"Iya, nanti aku akan ceritakan semuanya setelah kamu mengantarkannya," ujar Axel tegas.
"Deev," panggil Axel
Adeeva berdiri lalu menghampiri Axel.
"Kenalkan ini Damar, asisten pribadiku. Dia akan mengantarkanmu ke swalayan, sesuai rencana kita. Lakukan apa yang sudah aku arahkan," ujar Axel pada Adeeva.
Adeeva mengangguk.
"Ya sudah kalau gitu, aku pergi dulu," ujar Adeeva.
Adeeva pun meraih tangan Axel, dia menyalami dan mencium punggung tangan sang suami.
Adeeva berusaha menenangkan hatinya yang masih berdebar karena ucapan Axel.
Axel pun membelai lembut kepala sang istri di hadapan Damar, mereka memperlihatkan sikap sepasang suami yang sangat bahagia.
"Kamu hati-hati, ya. Harus bisa jaga diri," pesan Axel sebelum Adeeva meninggalkan ruangannya.
Adeeva mengacungkan jempolnya lalu melangkah keluar mengikuti langkah Damar.
Di parkiran Damar membuka pintu mobil bagian belakang, tidak mungkin dia membiarkan istri dari bosnya itu duduk di sampingnya.
"Kenapa aku duduk di belakang? Aku mau duduk di depan saja," protes Adeeva.
"Tapi, Nona,--"
Adeeva mengabaikan ucapan Damar, dia langsung masuk ke dalam mobil tanpa izin Damar.
Akhirnya Damar pun pasrah, dia membiarkan Adeeva melakukan apa yang diinginkannya.
Damar masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya menuju salah satu swalayan yang dikelola oleh Jack.
Sepanjang perjalanan tak ada seorang pun yang mengajak bicara, Adeeva memang tipe wanita yang tak banyak bicara apalagi dengan seseorang yang baru saja dikenalnya.
Sedangkan Damar merasa segan dengan istri sahabatnya itu, dia tidak mau dianggap sebagai seorang pria yang sok kenal sok dekat.
Hanya berselang waktu 20 menit mereka sampai di depan sebuah swalayan besar yang terdapat di daerah Jati yang tidak jauh dari perusahaan utama milik Axel.
Adeeva langsung turun dari mobil dan menatap kagum dengan swalayan yang berdiri megah tepat di depannya.
"Wow, ini swalayan atau mall?" gumam Adeeva kagum.
Adeeva baru tahu bahwa suaminya merupakan seorang bisnisman muda yang sukses. Meskipun begitu hatinya tak mudah jatuh cinta pada seseorang hanya karena harta.
Apalagi dengan posisi Axel seperti ini membuat Adeeva semakin takut untuk jatuh cinta pada sang suami karena bisa jadi Axel akan mencampakkan dirinya setelah Axel tahu keadaannya yang kini berbadan dua.
"Ayo masuk, Nona," ujar Damar membuyarkan lamunan Adeeva.
"Eh, iya," lirih Adeeva.
Swalayan memang belum dibuka untuk pembeli, tapi semua karyawan yang bekerja sudah wajib ada di swalayan pada pukul 08.00.
Mereka akan melakukan briefing terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan mereka.
Kebetulan Adeeva dan Damar sampai di swalayan itu saat briefing akan dimulai.
Semua mata karyawan yang sudah berkumpul di aula pertemuan tertuju pada sosok Damar dan Adeeva yang baru saja masuk ke dalam aula.
Mereka mulai mempertanyakan siapa Adeeva yang datang bersama Damar yang mereka kenal sebagai bos di tempat mereka bekerja.
Jack yang kebetulan tidak berada di swalayan tersebut, tidak mengetahui kedatangan Damar dan Adeeva.
Usai briefing yang dipimpin oleh kepala Divisi marketing, Damar mengambil alih.
Di sana Damar memperkenalkan Adeeva sebagai karyawan baru yang akan bekerja bersama mereka, Damar berharap karyawan yang lama dapat menyesuaikan diri dengan Adeeva.
"Salam kenal semuanya," dapa Adeeva pada karyawan yang ada di hadapannya.
Mereka tersenyum pada Adeeva, begitu juga dengan Adeeva.
"Kalian bisa berkenalan sambil bekerja nantinya," ujar Damar.
"No,--"
"Eh, Adeeva, kamu harus bisa beradaptasi dengan rekan kerjamu." Hampir saja Damar keceplosan, dia langsung memperbaiki ucapannya.
"Terima kasih, Pak," ucap Adeeva sembari menundukkan kepalanya.
"Ya sudah, kalau begitu semuanya mulai bekerja. Andin kamu bantu Adeeva mengajari tugas yang harus dikerjakannya," ujar Damar menunjuk seorang karyawan yang bekerja di bagian menyusun barang-barang yang ada di swalayan itu.
"Baik, Pak." Andin mengangguk.
Setelah itu semua orang pun mulai mengerjakan tugas mereka.
"Hai, Adeeva," sapa Andin menghampiri Adeeva.
"Hai, kamu Andin," sapa Adeeva.
"Ya, yuk ikut aku." Andin menggandeng tangan Adeeva dan mengajaknya menuju gudang.
"Yuk," sahut Adeeva.
Andin pun mengajak Adeeva mengambil troli lalu mengeluarkan beberapa barang yang sudah kurang di rak swalayan.
Mereka bertugas menyusun barang-barang di atas rak yang tersedia.
Saat Adeeva baru saja berada di gudang seorang pria datang menghampirinya dan Andin.
"Hei," teriak si pria memanggil Adeeva.
Adeeva menoleh ke arah Andin.
"Itu pak Jack, dia manager di swalayan ini," bisik Andin pada Adeeva..
"Oh, ini yang anaknya Jack," gumam Adeeva di dalam hati.
"Iya, Pak." Adeeva menghampiri Jack.
"Kamu siapa?" tanya Jack pada Adeeva dengan nada sinis.
Dia merasa asing dengan sosok Adeeva yang baru saja bergabung di swalayan itu.
Jack baru saja sampai di swalayan, dia selalu datang terlambat ke swalayan k
"Ini Adeeva, Pak. Dia karyawan baru." Andin menjawab pertanyaan Jack.
"Bukan kamu yang saya tanya!" bentak Jack kasar.
"Ya ampun, begini cara dia memimpin di sini?" gumam Adeeva di dalam hati.
"Benar yang dikatakan Andin, Pak. Saya karyawan baru di sini," ujar Adeeva.
"Atas persetujuan siapa kamu bisa bekerja di sini?" tanya Jack dengan angkuh.
"Ish, nih orang sombong banget, sih. Dia kira dia siapa? Bisa berbuat semena-mena di sini," gumam Adeeva kesal melihat sikap Jack yang sombong.
"Saya bekerja di sini atas permintaan Pak Damar, Pak," jawab Adeeva.
"Oh, si Damar. Udah kayak bos aja dia," gerutu Jack kesal di dalam hati.
Jack mang tidak suka dengan Damar yang sangat dekat dengan Axel, sepupunya. Dia merasa Damar itu selalu menghalangi kedekatannya dengan sang sepupu, padahal Jack ingin sekali berkuasa di perusahaan milik Axel, dan hal itu tidak bisa di dapatnya karena keberadaan Axel di samping Axel.
"Oh, ya sudah. Kamu belum sepenuhnya diterima di sini, kalau kamu memang berminat bekerja di sini bekerjalah sungguh-sungguh, saya tidak mau mendengar kesalahan fatal yang kamu lakukan," ancam Jack pada Adeeva.
Adeeva hanya diam mendengar ancaman dari Jack, dari awal bertemu saja, Adeeva sudah bisa menilai sosok Jack.
Dia sudah siap akan melaporkan sikap Jack hari ini pada suaminya.
"Ya sudah, sana mulai bekerja!" bentak Jack pada Adeeva dan Andin.
"Baik, Pak," sahut Adeeva dan Andin bersamaan setelah itu Adeeva dan Andin mulai melanjutkan pekerjaannya.
Adeeva bekerja dengan senang hati, apalagi pekerjaan yang dibebankan padanya tidak terlalu berat.
Tugas Adeeva di swalayan itu hanya mengambil barang dari gudang, dan membawa barang itu menggunakan troli yang tersedia lalu menyusunnya di atas rak-rak yang kosong.
Selain itu tugas mereka menyusun barang-barang yang berantakan di rak-rak dengan rapi agar swalayan selalu rapi dan enak dipandang.
Tak butuh lama, Adeeva dan Andin mulai akrab.
Pada waktu istirahat, Adeeva dan Andin makan di pantry bersama teman-teman yang lain, di sana Adeeva juga mulai bergaul dengan karyawan lain.
Beberapa karyawan mulai menyukai Adeeva, tapi ada juga beberapa orang yang merasa iri dengan kecantikan dan keramahan yang dimiliki oleh Adeeva.
"Hei, anak baru!" seorang karyawan wanita menghampiri Adeeva dengan gaya tidak bersahabat.
Adeeva menautkan kedua alisnya heran melihat sikap si wanita itu.
"Rin, kamu bisa ngomong baik-baik sama Adeeva," sela Andin tidak suka dengan sikap karyawan wanita yang bernama Ririn itu.
"Hei, lu jangan ikut campur!" bentak Ririn kesal pada Andin.
"Ada apa?" tanya Adeeva langsung.
Adeeva tidak ingin ada keributan antara Andin dan wanita yang bernama Ririn.
"Kamu dipanggil Pak Jack ke ruangannya!" ujar Ririn tegas.
Dia juga menatap sinis ke arah Adeeva.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Humayra
Ngapain si Adeeva dipanggil Jack...??
2023-05-08
4
Emak Femes
UP lagi kak
masih kpo dengan kisah adeeva 😁😁
2023-05-08
10