Kesepakatan

Arion terkapar di rumah sakit saat ini. Dia harus mengalami perawatan karena luka yang ia alami akibat pengeroyokan tadi. Jack langsung melihat keadaan Arion di rumah sakit setelah mendapat laporan dari anak buahnya.

Dilihatnya Arion sedang tidak sadarkan diri akibat obat bius yang harus ia terima. Karena luka yang dialami Arion lumayan parah.

"Bagaimana Keadaan Arion saat ini, dok. " tanya Jack pada dokter yang merawat Arion.

"Semua luka sudah kami obati tuan. Kami juga sudah melakukan rontgen. Syukurlah tidak ada luka serius di dalam, hanya luka lebam dan sobek di beberapa bagian tubuhnya. "

Jack mengusap wajahnya kasar. Dia bahagia mendengar kabar itu, karena tidak ada luka serius di tubuh Arion. Tapi tetap saja dia bertanya-tanya, siapa yang sudah melakukan pengeroyokan kepada Arion. Apakah ini memang karena dendam pribadi, atau ada seseorang yang berada di belakang mereka. Jack harus mencari tahu, dan segera melakukan tindakan jika memang ada orang yang ingin mencelakai Arion.

Jack menyuruh beberapa orang untuk berjaga di depan kamar Arion jangan sampai ada orang yang masuk ke ruangan tanpa ijin Jack.

*

Alex sedang mengantarkan Luna ke rumahnya. Tapi apa yang dia lihat, dari tadi Luna hanya terdiam, dan tidak nyambung saat diajak bicara.

"Luna kamu kenapa sih dari tadi kok nggak nyambung kalau diajak bicara. " tanya Alex saat sudah berada di halaman rumah Luna.

"Tidak apa-apa. Aku hanya khawatir dengan keadaan Arion. "

Alex mengerutkan keningnya mendengar ucapan Luna.

"Arion? kenapa dia? "

"Tadi aku meminta Arion mengantarkan ku ke sekolahmu, tapi di tengah jalan kami dihadang beberapa murid SMK. Dan Arion di keroyok mereka hingga tak berdaya. Sampai beberapa orang membawa pergi Arion. "

"Lalu bagaimana keadaanmu. Apa kamu terluka? "

Luna menggeleng. "Aku baik-baik saja. Tapi Arion... "

"Jangan pikirkan anak berandal itu lagi, Luna. Papa tidak suka, kamu dekat dengan anak itu." Suara berat papa Ghavin terdengar di telinga Luna terdengar sangat mengerikan.

"Tapi pa... "

"Jangan di teruskan Luna. Arion buka pria yang tepat untukmu. Dia selalu membawamu dalam masalah. Papa tidak suka. Kamu adalah anak perempuan papa Satu-satunya. Papa tidak ingin kamu terluka gara-gara dia. "

"Pa.... "

"Masuk !!!! " bentak Ghavin

Luna langsung berlari masuk ke dalam rumah sambil menangis.

Ghavin lalu mendekati Alex.

"Om harap kamu bisa menjaga Luna dengan baik, Alex. " Ghavin menepuk bahu Alex, berharap banyak kepada Alex untuk menjaga Luna.

"Tentu Om, aku akan menjaga Luna dengan baik. Kalau begitu saya pergi dulu Om. " pamit Alex kepada Ghavin.

Setelah kepergian Alex, Ghavin lalu menghubungi orang-orang nya untuk mencari keberadaan Arion saat ini.

Luna menangis sesenggukan di dalam kamarnya. Dia tidak tau apa alasan papanya melarang Luna untuk bertemu atau berteman dengan Arion.

Mama Eliza masuk ke dalam kamar anaknya dan mencoba memberikan ketenangan kepada anaknya itu. Karena tadi dia mendengar suaminya itu membentak Luna. Anak perempuan kesayangan mereka.

"Kamu tidak apa-apa nak?"

"Kenapa papa jahat sama Luna ma. Kenapa papa melarang Luna berteman dengan Arion? " tangis Luna dipelukan mamanya.

"Papa tadi mendapat kiriman foto dan Videomu bersama Arion yang sedang melakukan balapan liar. Karena itu, papa sangat marah, Luna. Orang tua mana yang tidak khawatir kalau anaknya melakukan hal itu. " Mama Eliza memberi penjelasn kepada Luna

Luna menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Dari mana papa mendapat semua itu, ma? "

"Entahlah, video itu dikirmkan nomor tidak di kenal. Dan saat kami melacakanya, nomor itu sudah tidak dapat di hubungi lagi. "

Luna menghela nafasnya kasar. Ternyata karena ini papanya marah kepadanya. Luna lalu bangkit dari tempat tidurnya dan segera keluar untuk menemui sang papa.

"Pa.. " sapa Luna saat melihat papa nya di ruang keluarga menikmati secangkir kopi.

"Luna ingin lihat video yang dikirimkan kepada papa. "

Alis Ghavin terangkat ke atas. Dia tau, pasti istrinya yang sudah menceritakan semua itu kepada Luna.

"Tidak perlu tau, Luna. Yang harus kamu tau adalah jangan pernah berteman atau bergaul dengan Arion. Titik. Papa tidak akan pernah menyetujui hal itu. Itu sudah keputusan papa. "

"Tapi, pa... Arion itu baik. "

"Laki-laki berandal seperti dia kamu bilang baik? Mana ada pria yang menculik anak perempuan dan membawanya keluar malam-malam untuk balapan liar. Dan apa tadi yang papa dengar, kamu dan Arion di keroyok kan? itu artinya, kamu tidak akan pernah aman berada di sisi Arion. Jauhi dia mulai hari ini. "

"Tapi, pa... "

"Cukup. Tidak ada kata tapi. Papa tidak mau, anak gadis papa terkontaminasi dengan pria berandalan dan brengsek seperti dia. " putus Ghavin pada akhirnya.

"Papa jahat. " Luna langsung berlari menuju kamarnya lagi. Dia tidak peduli ada mamanya di sana.

Luna merasakan sakit hati yang luar biasa saat di paksa berpisah dengan Arion. Apalagi yang memintanya berpisah adalah orang tuanya sendirii. Dia tidak bisa mengelak, tapi juga tidak bisa menolak. Luna gamang dengan perasaannya sendiri.

"Arion, dimana kamu... Apa kamu baik-baik saja? " gumam Luna lirih, sambil memandangi langit dari balkon kamarnya.

Dia jadi teringat beberapa waktu lalu, ketika Arion memanjat pohon hanya untuk menjemputnya balapan.

*

Keesokan harinya, Arion sudah mulai sadar. Dia sedang makan di suapi oleh seorang perawat yang ditugaskan Jack untuk melayani keperluan Arion.

Hingga terdengar suara ribut-ribut diluar kamar Arion.

"Suster, coba kamu lihat siapa yang ada diluar. "

Suster pun mengikuti perintah Arion. Tak lama dia segera kembali menemui Arion.

"Seorang pria memaksa ingin menemui anda tuan." kata perawat itu.

"Siapa? "

"Tuan Ghavin CEO dari G-comp. yang konglomerat itu. "

Mata Arion memicing tak percaya. Kenapa papa Luna sampai mencarinya kemari. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Suruh dia masuk, sus. "

Suster kembali keluar, dan kembali masuk dengan pria yang hampir memasuki usia paruh baya namun masih terlihat tampan dan menawan.

"Jadi kamu yang bernama Arion. " tanya papa Ghavin.

"Arion mengangguk. " iya om. Kenapa Om mencari saya."

Ghavin segera mendudukkan dirinya dikursi sebelah ranjang Arion.

"Aku, datang kemari sebagai seorang papa dari Luna. Ingin minta sesuatu padamu. "

Arion menarik alisnya ke atas, dia tidak mengerti sama sekali pembicaraan kali ini.

"Apa? "

"jauhi, putriku. Aku tidak ingin putriku berteman atau bergaul dengan laki-laki sepertimu. Karena kamu hanya membuat anak saya dalam bahaya. Mulai dari balapan liar. hingga kemarin saat Kamu dan Luna di kepung banyak anak nakal. "

"Jadi demi kebaikan Luna, aku harap kamu mau menjauhinya. " kata Ghavin dengan tegas.

Arion tertunduk lemas mendengar permintaan Papa Luna.

"Enam bulan om. Aku mohon kepada anda, agar aku bisa tetap berteman dengan Luna. Setelah enam bulan nanti, aku janji akan pergi jauh dari Luna. Aku tidak akan menampakkan batang hidungku lagi dihadapan kalian. "

"Dan sampai saat itu, biarkan aku bersamanya om. hanya sebagai temannya tidak lebih. Aku janji padamu Tidak akan menyia-nyiakan Luna dan membuatnya terluka.Aku tau Alex dan Luna adalah sepasang kekasih. Karena itu, aku minta waktu pada om, untuk melupakan Luna. Karena sebenarnya aku sangat mencintai Luna. "

Ghavin tercengang tak oercaya mendengar ucapan Arion, yang mengatakan padanya secara terang-terangan kalah dia mencintai anaknya.

"Tidak bisa, aku minta kamu melupakan Luna, jangan pernah bertemsn lagi dengannya. " kekeh papa Ghavin.

"Satu bulan. Kalau begitu aku minta waktu satu bulan saja Om. Setelah aku sembuh, aku ingin dekat dengan Luna sebelum aku menjauhinya dan meninggalkannya. Aku ingin memberikan salam perpisahan terbaik untuk nya. " Arion tak kalah kekehnya dengan Ghavin.

"Baiklah, hanya satu bulan saja. setelah itu enyahlah dari kehidupan kami. "

"Deal." Arion mengulurkan tangannya kepada Ghavin. Mereka bersalaman dan melakukan sebuah kesepakatan.

Mereka berdua melakukan hal luar biasa pagi ini. Semoga saja Arion bisa menepati janjinya pada Ghavin.

Episodes
1 Arion Si Pembuat Masalah
2 Dendam Arion
3 Tertangkap
4 Introgasi
5 Alex Menghilang
6 Tawaran Untuk Luna
7 Kebodohan Arion
8 Ancaman Alex
9 Munculnya Alex
10 Luna Nggak Peka
11 Rahasia Arion
12 Kebencian Alex
13 Keputusasaan
14 Ketulusan Palsu
15 Surat Dari Papa
16 Asisten Zaky ???
17 Rencana Berhasil
18 Wali Baru Untuk Arion
19 Kesepakatan
20 Mencari Arion
21 Arion is Back
22 Test
23 Dipermalukan
24 Rasa
25 Curhat Dengan Papa
26 Melepasmu
27 Menjauh
28 Kenyataan
29 Kelulusan
30 Perpisahan
31 Perpisahan (2)
32 Rindu
33 Tiga Teman Baru
34 Putus
35 Pesan Arion
36 Pemimpin Baru
37 Perubahan Sikap Alex
38 Pertemuan
39 Pertemuan (2)
40 Bentakan Ghavin
41 Bertemu Sahabat
42 Bukti
43 Jangan Pergi Lagi
44 Makan Siang
45 Bukti Kebenaran
46 Keputusan Ali
47 Kunjungan Kinara
48 Penggerebekan
49 Kantor Polisi.
50 Villa
51 Villa 2
52 Tidur Bareng
53 Kabar Buruk
54 Fakta Masa Lalu
55 Luna dan Dinda Di culik
56 Alasan Dibalik Kematian William
57 Menyerah Atau Berjuang
58 Dendam Masa Lalu Gavin
59 Surat Terakhir
60 Juliet Di Dunia Nyata
61 Luna Koma
62 Menemui Arion
63 Histeris
64 Pandangan Cinta
65 Restu
66 Permintaan Gavin
67 Rencana Licik Mona
68 Belanja
69 Jangan Salah Paham
70 Lamaran
71 Persiapan Pernikahan
72 Hari Pernikhaan
73 Destiny
74 Arion Sebenarnya
75 Honeymoon
76 Sunrise
77 Goodbye Bali
78 Luna Hamil?
79 Di Rawat
80 Asinan
81 Periksa Kehamilan
82 Berkunjung ke Kantor
83 Maternity shoot
84 Baby Twins Launching
85 Baby Jasson dan Jordan (End)
86 Author Menyapa
87 Promosi Novel
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Arion Si Pembuat Masalah
2
Dendam Arion
3
Tertangkap
4
Introgasi
5
Alex Menghilang
6
Tawaran Untuk Luna
7
Kebodohan Arion
8
Ancaman Alex
9
Munculnya Alex
10
Luna Nggak Peka
11
Rahasia Arion
12
Kebencian Alex
13
Keputusasaan
14
Ketulusan Palsu
15
Surat Dari Papa
16
Asisten Zaky ???
17
Rencana Berhasil
18
Wali Baru Untuk Arion
19
Kesepakatan
20
Mencari Arion
21
Arion is Back
22
Test
23
Dipermalukan
24
Rasa
25
Curhat Dengan Papa
26
Melepasmu
27
Menjauh
28
Kenyataan
29
Kelulusan
30
Perpisahan
31
Perpisahan (2)
32
Rindu
33
Tiga Teman Baru
34
Putus
35
Pesan Arion
36
Pemimpin Baru
37
Perubahan Sikap Alex
38
Pertemuan
39
Pertemuan (2)
40
Bentakan Ghavin
41
Bertemu Sahabat
42
Bukti
43
Jangan Pergi Lagi
44
Makan Siang
45
Bukti Kebenaran
46
Keputusan Ali
47
Kunjungan Kinara
48
Penggerebekan
49
Kantor Polisi.
50
Villa
51
Villa 2
52
Tidur Bareng
53
Kabar Buruk
54
Fakta Masa Lalu
55
Luna dan Dinda Di culik
56
Alasan Dibalik Kematian William
57
Menyerah Atau Berjuang
58
Dendam Masa Lalu Gavin
59
Surat Terakhir
60
Juliet Di Dunia Nyata
61
Luna Koma
62
Menemui Arion
63
Histeris
64
Pandangan Cinta
65
Restu
66
Permintaan Gavin
67
Rencana Licik Mona
68
Belanja
69
Jangan Salah Paham
70
Lamaran
71
Persiapan Pernikahan
72
Hari Pernikhaan
73
Destiny
74
Arion Sebenarnya
75
Honeymoon
76
Sunrise
77
Goodbye Bali
78
Luna Hamil?
79
Di Rawat
80
Asinan
81
Periksa Kehamilan
82
Berkunjung ke Kantor
83
Maternity shoot
84
Baby Twins Launching
85
Baby Jasson dan Jordan (End)
86
Author Menyapa
87
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!