Bab 9

Masih dalam suasana yang tegang dan masih belum dapat terpecahkan, tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi berulang kali secara maraton. Mungkin saja ia telah berbunyi sejak tadi, tapi tak ada satu orang pun yang mendengarnya dengan baik.

"Astaga, apakah dia sudah berbunyi sejak tadi..." ucap Christian.

Ia berjalan meninggalkan Erick dan segera membuka pintu rumahnya.

*

*

*

"Selamat pagi ..." sapa Casandra dan Taslim.

Keduanya adalah orang tua Erick Taslim, menantu Christian. Pagi hari itu keduanya datang untuk bermaksud memberikan kejutan bagi sang menantu dan anaknya. Wajah mereka begitu bahagia berseri-seri di balik pintu, sangat berbeda dengan wajah Christian yang mendadak pucat seketika saat mengetahui kedua besanya datang di waktu yang salah.

"Si-silahkan masuk ..." ajak Christian dengan terbata-bata.

"Apa kedatangan kami menganggu tuan Chris?" tanya balik Casandra dengan memperhatikan betul wajah Christian yang perlahan dibasahi dengan peluh kecil.

"Ah, tidak. Masuk mari silahkan masuk!" ajaknya dengan cepat.

Dirinya tak ingin jika kedua besannya akan menunggu begitu lama di luar rumah.

Rumah itu begitu terasa sunyi, hingga membuat Casandra merasa aneh karena tak menjumpai Alma yang biasanya akan menyambutnya dengan hangat.

"Apa yang lain sedang bepergian hari ini, kok rasanya sunyi sekali yah?" ujar Casandra dengan menaruh tas jelly kecilnya di atas meja.

"Ada semua ada ..." jelas Christian yang sebenarnya juga bingung akan memulai ceritanya dari mana.

"Begini tuan Chris, kami mohon maaf sekali karena kedatangan kami terkesan mendadak. Tapi semua ini permintaan Sandra, engkau tahu bukan jika wanita sudah meminta?"

"Lelaki bisa lakukan apa kecuali menurutinya..."

Sambut Taslim dengan tawa mengembang karena celetukan dirinya. Tapi tetap saja hal itu tak membuat hati dan pikiran Crishtian berangsur mereda, ia masih gusar dengan situasi di rumahnya. Apa yang akan terjadi jika seandainya kedua besanya tersebut mengetahui hal mengerikan tersebut dari bibir putranya sendiri Erick.

"Dimana dua pengantin baru itu, apakah masih belum bangun ?"

"Ah kamu, apa kamu lupa dengan masa pengantin baru kita dulu. Kamu tertidur satu hari penuh waktu itu, dan lihatlah baru satu hari anakmu menikah kau sudah mengunjunginya." Tepis Taslim kembali.

Papa Erick tersebut sengaja untuk memecahkan suasana yang dikiranya begitu tegang disana. Sehingga ia pun mencobanya untuk menetralkan suasana.

"Sebentar, aku akan lihat kedalam..." imbuh Christian dengan kepanikanya.

Setelah kepergian sang besan, Casandra mulai menceritakan hal ganjil terhadap suaminya.

"Apa kita datang tak tepat waktu pa, kenapa rasanya aneh sekali rumah ini. Mendadak sunyi tanpa ada aktifitas satu pun!" imbuhnya.

"Sudahlah, barangkali mereka juga sibuk beristirahat setelah acara kemarin. Dirimu saja yang sudah sangat tidak sabar untuk berjumpa dengan Erick kembali setelah berpisah 1x24 jam lamanya." sindir Taslim dengan santainya.

Di kursi belakang, tepatnya dimeja makan Erick dan Nancy tengah terlihat duduk begitu berjauhan. Satu di ujung kanan, dan satunya di ujung kiri. Dengan mata penuh dengan tanda tanya, Erick menatap Nancy dengan begitu lekat hingga membuat gadis tersebut merasa sangat tidak nyaman dengan gesture tubuh Erick.

Sesekali ia melihat ke arah bagian pundak dan sekeliling tubuhnya , barangkali terdapat benda aneh hingga dapat memancing tatap mata mengerikan Erick. Setelah tak menemukan hal aneh satupun, kini ia beralih untuk mencium aroma tubuhnya perlahan apakah ada yang terasa menyengat.

Masih dengan hal yang sama , ia tak menemukan aroma tubuh yang tidak sedap bahkan pada dirinya.

Dengan jari yang sejak tadi mengetuk meja dengan berirama, kini Erick menghentikannya dan segera ingin menyampaikan segala kerisauan hatinya sejak obrolannya bersama dengan Christian.

Tak dapat ia pungkiri jika perkataan Christian begitu menghantui seluruh isi otaknya secara tiba-tiba.

Tapi pernyataan tersebut harus urung ketika Christian menepuk punggung dan memanggil namanya secara bersamaan.

"Nak, ada kedua orang tuamu didepan. Cepat pergi dan temuilah mereka, aku akan memanggilkan Feli dikamar untuk menyusulmu didepan."

"SIAL!" Batin Erick yang mendapati usahanya pupus seketika.

Ia pun segera beralih dari tempat duduk tersebut untuk menjumpai kedua orang tuanya .

"Hai sayang ..." sapa Casandra yang sudah tak sabar lagi ingin memeluk putra kesayangannya tersebut.

Tapi ia juga mendadak terkejut ketika menatap wajah berantakan Erick yang menjumpai keduanya disana.

"Hei jagoan, apakah kau telah berkelahi?" tanya Casandra dengan membolak balikkan dagu Erick secara bergantian.

Tapi Erick tetap saja diam dengan tatap mata yang begitu kesal.

"Tentu ia baru saja berkelahi, dia pasti telah memenangkan ronde pertamanya dengan baik." seru Taslim .

Papa Erick termasuk pria yang begitu humoris, bahkan ia tak pernah mengeluarkan nada tingginya terhadap istri dan juga anaknya. Selain humoris, ia juga dikenal sebagai lelaki yang begitu setia terhadap Casandra istrinya. Meski bergelimang harta, tak lantas membuat Taslim untuk melakukan hal yang sangat tak pantas dalam rumah tangga yaitu perselingkuhan.

"Papa ...!" tepis Casandra dengan kesal, ia kembali menata rambut Erick yang terkesan carut marut disana.

Tidak berselang lama , kini Felicia telah keluar dengan Christian. Wajahnya tak kalah menyedihkan dibandingkan Erick, ia menatap wajah kedua mertuanya dengan senyum datar.

"Apa dia sakit tuan Chris?" tanya Casandra yang mulai menaruh curiga dengan penampilan kedua pengantin baru tersebut.

"Di-dia mungkin hanya kelelahan."

Tak ada alasan lain yang begitu bagus ketika pertanyaan itu menjebaknya disatu waktu.

"Oke baiklah, mari kita lupakan sejenak ketegangan disini !" Jelas Casandra dengan memijit satu pelipis matanya berulang.

Ia seakan tak tahan lagi melihat kondisi rumah itu, tapi mau bagaimana lagi ia pun telah sampai disana tanpa memberikan kabar terdahulu.

"Kedatangan kami kemari hanya ingin memberikan hadiah kecil ini pada kedua pengantin baru ini ..."

"Ayo sayang, kemarilah dan ambil ini. " titah Casandra.

Map memanjang bewarna merah terang serta beberapa motif gold menghiasi disana, dan tengah ia ulurkan kepada Felicia.

"Bukalah!" pintanya dengan bahagia.

Tangan Feli segera membuka pengait dari map tersebut dan mengeluarkan isinya perlahan.

Yah, itu adalah tiket perjalanan bulan madu yang sengaja ia siapkan secara khusus untuk anak mantunya. Tak lupa ,sebuah kunci perak juga terselip dengan pita merah diujungnya .

"Kunci?" sahut Feli dengan datar.

"Tentu, itu adalah kunci rumah kalian berdua nantinya. kami sudah menyiapkan itu untuk Erick dan keluarga kecilnya nanti sayang." tutur Casandra tak kalah bahagianya.

Momen tersebut harusnya menjadi momen paling bahagia juga dalam hidup Felicia, tapi rupanya kejadian pagi hari tadi masih belum bisa ia lupakan begitu saja disana hingga membuat ia dari tadi sangat kaku menyikapi segala hal.

Sementara Nancy yang tengah berada dimeja makan begitu benci mendengar semua kebahagiaan yang diperoleh Felicia dengan mudahnya.

Bersambung 💛

...----------------...

...Mampir kesini juga ya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!