Hingga mentari datang, Erick masih tetap terjaga dengan kedua mata yang memiliki kantung hitam bagaikan seekor panda. Begitu berat dan lelah mata itu untuk terbuka sepanjang waktu, dengan badan lemas dan sisa tenaga yang dimilikinya ia segera bangkit untuk segera pergi dari sana untuk menuju rumah orang tuanya.
"Aku harus segera tidur , jika tidak kedua kelopak mataku akan segera lengket disana..." ujarnya sambil melangkah dengan punuk yang sedikit membungkuk dan berjalan lirih ke arah mobil.
Sepanjang malam terasa begitu melelahkan baginya, apalagi dirinya harus seorang diri melewati masa mencekam itu. Tak ada lagi istri yang biasanya selalu menemani dirinya.
Pagi hari itu cuacanya sedikit mendung dan jalanan tiba-tiba berkabut sepanjang mata memandang, tak pernah terjadi sebelumnya di kawasan itu memiliki kabut yang begitu tebal hingga sulit memperhatikan kondisi jalan sekitar. Karena teramat sulit menembus pandangan dibalik kaca mobil, Erick hanya memainkan feeling nya untuk segera keluar dari kawasan tersebut.
Tapi meski mobilnya jalan begitu lamban dan seperti meraba jalan, ia kembali terkejut ketika mobil itu mendadak berhenti dengan bunyi ban yang mengeluarkan bunyi begitu keras dengan sebuah decitan. Dan menimbulkan asap berkelanjutan dibagian ban bawah mobil. Seperti ada sebuah benda besar dan padat yang mengganjal dibagian bawah mobil Erick saat itu hingga sulit untuk melintas.
"Akh sial ..." ucapnya sambil memukul mukul setir mobilnya berulang kali, karena mobil itu sama sekali tak mau bergerak meski Erick sudah berupaya menginjak gasnya.
"BRENG SEKKK!" jeritnya dalam mobil.
Dirinya merasa sudah begitu putus asa bahkan muak dengan semua permainan hantu yang tak kasat mata oleh dirinya. Erick memutuskan untuk segera turun dan menutup pintu mobilnya sekeras mungkin.
Dengan mengacungkan satu jari tengahnya ia bersumpah tidak akan pernah takut lagi kepada siapa saja yang tengah mengganggunya kali ini. "Keluarlah aku tidak takut lagi dengan kalian!"
Hingga dirinya begitu teramat frustasi dengan mengeluarkan teriakan sekuat mungkin dan mengacak rambutnya. Rupanya ditengah kegelisahan dirinya , suaranya disambut oleh suara perempuan dari balik kabut tebal tersebut.
Semakin dekat dan terus semakin jelas suara itu, Erick menghentikan teriakanya karena merasa mengenali suara itu dengan baik setiap harinya.
"Nancy!"
"Yah sayang itu aku!"
Benar saja, sosok Nancy kini benar-benar ada dihadapan matanya sembari menyunggingkan senyum menawanya . Sembari berjalan mendekat pada Erick, seluruh kabut tebal itu perlahan menyingkir dan berganti cerah semula.
"Tidak , ini tidak mungkin!" Erick meracau tak percaya.
"Kenapa, ada apa. Ini aku, yah aku calon istri mu yang sebenarnya kan sayang!" imbuh Nancy yang tak sungkan lagi untuk menjamah wajah Erick.
Pemuda itu sepertinya telah kehilangan separuh kesadaran miliknya, hingga ia tak lagi berperilaku ketus terhadap sang mantan kekasihnya lagi hari itu. Seolah seperti menyambut sebuah harapan baru, wajah Erick mengikuti terus kemana arah tangan Nancy membawanya pergi.
Kini keduanya benar-benar berada dalam satu mobil tanpa penghalang apapun. Disana keduanya terlibat adegan panas dan bercumbu mesra hingga lupa segalanya, tapi ketika tangan Erick hendak beranjak memasuki daerah terlarang Nancy gadis itu menghentikannya seketika.
"Jangan dulu sayang, kau belum miliki sepenuhnya!" sambungnya dengan begitu mesra sambil menepuk pipi Erick ringan.
Bagaikan kehidupan kedua, Erick saat ini tengah berada dalam kondisi normal senormal mungkin setelah Nancy menyentuhnya.
"Aku akan menikahimu..."
"Tidak!"
"Sstttt ..."
"Aku tidak ingin menjadi madumu sayang!" tolak Nancy dengan manjanya sambil mengunci bibir Erick dengan satu ciuman ganas.
Dan hal itu lagi-lagi membuat Erick semakin terbuai mabuk cinta kembali dengan kakak dari istrinya tersebut, melainkan kakak iparnya sendiri.
Setelah berpuas diri cukup lama, keduanya harus menghentikan semua adegan itu dengan cepat saat salah seorang menggedor pintu mobil Erick dengan kuat dan kencang berulang kali.
"Dok dok dok dok!"
Sosok dua orang lelaki yang sejak tadi mengintip ke arah kaca mobil seakan tak sabar ingin menghakimi keduanya dengan tatap mata penasaran diluar.
Tanpa segan Erick segera menurunkan kaca mobilnya dengan cepat.
"Ada apa ini?"
"Kalian mengganggu kami, tidak sopan!" hardik Erick.
Nancy bahkan dengan cuek membenarkan seluruh rambut bahkan penampilan dirinya yang sudah berantakan akibat adegan panas berdurasi beberapa detik. Ia juga tak segan membenarkan tali yang di klaim para mata lelaki diluar mobil itu adalah bagian pakaian dalam.
"Kalau mesum jangan disini dong!"
"Kaya pasti berduit kan, sewa hotel apa vila kan bisa. Jangan norak!" ejek kedua pria itu dengan kesal sembari menendang ban mobil Erick.
"Bodoh, kami berdua sudah menikah. Apa masih ada batasan bagi seorang suami istri untuk melakukan hal itu dimanapun!" sahut Erick kesal sembari menunjukan identitas dirinya yang sudah berstatus menikah.
Aksinya justru mengundang Nancy semakin meradang, tapi Erick harus lakukan dalih itu biar keduanya selamat dari amuk warga setempat.
"Dasar pria belang, melakukan apapun asal selamat dari jerat amuk warga!"
"Kalian pikir kami bodoh, sudah berulang kali kami menangkap basah pasangan seperti kalian didaerah ini sedang berbuat mesum juga!" tunjuk seorang pria ke arah wajah Nancy.
Nancy menatapnya dengan pandangan kebencian. Tapi tetap saja para lelaki itu tak menghentikan suara lantangnya utnuk menghakimi keduanya hingga selesai.
"Kalau begitu kau bisa berurusan dengan polisi kali ini denganku!"
"Kalian tidak punya cukup bukti hingga harus menuduh kami seperti itu bukan!"
"Aku akan kenakan kalian pasal tidak menyenangkan nantinya, dan aku pastikan kalian mendekam didalam sana!" ancamnya dengan tak main-main.
Sebenarnya ancaman itu juga tak berlaku bagi kedua lelaki disana , tapi sampai pada saatnya mereka berdua begitu ketakutan hingga bergidik dengan mulut mengangah. Serentak jemari keduanya menunjuk ke arah Nancy dengan cepat.
"Ha ha ha." suara mereka berdua terdengar begitu terbata-bata hingga tak jelas untuk didengarkan .
"Ha apa?" imbuh Nancy dengan geram sambil terus mengecek sekitar bagian mobil.
"Sa-sampingmu!" Ucap seorang lelaki yang jelas dan gamblang tapi mata dan tubuhnya seketika kaku dan tak dapat berlari saat itu juga.
Ke duanya seperti menangkap satu sosok bayangan mengerikan yang sejak tadi berada di sisi Nancy persis dalam mobil. Tapi anehnya, baik Nancy ataupun Erick tak dapat melihat hal aneh itu hingga beberapa menit lamanya.
"Jangan mengelak, pergilah!" sembur Erick dengan menutup kembali kaca mobilnya.
Nancy bergegas kembali ke bagian depan kursi penumpang dan meminta Erick dengan rayuan panasnya.
"Segera tinggalkan adikku dan menikahlah denganku! " bisiknya sembari menjilat daun telinga Erick.
Sontak saja pemuda itu terbuai kembali dengan semua kepiawaian Nancy yang sama sekali tak dimiliki oleh istrinya Felicia.
Bersambung 💛
...----------------...
...Mampir kesini juga ya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Juju
akankah linglung berkepanjangan Rick?🤔
2023-05-15
1