"Mari ikut denganku ke rumah, aku akan katakan semua hal itu dihadapan orang tuaku!" Jelas Erick sambil menggenggam tangan kanan Nancy.
Entah semacam sihir atau sebuah mantra, keduanya begitu dekat. Padahal sewaktu dirumah Christian, Erick masih menatap Nancy dengan begitu kesalnya. Apalagi setelah ucapannya pada sang ibu, Erick semakin mantap memandang Nancy dengan pandangan kebencian.
Namun semua itu terjadi begitu saja, bahkan Erick juga terkesan baik dan normal sepeti dirinya semula saat berada di dekat Nancy. Ia bahkan tak merasa aneh sedikitpun disana.
*
*
*
Kini keduanya telah tiba dirumah yang begitu mewah dengan deretan mobil klasik berharga milyaran tengah berderet rapi di garasi super besar tepat disebelah rumah.
Mata Nancy terbelalak ketika melihat betapa mewahnya rumah itu, maklum saja sejauh mereka dekat dulu Erick memang tak pernah membawanya untuk bertemu kedua orang tuanya apalagi untuk diajak main ke rumah itu sebuah hal yang sangat mustahil.
"Ma ... pa ..." teriaknya dengan menggandeng erat tangan Nancy tanpa ragu. Bagaikan seorang sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara, Nancy terus ia dekap sepanjang jalan.
"Iiih i-yah..." sahut Casandra dengan kaku, wanita itu rupanya tengah memakai sebuah masker wajah bewarna putih. Dan kini seluruh masker itu telah perlahan mengering sehingga membuat wajah ibunya sedikit terasa ketat dan ketarik diseluruh bagian wajahnya .
Dengan mengenakan setelan piyama pendek, Casandra menatap Erick dengan kedua mata yang hendak terlepas dari tempatnya. Bagaimana tidak , putranya itu telah berani menggandeng perempuan lain selain istrinya di usia pernikahan yang masih sebutir padi.
"Ck!" dirinya berdecak sambil berupaya melepaskan tangan Nancy yang tengah digenggam erat oleh Erick, tapi usahanya harus terbuang sia-sia ketika Erick terus mengeratkan tanganya disana.
"Apa si ma!" protes Erick kesal.
"Em...em em em!" sahut Casandra dengan bahasa alien yang ditujukan untuk Nancy. Kini ia tak dapat membuka mulutnya lebar-lebar disana, karena masker itu telah membuatnya semakin susah bergerak dengan leluasa.
"Mama nih apaan coba , Erick nggak ngerti sama bahasa aneh mama!" timpalnya dengan acuh.
Casandra hanya bisa menepuk jidatnya sembari berjalan naik ke atas tangga untuk meminta pertolongan dari sang suami Taslim. Dari anak tangga paling atas, ia sudah menyeret lengan tangan sang suami dengan cepatnya seolah ingin memberitahukan jika sang anak sudah bertingkah kelewat batas.
"Emb!" tunjuknya pada Taslim dengan wajah garang meski berada dibalik masker wajah padat.
Taslim hanya diam sembari mengingat kembali wajah perempuan yang tak asing baginya disana.
"Oh, kamu Nancy bukan?"
"Putri pertama tuan Chris?" jelasnya dengan manggut-manggut.
"Iya om." jawab Nancy seperlunya.
"Ada yang bisa om bantu sayang?"
"Aw!" suara tawaran itu harus bersamaan dengan suara teriakan Taslim yang ujung jari kakinya harus rela di injak keras oleh Casandra.
"Apa si ma..." protesnya dengan kesal .
Istrinya kembali membuat satu pandangan fokus pada Taslim untuk melihat tangan kedua orang yang tengah berdiri dihadapanya.
"Maafkan kami, dia memang terkadang seperti anak kecil tingkahnya. " elak Taslim dengan menjaga kewibawaan dirinya sebagai seorang suami dihadapan Nancy.
Gadis itu hanya tersenyum tipis mengarah pada Taslim, seolah tak percaya jika ia berani melawan istrinya meski keberadaannya tak disana.
"Apa yang mebuatmu datang kemari nak?" tanya Taslim masih dengan nada manis meski sejak tadi pandangannya tak pernah lepas dari kedua tangan mereka.
"Kami ingin menikah pa ma!" sahut Erick yang tak ingin berlama-lama lagi ataupun basa basi.
Ungkapan itu semakin membuat Casandra geram bukan kepalang, hingga akhirnya ia berteriak.
"TIDAK!" Teriakanya bahkan membuat seluruh masker yang tadinya menempel sempurna retak seluruhnya tanpa bersisa.
"Apa kau gila Erick, mau kau kemanakan muka kami. Kemarin baru saja kau menikah bukan?"
"Lantas buat apa seorang istri baru lagi?" tanyanya dengan geram sambil mengepalkan tanganya yang sedang menahan amarah.
Putranya tersebut malah tertawa dengan ringannya seolah tanpa rasa bersalah dan beban.
"Ayo lah ma, jaman sudah semakin canggih dan modern. Banyak pernikahan kilat lainya yang sering terjadi dan tak bertahan lama bukan?"
"Jadi apa salahnya jika Erick juga inginkan itu!" tuturnya sambil memainkan kunci mobil disalah satu ujung jarinya.
Casandra hafal betul jika sikap yang ditunjukan oleh Erick saat ini bukanlah dirinya yang sebenarnya. Bahkan naluri ibunya berkata bahwa yang berada dihadapanya saat ini bukanlah Erick.
"Brssttt!" gerakan tangan Casandra dihentikan oleh Taslim ketika telapak tangan itu hampir saja menyentuh pipi Erick disana, ia tak ingin jika sang istri bermain kasar pada putra semata wayangnya.
"Hentikan ma!"
"Kalau begitu, papa ingin ajukan satu pertanyaan untukmu!"
"Mau kau kemanakan istri barumu kemarin ?" tanya Taslim dengan nada penuh penekanan.
Bahkan sejauh ia menjadi orang tua , Taslim tak pernah bertindak bodoh seperti hal yang dilakukan oleh Erick saat ini. Tak pernah ada pengkhianatan atau perselingkuhan dalam kamus percintaan Taslim.
"Mudah saja, aku akan menalaknya dan cerai." imbuh Erick dengan entengnya.
"Jadi begitu mau mu, oke. Papa tidak akan pernah menghalangi apa yang telah menjadi keputusanmu! " tantang Taslim dengan gagah sambil memasukkan kedua tanganya kedalam saku celana dan membusungkan dadanya.
Casandra terkejut bukan main dengan keputusan suami yang berpihak pada sang anak, secara ia yakin jika itu bukanlah murni keputusan sepihak Erick.
"Pa!" maki Casandra.
"Sudah diamlah ma!" tolak Taslim yang sudah mengangkat satu tanganya berarti semua sudah sesuai kesepakatan.
"Konyol, hal bodoh apa ini yang sedang terjadi !" gerutunya sembari meninggalkan ketiganya didana.
Yah, selama ini memang Casandra jauh lebih menyukai Felicia dibandingkan Nancy.
"Baiklah pa, kami akan mengurus segalanya dengan cepat!" imbuh Erick dengan berlalu pergi dari rumahnya.
"Itu terserah kalian saja..." sahut Taslim dengan bergerak pergi sambil membelakangi keduanya.
Disisi lain Nancy merasa begitu semakin puas dengan semua kemenangan instanya. Keduanya lantas pèrgi dari sana dengan wajah kebahagian yang terpancar diwajah masing-masing.
Tapi ada satu hal aneh yang membuat Taslim tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika ingin naik ke atas kamar.
Aroma bunga yang begitu wangi bahkan sangat wangi melebihi kemenyan, ia yakin itu bukanlah salah satu koleksi parfum kesukaan Sandra istrinya.
Sejenak wangi itu melintas dan hilang begitu saja dari hadapannya. Semakin ia mencari cari keberadaannya lebih dekat dan jauh lagi aroma itu semakin tak berbekas.
"Aneh, apa barusan yang terjadi..." bisik Taslim lirih sembari memasuki kamarnya.
Setibanya dikamar ,ia lantas menceritakan hal aneh yang baru ia jumpai sepanjang hidupnya. Lantas Casandra pun memberikan uraian cerita yang hampir sama oleh dirinya.
Bedanya Casandra mengalami hal itu setelah dirinya usai membasuh muka diwastsfel kamar mandi.
Bersambung💛
...----------------...
...Mampir kesini ya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Anonymous
Erick dibutakan oleh guna"🙄
2023-05-13
2