Bab 5

"Deev hanya masuk angin saja kok, Pa," ujar Axel.

"I-iya, sejak tadi pagi dia memang tidak mau makan," lirih Aisyah menambahkan.

"Oh, ya sudah kalau begitu, kami pamit dulu. Semua persiapan pernikahan anak-anak kita biar Aisyah dan Gita yang menghandlenya," ujar Rasyid

Mereka pun berpamitan dan meninggalkan kediaman keluarga Haikal.

Haikal dan Aisyah melepas kepergian keluarga Rasyid dengan hati lega.

"Yah, apa kita tidak salah melakukan hal ini?" lirih Aisyah merasa khawatir setelah keluarga Rasyid meninggalkan rumah mereka.

Aisyah takut ketidakjujuran mereka akan berakibat fatal terhadap persahabatan sang suami dan Rasyid.

"Kamu tenang saja, semoga Allah beri kita jalan keluar dari masalah ini," ujar Haikal.

Haikal pun mengajak masuk sang istri, untuk saat ini dia mengabaikan hal-hal yang ditakutkannya terjadi.

Mau tak mau Aisyah pun mengikuti apa yang dikatakan oleh sang suami sambil berdo'a di dalam hati agar pernikahan putrinya lancar dan putrinya mendapatkan kebahagiaan dengan Axel.

Keesokan harinya, saat mentari mulai bersinar terang di ufuk timur, Adeeva mengambil ponselnya dan mendapatkan pesan dari pria yang akan menjadi suaminya.

Adeeva membuka pesan itu lalu membaca pesan tersebut.

Axel : Met pagi, Deev.

Kamu sudah bangun?

Adeeva: Pagi juga.

Sudah.

Adeeva hanya menjawab pertanyaan Axel secukupnya.

Dia tidak tahu harus membalas apalagi. Dia pun meletakkan ponselnya di atas tempat tidur.

Beep. Ponsel Adeeva kembali berbunyi pertanda pesan masuk, dia menoleh melihat layar ponselnya.

Dia mengambil ponselnya lalu membuka pesan dari Axel.

Axel : Gimana keadaan kamu sekarang?

Adeeva: Udah mendingan.

Axel : Syukurlah, jangan lupa sarapan, ya. Kamu harus jaga kesehatan.

Adeeva : Iya, terima kasih, maaf kemarin aku merepotkanmu.

Axel : Sebagai calon suami kamu, aku tidak keberatan direpotkan oleh calon istriku.

Adeeva : Mhm 🙂

Adeeva bingung harus menjawab apa, perkataan Axel membuat Adeeva merasa bersalah.

Saat ini hatinya belum tertuju pada sosok Axel. Hatinya tak merasakan getaran sedikitpun saat bersama dirinya.

Axel : Ya udah, kamu sarapan dulu, ya.

Axel pun sengaja membalas pesan Adeeva tanpa mengharapkan balasan darinya.

"Mungkin saat ini Adeeva masih dalam proses penyesuaian dengan diriku, lihatlah Adeeva, aku akan buat kamu jatuh cinta padaku setelah kamu menjadi milikku," lirih Axel sambil membayangkan paras cantik wanita yang dicintainya.

Tok tok tok.

"Deev," panggil Aisyah di balik pintu kamar putrinya.

"Mhm," gumam Adeeva.

"Ayo, sarapan dulu. Ayahmu menunggumu di ruang makan," ujar Aisyah setelah berada di dalam kamar Adeeva.

"Iya, Bu." Adeeva mengangguk.

Setelah itu Adeeva melangkah keluar kamar mengikuti ibunya menuju ruang makan.

"Kita sarapan dulu, ya," ujar Haikal pada istri dan putrinya.

Mereka pun mulai menikmati sarapan pagi sederhana yang disiapkan Aisyah untuk keluarga kecilnya.

Adeeva mencoba memasukkan nasi goreng buatan ibunya secara perlahan ke dalam mulutnya, baru saja beberapa sendok nasi masuk ke dalam perutnya, gadis itu merasa mual.

Dia berdiri dan langsung bergegas berlari menuju kamar mandi yang ada di dapur.

Aisyah dan Haikal memperhatikan gerakan Adeeva, mereka pun saling melempar pandangan.

"Yah, kamu yakin memaksakan Adeeva menikah dalam kondisi dia seperti ini?" tanya Aisyah khawatir.

"Kamu tenang saja, semuanya biar aku yang urus," ujar Haikal menanggapi ucapan sang istri.

Aisyah pun menerima apa yang dikatakan oleh sang suami, meskipun hatinya masih khawatir.

Dengan langkah lemah, Adeeva kembali duduk di kursinya.

Dia tak lagi melanjutkan sarapannya, dia hanya menenggak segelas susu strawberry yang sudah disediakan ibunya.

"Deev," lirih Haikal saat melihat putri tirinya itu hendak berdiri.

Adeeva pun kembali duduk, dia menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut ayah tirinya itu.

"Pernikahanmu dan Axel akan dilaksanakan satu Minggu lagi, kita tidak akan mengadakan pesta besar-besaran. Cukup keluarga dekat dan karib kerabat saja yang akan diundang," ujar Haikal mengambil keputusan sepihak.

Adeeva mengangkat wajahnya, dia menatap tajam pada ayah tirinya itu. Dia merasa Haikal telah mengintimidasi dirinya.

Tak sepantasnya Haikal bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaan Adeeva saat ini.

"Tapi, Yah,--"

"Tidak ada kata tapi, kamu tidak bisa lagi membantah keputusan kami." Haikal memotong ucapan Adeeva.

"Yah, aku tidak mencintai Axel. Aku juga tidak mau membebani Axel dengan bayi yang ada di dalam rahimku ini," ujar Adeeva.

Adeeva pun berdiri, dia hendak keluar dari ruang makan itu.

"Deev," panggil Haikal.

Seketika langkah Adeeva terhenti.

"Kamu tidak bisa melahirkan anak di dalam rahimmu itu tanpa seorang suami, berkorban lah demi anakmu itu," ujar Haikal tegas.

Adeeva hanya diam, lalu dia pun melangkah menuju kamarnya.

Di dalam kamar, Adeeva membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Saat ini dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, dia membenamkan wajahnya di bantal.

Frustasi kini mulai menyelimuti hati dan pikirannya.

"Aaaaaaaa," pekik Adeeva di dalam hati.

****

Hari pernikahan Adeeva dan Axel pun tiba. Pernikahan ini diadakan secara sederhana di rumah Haikal.

Mereka mengadakan acara sederhana dengan mengundang karib kerabat saja, tak banyak undangan yang datang dalam acara ini.

Adeeva kini tengah berada di dalam kamarnya, seorang penata rias pengantin mulai melakukan tugasnya merias wajah Adeeva sebagai pengantin wanita.

Adeeva menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di hadapannya, tatapannya nanar. Hati dan pikirannya masih saja berkecamuk.

"Kak, kenapa nangis?" tanya si penata rias saat melihat buliran bening jatuh membasahi pipinya.

Si penata rias merasa heran, Adeeva bergegas mengusap air matanya.

"Eh, enggak apa-apa, Kak," lirih Adeeva.

"Ya Allah kuatkan hatiku dalam memulai hidup ini," gumam Adeeva di dalam hati.

Hanya butuh waktu 40 menit si penata rias pun dapat menyelesaikan tugasnya, kini Adeeva terlihat sangat cantik dengan parasnya yang terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin berwarna putih.

"Deev," panggil Aisyah yang baru saja datang.

"Ayo, kita keluar, pengantin pria sudah datang, akad nikah sebentar lagi akan dilaksanakan," ujar Aisyah lagi.

"Sudah selesai, kan?" tanya Aisyah pada si penata rias.

"Iya, sudah, Bu," sahut si penata rias.

"Terima kasih ya, Kak," ucap Aisyah.

Setelah itu Aisyah pun menggiring Adeeva keluar dari kamar dan melangkah menuju. ruang tamu yang sudah disulap menjadi tempat akad nikah.

Axel menoleh ke arah Adeeva yang kini melangkah menghampirinya untuk mengikuti prosesi akad nikah.

Dia menatap kagum wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Jantungnya berdebar kencang, dia merasa gugup bercampur bahagia karena sebentar lagi wanita yang dicintainya itu akan menjadi miliknya sepenuhnya.

Adeeva terus melangkah menuju tempat akad nikah yang akan dilangsungkan. Saat Adeeva hampir sampai di tempat itu, tatapannya terasa samar dan dia pun jatuh tak sadarkan diri.

"Deev," pekik Aisyah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

linamaulina18

linamaulina18

terlalu maksain ayah sambung nya deeva

2023-05-29

0

CICI AJACH

CICI AJACH

Adeeva pingsan???

jangan-jangan kenyataannya akan terbongkar di sini...

2023-05-15

0

akun ini vakum

akun ini vakum

sampe sini dulu bacanya nanti lanjut lagi

2023-05-06

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!