Tanpa sengaja, Adeeva telah memuntahkan isi perutnya tepat ke kemeja yang dikenakan oleh Axel.
"Deev, kamu kenapa?" tanya Axel panik.
Dengan cepat Axel membawa Adeeva langsung ke toilet.
Dia mengabaikan kemejanya yang telah kotor terkena muntahan Adeeva. Mereka mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka.
Adeeva masuk ke dalam toilet wanita, sedangkan Axel juga masuk ke toilet pria untuk membersihkan kemejanya yang kotor.
"Oek oek." Di dalam toilet Adeeva masih merasa mual.
Makanan yang baru saja hinggap di dalam perutnya kembali keluar tak bersisa.
Tadinya dia mulai sedikit bertenaga, tapi tenaganya kembali hilang begitu saja. Dia melangkah sempoyongan keluar dari toilet, kepalanya terasa sangat pusing.
"Deev, kamu baik-baik saja?" tanya Axel cemas.
Gadis itu mengangguk pelan, dia berusaha melangkah dengan tenaga yang tersisa.
Axel langsung memapah tubuh Adeeva lalu melangkah keluar dari restoran itu, sebelumnya dia tak lupa membayar tagihan makanan yang sudah dipesannya.
Pria tampan itu membukakan pintu mobil, lalu mendudukkan Adeeva di bangku mobil, dia juga tak lupa memposisikan bangku mobil dengan posisi rebahan agar Adeeva merasa nyaman.
Setelah memastikan Adeeva nyaman, Axel pun mengitari mobil dan masuk ke dalam mobil melalui pintu kemudi.
Axel mengeluarkan kotak p3k yang ada di dashboard mobil, lalu mengambil minyak kayu putih, dia langsung memberikan minyak kayu putih itu pada Adeeva.
"Coba pakai ini, paling tidak bisa hilangkan rasa pusingnya," ujar Axel.
Adeeva menerima minyak kayu putih itu dari tangan Axel, lalu dia membalurkan minyak kayu putih itu di sekeliling pusarnya, dia juga tak lupa mengolesi minyak kayu putih di bagian dahi dan lehernya.
"Kita langsung ke rumah sakit,--"
"Enggak, kita langsung pulang," ujar Adeeva langsung memotong pembicaraan Axel.
Axel menatap aneh pada Adeeva, dia merasa ada yang disembunyikan oleh Adeeva.
"Ya udah, kamu istirahatlah, nanti kalau udah sampai aku bangunin," ujar Axel sembari mengelus lembut kepala Adeeva.
Adeeva menatap dalam pada wajah tampan yang ada di hadapannya saat ini.
"Ya Allah, ampuni hamba. Aku tak sanggup menjerumuskan pria baik ini dalam gelapnya masa depanku," gumam Adeeva di dalam hati.
"Ya udah, kamu tidur, ya," lirih Axel lagi.
Adeeva mengangguk lalu berusaha memejamkan matanya.
Melihat Adeeva mulai tidur, Axel pun mengambil baju kaos miliknya yang ada di jok belakang, dia tidak mungkin mengenakan kemeja yang basah sepanjang perjalanan.
Setelah itu dia pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan restoran menuju kediaman keluarga Haikal.
Awalnya, Axel ingin mengajak Adeeva ke taman dan berbicara mengenai rencana pernikahan mereka, tapi melihat keadaan Adeeva yang kurang sehat, dia pun mengurungkan niatnya.
Dia akan merencanakan pergi di lain waktu bersama Adeeva, agar mereka semakin dekat menjelang hari pernikahan.
Axel mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, dia tidak ingin Adeeva terganggu karena dia menyetir dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang perjalanan dia selalu melirik ke arah wanita yang dicintainya itu untuk memastikan Adeeva benar-benar tertidur.
Sedangkan Adeeva masih memikirkan nasib pernikahan yang akan terjadi di antara dirinya dan Axel, dia sengaja memejamkan matanya agar Axel tidak lagi mencemaskan dirinya.
Namun, Adeeva juga tak dapat menahan rasa kantuk yang melanda, rasa lelah hati dan pikirannya membuat Adeeva mulai terlelap.
Mereka sampai di rumah Adeeva setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit.
Axel memarkirkan mobilnya dapat di depan teras rumah Adeeva, dia keluar dari mobil lalu melangkah menuju pintu tempat Adeeva berada.
Dia membuka pintu mobil, dia melihat Adeeva yang kini tertidur dengan lelap. dia tidak tega membangunkan Adeeva, sehingga dia memilih untuk mengangkat tubuh Adeeva masuk ke dalam rumah.
Semua orang tua yang sedang asyik berdiskusi tentang pernikahan putra dan putri mereka kaget melihat kedatangan Axel.
"Ada apa dengan Deev?" tanya Aisyah panik saat melihat Axel menggendong tubuh putrinya.
Aisyah takut Axel mengetahui apa yang terjadi pada diri Adeeva, dan bisa jadi orang tua Axel membatalkan pernikahan yang sedang mereka diskusikan.
"Deev kelelahan, Tante. Aku harus mengantar Deev ke kamarnya," jawab Axel.
Aisyah menghela napas lega, lalu dia pun menuntun Axel masuk ke kamar putrinya sedangkan yang lainnya kembali duduk di kursi dan kembali melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terhenti.
Axel membaringkan tubuh Adeeva di atas tempat tidur, dia tidak lupa mengambil selimut lalu menyelimuti tubuh wanita yang sangat dicintainya itu.
Aisyah dapat melihat besarnya cinta Axel terhadap putrinya.
"Ya Allah, semoga Axel bisa menerima keadaan Adeeva saat ini. semoga dia berlapang dada untuk merawat anak yang kini ada di dalam kandungan Adeeva," gumam Aisyah memanjatkan sebuah doa penuh harap.
Saat Axel hendak keluar dari kamar itu, Adeeva menahan tangan Axel, sehingga Axel pun menghentikan langkahnya.
"Maaf," lirih Adeeva.
Axel membalikkan tubuhnya, dia menatap dalam ke arah Adeeva yang ternyata masih tertidur.
Aisyah dapat menyaksikan apa yang terjadi di antara keduanya.
"Kenapa Deev meminta maaf pada Axel? Apakah Deev sudah memberitahukan kenyataan yang terjadi pada Axel," gumam Aisyah di dalam hati, dia mulai menduga-duga.
Axel meletakkan tangan Adeeva yang menggenggam tangannya di atas perut Adeeva, lalu dia membelai lembut kepala Adeeva.
"Good night, Deev. Semoga mimpi indah," bisik Axel.
Setelah itu, Axel pun meninggalkan Adeeva yang tertidur lelap, lalu mereka keluar dari kamar itu.
Mereka pun melangkah menuju ruang tamu, dan ikut berkumpul dengan yang lainnya.
Gita menatap heran pada putranya yang kini telah duduk di sofa ruang tamu, dia melihat ada yang berbeda pada diri putranya sebelum pergi dan setelah pergi.
"Axel," panggil Gita.
"Mhm," gumam Axel.
Dia menoleh ke arah wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Mhm, kamu ganti baju, ya. Kenapa dengan kemeja yang kamu kenakan tadi?" tanya Gita penasaran.
Dia tak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, karena dia penasaran apa yang telah terjadi antara Axel dan Adeeva.
"Mhm, oh ini, Ma. Tadi setelah makan malam, Adeeva merasa mual lalu dia pun muntah di kemejaku," jawab Axel.
"Apa? Adeeva muntah?" tanya Gita tak percaya.
Aisyah dan Haikal pun saling melempar pandangan antara satu sama lain, rasa takut mulai menggelayuti hati mereka.
"Iya, Ma. Mungkin Deev masuk angin karena dari awal aku ajak pergi dia belum makan sama sekali," jelas Axel.
Aisyah dan Haikal menghela napas lega, mereka bersyukur Axel tidak mengetahui apa yang terjadi.
Rasyid melihat reaksi sahabatnya dan istri.
"Apa yang terjadi pada Adeeva?" tanya Rasyid pada Haikal dan Aisyah.
Rasyid menatap Sahabatnya dengan penuh rasa curiga, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Haikal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
linamaulina18
cba kah d cari tau dulu sapa yg ngamilin ank nya ini asal terima aja pinangan orang cba diskusikan dulu
2023-05-29
0
CICI AJACH
Ya ampun, Axel tidak tahu...
kenapa enggak jujur aja sih???
2023-05-15
0
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
sooooo sweet
2023-05-06
0