Semua orang kaget dan histeris melihat Adeeva yang jatuh tak sadarkan diri, mereka mulai khawatir dengan keadaan Adeeva.
Mereka takut acara akad nikah akan batal jika Adeeva tidak sehat.
Aisyah langsung memapah Adeeva, Axel langsung menghampiri Adeeva lalu dia pun membaringkan Adeeva di lantai dengan alas bantal.
Axel menggenggam erat tangan Adeeva, dia mengelus lembut tangan wanita yang dicintainya itu sambil terus berusaha membangunkan Adeeva.
Aisyah memberikan minyak kayu putih kepada Axel, perlahan Axel pun mengolesi minyak kayu putih di dahi Adeeva sambil memijit pelan dahinya.
Perlahan Adeeva membuka matanya, dia melihat dengan jelas Axel duduk di sampingnya sambil memijit sang calon istri.
"Kalau sudah sadar, acara akad nikah bisa kita langsungkan. Pengantin wanita tidak apa-apa sambil berbaring," ujar penghulu hendak memulai acara akad nikahnya.
Penghulu harus menikahkan Adeeva dan Axel saat itu juga karena dia sudah memiliki jadwal akad nikah setelah itu.
"Apakah acara ini bisa kita mulai?" tanya pak penghulu pada kedua orang tua mempelai.
"Bisa, Pak," sahut Haikal tegas.
"Baiklah kita mulai saja akad nikahnya," ujar Pak penghulu.
Lalu pak penghulu pun meminta Axel duduk tepat di samping wali nikah.
Adeeva akan dinikahkan oleh seorang wali hakim karena Aisyah telah memberi tahu putrinya ayah kandungnya telah meninggal.
"Saya nikahkan engkau Axelo Syahdana dengan Adeeva Dzakiyatunnuffusi dengan mahar 10 gram emas 24 karat dan uang tunai sebesar 20 juta rupiah serta seperangkat alat shalat dibayar tunai," ujar Wali hakim mengucapkan lafaz ijab.
"Saya terima nikahnya Adeeva Dzakiyatunnuffusi dengan mahar tersebut dibayar tunai," sahut Axel mengucapkan lafaz kabul.
"Bagaimana saksi?" tanya Pak penghulu pada saksi yang hadir dalam prosesi akad nikah tersebut.
"Sah," sahut kedua saksi yang hadir.
"Alhamdulillah," sorak tamu yang hadir dalam acara tersebut.
Mereka bersyukur dalam situasi yang sempat mengkhawatirkan prosesi akad nikah tetap berlangsung dengan lancar.
Kini Adeeva sudah sah menjadi istri Axel, rasanya Adeeva tak percaya dengan apa yang telah terjadi, saat ini dia hanya bisa pasrah menerima takdir yang kini harus dijalaninya.
Usai prosesi akad nikah, para tamu disuguhkan dengan berbagai menu makanan yang telah terhidang, sementara itu Axel membawa Adeeva masuk ke dalam kamarnya.
Axel sengaja meminta izin kepada kedua orang tua Adeeva untuk membawa Adeeva masuk ke kamar agar Adeeva bisa beristirahat.
"Sayang," lirih Axel membelai lembut kepala Adeeva saat mereka telah berada di dalam kamar.
Adeeva menatap dalam pada wajah pria yang kini telah sah menjadi suaminya. Dia tidak tahu harus bagaimana.
Sementara itu Axel bersikap layaknya seorang suami yang mana dirinya kini telah sah memperlakukan wanitanya sesuka hatinya.
"Axel, maafkan aku," lirih Adeeva.
Buliran bening kini luruh begitu saja membasahi pipi Adeeva.
"Deev, ada apa denganmu?" tanya Axel penasaran.
Axel mengusap lembut buliran bening yang jatuh di pipi Adeeva. Adeeva pun mengelak karena dia merasa bersalah pada Axel, dia takut Axel akan berharap lebih darinya, dia juga takut Axel meminta haknya sebagai seorang suami.
Axel mengernyitkan dahinya melihat reaksi Adeeva.
"Sayang, apakah aku ada salah padamu?" tanya Axel.
Adeeva berusaha bangkit, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.
"Axel, kamu enggak salah apa-apa. Aku yang salah sama kamu. Aku harap kamu bisa mengerti dengan keadaanku saat ini," ujar Adeeva.
Adeeva bingung harus berkata apa pada Axel karena dia takut Axel akan marah besar padanya, dan pria itu akan membenci dirinya.
"Sayang, saat ini kamu sudah sah menjadi istriku, sebagai seorang suami aku akan selalu berusaha mengerti dan memahami sikapmu," ujar Axel.
Ucapan Axel membuat Adeeva semakin merasa bersalah.
"Ya sudah, kalau gitu kamu istirahat dulu, ya." Axel memilih untukmu keluar dari kamar Adeeva.
Dia merasa saat ini Adeeva kelelahan dan kondisi fisiknya yang kurang fit membuat mood dan suasana hati Adeeva belum kondusif.
Pada sore harinya, semua tamu mulai meninggalkan rumah Haikal. Kini tinggal beberapa orang terdekat begitu juga dengan keluarga Rasyid.
"Axel, bagaimana keadaan Deev? Apakah kita bisa pulang sekarang?" tanya Rasyid pada putranya.
Rencananya Rasyid akan membawa Adeeva langsung ke rumahnya, karena saat ini. Adeeva sudah sah menjadi menantunya.
"Aku coba lihat di kamar dulu ya, Pa." Axel pun melangkah menuju kamar Adeeva.
Axel langsung masuk ke dalam kamar Adeeva, dia melihat Adeeva yang baru saja terbangun.
Adeeva kini tengah duduk bersandar di sandaran tempat tidur sembari memegangi ponselnya.
"Deev," lirih Axel.
Axel menghampiri Adeeva lalu duduk di samping Adeeva.
"Sayang, mama dan papa sudah menunggu kita, hari ini kita akan kembali ke rumahku," ujar Axel.
"Baiklah," lirih Adeeva.
Hanya itu yang dapat diucapkannya.
"Aku siap-siap dulu," lirih Adeeva lagi.
Dia pun perlahan turun dari tempat tidur lalu mengambil sebuah travel bag miliknya. Adeeva memasukkan beberapa pakaian yang dirasa dibutuhkannya.
"Kamu tidak perlu membawa banyak pakaian, nanti kita beli pakaian yang kamu butuhkan, jadi kalau kita menginap di sini tidak perlu bawa pakaian," ujar Axel.
Axel merupakan seorang pengusaha muda yang merintis beberapa swalayan yang beredar di kotanya.
Sekadar membelikan pakaian baru untuk istrinya sudah pasti tidak akan menghabiskan uangnya.
Adeeva mengangguk, lalu dia pun menyusun beberapa pakaian yang diperlukannya untuk hari-hari pertama di rumah Axel.
"Aku sudah siap," ujar Adeeva menghampiri Axel yang duduk di pinggir tempat tidur Adeeva.
"Ya udah, yuk." Axel berdiri lalu menarik koper Adeeva keluar dari kamar itu.
"Ma, Pa, Deev sudah siap," ujar Axel memberitahu kedua orang tuanya.
"Ya sudah kalau begitu, kita langsung pulang." Rasyid dan Gita yang tadi bercengkrama dengan besannya langsung berdiri dan berpamitan dengan semua keluarga Adeeva.
Adeeva juga berpamitan kepada kedua orang tuanya, Adeeva tak sanggup menahan rasa sedih dan luka yang harus dibawanya pergi dari rumah itu.
"Deev, kamu harus ingat! Tetap rahasiakan apa yang telah terjadi," bisik Haikal menasehati putrinya.
Adeeva hanya menganggukkan kepalanya, dia tak banyak berkata lalu dia pun ikut keluar dari rumah yang selama ini ditempatinya bersama ibu kandungnya.
Dia melangkah mengikuti keluarga barunya.
Axel membukakan pintu mobil, dia meminta Adeeva masuk ke dalam mobil di bagian belakang.
Saat mobil mulai melaju meninggalkan rumah Adeeva, dia sama sekali tidak melihat wajah kedua orang tuanya.
Hatinya terlalu sakit dengan keputusan yang telah diambil oleh kedua orang tuanya.
Sesampai di rumah Rasyid menyambut menantunya dengan suka cita, dia sangat bahagia melihat putranya yang sangat bahagia dapat memiliki wanita yang selama ini dicintainya.
"Axel, bawa Adeeva ke kamar. Biarkan dia istirahat, Adeeva pasti lelah apalagi saat ini Adeeva masih belum fit," perintah Rasyid penuh perhatian.
Axel mengangguk lalu mengajak Adeeva masuk ke dalam kamarnya.
Rumah Axel lebih besar dari rumah Adeeva, rumah 2 lantai itu terlihat sangat megah dan mewah dengan design klasik.
Axel membawa Adeeva ke kamarnya yang ada di lantai 2, dia menarik koper milik Adeeva. Meskipun dia memiliki pembantu yang telah menawarkan diri untuk membawa barang bawaan Adeeva dia tetap menolaknya.
Saat malam tiba, setelah shalat isya. Adeeva membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Axel ikut membaringkan tubuhnya di samping Adeeva, saat Axel hendak merangkul tubuh istrinya.
"Jangan," pekik Adeeva sembari mendorong tubuh sang suami.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
CICI AJACH
lho...kenapa jangan...
kamu kan sudah sah istrinya Axel ..
ayolah Adeeva..
2023-05-15
0
Noer
Apa yang mau di koreksi, no typo. it's amazing
2023-05-06
1
Humayra
Syukurlah, Pernikahannya sudah terjadi...
semoga saja Adeeva bahagia dengan Axel...
2023-05-05
9