Perjanjian Dengan Iblis
"Saya terima nikahnya Felicia Wilson beserta seperangkat mahar dibayar tunai."
Janji suci pernikahan itu begitu menggema disalah satu gedung putih yang berhiaskan mawar putih didalamnya. Felicia begitu terlihat cantik dan anggun dengan gaun putih bersih menjuntai ke lantai. Tak lupa sebuah mahkota kecil juga menghiasi rambut hitamnya yang sudah ditata begitu apik dalam acara tersebut.
Senyumnya begitu lebar seakan mengisyaratkan kebahagiaan yang takkan pernah terulang lagi dalam hidupnya. Tapi dalam suasana penuh suka cita dan haru itu ternyata ada satu orang yang menyaksikan dengan sudut hati begitu terluka perih teriris.
Bagaimana mungkin ia harus menelan pil pahit ini seorang diri tanpa ada yang mau memahami perasaanya sedikitpun disana. Terlebih lagi adik kandung sedarahnya sendiri, ia seakan lupa jika sang kakak tengah benar-benar berduka hari itu.
Nancy Wilson adalah kakak dari Felicia Wilson usia mereka tak terpaut begitu jauh. Bahkan keduanya selalu terlihat kompak sehari-harinya.
Tapi, semenjak kejadian hari itu pandangan Nancy terhadap sang adik telah berubah total. Rasa sayang terhadap saudara sekandungnya seakan sirna setelah mengetahui jika mantan kekasihnya secara diam-diam akan menikahi sang adik.
Flashback Nancy.
"Selamat malam semua, ma pa ini dia Erick. Pemuda yang akan menikahi Feli."
Jelas Felicia yang baru saja datang menggandeng lengan Erick yang begitu eratnya seakan tak ingin terpisah. Bahkan tubuhnya bergelayut di pundak Erick sesekali mengembangkan senyum bangganya disana.
Hari itu, Nancy begitu terpukul atas kenyataan pahit yang harus ia alami. Memang Erick tidaklah pernah ia kenalkan kepada kedua orang tuanya, tapi Felicia tahu benar bagaimana perjalan cinta keduanya hingga memutuskan untuk berakhir.
Kisah asmara keduanya harus usai setelah Erick memutuskan terlebih dulu, karena alasan tak ada rasa kecocokan lagi keduanya.
*
*
*
"Kak ..." teriak Feli memanggil dirinya yang sedang duduk dibangku tamu dengan wajah datar.
Dari kejauhan Feli melambaikan tangannya berulang kali untuk memanggil Nancy, ia pun berjalan untuk menghampiri Feli di atas pelaminan. Hal itu hanya ia lakukan untuk menutupi rasa kecewanya pada kedua orang tuanya.
"Mari kita berfoto!" ajak Feli dengan manja.
Ia pun tak segan meletakkan Nancy ditengah-tengah dan harus bersebelahan juga dengan Erick. Saat itu tak sengaja lengan Nancy harus kembali bersentuhan dengan lengan Erick. Dan hal itu membuatnya harus kembali menatap kedua mata Erick disana.
Sementara Felicia begitu sibuk menekan ponsel pintar miliknya untuk mengabadikan momen tersebut sebanyak mungkin .
"Sudah cukup, kakak harus kembali kesana untuk menemui tamu undangan." tolak Nancy secara halus.
Nancy hari itu juga tak kalah cantik dari penampilan sang adik yang menjadi mempelai disana. Dengan gaun bermotif bunga silver warna pink salem ia terlihat begitu anggunya berjalan. Baju itu memang sengaja Felicia pilih sebagai kostum keluarga di hari pernikahannya.
"Hei ..."
"Kakak ku cantik ya, tapi jangan lupa jika yang paling cantik adalah istri mu ini sayang..." imbuhnya yang sekejap membuyarkan pikiran Erick kala menatap Nancy pergi.
Ia pun membalas dengan senyuman pada istrinya tersebut.
Bahkan Erick tak menyadari jika masih ada sedikit getar di hatinya ketika menatap Nancy.
Hari itu acara berjalan cukup lancar, dan resepsi itu terjadi hanya satu malam saja. Pada malam harinya, Felicia dan seluruh anggota keluarganya termasuk juga Nancy memutuskan untuk menginap disebuah hotel dan bermalam.
Bahkan kamar Felicia dan Nancy tepat bersebelahan hari itu. Di kamar tersebut terdapat sebuah balkon yang terbuka dan bisa melihat balkon sebelah kamar lainnya.
Karena hatinya begitu hancur bahkan gusar, Nancy memutuskan untuk berdiam diri di balkon kamarnya untuk menenangkan diri sejenak. Ia pun terlihat membawa satu gelas kecil minuman beralkohol yang sudah disiapkan oleh pemilik hotel disetiap lemari pendingin dikamar itu.
Sesekali ia terlihat menyesap gelas kecil yang berisi cairan berwarna merah terang disana.
Tanpa ia duga, Erick pun juga keluar dari kamarnya untuk menikmati pandangan malam hari di depan balkon kamarnya.
"Kenapa nggak tidur malam ini?" sapa Erick yang terlihat mengenakan piyama putih disana.
Tapi rupanya Nancy tidak mengindahkan kehadiran Erick malam itu. Ia masih terlihat menatap lurus kedepan memandang pemandangan lampu kota di malam hari.
"Maafkan aku ..." sahut Erick kembali dengan melanjutkan ucapannya.
Hal itu sedikit menarik perhatian Nancy disana, gadis itupun menurunkan gelas yang sejak tadi ia nikmati disana.
"Maaf?" sahutnya mengulangi perkataan Erick.
"Yah, maaf. Aku harus menjalani pernikahan ini di depanmu." terangnya sambil mengusap kembali rambutnya yang tengah basah malam hari itu.
Sebuah malam pertama yang begitu indah tentunya bagi setiap pasangan pengantin.
"Lupakan, aku tidak begitu memikirkannya. " tepis Nancy yang tak ingin terlihat lemah disana.
Dan sekali lagi, matanya harus kembali bertemu dengan mata Erick disana. Melihat Erick begitu segar dan hanya terbalut piyama, pikiran Nancy bergerilya malam hari itu. Sesaat ia pun terlena membayangkan hal yang harusnya tak pernah melintas lagi dipikirkannya.
"Sayang ..."
"Ayo kita tidur." teriak Feli dan tanpa sungkan mengecup bibir Erick didepan dang kakak.
Pikirannya seketika buyar ketika melihat Feli juga menggunakan piyama yang sama dengan kondisi rambut yang juga basah disana. Pasti keduanya telah selesai melakukan penyatuan di malam pertamanya hari ini.
Nancy pun memilih untuk segera meninggalkan keduanya serta pemandangan yang begitu membuat hatinya hancur sekali. Ia merebahkan seluruh tubuhnya diatas tempat tidur dengan pikiran yang masih sama, bayangan tubuh bidang Erick membuat nafasnya begitu menderu. Bahkan ia terlihat menutup kedua matanya karena tak ingin meneruskan hal yang belum mungkin bisa ia gapai saat ini.
Nancy pun berpikiran untuk mengambil ponsel pintarnya dan hanya sekadar membuka halaman web saat itu, tapi rupanya takdir membawanya pada ke sebuah halaman kecil yang tertera sebuah nomor ponsel dan menawarkan sebuah jasa.
Disana tertulis jelas nama Gimbo dan sebuah embel-embel jika semua harapan dapat ia penuhi dengan mudah.
Tanganya pun bergulir untuk menyimpan nomor tersebut dan menghubunginya nanti.
Keesokan harinya masih dengan perasaan yang begitu ingin tahu siapa Gimbo sebenarnya , Nancy memutuskan untuk menghubungi nomor tersebut.
☎️ "Hallo apa benar ini tuan Gimbo?"
☎️ "Tentu, perkenalkan aku adalah seorang paranormal yang akan mengabulkan seluruh permintaanmu. Apapun itu kau bisa memintanya tanpa batasan apapun." ucap Gimbo menjelaskan hal yang bisa ia berikan.
Setelah mendapat alamat rumah Gimbo, Nancy segera menutup panggilan telepon itu dan aķan segera menjumpai paranormal tersebut . Dahulunya, Nancy begitu menentang keras hal yang berbau mistis seperti itu. Baginya, hal tersebut sama sekali tidak logis dan diluar nalar.
Tapi semenjak kebencian itu tumbuh didalam hatinya , Nancy perlahan mulai tertarik untuk mencoba dunia hitam.
Bersambung💛
...----------------...
...Dan berikut adalah visualisasi dari seorang Nancy Wilson....
Hai hai semua kesayangan othor❤❤🙏
Ini adalah tema horor kedua yang othor coba berikan pada kalian, enjoy semuaaa ❤😘
Tekan like dan subscribe serta komentar dibawah sini yah. Berkirim bunga juga diperbolehkan 🙏☺️❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Anonymous
Lanjut up nya thor 😘👍
2023-04-29
5