Setelah kepergian Ghavin,Arion segera menghubungi Jack. Dia ingin meminta guru les privat sekarang untuk mengajarinya materi pelajaran kelas dua belas. Karena kurang dari sebulan, kelas sepuluh dan sebelas akan menghadapi ujian semester dan itu artinya ujian akhir untuk kelas dua belas. Kemudian kurang dari empat bulan, dia harus mengikuti ujian nasional.
Menurut mereka Sungguh berat, bagi Arion yang bodoh dan berotak kosong. Dia terlalu nekat ingin lompat kelas tanpa mengikuti pelajaran dari awal. Tapi itu menurut mereka. Beda dengan Arion yang sesungguhnya memiliki kecerdasan diatas rata-rata seperti sang papa. Jika boleh di bilang Arion adalah anak Jenius. Bahkan dia bisa menjadi seorang peretas sejak kecil.
Tidak ada yang tau tentang kejeniusan seorang Arion. Karena yang tau hanya Almarhum papanya dan Asisten Jack kala itu. Mereka berdua menyembunyikan kejeniusan Arion, agar Arion tidak terluka. Biarlah sang papa yang berkorban, asalkan anaknya tetap selamat dan kelak menjadi penerus keluarga Abraham yang berharga.
Asisten Jack tersenyun miring mendengar permintaan Arion. Rupanya dia sudah menduga kalau sekarang saatnya Arion menunjukkan kehebatannya dan kejeniusannya.
"Baiklah, besok akan ada guru yang datang ke rumah sakit. Kamu jangan kemana-mana, tetaplah di rumah sakit sampai keadaanmu pulih benar. "
"Baiklah Jack. "
Suasa hening tercipta dalam panggilan telpon itu, hingga Jack ingin segera menutup teleponnya.
"Jika tidak ada yang ingin kamu bicarakan lagi, aku tutup telponnya. "
"Tunggu, bagaimana keadaan Dinda? "
"Dinda baik-baik saja, dia tetap berada di rumah kekasih temanmu. Aku menawarkan kepadanya untuk mengurus Dinda, sampai kita mengambilnya. Aku juga mengirimkan sejumlah uang kepada mereka,untuk kebutuhan Dinda dan mereka sehari-hari. Dia akan tetap aman di sana karena anak buahku mengawasi rumah mereka dengan baik. "
" Baguslah kalau begitu Jack. Terimakasih. "
"Tidak perlu berterimakasih Arion, itu sudah tugasku. " ujar Jack diseberang telpon. Lalu panggilan terputus.
Setelah menghubungi Jack, Arion langsung menghubungi Sam. Dia harus bekerjasama dengan Sam, untuk mengelabui tante Kinara dan Mike. Arion mengatakan kepada tante Kinara kalau dia tidak pulang ke rumahnya, karena akan menginap di rumah Sam untuk sementara dan membantu Sam bekerja di bengkel.
"Baiklah bro. Gue akan bilang ke mereka, kalau lo ada disini jika mereka menyakan tentang lo. " ujar Sam setelah mendengarkan penjelasan Arion.
"Thanks, bro. Gue nggak tau harus berterimakasih kek gimana lagi sama lo. "
"Biasa aja, Arion. kita kan udah kayak saudara sendiri. Jadi wajar kalau gue bantuin lho. Ngomong-ngomong, sekarang lo ada di mana? " tanya Sam yang penasaran sekarang sahabatnya itu di mana.
Arion langsung mengalihkan panggilan ke panggilan video. Terpampanglah wajah Arion yng penuh luka dan leban di sana sini.
"Ya ampun Arion, lo kelahi lagi? " tanya Sam sambil menggelengkan kepalanya.
"Kemaren gue dikeroyok anak SMK pas nganterin Luna ke sekolah cowoknya. "
"Dan lo diem aja gitu? "
"Gue nggak berdaya, karena kalah jumlah. Mereka main kroyokan. " Arion meringis saat menyentuh luka di pelipisnya.
"Udah deh, mending lo sekarang berhenti berkelahi Arion. Kasihan wajah lo. Wajah ganteng kayak gitu berubah bengkak kayak badut. " ejek Sam sambil tertawa.
"Sialan lo. "
"Jadi, sekarang lo dimana? "
"Gue dirawat di rumah sakit. "
"Apa perlu gue jenguk? "
"Nggak usah. Gue nggak mau keberadaan gue diketahui orang banyak. " ujar Arion menolak.
"Ya udah deh kalau begitu. Semoga lo lekas sembuh. Dan maen lagi ke bengkel gue. Anak-anak pada nanyain. "
"Oke, kalau gue sembuh. gue bakal langsung maen ketempat lo. Kangen juga lama nggak ketemu ana-anak. "
Panggilan terputus. Kini dia tinggal sendiri di ruangan itu. Bosan juga di sana sendiri, ingin keluar tapi keadaannya tidak memungkinkan.
Ponselnya berkali-kali berbunyi tapi Ariok tidak mengindahkan bunyi ponsel yang berisik itu. Arion tahu pasti Teman-temannya saat ini sedang mencari dia. Sayangnya Arion tidak ingin membuat para sahabatnya itu khawatir.
*
Teman-teman Arion saat ini sedang berada di kantin, mereka membicarakan tentang Arion yang tidak masuk sekolah lagi hari ini.
"Lo tau dimana Arion nggak sih, " Tanya kevin kepada teman-temannya.
Semua orang menggeleng, karena mereka memang tidak tau dimana Arion berada.
"Arion beberapa hari ini aneh, nggak seperti biasanya tau nggak. "
"Iya, dia lebih pendiem. Biasanya kan dia paling heboh sendiri. "
"Bener, sebenarnya dia kenapa ya? "
Saat asik membicarakan Arion, Luna, Maya dan Dara ikut nimbrung bersama mereka.
"Hai, gaess.. " sapa Dara kepada semua teman laki-lakinya. Mereka bertiga kemudian ikut duduk bareng bersama mereka.
Luna memindai semua teman-temannya. Tapi Arion tidak ada di sana. "Kemana dia. " batin Luna
Luna lalu bertanya kepada Leo, yang juga sahabatnya.
"Leo, lo nggak liat Arion? "
" Nggak ada yang liat Arion hari ini. Kayaknya dia nggak masuk. "
Ucapa Leo di angguki semua teman laki-lakinya.
"Jadi dia nggak masuk. Apa keadaannya parah, sampai dia nggak masuk hari ini. " batin Luna. "Nanti pulang sekolah aku tanya Sam aja langsung, kali aja dia tau dimana Arion. " pikirnya.
Sepulang sekolah, Luna langsung menuju ke bengkel Sam. Dia ingin menanyakan kemana Arion pada Sam. Mungkin saja Sam tau dimana Arion berada sekarang.
Mobil Luna terparkir mulus didepan bengkel Sam yang sedang ramai, Luna langsung turun dari mobilnya dan mencari Sam. Dia bertanya kepada salah satu pegawai Sam, dan memberi tau kalau Sam sedang keluar sebentar bersama kekasihnya.
Luna memutuskan untuk menunggu Sam di dalam mobil, Karena dia tidak ingin jadi bahan pembicaraan pria-pria disana. Beruang kali dia mencoba menghubungi Arion. Tapi Arion sama sekali tidak mengangkat panggilan telpon darinya walau sudah terhubung. Hingga Luna menyerah, dan melempar ponselnya di kursi samping. Dia merasa khawatir tentang keadaan Arion. Apakah dia baik-baik saja, atau dia terluka parah.
Setelah lama menunggu, Sam datang juga,Dia berboncengan dengan kekasihnya. Tapi Sam tidak turun dari motornya, dia langsung menancapkan gasnya lagi setelah memberikan sesuatu kepada pegawainya. Tanpa pikir panjang, Luna langsung mengikuti kemana Sam pergi. Mungkin saja Sam akan bertemu dengan Arion. Hanya itu yang ada dipikiran Luna saat itu.
Motor yang dikendaria Sam menuju sebuah perumahan sederhana, yang padat penduduk. Tapi mobil masih bisa masuk. Hingga Luna melihat Sam berhenti di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas untuk ukuran rumah di kota besar.. Sam dan Tania masuk ke dalam rumah itu.
Luna pun ikut turun dari mobilnya dan menghampiri rumah tempat Sam masuk tadi. Dia masuk ke halaman rumah, dan dilihatnya pemandangan yang mencengangkan di sana di dalam rumah.
"Dinda? " liriknya.
Sam yang akan menutup pintu rumah ikut tercengang saat melihat sudah ada Luna di depan pintu.
"Luna."
Semua orang yang ada di dalam rumah menoleh ke arah pintu dimana Sam sedang berhadapan dengan seorang wanita.
"Siapa Sam? " Tanya Tania curiga karena selama ini dia tidak tau kalau sam dekat dengan wanita lain selain dirinya.
Sam langsung mencekal tangan Luna dan membawanya masuk ke dalam rumah. Lalu menutup pintunya rapat.
"Lo kenapa ada di sini. " tanya Sam yang tidak habis pikir, kalau harus bertemu Luna di tempat seperti ini.
Luna lalu menjelaskan kedatangannya ke bengkel tadi kemudian mengikutinya sampai kemari, hanya karena dia pikir Arion sedang bersama Sam saat ini. Dia juga tidak ingin Tania salah paham kepadanya .
"Oh, lo nyari Arion. Arion nggak ada di sini. Gue nggak tau dia dimana. Dia cuma nitipin Dinda ke gue. Jadi gue minta cewek gue yang jagain dia, karena cewek gue kan sekolah jurusan psikolog. Barangkali Dinda bisa sembuh dengan pendekatan bersama cewek gue. " Jelas Sam pada akhirnya.
"Apa keluarga Arion tau kalau Dinda disini? "
Sam menggeleng. "Arion ingin merahasiakan keberadaan Dinda saat ini. Karena dia tidak mau kalau Dinda ada dalam bahaya, dan akan menjadi kelemahan Arion nantinya."
Luna mengangguk mengerti.
"Kak, Tania. Bolehkah, aku tiap hari minggu kesini untuk menemani Dinda? "
Tania memicingkan matanya. "Apa kamu bisa? "
Luna mengangguk yakin. "Aku bisa kak. Aku akan ikut membantu menjaga Dinda. Tapi jangan katakan ini pada Arion. Aku tidak ingin dia marah padaku. "
"Baiklah ini akan menjadi rahasia kita bertiga. " ujar Sam. "Tiap minggu, gue juga akan disini. buat nemenin lo berdua. "
Luna dan Tania mengangguk mengerti maksud Sam.
Tanpa mereka sadari, sejak kedatangan Luna, bahkan semua percakapan mereka, semua sudah diketahui dan di dengar oleh Jack.
"Segera Selidiki, siapa Luna. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments