ARION The Trouble Maker
Siapapun pasti mengenal Arion, Pria bermata emerald dan berperawakan tinggi, dengan tubuh tegap berotot. Wajah tampan dengan rahang yang kokoh. Usianya memang baru tujuh belas tahun, tapi sepak terjangnya untuk membuat para wanita klepek-klepek sudah tidak diragukan lagi.
Sebagai satu-satunya ahli waris keluarga Abraham, maka sudah dipastikan masa depan seorang Arion akan bersinar cemerlang. Seindah senyuman Arion saat melihat gadis cantik berkuncir kuda yang baru memasuki gerbang sekolah, yang tengah melambaikan tangannya kepada seseorang di atas motor sport merahnya.
Seorang gadis berkuncir kuda dengan mata yang selalu bersinar dan memancarkan kehangatan. pipi cubby dengan hidung mancung menambah imutnya wajah gadis itu, sama seperti saudara laki-lakinya yang tak kalah tampannya.
Bagi Arion, Luna adalah gadis manis yang bisa menghangatkan hatinya yang dingin, sedingin kutub utara itu. Hanya dengan melihat wajahnya saja hati Arion akan menghangat.
Berbeda dengan Arion, Hati Luna bahagia untuk orang lain.
Gadis itu berjalan menuju kelasnya dengan senyuman mengembang, dan langkah kecilnya yang mengiringi kebahagiaannya hari itu. Karena pacar barunya yang bernama Alex, cowok keren dan baik hati dari sekolah sebelah yang selalu membuat Luna tersenyum. Walau baru satu bulan pacaran, tapi Luna sudah sangat bahagia.
"Brak, " Arion menendang salah satu motor yang berjajar rapi di parkiran hingga membuat motor lainnya ikut terjatuh berurutan.
"Astaghfirullah haladzim.... Arion, nih motor gue baru gue elus-elus sebelum berangkat tadi, sialan. " Kevin teriak histeris saat melihat motor bebek kesayangannya sudah terkapar di tanah.
"Lu kalau mau marah, marah aja sama si gembul sono. Bisa lu hajar sampai babak belur, jangan sama motor gue. Beg*..." Kevin lalu membangunkan motor kesayangannya itu dengan sekuat tenaga.
Sedangkan Arion hanya memperhatikan sahabatnya itu, yang tengah bersusah payah mengangkat sepeda motornya.
"Woy, tolongin napa. Dari pada lu, diem bae. " teriak Kevin yang masih berusaha mengangkat motornya yang tertimpa beberapa motor.
"Terserah." Arion lalu beranjak dari tempat parkir itu dan meninggalkan sahabatnya yang sedang kesusahan. Hatinya sedang tidak baik-baik saja tiap kali melihat Luna diantar cowok dengan motor sport merah itu.
"Eh, lu sahabat nggak ada akhlak memang ya, udah bikin susah orang pagi-pagi gini." Umpat Kevin kepada sahabatnya itu.
Akhirnya Kevin dibantu beberapa orang temannya yang lain, yang merasa kasihan kepadanya.
Luna yang melihat itu semua dari jarak yang tak terlalu jauh dari mereka hanya menggelengkan kepalanya, sudah tidak bisa di hindari lagi jika sang trouble maker beraksi pasti ada saja korbannya.
Arion yang melihat Luna sedang memperhatikan kehebohan yang dibuatnya langsung mendekat ke arahnya.
"Ngapain lu liat-liat... Ntar lu naksir sama gue nggak ada obatnya. " kata Arion sambil mengedipkan matanya.
Luna yang mendengar godaan dari Arion pun langsung memasang wajah sangarnya. Kalau saja diperbolehkan melempar ta*i kemukanya maka sudah di lempar tu kotoran ke wajah Arion.
"Ih, najis... kalau gue sampe suka sama lo. amit.... amit... jabang bayi..." Luna mengetuk dahinya dengan satu tangan dan tangan lainnya mengusap perutnya. Lalu dia segera pergi dari hadapan sang trouble maker.
Di dalam kelas, terjadi kehebohan yang di akibatnya oleh sahabat nya Dara dan beberapa teman lainnya yang belum mengerjakan PR Marematika.
"Woy, siapa yang sudah ngerjain PR MTK. join dong. Gue belum ngerjain. "
"Hei, buku PR gue mana. "
"Hei, pak Surya udah otw tuh. "
Perkataan terakhir dari salah seorang murid itu, semakin membuat kehebohan di kelas Luna. Banyak yang langsung mencontek salah satu PR anak yang sudah menyelesaikan PRnya mereka bergerombol mengerjakan di bangku paling belakang sedangkan ada seseorang yang berjaga di pintu masuk, agar tau kalau tiba-tiba guru MtKnya datang.
Dara yang celingak-celinguk melihat kesekelilingnya pun akhirnya melihat Luna yang duduk anteng dipojokan. Dia lalu mengintip apa yang sedang di kerjakan sahabatnya itu.
"Lu lagi ngapain. "
"Lagi ngerjain PR Matematika. Lu ngapain santai-santai aja, udah selesai lu. " tanya Luna kepada sahabatnya itu.
"Belum,gue nggak mau ngerjain tuh PR. " Dara tersenyum lebar, dan memberikan alasan kenapa dia tidak mau mengerjakan tugasnya.
"Gue mau dihukum aja sama Pak Suryo. Gue mau lihat cowok gue latihan basket. Gue rela di hukum buat liat dia doang. " kata Dara dengan santainya.
"Lu sakit, ya? " Luna menatap aneh pada Dara.
"Iya, nih. gue lagi sakit. Sakit demam cintanya Lucas. " kata Dara sambil memegang kedua pipinya.
Luna hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Dara yang tidak tau malu itu. Bukan rahasia lagi kalau sahabatnya itu menyukai saudara kembarnya Lucas.
Gadis itu dengan Terang-terangan mengungkapkan rasa cintanya kepada Lucas walau sudah bekali-kali di tolak. Namun dia tidak menyerah, dan pada Akhirnya Lucas mau menerima cintanya walau awalnya terpaksa.
Mungkin karena melihat sahabatnya yang tidak tau malu itu, membuat Luna ketularan tidak tau malunya. Dialah yang sejak awal mendekati Alex terlebih dahulu. Hingga akhirnya Alex mengungkapkan rasa sukanya kepada Luna.
Kalau ditanya apa yang membuat luna menyukai Alex, Luna akan dengan senang hati menceritakan dari hal kecil hingga hal besar, sari A samalai Z, dari pagi sampai malam. Banyak banget hal yang Luna suka dari Alex. Mulai dari wajahnya yang tampan, kepribadiannya pun sangat menawan. Membuat siapapun gadis yang berada di dekatnya pun akan ikut klepek-klepek dibuatnya. Tapi kali ini, Luna lah yang beruntung mendapatkan Alex sebagai kekasihnya. Begitulah Luna, saat membayangkan kekasihnya itu dia akan lupa segalanya.
tuk..
Sebuah gulungan kertas mendarat di kepalanya membuat lamunan Luna akan Alex buyar seketika. Dengan bersungut-sungut Luna menoleh asal kertas itu di lempar, ternyata temannya yang lain yang melempar.
"He, Leo. ngapain lu ngelempar kepala gue. "
"Bodo amat, mana pr matematika lo. Gue mau nyontek. "
Untung Luna sudah menyelesaikan Prnya, lalu Luna melempar buku tugasnya itu kewajah Leo. Membuat Leo kaget. "Eh, lagi PMS lu ya. "
"Emang kalau gue lempar lu pake buku, gue selalu PMS gitu. " Luna menatap Leo dengan sengit.
"Kali aja, " jawab Leo sambil menggedikkan bahunya, dan melanjutkan acara menconteknya.
Tak lama sang ketua kelas yang berjaga, berteriak kalau guru mereka datang. Mereka semua akhirnya duduk dengan rapi di bangku masing-masing dan suasana yang awalnya ricuh berubah menjadi hening. Pak Suryo yang masuk hanya membawa sebuah tablet di tangannya pun berdiri di depan kelas dan memandang semua anak didiknya.
"Hari ini ada rapat dengan semua dewan guru, jadi bapak tidak mengajar hari ini. "
"Yaaahhhh... " seru suara kekecewaan terdengar dari seluruh siswa di kelas itu. Yang pastinya hanya sandiwara belaka.
"Jangan pura-pura berlagak kecewa begitu, bapak tau kalau kalian sangat menyukai jam kosong ini bukan. " kata Pak Suryo yang mencium gelagat mencurigakan dari para muridnya.
"Yes.... Hore... " akhirnya mereka pun bersorak gembira karena tidak ada pelajaran membosankan kali ini. Pak Suryo menggelengkan kepalanya melihat tingkah para anak didiknya itu Lalu keluar dari kelas itu.
Namun sebelum keluar kelas, dia berpesan.
"Nanti akan ada peninjauan dari kepala yayasan. bersikap baiklah kalian. "
Setelah kepergian pak Suryo, para murid itupun menggosip kan pemilik yayasan yang memiliki wajah sangat tampan walau usianya sudah matang, William Abraham. Ayah dari si pembuat masalah Arion Abraham.
"Hei, pak Willy bakal ngecek kelas kitakan gaess, gue harus tampil cantik nih. " Seru salah satu murid perempuan yang kecentilan dikelas itu. Dia selalu membawa alat make up kemana-mana.
Kevin yang sedang ngobrol dengan temannya dan mendengar itupun langsung menoleh kepada Clara. "Woy, inget umur. Lo kalau sama pak Willy bisa-bisa lo di bilang sugar babynya. mending sama anaknya noh, ganteng banget tuh anak. "
"Yang tajir kan bokapnya bukan anaknya. Gak papa kalau dijadikan sugar baby juga. " celetuk Clara sambil memoleskan bedak di pipinya.
Leo sebagai ketua huru hara di kelas itupun ikut obrolan tak berfaedah dari kedua temannya itu.
"Tau aja lo, mana barang bagus sama enggak. Demen sama yang tua biar berpengalaman gitu, ya. Gilak... men. "
Seluruh ruangan ricuh dengan gelak tawa celetukan tak bermoral dari Leo. Membuat Clara tertunduk malu, tapi tidak ada yang peduli.Begitu juga dengan Luna, yang ikut tertawa terbahak-bahak menanggapi obrolan absurd teman-temannya. Bisa-bisanya Clara rela berdandan demi pria paruh baya yang sangat mencintai istrinya itu. Siapa yang tak kenal William Abraham, pemilik sekolah elit swasta di Jakarta dan memiliki perusahaan properti terbesar di Indonesia.
Maya sahabat Luna menggelengkan kepalanya. Lalu dia mengajak Dara dan Luna untuk keluar dari kelas.
"Toilet yuk. gue kebelet Nih. " katanya sambil bangkit dari kursinya.
Mereka bertiga akhirnya keluar dari kelas mereka yang masih ricuh karena kegaduhan yang dibuat Clara. Gadis belia yang berharap mendapatkan cinta pria paruh baya yang kaya raya. Emang ini dunia novel, dimana umur bukan jaminan mendapat jodoh.
Ketika mereka menuruni tangga, suara tawa mereka langsung terhenti saat melihat dua orang pria beda usia sedang bersitegang di depan tangga dan keadaan koridor yang sepi. Mereka berdua bersitatap dengan tatapan penuh kemarahan. Yang satunya memakai pakaian jas rapi dengan tangan yang terangkat dan yang satunya memakai seragam khas SMA dengan wajah menoleh ke kiri. Terdapat cap lima jari di wajah anak itu.
"Arion... maafkan, papa... nak. "
Arion menepis kasar tangan William, yang bermaksud menyentuh tangannya. Dia berniat kabur dari sana, namun tubuhnya membeku saat melihat tiga orang gadis sedang terpaku menatapnya. Dia langsung mendengus kasar, dan mengambil langkah lebar melewati ketiga gadis itu. dan menabrak bahu mereka. Dia sudah tidak peduli bagaimana pendapat mereka tentang dirinya yang bersikap kasar kepada ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Amelia
i like ❤️❤️❤️❤️😊😊
2024-03-16
1
Agustina Kusuma Dewi
nt ke 2
2024-02-01
1
Yanty thabitha
Hayyy, kak. Aku mampir😊
2023-05-30
1