Bab 18

"Aku mohon jangan sentuh aku," Isak Adeeva menangis.

Sementara itu Axel sudah terbangun dia kaget mendapat dorongan dari Adeeva.

"Kenapa kau tega merenggut kesucianku? Apa salahku padamu, hiks hiks." Adeeva terus menggigau sambil menangis.

Axel merasa kasihan melihat Adeeva yang tengah bermimpi buruk.

"Deev, bangun." Axel menepuk pelan pipi Adeeva.

"Deev, bangun." Axel terus berusaha membangunkan Adeeva yang masih memejamkan matanya.

"Deev."

Akhirnya Adeeva pun membuka matanya, dia langsung bangkit dan duduk menjauhi Axel.

"Kamu kenapa?" tanya Axel pada Adeeva.

Adeeva menatap Axel dengan seksama dia memastikan bahwa pria yang dihadapannya bukanlah pria yang tadi ada di dalam mimpiku.

"Kamu kenapa, Deev?" tanya Axel dengan lembut.

Adeeva langsung memeluk tubuh Axel dengan erat saat menyadari pria yang di hadapannya adalah sang suami.

Axel pun membalas pelukan sang istri, dia memberi kenyamanan untuk wanita yang sangat disayanginya.

"Kamu jangan takut, aku ada di sini bersamamu, setelah ini takkan ada seorang pun yang akan berani menyakitimu," ujar Axel sambil mengelus lembut punggung Adeeva.

Adeeva hanya diam, dia meresapi kasih sayang yang disalurkan oleh sang suami.

Tak dapat dipungkiri oleh Adeeva, bahwa saat ini dia telah merasa nyaman berada di samping Axel, tapi dia masih tetap membatasi hatinya agar tak jatuh cinta pada sang suami.

Axel pun kembali membawa Adeeva berbaring, dia masih saja memeluk tubuh sang istri.

Meskipun Adeeva belum siap melakukan kewajibannya sebagai istri, tapi Axel sangat bahagia dengan sikap Adeeva yang kini telah mau memeluknya.

Pria tampan itu hanya butuh waktu untuk menjadi suami seutuhnya bagi istri yang sangat dicintainya.

****

"Woi, keluarkan aku dari sini!" teriak Jack dari dalam jeruji besi.

Dia tidak terima dimasukkan ke dalam penjara oleh pak polisi yang membawanya.

Para polisi yang ada di sana hanya diam mereka mengabaikan teriakan Jack.

Bagi polisi di sana sudah terbiasa mendengar teriakan para tersangka yang tidak terima bahwa dirinya dipenjara.

Tak berapa lama, Damar datang ke kantor polisi, dia menyampaikan laporan tentang kasus yang telah dilakukan oleh Jack terhadap Adeeva.

Axel sudah berpesan pada Damar untuk tidak membiarkan Jack terlepas begitu saja, Axel juga meminta Damar untuk mencari bukti-bukti laporan keuangan agar Jack bisa dituduhkan langsung dengan beberapa kesalahan yang telah dilakukannya.

Axel tidak terima dengan apa yang telah diperbuat Jack terhadap istrinya, kali ini dia tak lagi mempertimbangkan hubungan keluarga antara dirinya dan sepupunya itu.

Damar dapat mendengar teriakan Jack dari jeruji besi, dia hanya melirik ke arah Jack lalu terus melakukan apa yang telah ditugaskan Axel terhadap dirinya.

Sekilas Jack melihat kedatangan Damar.

"Damar! Bebaskan gue!" teriak Jack setelah memastikan pria yang datang ke kantor polisi itu adalah Damar.

"Damar!" Dia terus meneriaki nama Damar.

Namun, pria yang dipanggil namanya sama sekali tak mengacuhkan teriakan Jack.

Dia hanya melirik dan tersenyumlah sinis pada pria yang manggil namanya, selama ini Damar memang tak suka dengan sikap Jack, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena Jack adalah saudara sepupu dari bosnya atau sahabatnya.

Setelah selesai memberi laporan pada polisi, Damar melangkah menuju jeruji besi tempat Jack berada.

"Damar! Lu harus bebaskan gue dari sini," teriak Jack penuh harap.

Dia mengira Damar mendatanginya untuk memberitahukan dirinya bahwa dia akan dibebaskan.

"Lu tenang saja, cukup nikmati buah dari apa yang telah lu lakukan, berani-beraninya lu menyentuh istri sepupu lu sendiri," ujar Damar.

"Maksud lu?" Jack menautkan kedua alisnya tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Damar.

"Kejahatan lu terlalu banyak, gue akan pastikan lu dipenjara lebih lama. Semua kejahatan lu akan membuat lu membekam di penjara bertahun-tahun," ujar Damar.

"Jangan banyak bacot lu! Gue akan balas semua ini," ujar Jack tak terima.

"Axel tidak akan memberi ampun pada lu setelah apa yang lu lakukan," ujar Damar lagi.

Lalu Damar pun meninggalkan Axel yang kini berteriak-teriak penuh amarah.

Damar tak lagi mengacuhkan Jack yang masih heboh di dalam selnya.

****

Pukul 04.00

Adeeva terbangun dari tidurnya, malam ini dia tidur dengan lelap di dalam pelukan sang suami.

Begitu juga dengan Axel dia merasa bahagia dapat memberi kenyamanan bagi sang istri di saat istrinya terguncang.

Adeeva membuka matanya, orang pertama kali yang dilihatnya adalah Axel yang masih lelap.

Adeeva tertegun, dia menatap dalam pada wajah tampan sang istri.

"Axel, kamu merupakan pria yang sangat baik, aku bersyukur bisa menjadi istri pria baik sepertimu. Tapi, aku yakin kamu tidak akan mau menerimaku yang kini tak lagi per***n. Pria mana yang akan mau menerima istri yang sudah mengandung benih dari pria lain," gumam Adeeva di dalam hati.

"Aku akan menikmati hari-hari bersamamu hingga masa itu datang," gumam Adeeva lagi.

Adeeva mengusap air matanya yang mulai membasahi pipinya, Adeeva membayangkan Axel akan mengusirnya saat Axel tahu kondisinya yang sesungguhnya.

"Kenapa kamu nangis?" tanya Axel yang tiba-tiba terbangun karena dia mendengar isakkan Adeeva.

Adeeva bergegas mengusap air matanya, lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa," jawab Adeeva dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Adeeva masih tak bisa menahan air matanya yang terus mengucur deras, dia pun bangkit dari tidurnya, lalu turun dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menunaikan ibadah shalat subuh.

Di dalam kamar mandi Adeeva terus melepaskan rasa sesak yang melanda dirinya, lalu dia pun mulai mandi.

Usai Adeeva mandi, Axel pun bangun dari posisi berbaringnya, dia heran melihat Adeeva yang keluar dari kamar mandi dengan mata bengkak, tapi dia hanya bisa diam.

Axel pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Adeeva kini mulai terbiasa menyiapkan berbagai kebutuhan sang suami.

Dia menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Axel setelah mandi nanti.

Hampir satu bulan bersama, kini Adeeva mulai terbiasa melihat sang suami keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada sehingga dia tak lagi berteriak setiap kali Axel keluar dari kamar mandi, dia hanya mengalihkan pandanganya pada hal lain.

Dengan santai Axel mengenakan pakaiannya di hadapan sang Adeeva yang kini memilih berdo'a sambil memejamkan mata agar tak dapat melihat apa yang dilakukan oleh sang suami.

"Ayo kita mulai shalat," ajak Axel pada sang istri.

Adeeva mengangguk lalu berdiri, mereka pun mulai menunaikan ibadah shalat subuh berjama'ah layaknya suami istri yang harmonis.

Setelah shalat, Axel dan Adeeva pun melangkah turun menuju ruang makan untuk menyantap sarapan pagi.

"Pagi, Ma, Pa," sapa Axel pada kedua orang tuanya yang sudah berada lebih dulu di ruang makan.

Rasyid dan Gita menyapa putra dan menantunya itu dengan senyuman pagi merekah di wajahnya.

Tak menunggu lama mereka pun menyantap menu sarapan yang sudah terhidang di atas meja.

PRANK.

Tiba-tiba terdengar pecahan kaca dari luar.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!