Aisyah terdiam sejenak, dia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan ucapan sang putri.
Tidak mungkin seseorang telah berhubungan in**m tanpa mengetahui sosok pria yang sudah menyentuhnya.
"Aku harus bilang apa sama ibu, aku benar-benar tidak tahu siapa yang telah menghamiliku, aku juga tidak tahu kapan semua itu terjadi, hiks." Adeeva mulai menangis.
Dia berharap tangisannya dapat menyentuh hati sang ibu, sehingga tak lagi memaksa dirinya untuk menjawab pertanyaan yang dia sendiri tak tahu jawabannya.
"Tidak, Deev. Kamu pasti bohong. Katakan siapa yang sudah menyentuhmu!" Aisyah masih saja memaksa Adeeva.
"Deev tidak tahu, Bu. Deeva tidak tahu, hiks." Kali ini tangisan Adeeva mulai terdengar keluar kamar.
Adeeva mulai stres menghadapi ibunya yang masih saja tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.
Haikal mendengar apa yang terjadi di dalam kamar putri tirinya, akhirnya dia pun masuk ke dalam kamar itu.
"Aisyah," panggil Haikal.
Mau tak mau Aisyah pun berdiri dan meninggalkan Adeeva seorang diri di kamarnya.
"Sudahlah, jangan terlalu dipaksakan. Kita harus cari solusi lainnya," ujar Haikal.
Aisyah menautkan kedua alisnya, dia penasaran apa yang akan dilakukan oleh sang suami untuk menutupi rasa malunya.
Namun, Aisyah tak dapat bertanya untuk saat ini karena dia tahu saat ini emosi sang suami masih belum terkendali.
"Siapkanlah sarapan, aku akan berangkat bekerja," ujar Haikal pada sang istri.
Untuk saat ini dia berusaha melupakan apa yang telah terjadi, dia akan memikirkan solusi permasalahan di dalam keluarganya nanti setelah pulang kerja.
Aisyah menuruti apa yang dikatakan oleh sang suami, dia langsung melangkah ke dapur lalu menyiapkan sarapan sederhana untuk sang suami sebelum berangkat bekerja.
****
"Deev, mana?" tanya Haikal saat dia baru saja sampai di rumah.
"Masih di dalam kamar, seharian ini dia tak keluar dari kamar," jawab Aisyah.
"Lalu dia tidak makan?" tanya Haikal lagi merasa kasihan pada putri tirinya itu.
Haikal sedikit menyesal d Ngan apa yang telah dilakukannya pada gadis malang itu, tak seharusnya dia menampar putri tirinya itu, karena selama ini Haikal berusaha menjadi ayah yang baik bagi Adeeva karena dia sendiri tidak memiliki anak sama sekali dikarenakan mandul.
Beberapa tahun yang lalu, Haikal ditinggal oleh istrinya karena penyakit yang dideritanya, hingga akhirnya dia bertemu dan berjodoh dengan Aisyah seorang janda yang memiliki seorang putri.
"Sepertinya belum, tadi pagi sarapan yang aku sediakan sama sekali tidak disentuhnya. Tadi siang, aku juga mengantar makanan ke kamarnya, belum tahu apakah makanan itu sudah dimakan atau belum," ujar Aisyah menceritakan apa yang telah terjadi selama sang suami bekerja.
Haikal hanya mengangguk, mereka melangkah menuju kamar. Dia pun mulai membersihkan dirinya untuk melepas lelah setelah bekerja seharian.
Saat malam tiba, usai makan malam keluarga Haikal kedatangan tamu yang sengaja diundang oleh Haikal sendiri.
"Eh, Rasyid, ayo masuk!" ajak Haikal saat membukakan pintu untuk tamunya.
"Iya, terima kasih," ucap Rasyid sembari mengajak masuk istri dan putranya masuk ke dalam rumah Haikal.
Aisyah heran melihat Rasyid dan keluarganya tiba-tiba datang ke rumahnya.
Dia mulai bertanya-tanya apa yang kini direncanakan oleh sang suami.
"Silakan duduk, Syid. Sudah lama kita tak bertemu," ujar Haikal berbasa-basi pada teman lamanya itu.
Rasyid duduk di sofa ruang tamu diikuti istri dan putranya.
"Aisyah, tolong ambilkan minum untuk Rasyid dan keluarganya," perintah Haikal pada san istri.
Aisyah tersenyum menyapa keluarga Rasyid lalu dia pun melangkah menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan sedikit cemilan.
Selang beberapa menit, Aisya kembali dengan membawakan secangkir teh serta cemilan.
Dia meletakkan cangkir dan cemilan tersebut di atas meja, lalu dia ikut duduk di samping sang suami.
"Aisyah, tolong panggilkan Adeeva. Bawa dia ke sini," perintah Haikal lagi.
"Baiklah." Aisyah hendak berdiri, tiba-tiba Haikal menarik tangannya.
"Usahakan dia tampil menarik, jangan asal-asalan," bisik Haikal di telinga sang istri.
Mendengar bisikan dari sang suami, Aisyah mengerti tujuan kedatangan Rasyid dan keluarganya.
"Baiklah," lirih Aisyah mengangguk-anggukkan kepalanya.
Aisyah pun melangkah menuju kamar sang putri.
Tok tok tok.
"Deev," panggil Aisyah.
Aisyah pun membuka pintu kamar putrinya yang sama sekali tak dikunci.
Aisyah melihat sang putri kini tengah berbaring di atas tempat tidur, sosok Adeeva masih sama seperti tadi pagi, dia tidak melakukan hal apa pun sejak tadi pagi kecuali berbaring di atas tempat tidurnya.
"Sayang," lirih Aisyah sembari mengusap lembut kepala sang putri.
Adeeva hanya diam, dia kini membelakangi sang ibu.
"Deev, ayah kamu menyuruhmu untuk keluar," lirih Aisyah menyampaikan perintah ayah tiri Adeeva.
"Buat apa, Bu?" lirih Adeeva mulai bersuara.
"Ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh ayahmu," ujar Aisyah.
Adeeva membalikkan tubuhnya, kini dia menatap sang ibu.
"Apa?" lirih Adeeva lagi.
"Sayang, ayahmu menyuruhmu keluar dari kamar," ujar Aisyah lagi.
Dia berusaha membujuk putrinya agar mau keluar dari kamar, hingga akhirnya Adeeva pun mengalah.
Dia bangun dari tempat tidur dan hendak melangkah keluar kamar dengan penampilan yang masih acak-acakan.
"Deev, apakah kamu akan keluar dengan penampilanmu yang lusuh seperti itu?" tanya Aisyah menghentikan langkah Adeeva seketika.
"Lalu, aku harus bagaimana?" tanya Adeeva.
"Lihatlah penampilanmu, kamu terlihat sangat lusuh dan acak-acakan, kamu yakin akan keluar kamar seperti ini!" tanya Aisyah lagi berharap gadisnya itu mau mengganti pakaian dan keluar dengan penampilan yang lebih rapi.
Mau tak mau Adeeva langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sejenak.
Setelah itu Adeeva pun mengenakan piyama tidurnya, tak lupa dia mengikat rambutnya.
Meskipun penampilan Adeeva sangat sederhana, dia tetap terlihat sangat menarik karena gadis itu memang dasarnya sudah cantik dan anggun.
"Kalau begini kamu terlihat lebih segar," puji Aisyah yang sejak tadi menunggu Adeeva di dalam kamar sang putri.
"Ish," lirih Adeeva merasa tak suka dengan pujian sang ibu.
Setelah itu mereka pun keluar dari kamar, dan melangkah menuju ruang tamu tempat semua orang kini telah menunggu mereka.
Adeeva kaget saat melihat keluarga Rasyid yang duduk di ruang tamu.
Dia juga kaget melihat sosok Axel yang duduk di antara kedua orang tuanya.
"Kenapa Axel ada di sini?" gumam Adeeva di dalam hati.
"Eh, Adeeva. Kasih salam buat om Rasyid dan Tante Gita," perintah Haikal.
Mau tak mau Adeeva pun melebarkan senyuman dengan hati yang terpaksa.
"Malam, Om, Tante," sapa Adeeva.
Setelah itu Adeeva pun ikut duduk di sofa ruang tamu itu.
Axel menatap dalam pada sosok Adeeva, dia sangat mengagumi sosok putri tiri dari sahabat ayahnya itu.
Dia sudah mulai mengagumi Adeeva sejak lama, karena mereka sudah kenal baik sebelumnya.
"Deev, kedatangan om Rasyid dan Tante Gita ke sini, mereka ingin melamarmu," ujar Haikal terus terang.
"Apa?" pekik Adeeva.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ray_Elfath
Kok bisa sih, nganu enggak terasa...
hihihi...
2023-05-15
0
Hafiz Daffa
haduh... takutnya mempersatukan mereka bukannya memberi solusi malah tambah bikin banyak masalah
2023-05-15
1
Ghina Azfa
solusi yang akan membawa petaka itu...
cari solusi lainnya dong ayah Haikal..
2023-05-14
1