Bab 7

Axel kaget mendapat perlakuan tersebut dari sang istri, dia tak menyangka Adeeva akan menolak perlakuan yang wajar dilakukan oleh seorang suami terhadap sang istri.

"Ada apa, Deev?" tanya Axel.

"Maaf, aku belum bisa melakukan itu," lirih Adeeva sembari membalikkan tubuhnya.

Dia kini mengambil posisi membelakangi sang suami.

Axel menghela napas panjang.

"Baiklah, jika kamu memang belum siap, aku akan siap menunggumu hingga kamu benar-benar siap," ujar Axel.

Axel pun ikut membelakangi Adeeva, pria tampan itu merasa sangat kecewa dengan perlakuan sang istri, tapi dia berusaha untuk bersabar.

Pukul 04.00.

Adeeva terbangun dari tidurnya, dia membuka matanya dan mendapati sosok Axel masih terlelap di sampingnya.

"Aaaaaaaa," pekik Adeeva.

Dia kaget melihat sosok pria tidur bersamanya di tempat tidur yang sama.

"Astaghfirullah," pekik Axel juga.

Axel kaget mendengar teriakan Adeeva yang memekakkan telinganya di pagi hari.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Axel.

"Kamu ngapain tidur di sini?" tanya Adeeva.

"Deev, aku ini suamimu. Lalu aku harus tidur di mana?" protes Axel pada Adeeva.

Adeeva terdiam mendengar ucapan sang suami. Dia baru sadar bahwa saat ini statusnya telah berubah, dia bukan lagi seorang wanita single, tapi dia kini sudah memiliki seorang suami.

"Maaf," lirih Adeeva.

Adeeva pun turun dari tempat tidur, dia tak lagi mempedulikan Axel yang melongo melihat sikap sang istri.

"Apa sebenarnya yang telah terjadi? Mengapa sikap Adeeva seperti itu? Bukankah dia mau menikah denganku?" gumam Axel heran.

Axel pun mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas di samping tempat tidur.

Dia membuka ponselnya sembari menunggu Adeeva yang kini sedang berada di kamar mandi.

Selang beberapa menit Adeeva keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai mandi dan kini bersiap untuk shalat subuh.

"Deev, tunggulah aku. Kita shalat subuh berjama'ah," ujar Axel Pada istrinya.

"Baiklah," lirih Adeeva sambil mengangguk.

Adeeva pun mengenakan mukenanya, lalu dia duduk di atas sajadah menunggu Axel.

Tak berapa lama, Axel keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk di pinggang.

Pria tampan itu memamerkan perut kotak-kotak seperti roti sobek yang sangat memukau bagi setiap wanita yang melihatnya.

"Aaaaaaaa," pekik Adeeva.

Dia bergegas menutup matanya, ada rasa malu menyelinap di hatinya melihat Axel bertelanjang dada di hadapannya.

"Ada apa?" tanya Axel santai lalu menghampiri Adeeva.

"Kamu kenapa tidak pakai baju keluar dari kamar mandinya?" protes Adeeva masih menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

"Aku sudah biasa seperti ini, toh kamu kan istriku. Kamu boleh melihat setiap sudut yang ada di tubuhku termasuk,--"

"Stop, sana kamu pakai bajumu." Adeeva langsung memotong ucapan Axel.

Dia merasa malu dan bersalah mendengar ucapan Axel. Meskipun saat ini dia sudah sah sebagai istri Axel, dia masih belum bisa menerima hal itu karena kondisinya saat ini.

Adeeva merasa pernikahannya dan Axel tidak sah karena dirinya yang tengah mengandung, sesuai ilmu yang pernah dipelajarinya seorang wanita yang hamil tidak boleh dinikahi dan dicerai, dan menurut pandangannya pernikahan yang telah terjadi antara dirinya dan Axel sama sekali tidak sah.

Axel menautkan kedua alisnya, dia bingung dengan sikap Adeeva. Namun, Axel masih bertekad untuk bertahan dalam pernikahannya.

"Baiklah, aku akan mengenakan pakaianku. Apakah kamu sudah menyiapkan pakaian yang akan aku kenakan?" tanya Axel.

Axel berharap Adeeva tetap melakukan tugasnya sebagai istri yang biasa dilakukan oleh mamanya terhadap papanya.

Dia juga berharap dengan kebiasaan mengurus dirinya sebagai suami, semoga saja Adeeva akan berubah dan mulai mencintai dirinya.

"Hah? A-aku ti-tidak tahu di mana pakaianmu, a-aku juga tidak tahu kamu mau pakai baju apa," lirih Adeeva.

Wanita itu masih saja menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Ya sudah, lain kali kamu harus mengurusi segala kebutuhanku, untuk hari ini aku akan melakukannya sendiri," ujar Axel tegas.

"Ya Allah, maafkan hamba tidak tahu apa-apa yang harus hamba lakukan sebagai istrinya," gumam Adeeva.

Axel pun melangkah menuju lemari, pria itu mengambil pakaian yang akan dikenakannya lalu memakainya.

Setelah itu, dia pun bersiap untuk melaksanakan shalat subuh berjama'ah pertama kalinya bersama sang istri.

"Deev, mulai detik ini kita akan berperilaku layaknya suami istri baik di depan dan di belakang mama dan papa," lirih Axel sebelum memulai shalat.

"Shalat subuh ini akan memulai hubungan baru untuk kita berdua," lirih Axel lagi.

Jantung Adeeva berdetak dengan kencang mendengar ucapan Axel.

"Apakah kamu juga akan menuntut hakmu sebagai seorang suami?" gumam Adeeva di dalam hati.

"Allahu Akbar," ujar Axel lantang memulai shalatnya.

Mereka pun memulai shalat mereka, Adeeva berusaha khusu' meskipun ucapan Axel masih mengganggu pikirannya.

Setelah selesai shalat subuh, Axel berdo'a dan memohon pada Allah untuk membukakan hati sang istri agar mau menerima dirinya.

Sedangkan Adeeva berdo'a dan memohon ampunan pada Allah atas dosa yang telah dilakukannya. Dia tak bisa memaafkan dirinya karena telah membawa Axel ke dalam hidupnya yang telah rusak.

"Deev." Axel membalikkan tubuhnya lalu mengulurkan tangannya.

Adeeva menerima uluran tangan Axel lalu mencium punggung tangan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.

Axel pun hendak mencium puncak kepala Adeeva, tapi Adeeva berusaha mengelak.

Axel terdiam sejenak, tapi dia terus berusaha menenangkan hatinya. Ingin rasanya marah pada Adeeva, tapi hal itu diurungkannya.

Dia memilih bersabar, dia menyimpan rasa kecewanya untuk sementara waktu.

"Aku keluar dulu, aku akan membantu mama memasak di dapur," ujar Adeeva berusaha menetralkan suasana.

Dia tahu saat ini Axel sangat kecewa pada dirinya, oleh karena itu dia memilih menghindari Axel untuk sementara waktu.

Axel mengangguk lalu membiarkan Adeeva keluar dari kamar, Axel langsung bersiap-siap untuk pergi bekerja.

Awalnya Axel mau melakukan bulan madu dengan Adeeva, tapi dia mengurungkan niatnya itu karena sikap Adeeva yang terlihat menolak dirinya.

Baginya lebih baik dia mencari kesibukan dari pada memendam rasa sakit karena kecewa.

"Deev, kamu sudah bangun?" sapa Gita dengan ramah saat Adeeva telah berada di dapur.

"Iya, Ma. Deev bisa bantu apa, Ma?" tanya Adeeva pada mama mertuanya.

"Mhm, kamu enggak perlu repot-repot. Di sini udah ada Mak Siti yang bantuin mama masak sarapan." Gita menolak tawaran bantuan Adeeva.

"Enggak apa-apa kok, Ma. Lagian Deev udah biasa bantuin ibu di rumah." Deev terus mendesak ibu mertuanya agar diperbolehkan untuk membantu.

"Ya udah, kamu bantu potong ini aja," ujar Gita sembari menyodorkan beberapa wortel yang hendak dipotongnya.

"Baiklah, Ma." Deev mengambil alih pekerjaan sang mama mertua.

Tak berapa lama hidangan sarapan di rumah Rasyid pun telah terhidang di atas meja makan. Axel masuk ruang makan.

Gita menautkan kedua alisnya melihat putranya telah tapi untuk berangkat bekerja.

"Axel, kamu mau ke mana?" tanya Gita.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

CICI AJACH

CICI AJACH

enggak perlu teriak kali Adeeva...

Axel itu kan suami kamu....

polos amat ah...

2023-05-15

0

Humayra

Humayra

waktunya bulan madu malah pergi kerja...


kasihan Adeeva, tapi Adeeva juga sih enggak mau disentuh, kan kasihan Axel yang pengen....

2023-05-05

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!