Bab 9

Adeeva kaget hingga dia terjatuh ke lantai.

Dia menatap sendu ke arah Axel, sedangkan Axel yang baru terbangun merasa bersalah pada wanita yang kini terduduk di lantai.

Dia langsung bangkit dan menghampiri Adeeva.

"Deev, maafkan aku. Aku tidak sengaja," ujar Axel merasa bersalah.

"Mhm, tidak apa-apa." Adeeva pun berusaha bangkit.

"Mama menyuruh kita untuk siap-siap karena papa dan mama akan mengantarkan kita ke Bandara," ujar Adeeva .

Setelah itu Adeeva masuk ke dalam kamar mandi, dia mulai membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat.

Setelah Adeeva siap, Axel pun mulai bersiap-siap untuk berangkat.

Sebelum pukul 15.00 mereka sudah berangkat dari rumah menuju bandara.

"Deev, mama dan papa berharap kalian pulang dari Bali berikan kabar gembira untuk kami," ujar Gita sebelum Adeeva dan Axel check in.

Wajah Adeeva langsung berubah merah, dia malu dan takut dengan kenyataan yang akan terjadi pada dirinya.

"Do'akan mama saja, semoga Allah berikan yang terbaik untuk kami," ujar Axel tersenyum.

Axel merangkul pundak Adeeva dengan mesra, saat seperti ini Adeeva tidak bisa menolak karena mereka berada di hadapan kedua orang tua Axel.

Adeeva memaksakan diri untuk tersenyum agar tidak ada yang curiga terhadap hubungan mereka saat ini.

"Ya sudah, Ma, Pa. Kami pamit dulu, ya," ujar Axel.

Mereka pun berpamitan dan meninggalkan kedua orang tua Axel, mereka masuk ke dalam ruang tunggu.

****

Pada pukul 22.00 malam, Axel dan Adeeva pun sampai di salah satu hotel bintang lima yang ada di Bali.

Tanpa banyak bicara, Adeeva langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia merasa gerah setelah 5 setengah jam perjalanan dari Padang ke Bali.

Sementara itu Axel sudah memiliki suatu rencana untuk menggoda istrinya, agar Adeeva tak lagi bersikap dingin terhadap dirinya.

Axel sengaja membuka bajunya, kini dia hanya mengenakan celana bo**r. Dia memamerkan d**a bidangnya yang atlestis.

Adeeva kaget saat mendapati sang suami yang kini bertelanjang dada.

"Aaaaaaaa," pekik Adeeva sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Kamu kenapa, Deev?" tanya Axel sembari melangkah mendekati Adeeva.

"Kamu jangan dekat-dekat, sana pergi ke kamar mandi," ujar Adeeva masih menutup wajahnya.

Axel pun pasrah, usahanya kali ini tak membuahkan hasil. Rencana ingin menggoda Adeeva dengan bentuk tubuh indahnya gagal total.

Dengan langkah loyo Axel pun melangkah menuju kamar mandi, dia pun mulai membersihkan diri dari rasa lengket yang sejak tadi dirasakannya karena keringat sepanjang perjalanan.

Adeeva memilih langsung berbaring di atas tempat tidur, lalu dia bergegas memejamkan matanya agar tak ada kesempatan bagi Axel untuk menyentuh dirinya malam ini.

Saat Axel keluar dari kamar mandi, dia hanya bisa menghela napas panjang pasrah dengan keadaan.

"Baiklah, Deev. Mungkin malam ini belum waktunya, tapi tunggu saja waktu yang tepat untuk kita, mungkin memang aku tak bisa memaksamu saat ini, tapi aku akan berusaha membuatmu benar-benar jatuh cinta padaku," gumam Axel.

Axel mulai bertekad mengambil hati Adeeva, dia akan berusaha memperjuangkan cintanya pada wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya.

Pria tampan itu pun mengenakan pakaiannya, lalu ikut berbaring di atas tempat tidur.

Saat pagi datang, Adeeva terbangun tanpa disadarinya kini dia tengah berada di dalam pelukan sang suami.

Rasa hangat tubuh Axel membuat dirinya tak berkutik sama sekali.

Dia merasa nyaman berada dalam hangatnya kasih yang mengalir begitu saja saat sang suami memeluk erat tubuhnya.

Adeeva menatap dalam pada wajah pria yang kini tengah tertidur lelap di depannya.

"Axel, maafkan aku. Aku belum bisa mencintaimu karena aku takut di saat aku sudah mencintaimu, kamu mengetahui keadaanku yang sesungguhnya. Aku takut kamu akan meninggalkan aku dengan cinta yang ada di hati ini. Lebih baik aku menjaga hatiku ini dari pada terluka kembali," gumam Adeeva di dalam hati.

Setelah itu perlahan Adeeva mengangkat tangan Axel, dia melepaskan tubuhnya dari pelukan hangat sang suami.

Dia turun dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap untuk menunaikan ibadah shalat subuh tanpa membangunkan Axel.

Axel terbangun saat Adeeva menjauhkan tubuhnya dari dirinya, dia membiarkan Adeeva melangkah ke kamar mandi terlebih dahulu.

Dia menatap punggung wanita yang dicintainya itu, berharap apa yang dilakukannya semalam meluluhkan hati sang istri.

"Deev." Axel berdiri menghampiri Adeeva.

Adeeva menghentikan langkahnya.

"Tunggu aku, kita shalat subuh berjama'ah," ujar Axel.

Axel pun melewati Adeeva, dia melangkah menuju kamar mandi tanpa menunggu jawaban dari Adeeva.

Adeeva pun menunggu Axel di atas sajadahnya. Mau tak mau dia harus menunggu suaminya selesai membersihkan diri.

Usai shalat subuh, Axel mengajak Adeeva berjalan-jalan di sekitar hotel yang kebetulan hotel mereka tempati terletak di pinggir pantai.

Pemandangan indah terhampar luas di mata mereka, deburan ombak sesekali menjadi nada yang menemani setiap langkah sepasang suami istri itu.

Axel menggenggam erat tangan sang istri, awalnya Adeeva menatap ke arah tangan suami yang kini menggenggam tangannya, tapi dia pun membiarkan hal itu karena Adeeva berusaha menghargai Axel sebagai suami sah baginya.

Sepanjang langkah, mereka tak banyak bicara. Adeeva bingung harus berbicara mengenai apa sehingga dia lebih memilih untuk diam.

Sedangkan Axel tengah berpikir bagaimana cara memulai berbicara dengan sang istri.

Padahal sebelum menikah dia merasa biasa saja berbicara dengan Adeeva, tapi sejak mereka menikah Axel bingung bagaimana cara mendekati istrinya.

Bukan karena Axel belum mengenal Adeeva sebelumnya, tapi karena sikap dingin Adeeva yang tiba-tiba setelah mereka menikah.

"Kita istirahat di sana, ya." Axel menunjuk sebuah kafe yang ada di pinggir pantai itu.

Adeeva mengangguk lalu mereka pun melangkah menuju kafe itu, Sesampai di kafe mereka duduk menghadap ke arah lautan lepas yang sangat mempesona mata.

Pasangan suami istri itu memesan secangkir kopi dan roti untuk sarapan sekadar mengisi perut mereka yang kini mulai terasa lapar karena jam sudah menunjukkan pukul 07.30.

Sepanjang langkah yang sunyi itu mereka lewati tanpa teringat waktu yang berlalu begitu cepat.

"Axel," lirih Adeeva saat mereka tengah menunggu pesanan mereka datang.

"Mhm." Axel menoleh ke arah Adeeva .

"Aku ke toilet dulu, ya," ujar Adeeva yang kini sudah dapat menahan panggilan alam.

"Oh, ya udah. Mau aku temani?" tawar Axel.

"Enggak usah, kamu tunggu di sini saja," ujar Adeeva.

Setelah itu, Adeeva pun berdiri dan melangkah menuju toilet yang ada di pojok kafe itu.

Saat Adeeva keluar dari toilet, dia tak sengaja menabrak tubuh kekar seorang pria.

"Auuw," rintih Adeeva .

Bersambung...

Terpopuler

Comments

CICI AJACH

CICI AJACH

siapa pria itu???

mhmhmmmm

2023-05-15

0

Humayra

Humayra

Siapa pria itu?

Jangan-jangan si pria itu....


mhm....

lanjut Thor... penasaran ini

2023-05-07

10

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!