Pagi-pagi buta Nancy memutuskan untuk mencari keberadaan alamat yang Gimbo berikan padanya. Kepergiannya saat itu sama sekali tak diketahui oleh anggota keluarganya satupun.
Setelah memacu mobilnya kurang lebih satu jam lamanya, kini Nancy benar-benar dibawa masuk kedalam hutan dengan alat penunjuk arah yang telah ia ikuti sejak tadi. Tempat itu benar-benar jauh dari hiruk pikuk keramaian, bahkan sama sekali tak terlihat orang lalu lalang disana.
Begitu banyak pohon tinggi menjulang, bahkan begitu rindang hingga cahaya matahari pun tak dapat menembusnya dengan baik.
"Ck, sialan!"
"Dalam kondisi sepenting ini kau malah tidak berfungsi dengan benar!" umpat Nancy pada layar ponsel miliknya.
Ia sama sekali tak menemukan sinyal satupun di layar ponselnya, hingga ia memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan mengelilingi mobilnya hanya untuk mencari sinyal. Nancy pun mengarahkan ponselnya ke atas hingga ke bawah supaya dapat menjangkau sinyal yang telah hilang dari sana.
"Demi Tuhan, ini sama sekali tak lucu!"
"Lagi pula kenapa aku begitu mempercayai alamat bodoh ini."
"Didalam hutan yang begitu lembab ini apa iya ada seseorang yang tinggal disini, rasanya sungguh tidak mungkin." Ujar Nancy pada dirinya sendiri.
Setelah cukup lama berjalan tak tentu arah, Nancy kembali masuk ke dalam mobilnya dan berniat ingin segera pergi dari sana. Tapi sayangnya niat itu harus urung seketika saat mobilnya secara tiba-tiba mogok mendadak. Ia masih berusaha untuk menghidupkan kembali mobilnya berulang kali disana dengan sekuat tenaga.
"Sial sial sialll"
"Bukankah mobil ini baru saja di service satu minggu yang lalu?"
"Arrghh!" seru Nancy begitu kesal bukan main.
Karena ia telah berputus asa, dirinya mencoba untuk berdamai sejenak dengan keadaan. Nancy juga masih berupaya untuk menunggu adanya sebuah keajaiban kecil menolongnya dari tempat asing tersebut.
Hari semakin siang dan Nancy masih bertahan ditempat itu dengan segala kegundahan. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan seekor burung gagak hitam yang memiliki perbedaan di tubuhnya, burung itu memiliki beberapa bulu mas berkilau dibeberapa bagian sayapnya.
"Wow, indah sekali." Nancy terkesima memandangnya.
Sampai pada akhirnya ia tak sadar jika telah berjalan jauh mengikuti kemana perginya burung tersebut terbang. Nancy bahkan sama sekali tak ingat bahwa ia telah pergi jauh meninggalkan mobilnya disebrang hutan lainnya.
Kini kakinya telah sampai disebuah tempat yang menyerupai rumah tua, bahkan puing rumah tersebut sebagian sudah rusak tak berbentuk. Nancy perlahan menampakkan kakinya untuk mendekati rumah itu, dan betapa terkejutnya ia ketika dirinya disambut oleh wanita tua yang sebatang kara disana.
"Sedang apa kau disini?" sapanya .
"Ah, tidak aku hanya mengikuti kemana burung itu terbang tadi." jelas Nancy dengan sedikit gemetar.
Bagaimana tidak, wanita tua itu memiliki sebagian wajah yang hancur. Tapi sebelah wajahnya lagi utuh dan bagus.
"Pasti kau telah mencari sesuatu disini, katakan." tanya wanita tua itu lagi dengan penuh penekanan.
Wajah Nancy perlahan memucat, serta di iringi dengan bulu kuduk yang merinding sekujur tubuh. Nyalinya tiba-tiba saja menciut setelah pertemuanya dengan wanita tua tersebut.
"Aku ... "
"Aku kemari untuk."
Sementara Nancy masih terbata-bata dengan ucapannya, seorang pria telah datang dari dalam rumah itu dengan menggendong seekor gagak emas yang ia temui tadi.
"Aku?" ucap Nancy dengan menunjuknya, ia seakan mengenali pria itu beberapa hari lalu.
"Apa kau tuan Gimbo, yah fotomu beberapa hari lalu aku temui disalah satu halaman web yang tengah aku baca." terangnya sembari mengingat betul siapa sosok lelaki misterius tersebut.
"Yah aku Gimbo, tapi aku tak pernah sama sekali mengetahui hal yang kau maksudkan disana!"
"Tidak mungkin, bahkan kemarin kita baru saja berbicara dan aku menanyakan alamat rumahmu. Apa kau mengingatnya?" tanya Nancy dengan penuh kehatian.
"Aku sama sekali tak pernah melakukan hal itu"
"Hal apa yang membawamu datang jauh kemari?"
Nancy masih terdiam sepersekian detik lamanya.
"Tidak mungkin aku salah menelpon nomor itu, bahkan suaranya aku rasa begitu mirip dengan pria ini." gumam Nancy dengan memperhatikan betul-betul wajah Gimbo sekujur tubuh.
Pria yang memiliki postur tubuh gempal serta dengan rambut ikal memanjang itu memiliki beberapa aksesoris gelang besar dikedua tanganya. Bahkan telinganya juga mengenakan sebuah anting kayu yang berukuran cukup besar melebar hingga ke pundak.
"Aku ingin mencari paranormal itu!" Ucap Nancy singkat.
Mendengar hal itu, Gimbo dengan cepat melirik wanita tua yang sejak tadi berhadapan dengan Nancy. Ia adalah Wilia, seorang asisten rumah tangga Gimbo yang sudah sejak lama tinggal bersamanya.
"Masuk!" ajak Wilia dengan tatapan sinis .
Tanpa berlama-lama lagi, Nancy pun mengiyakan ajakan Wilia dan segera memasuki rumah yang terkesan angker dan menyeramkan tersebut. Tak ada pilihan lagi selain mengikuti mereka disana, karena Nancy benar-benar membutuhkan pertolongan secepatnya.
Setelah Wilia membawa masuk Nancy jauh kedalam, kini ia membawa gadis itu ke sebuah ruangan yang begitu usang dan terdapat beberapa kepala tengkorak berjejer disana. Hingga ia menemukan beberapa baskom yang berisikan cairan berwarna merah.
Bau itu begitu anyir disana, dan juga menimbulkan bau kurang sedap lainnya diruangan itu.
"Duduk!" pinta Wilia yang memberikan sebuah kursi kayu kecil yang sudah begitu rapuh, mungkin saja sudah berumur beberapa puluh tahun lamanya.
Wilia bahkan semenjak tadi hanya berkata seperlunya saja kepada gadis tersebut. Bahkan terkesan cuek.
Kini saatnya Gimbo memasuki ruangan tersebut dengan mengenakan baju khas ritualnya. Baju itu terlihat berukuran lebih besar dari tubuhnya, bahkan juga terkesan lusuh.
Ia mulai duduk dan nampak membacakan sesuatu dari bibirnya dengan cepat , tanganya mulai terangkat dan diletakkan tepat di atas baskom berukuran besar sambil terus bergetar. Bahkan semakin cepat irama tangan Gimbo berputar, semakin terasa pula guncangan demi guncangan hebat dalam rumah itu terjadi.
Nancy begitu ketakutan hingga ia tak tahu lagi harus melakukan hal apa.
Tapi yang baru ia sadari, Wilia yang sejak tadi duduk persis disebelahnya begitu tenang mengikuti setiap ritual Gimbo berjalan. Seakan wanita tersebut telah terbiasa dengan ritual tersebut.
Setelah usai memejamkan mata dan kembali lagi membuka kedua matanya, Gimbo menunjuk Nancy dengan mengatakan "Jadi maksud kedatangan dirimu kemari adalah hal itu?"
Pria itu bahkan terlebih dulu mengetahui kedatangan Nancy disana.
"Tapi kau perlu mengajak teman wanitamu satu untuk datang kemari. Dia akan membantumu menemukan jawaban yang telah kau nanti-nanti selama ini."
"Apa aku tidak bisa memintanya untuk membantuku?" pinta Nancy dengan menunjuk wajah Wilia yang begitu datar tanpa ekspresi sejak tadi.
"Tidak, tidak bisa. Gadis itu harus masih perawan !" Jelas Gimbo dengan tegas.
...----------------...
Bersaambung 💛
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments