"Aku mohon jangan sentuh aku," Isak Adeeva menangis.
Sementara itu Axel sudah terbangun dia kaget mendapat dorongan dari Adeeva.
"Kenapa kau tega merenggut kesucianku? Apa salahku padamu, hiks hiks." Adeeva terus menggigau sambil menangis.
Axel merasa kasihan melihat Adeeva yang tengah bermimpi buruk.
"Deev, bangun." Axel menepuk pelan pipi Adeeva.
"Deev, bangun." Axel terus berusaha membangunkan Adeeva yang masih memejamkan matanya.
"Deev."
Akhirnya Adeeva pun membuka matanya, dia langsung bangkit dan duduk menjauhi Axel.
"Kamu kenapa?" tanya Axel pada Adeeva.
Adeeva menatap Axel dengan seksama dia memastikan bahwa pria yang dihadapannya bukanlah pria yang tadi ada di dalam mimpiku.
"Kamu kenapa, Deev?" tanya Axel dengan lembut.
Adeeva langsung memeluk tubuh Axel dengan erat saat menyadari pria yang di hadapannya adalah sang suami.
Axel pun membalas pelukan sang istri, dia memberi kenyamanan untuk wanita yang sangat disayanginya.
"Kamu jangan takut, aku ada di sini bersamamu, setelah ini takkan ada seorang pun yang akan berani menyakitimu," ujar Axel sambil mengelus lembut punggung Adeeva.
Adeeva hanya diam, dia meresapi kasih sayang yang disalurkan oleh sang suami.
Tak dapat dipungkiri oleh Adeeva, bahwa saat ini dia telah merasa nyaman berada di samping Axel, tapi dia masih tetap membatasi hatinya agar tak jatuh cinta pada sang suami.
Axel pun kembali membawa Adeeva berbaring, dia masih saja memeluk tubuh sang istri.
Meskipun Adeeva belum siap melakukan kewajibannya sebagai istri, tapi Axel sangat bahagia dengan sikap Adeeva yang kini telah mau memeluknya.
Pria tampan itu hanya butuh waktu untuk menjadi suami seutuhnya bagi istri yang sangat dicintainya.
****
"Woi, keluarkan aku dari sini!" teriak Jack dari dalam jeruji besi.
Dia tidak terima dimasukkan ke dalam penjara oleh pak polisi yang membawanya.
Para polisi yang ada di sana hanya diam mereka mengabaikan teriakan Jack.
Bagi polisi di sana sudah terbiasa mendengar teriakan para tersangka yang tidak terima bahwa dirinya dipenjara.
Tak berapa lama, Damar datang ke kantor polisi, dia menyampaikan laporan tentang kasus yang telah dilakukan oleh Jack terhadap Adeeva.
Axel sudah berpesan pada Damar untuk tidak membiarkan Jack terlepas begitu saja, Axel juga meminta Damar untuk mencari bukti-bukti laporan keuangan agar Jack bisa dituduhkan langsung dengan beberapa kesalahan yang telah dilakukannya.
Axel tidak terima dengan apa yang telah diperbuat Jack terhadap istrinya, kali ini dia tak lagi mempertimbangkan hubungan keluarga antara dirinya dan sepupunya itu.
Damar dapat mendengar teriakan Jack dari jeruji besi, dia hanya melirik ke arah Jack lalu terus melakukan apa yang telah ditugaskan Axel terhadap dirinya.
Sekilas Jack melihat kedatangan Damar.
"Damar! Bebaskan gue!" teriak Jack setelah memastikan pria yang datang ke kantor polisi itu adalah Damar.
"Damar!" Dia terus meneriaki nama Damar.
Namun, pria yang dipanggil namanya sama sekali tak mengacuhkan teriakan Jack.
Dia hanya melirik dan tersenyumlah sinis pada pria yang manggil namanya, selama ini Damar memang tak suka dengan sikap Jack, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena Jack adalah saudara sepupu dari bosnya atau sahabatnya.
Setelah selesai memberi laporan pada polisi, Damar melangkah menuju jeruji besi tempat Jack berada.
"Damar! Lu harus bebaskan gue dari sini," teriak Jack penuh harap.
Dia mengira Damar mendatanginya untuk memberitahukan dirinya bahwa dia akan dibebaskan.
"Lu tenang saja, cukup nikmati buah dari apa yang telah lu lakukan, berani-beraninya lu menyentuh istri sepupu lu sendiri," ujar Damar.
"Maksud lu?" Jack menautkan kedua alisnya tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Damar.
"Kejahatan lu terlalu banyak, gue akan pastikan lu dipenjara lebih lama. Semua kejahatan lu akan membuat lu membekam di penjara bertahun-tahun," ujar Damar.
"Jangan banyak bacot lu! Gue akan balas semua ini," ujar Jack tak terima.
"Axel tidak akan memberi ampun pada lu setelah apa yang lu lakukan," ujar Damar lagi.
Lalu Damar pun meninggalkan Axel yang kini berteriak-teriak penuh amarah.
Damar tak lagi mengacuhkan Jack yang masih heboh di dalam selnya.
****
Pukul 04.00
Adeeva terbangun dari tidurnya, malam ini dia tidur dengan lelap di dalam pelukan sang suami.
Begitu juga dengan Axel dia merasa bahagia dapat memberi kenyamanan bagi sang istri di saat istrinya terguncang.
Adeeva membuka matanya, orang pertama kali yang dilihatnya adalah Axel yang masih lelap.
Adeeva tertegun, dia menatap dalam pada wajah tampan sang istri.
"Axel, kamu merupakan pria yang sangat baik, aku bersyukur bisa menjadi istri pria baik sepertimu. Tapi, aku yakin kamu tidak akan mau menerimaku yang kini tak lagi per***n. Pria mana yang akan mau menerima istri yang sudah mengandung benih dari pria lain," gumam Adeeva di dalam hati.
"Aku akan menikmati hari-hari bersamamu hingga masa itu datang," gumam Adeeva lagi.
Adeeva mengusap air matanya yang mulai membasahi pipinya, Adeeva membayangkan Axel akan mengusirnya saat Axel tahu kondisinya yang sesungguhnya.
"Kenapa kamu nangis?" tanya Axel yang tiba-tiba terbangun karena dia mendengar isakkan Adeeva.
Adeeva bergegas mengusap air matanya, lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa-apa," jawab Adeeva dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Adeeva masih tak bisa menahan air matanya yang terus mengucur deras, dia pun bangkit dari tidurnya, lalu turun dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menunaikan ibadah shalat subuh.
Di dalam kamar mandi Adeeva terus melepaskan rasa sesak yang melanda dirinya, lalu dia pun mulai mandi.
Usai Adeeva mandi, Axel pun bangun dari posisi berbaringnya, dia heran melihat Adeeva yang keluar dari kamar mandi dengan mata bengkak, tapi dia hanya bisa diam.
Axel pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Adeeva kini mulai terbiasa menyiapkan berbagai kebutuhan sang suami.
Dia menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Axel setelah mandi nanti.
Hampir satu bulan bersama, kini Adeeva mulai terbiasa melihat sang suami keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada sehingga dia tak lagi berteriak setiap kali Axel keluar dari kamar mandi, dia hanya mengalihkan pandanganya pada hal lain.
Dengan santai Axel mengenakan pakaiannya di hadapan sang Adeeva yang kini memilih berdo'a sambil memejamkan mata agar tak dapat melihat apa yang dilakukan oleh sang suami.
"Ayo kita mulai shalat," ajak Axel pada sang istri.
Adeeva mengangguk lalu berdiri, mereka pun mulai menunaikan ibadah shalat subuh berjama'ah layaknya suami istri yang harmonis.
Setelah shalat, Axel dan Adeeva pun melangkah turun menuju ruang makan untuk menyantap sarapan pagi.
"Pagi, Ma, Pa," sapa Axel pada kedua orang tuanya yang sudah berada lebih dulu di ruang makan.
Rasyid dan Gita menyapa putra dan menantunya itu dengan senyuman pagi merekah di wajahnya.
Tak menunggu lama mereka pun menyantap menu sarapan yang sudah terhidang di atas meja.
PRANK.
Tiba-tiba terdengar pecahan kaca dari luar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments