"Deev hanya masuk angin saja kok, Pa," ujar Axel.
"I-iya, sejak tadi pagi dia memang tidak mau makan," lirih Aisyah menambahkan.
"Oh, ya sudah kalau begitu, kami pamit dulu. Semua persiapan pernikahan anak-anak kita biar Aisyah dan Gita yang menghandlenya," ujar Rasyid
Mereka pun berpamitan dan meninggalkan kediaman keluarga Haikal.
Haikal dan Aisyah melepas kepergian keluarga Rasyid dengan hati lega.
"Yah, apa kita tidak salah melakukan hal ini?" lirih Aisyah merasa khawatir setelah keluarga Rasyid meninggalkan rumah mereka.
Aisyah takut ketidakjujuran mereka akan berakibat fatal terhadap persahabatan sang suami dan Rasyid.
"Kamu tenang saja, semoga Allah beri kita jalan keluar dari masalah ini," ujar Haikal.
Haikal pun mengajak masuk sang istri, untuk saat ini dia mengabaikan hal-hal yang ditakutkannya terjadi.
Mau tak mau Aisyah pun mengikuti apa yang dikatakan oleh sang suami sambil berdo'a di dalam hati agar pernikahan putrinya lancar dan putrinya mendapatkan kebahagiaan dengan Axel.
Keesokan harinya, saat mentari mulai bersinar terang di ufuk timur, Adeeva mengambil ponselnya dan mendapatkan pesan dari pria yang akan menjadi suaminya.
Adeeva membuka pesan itu lalu membaca pesan tersebut.
Axel : Met pagi, Deev.
Kamu sudah bangun?
Adeeva: Pagi juga.
Sudah.
Adeeva hanya menjawab pertanyaan Axel secukupnya.
Dia tidak tahu harus membalas apalagi. Dia pun meletakkan ponselnya di atas tempat tidur.
Beep. Ponsel Adeeva kembali berbunyi pertanda pesan masuk, dia menoleh melihat layar ponselnya.
Dia mengambil ponselnya lalu membuka pesan dari Axel.
Axel : Gimana keadaan kamu sekarang?
Adeeva: Udah mendingan.
Axel : Syukurlah, jangan lupa sarapan, ya. Kamu harus jaga kesehatan.
Adeeva : Iya, terima kasih, maaf kemarin aku merepotkanmu.
Axel : Sebagai calon suami kamu, aku tidak keberatan direpotkan oleh calon istriku.
Adeeva : Mhm 🙂
Adeeva bingung harus menjawab apa, perkataan Axel membuat Adeeva merasa bersalah.
Saat ini hatinya belum tertuju pada sosok Axel. Hatinya tak merasakan getaran sedikitpun saat bersama dirinya.
Axel : Ya udah, kamu sarapan dulu, ya.
Axel pun sengaja membalas pesan Adeeva tanpa mengharapkan balasan darinya.
"Mungkin saat ini Adeeva masih dalam proses penyesuaian dengan diriku, lihatlah Adeeva, aku akan buat kamu jatuh cinta padaku setelah kamu menjadi milikku," lirih Axel sambil membayangkan paras cantik wanita yang dicintainya.
Tok tok tok.
"Deev," panggil Aisyah di balik pintu kamar putrinya.
"Mhm," gumam Adeeva.
"Ayo, sarapan dulu. Ayahmu menunggumu di ruang makan," ujar Aisyah setelah berada di dalam kamar Adeeva.
"Iya, Bu." Adeeva mengangguk.
Setelah itu Adeeva melangkah keluar kamar mengikuti ibunya menuju ruang makan.
"Kita sarapan dulu, ya," ujar Haikal pada istri dan putrinya.
Mereka pun mulai menikmati sarapan pagi sederhana yang disiapkan Aisyah untuk keluarga kecilnya.
Adeeva mencoba memasukkan nasi goreng buatan ibunya secara perlahan ke dalam mulutnya, baru saja beberapa sendok nasi masuk ke dalam perutnya, gadis itu merasa mual.
Dia berdiri dan langsung bergegas berlari menuju kamar mandi yang ada di dapur.
Aisyah dan Haikal memperhatikan gerakan Adeeva, mereka pun saling melempar pandangan.
"Yah, kamu yakin memaksakan Adeeva menikah dalam kondisi dia seperti ini?" tanya Aisyah khawatir.
"Kamu tenang saja, semuanya biar aku yang urus," ujar Haikal menanggapi ucapan sang istri.
Aisyah pun menerima apa yang dikatakan oleh sang suami, meskipun hatinya masih khawatir.
Dengan langkah lemah, Adeeva kembali duduk di kursinya.
Dia tak lagi melanjutkan sarapannya, dia hanya menenggak segelas susu strawberry yang sudah disediakan ibunya.
"Deev," lirih Haikal saat melihat putri tirinya itu hendak berdiri.
Adeeva pun kembali duduk, dia menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut ayah tirinya itu.
"Pernikahanmu dan Axel akan dilaksanakan satu Minggu lagi, kita tidak akan mengadakan pesta besar-besaran. Cukup keluarga dekat dan karib kerabat saja yang akan diundang," ujar Haikal mengambil keputusan sepihak.
Adeeva mengangkat wajahnya, dia menatap tajam pada ayah tirinya itu. Dia merasa Haikal telah mengintimidasi dirinya.
Tak sepantasnya Haikal bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaan Adeeva saat ini.
"Tapi, Yah,--"
"Tidak ada kata tapi, kamu tidak bisa lagi membantah keputusan kami." Haikal memotong ucapan Adeeva.
"Yah, aku tidak mencintai Axel. Aku juga tidak mau membebani Axel dengan bayi yang ada di dalam rahimku ini," ujar Adeeva.
Adeeva pun berdiri, dia hendak keluar dari ruang makan itu.
"Deev," panggil Haikal.
Seketika langkah Adeeva terhenti.
"Kamu tidak bisa melahirkan anak di dalam rahimmu itu tanpa seorang suami, berkorban lah demi anakmu itu," ujar Haikal tegas.
Adeeva hanya diam, lalu dia pun melangkah menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Adeeva membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Saat ini dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, dia membenamkan wajahnya di bantal.
Frustasi kini mulai menyelimuti hati dan pikirannya.
"Aaaaaaaa," pekik Adeeva di dalam hati.
****
Hari pernikahan Adeeva dan Axel pun tiba. Pernikahan ini diadakan secara sederhana di rumah Haikal.
Mereka mengadakan acara sederhana dengan mengundang karib kerabat saja, tak banyak undangan yang datang dalam acara ini.
Adeeva kini tengah berada di dalam kamarnya, seorang penata rias pengantin mulai melakukan tugasnya merias wajah Adeeva sebagai pengantin wanita.
Adeeva menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di hadapannya, tatapannya nanar. Hati dan pikirannya masih saja berkecamuk.
"Kak, kenapa nangis?" tanya si penata rias saat melihat buliran bening jatuh membasahi pipinya.
Si penata rias merasa heran, Adeeva bergegas mengusap air matanya.
"Eh, enggak apa-apa, Kak," lirih Adeeva.
"Ya Allah kuatkan hatiku dalam memulai hidup ini," gumam Adeeva di dalam hati.
Hanya butuh waktu 40 menit si penata rias pun dapat menyelesaikan tugasnya, kini Adeeva terlihat sangat cantik dengan parasnya yang terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin berwarna putih.
"Deev," panggil Aisyah yang baru saja datang.
"Ayo, kita keluar, pengantin pria sudah datang, akad nikah sebentar lagi akan dilaksanakan," ujar Aisyah lagi.
"Sudah selesai, kan?" tanya Aisyah pada si penata rias.
"Iya, sudah, Bu," sahut si penata rias.
"Terima kasih ya, Kak," ucap Aisyah.
Setelah itu Aisyah pun menggiring Adeeva keluar dari kamar dan melangkah menuju. ruang tamu yang sudah disulap menjadi tempat akad nikah.
Axel menoleh ke arah Adeeva yang kini melangkah menghampirinya untuk mengikuti prosesi akad nikah.
Dia menatap kagum wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Jantungnya berdebar kencang, dia merasa gugup bercampur bahagia karena sebentar lagi wanita yang dicintainya itu akan menjadi miliknya sepenuhnya.
Adeeva terus melangkah menuju tempat akad nikah yang akan dilangsungkan. Saat Adeeva hampir sampai di tempat itu, tatapannya terasa samar dan dia pun jatuh tak sadarkan diri.
"Deev," pekik Aisyah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
linamaulina18
terlalu maksain ayah sambung nya deeva
2023-05-29
0
CICI AJACH
Adeeva pingsan???
jangan-jangan kenyataannya akan terbongkar di sini...
2023-05-15
0
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
sampe sini dulu bacanya nanti lanjut lagi
2023-05-06
3