Seorang pria paruh baya dan wanita berdiri di depan kediaman Rasyid. Dia baru saja melemparkan batu ke jendela rumah Rasyid.
Rasyid beserta keluarganya terpaksa menghentikan kegiatan sarapan pagi mereka.
Mereka melangkah keluar dan mencari tahu apa yang terjadi di luar rumah mereka.
"Hei, Rasyid!" teriak paruh baya itu saat melihat Rasyid sudah keluar dari rumahnya.
Rasyid menautkan kedua alisnya saat melihat Yandri abangnya sedang berada di luar rumah bersama istri dan menantunya.
"Ada apa, Bang?" tanya Rasyid pada Yandri.
"Tega sekali kalian memasukkan Jack ke dalam penjara, apa kalian tidak mengingat siapa Jack itu bagi kalian," ujar Yandri penuh amarah pada Rasyid.
Rasyid masih bingung, dia sama sekali tidak tahu berita mengenai Jack yang dipenjarakan oleh putranya.
Axel hanya diam, dia menggenggam erat tangan sang istri agar Adeeva tidak takut dengan kehadiran ayah dari pria yang ingin melecehkannya kemarin.
"Tenang dulu, Bang. Ayo, kita masuk ke dalam rumah dulu." Rasyid berusaha menenangkan kakak kandungnya yang dibalut emosi.
"Tidak, aku tidak Sudi menginjak rumah orang yang sudah menyakiti putraku," bentak Yandri pada adiknya.
"Tenanglah, Bang. Kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik," ujar Rasyid berusaha tenang.
Dia juga tidak mau terbawa emosi, Karen emosi tidak akan menyelesaikan masalah.
"Aku tidak akan tenang sebelum putraku dikeluarkan dari penjara! Apa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaan istrinya," ujar Yandri sembari menunjuk ke arah perempuan yang ada di sebelah kanannya.
Rasyid tidak tahu harus berkata apa lagi, dia tidak bisa menenangkan kakaknya yang penuh amarah saat ini.
"Om," lirih Axel melangkah maju.
Dia menyuruh Adeeva berdiri di samping mamanya.
"Tak sepantasnya om berbuat seperti ini kepada kami, sebelum om datang ke sini marah-marah, apakah om sudah menanyakan apa kesalahan Jack sehingga dia dibawa ke kantor polisi?" tanya Axel berusaha berbicara setenang mungkin.
Mendengar ucapan sang putra Rasyid mulai mengerti apa yang telah terjadi, dia dapat menyimpulkan bahwa Axel yang telah menjebloskan keponakannya itu ke penjara.
Meskipun Rasyid tidak tahu inti permasalahannya, tapi dia yakin sang putra melakukan hal itu karena keponakannya lah yang bersalah.
"Aku tidak mau tahu, apa pun kesalahan putraku sebagai saudara kamu harus tetap memaafkannya," bentak Yandri pada Axel.
"Tidak semudah itu, Om. Kesalahannya sama sekali tidak bisa aku maafkan," ujar Axel mulai tak terkendali.
Darahnya mulai mendidih saat teringat sepupunya itu menyentuh tubuh sang istri tepat di hadapannya.
Rasyid memegang pundak sang putra, dia menahan amarah putranya yang mulai terbawa suasana.
"Bang, aku akan coba bicarakan masalah ini dengan Axel, lebih baik Abang dan keluarga pulang terlebih dahulu," ujar Rasyid secara halus mengusir kakak kandungnya itu.
Yandri menatap tajam ke arah sang Adik dan keponakannya secara bergantian.
"Jika hari ini Jack tidak dibebaskan dari penjara maka jangan pernah anggap aku abangmu lagi!" ancam Yandri kesal.
Akhirnya dia pun mengajak keluarganya meninggalkan kediaman sang adik.
Yandri yakin dengan ancamannya, Rasyid akan membujuk Axel untuk memaafkan putranya.
Semua keluarga Rasyid pun masuk ke dalam rumah, mereka pun melupakan nikmatnya menu sarapan pagi tadi, kini mereka telah duduk di ruang keluarga.
"Axel, ceritakan pada papa apa yang telah terjadi," ujar Rasyid tak sabar ingin tahu masalah antara putranya dan keponakannya itu.
Axel masih diam, dia menoleh ke arah sang istri yang kini duduk tepat di sampingnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments