisa menolak karena mereka berada di hadapan kedua orang tua Axel.
Adeeva memaksakan diri untuk tersenyum agar tidak ada yang curiga terhadap hubungan mereka saat ini.
"Ya sudah, Ma, Pa. Kami pamit dulu, ya," ujar Axel.
Mereka pun berpamitan dan meninggalkan kedua orang tua Axel, mereka masuk ke dalam ruang tunggu.
****
Pada pukul 22.00 malam, Axel dan Adeeva pun sampai di salah satu hotel bintang lima yang ada di Bali.
Tanpa banyak bicara, Adeeva langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia merasa gerah setelah 5 setengah jam perjalanan dari Padang ke Bali.
Sementara itu Axel sudah memiliki suatu rencana untuk menggoda istrinya, agar Adeeva tak lagi bersikap dingin terhadap dirinya.
Axel sengaja membuka bajunya, kini dia hanya mengenakan celana bo**r. Dia memamerkan d**a bidangnya yang atlestis.
Adeeva kaget saat mendapati sang suami yang kini bertelanjang dada.
"Aaaaaaaa," pekik Adeeva sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Kamu kenapa, Deev?" tanya Axel sembari melangkah mendekati Adeeva.
"Kamu jangan dekat-dekat, sana pergi ke kamar mandi," ujar Adeeva masih menutup wajahnya.
Axel pun pasrah, usahanya kali ini tak membuahkan hasil. Rencana ingin menggoda Adeeva dengan bentuk tubuh indahnya gagal total.
Dengan langkah loyo Axel pun melangkah menuju kamar mandi, dia pun mulai membersihkan diri dari rasa lengket yang sejak tadi dirasakannya karena keringat sepanjang perjalanan.
Adeeva memilih langsung berbaring di atas tempat tidur, lalu dia bergegas memejamkan matanya agar tak ada kesempatan bagi Axel untuk menyentuh dirinya malam ini.
Saat Axel keluar dari kamar mandi, dia hanya bisa menghela napas panjang pasrah dengan keadaan.
"Baiklah, Deev. Mungkin malam ini belum waktunya, tapi tunggu saja waktu yang tepat untuk kita, mungkin memang aku tak bisa memaksamu saat ini, tapi aku akan berusaha membuatmu benar-benar jatuh cinta padaku," gumam Axel.
Axel mulai bertekad mengambil hati Adeeva, dia akan berusaha memperjuangkan cintanya pada wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya.
Pria tampan itu pun mengenakan pakaiannya, lalu ikut berbaring di atas tempat tidur.
Saat pagi datang, Adeeva terbangun tanpa disadarinya kini dia tengah berada di dalam pelukan sang suami.
Rasa hangat tubuh Axel membuat dirinya tak berkutik sama sekali.
Dia merasa nyaman berada dalam hangatnya kasih yang mengalir begitu saja saat sang suami memeluk erat tubuhnya.
Adeeva menatap dalam pada wajah pria yang kini tengah tertidur lelap di depannya.
"Axel, maafkan aku. Aku belum bisa mencintaimu karena aku takut di saat aku sudah mencintaimu, kamu mengetahui keadaanku yang sesungguhnya. Aku takut kamu akan meninggalkan aku dengan cinta yang ada di hati ini. Lebih baik aku menjaga hatiku ini dari pada terluka kembali," gumam Adeeva di dalam hati.
Setelah itu perlahan Adeeva mengangkat tangan Axel, dia melepaskan tubuhnya dari pelukan hangat sang suami.
Dia turun dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap untuk menunaikan ibadah shalat subuh tanpa membangunkan Axel.
Axel terbangun saat Adeeva menjauhkan tubuhnya dari dirinya, dia membiarkan Adeeva melangkah ke kamar mandi terlebih dahulu.
Dia menatap punggung wanita yang dicintainya itu, berharap apa yang dilakukannya semalam meluluhkan hati sang istri.
"Deev." Axel berdiri menghampiri Adeeva.
Adeeva menghentikan langkahnya.
"Tunggu aku, kita shalat subuh berjama'ah," ujar Axel.
Axel pun melewati Adeeva, dia melangkah menuju kamar mandi tanpa menunggu jawaban dari Adeeva.
Adeeva pun menunggu Axel di atas sajadahnya. Mau tak mau dia harus menunggu suaminya selesai membersihkan diri.
Usai shalat subuh, Axel mengajak Adeeva berjalan-jalan di sekitar hotel yang kebetulan hotel mereka tempati terletak di pinggir pantai.
Pemandangan indah terhampar luas di mata mereka, deburan ombak sesekali menjadi nada yang menemani setiap langkah sepasang suami istri itu.
Axel menggenggam erat tangan sang istri, awalnya Adeeva menatap ke arah tangan suami yang kini menggenggam tangannya, tapi dia pun membiarkan hal itu karena Adeeva berusaha menghargai Axel sebagai suami sah baginya.
Sepanjang langkah, mereka tak banyak bicara. Adeeva bingung harus berbicara mengenai apa sehingga dia lebih memilih untuk diam.
Sedangkan Axel tengah berpikir bagaimana cara memulai berbicara dengan sang istri.
Padahal sebelum menikah dia merasa biasa saja berbicara dengan Adeeva, tapi sejak mereka menikah Axel bingung bagaimana cara mendekati istrinya.
Bukan karena Axel belum mengenal Adeeva sebelumnya, tapi karena sikap dingin Adeeva yang tiba-tiba setelah mereka menikah.
"Kita istirahat di sana, ya." Axel menunjuk sebuah kafe yang ada di pinggir pantai itu.
Adeeva mengangguk lalu mereka pun melangkah menuju kafe itu, Sesampai di kafe mereka duduk menghadap ke arah lautan lepas yang sangat mempesona mata.
Pasangan suami istri itu memesan secangkir kopi dan roti untuk sarapan sekadar mengisi perut mereka yang kini mulai terasa lapar karena jam sudah menunjukkan pukul 07.30.
Sepanjang langkah yang sunyi itu mereka lewati tanpa teringat waktu yang berlalu begitu cepat.
"Axel," lirih Adeeva saat mereka tengah menunggu pesanan mereka datang.
"Mhm." Axel menoleh ke arah Adeeva .
"Aku ke toilet dulu, ya," ujar Adeeva yang kini sudah dapat menahan panggilan alam.
"Oh, ya udah. Mau aku temani?" tawar Axel.
"Enggak usah, kamu tunggu di sini saja," ujar Adeeva.
Setelah itu, Adeeva pun berdiri dan melangkah menuju toilet yang ada di pojok kafe itu.
Saat Adeeva keluar dari toilet, dia tak sengaja menabrak tubuh kekar seorang pria.
"Auuw," rintih Adeeva .
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
CICI AJACH
siapa pria itu???
mhmhmmmm
2023-05-15
0
Humayra
Siapa pria itu?
Jangan-jangan si pria itu....
mhm....
lanjut Thor... penasaran ini
2023-05-07
10