Bab 16

Bagaikan bius yang seketika meresapi diseluruh bagian otaknya, bisa dibilang mungkin cukup hanya satu jentikan jari saja Erick berubah drastis.

"Eng...!" Erick menutup dan membuka matanya seirama dengan menggelengkan kepalanya berulang.

"Sorry, aku tadi ..." Sambung Erick yang masih kebingungan merangkai kata.

Nancy melihat bahwa Erick telah kembali pada posisi yang sebenarnya.

"Huft syukurlah!" ujar Nancy lirih sambil memalingkan wajahnya.

"Tak apa, mari kita masuk. Aku akan memasakan mu menu spesial hari ini." tuntun Nancy, Erick lagi-lagi hanya bisa pasrah dengan mengikuti langkah kaki gadis itu berjalan.

Setibanya didalam, tangan lincah Nancy mulai mengeluarkan seluruh isi belanjaan yang berada dalam kantong plastik tersebut satu persatu. Bahkan ia telah sigap memakai sebuah celemek memasak dan mengikat cepol satu rambutnya naik ke atas.

"Duduk dan bersantailah disana!" pinta Nancy dengan mengacungkan alat bantu penggorengan pada Erick.

Sejak bersama Nancy, Erick tak lebihnya sebagai seorang bayi polos yang baru saja belajar dalam dunia nyata dan semu ini. Ia hampir menuruti seluruh perintah Nancy tanpa terkecuali.

Disana, Nancy mulai membuatkan sebuah pasta creamy dengan toping beef slice diatasnya. Menu itu adalah favorit Erick sejak keduanya menjalin hubungan. Kemanapun mereka pergi menghabiskan waktu, Erick bahkan rela untuk mensurvei lokasi tersebut terlebih dahulu apakah disana tersedia makanan favoritnya.

Aroma sedap dari masakan Nancy mulai menelusuk kedua hidung Erick perlahan, hingga akhirnya ia pun terbuai dengan hidangan tersebut.

"So, yummy !" ucapnya dengan leher naik ke atas diikuti oleh satu tarikan nafas begitu dalam.

"Sebentar lagi aku datang ..." teriak Nancy yang sudah mengambil piring ditanganya dan hendak menghidangkan pasta tersebut.

Tak membutuhkan waktu lama, kini dua piring putih lebar sudah tersaji disana. Tak lupa dua buah kaleng soda juga siap menemani makan siang keduanya.

Dengan wajah antusias dan begitu lahapnya Erick menyantap makanan tersebut untuk masuk kedalam rongga mulutnya secara bergantian. Sementara di sudut lain , Nancy begitu bahagia melihat kebersamaan mereka yang sudah sejak lama ia impikan apalagi di atas tali pernikahan.

Tapi sekali lagi , gadis itu tak sadar jika kenyamanan dirinya kali ini diperoleh dengan cara singkat dan salah. Bahkan sewaktu-waktu Erick yang begitu penurut bagaikan seekor anak kucing yang lucu bisa menyerangnya dengan ganas bak seekor singa.

"Apa kau lapar?"

"Yah, tapi masakanmu sungguh luar biasa. Tidak ada bedanya dengan makanan yang biasa ku beli di restoran." seru Erick.

Flashback Nancy.

"Kau tahu, ini adalah makanan terenak dan akan menjadi favoritku sepanjang masa!"

"Aku berharap istriku kelak bisa memasak ini untukku disetiap harinya dengan baik dan sempurna!" ujarnya dengan mengecup dua ujung jari yang saling melekat dan melingkar didepan bibirnya.

Sejak saat itu, Nancy sudah mulai merasa tertantang dengan semua perkataan Erick disana. Bahkan mungkin dia telah terobsesi menjadi seorang nyonya Erick Taslim.

*

*

*

Dirumah yang besarnya begitu luas mata Nancy terperangkap oleh sebuah satu lukisan yang menggambarkan hamparan luas pemandangan. Sebuah laut biru tenang dan beberapa dahan pohon disana.

Ada satu yang menarik matanya hingga membuat ia lebih berjalan mendekatinya .

Sesampainya didepan lukisan tersebut, Nancy mulai mendengar suara gemerincing benda yang mengeluarkan irama begitu merdu ditelinganya. Beberapa saat ia terbuai dan hanyut didalamnya, bahkan tanganya sempat menempel tepat di atas hamparan air laut tersebut.

Betapa terkejutnya Nancy, tak kala suara tersebut hilang dan lenyap begitu saja disana tanpa tersisa. Usapan tangan tersebut menjadi sebuah darah segar yang basah dan berbau begitu anyir.

Wajahnya begitu ketakutan, ia mulai kebingungan dan menggosokan seluruh tanganya ke semua bagian tubuhnya dengan cepat. Kali ini baju putih bersih yang ia kenakan pun telah penuh dengan noda darah tersebut.

"Tidak tidak mungkin, bagaimana aku bisa sembunyikan ini dari Erick!" wajahnya memucat bahkan panik setelah kejadian tak lazim itu terjadi pada dirinya.

Dengan langkah kecil namun tak mengeluarkan suara sama sekali ia berjingkit mulai meraih koper miliknya disana dan segera mengganti bajunya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Erick.

Sedangkan dimeja makan, merasa ada yang hilang dari pandangannya. Erick kembali bangkit dari duduknya untuk mencari keberadaan Nancy. Ia berteriak memanggil nama Nancý berulang ke beberapa sudut bagian rumah itu. Tapi tak mendengar adanya jawaban disana.

Ia mulai menaiki anak tangga yang memiliki bagian paling banyak dan berkelok untuk jalannya. Menyisir satu persatu bagian kamar tamu disana, tapi sekali lagi tidak membuahkan hasil.

Hingga saatnya ia tiba dikamar utama rumah tersebut. Begitu besar dan luas juga mewah interior kamar tersebut, Erick melihat ada sebuah koper pink masih berada diatas ranjang dengan pakaian berserak disana.

Ia meyakini jika itu adalah Nancy. Kakinya mulai menantunya ke arah kamar mandi yang menimbulkan bunyi gemericik air dan lantunan merdu senandung Nancy. Ketika pintu itu berhasil dibuka olehnya dengan lirih , kini kedua mata Erick telah jatuh dalam pandangan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Meski remang namun teramat jelas lekuk tubuh Nancy tergambar setiap lekuknya di netra Erick.

Jantungnya begitu gugup namun ia sadar jika dirinya tak sanggup melawan rasa kemanusiawianya untuk menahan nafsu.

Jalan ya mulai dipercepat hingga akhirnya ia benar-benar berada didepan tirai tipis menutupi tubuh Nancy.

Merasa ada seorang yang berdiri dibalik tirai kamar mandi, Nancy menutup tubuh bagian sensitifnya seraya berteriak "Siapa disana!"

Namun Erick sama sekali tak bergeming untuk menjawabnya. Dengan cepat tanganya menarik ujung tirai itu, dan mendekap erat tubuh Nancy yang basah bermandikan busa.

Kini jarak keduanya sedekat nadi, tak ada lagi penghalang yang menempel pada tubuh keduanya sedikitpun. Pemandangan itu tak pernah Nancy jumpai pula sejak beberapa tahun lamanya berkencan dengan Erick.

Bulu lembut didada bidang Erick membuat jari jemari Nancy menelisik lebih jauh dan semakin ke atas tepat di puncak wajah Erick.

Guliran air menetes dengan bersamaan membasahi tubuh keduanya, hingga membuat Erick kehilangan kendali. Sungguh dalam pandangan matanya, hanya Nancy seorang bagaikan bidadari nyatanya.

"Kau begitu cantik ..." bisik rayu Erick ditelinga Nancy sesekali ia menggigit manja disana.

Tangan nakalnya mulai menelisik jauh kedalam penguasaan Nancy, hanya sebuah desah lirih tanpa perlawanan yang terdengar dari bibir kecil Nancy.

Hingga keduanya tak sadar jika perbuatan itu harus terjadi tanpa adanya tali pernikahan.

Permainan tak berselang lama karena Erick sadar Nancy telah memucat karena kedinginan. Ia bergegas membalut tubuh ramping Nancy dengan balutan handuk tebal sekeliling tubuhnya. Hingga hanya rasa hangat yang dapat di rasakan gadis tersebut.

"Sayang, kau akan segera menikahiku bukan?" ucap Nancy yang masih bergelayut digendongan Erick.

"Apakah penyatuan kita baru saja tadi tak cukup bukti untukmu?" jawabnya dengan senyum kecil.

bersambung💛

...----------------...

...Mampir kesini ya!...

Terpopuler

Comments

Kiara

Kiara

Kadang emang guna" itu meresahkan 🙄

2023-05-15

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!