Mobil melaju menuju tempat berkumpulnya Arion dan teman-temannya yang suka nge-track. Arion tengah fokus mengarah ke jalanan, sedangkan Luna dia memalingkan wajahnya ke samping menatap jalanan yang ia lalui.
Helaan napas terdengar, Luna tidak tau lagi, kemana harus mencari Alex. Yang ia tau hanya sekolahnya saja, Luna tidak pernah bertanya atau minta tolong pada pria disebelahnya, yang sebenarnya tau banyak tentang Alex. Namun, Luna tidak menanyakan nya, karena dipikir Arion mana tau tentang Alex. Arion sendiri enggan membuka mulutnya untuk memberi tahu sesuatu kepada Luna tentang Alex.
Alex adalah murid pindahan sejak awal tahun pelajaran baru di mulai, Banyak yang tidak tau tentang dirinya, Alex terlalu misterius untuk di sentuh. Tapi kalau Luna tidak tau itu kan kebangetan apalagi status mereka yang pacaran.
"Gimana, udah ketemu sama cowok lo. " tanya Arion memecah suasana.
"Dia udah pulang. " Kata Luna sambil menghela nafasnya.
"Samperin aja ke rumahnya. "
"Gue nggak tau rumahnya. "
"Udah tanya temennya? "
"Udah, tapi temennya nggak ada yang tau di mana rumahnya. "
"Payah, lo. " Arion menghentikan mobilnya di sebuah rumah besar, dan di sebelah rumah itu ada bengkel sepeda motor milik Samuel.
"Pacaran macam apa yang nggak tau kehidupan pacarnya sendiri. Mending ga usah pacaran deh. " Arion membuka seatbelt nya, lalu turun dari mobil.
Luna menulikan pendengarannya dari kalimat pedas Arion, dia lebih tertarik melihat motor yang berjajar rapi di bengkel Sam. Gadis itu ikut keluar dari mobil dan mengikuti Arion.
"Jadi ini rumah temen lo, keren banget. Emang temen lo jualan motor ya? " tanya Luna polos.
Arion tak percaya kalau Luna akan mengikuti nya turun. Dia segera melempar kunci mobilnya, dan ditangkap Luna dengan cekatan.
"Udah pulang sana, ngapain lo ikut turun. "
Luna nyengir kuda. Kegalauannya hilang saat melihat motor sport berjajar rapi disana. Walaupun Alex dan abangnya juga punya motor sport, tapi kalau ini keren. Banyak warna dan model disana.
Arion masuk ke dalam bengkel dan mencari Sam, Luna ikut mengekori Arion di belakangnya. Sambil terkagum-kagum melihat ruangan disana. Luarnya emang bengkel, tapi dalemnya bagus banget cocok buat acara kumpul-kumpul anak muda.
Arion langsung bersalaman ala anak muda saat bertemu dengan Samuel, pria bertubuh tinggi besar seperti Arion
"Malam ini lo mau bawa motor yang mana, udah gue siapin tinggal pilih. "
"Yang biasanya, Sam. "
"Yang biasanya lo mah yang paling tahan banting dari semuanya motor balap yang gue punya. "
Mata Samuel mengernyit saat melihat cewek cantik berdiri di belakang Arion.
"Siapa nih, yang lo bawa. Tau aja kalau nanti malam balapnya kudu bawa cewek boncengan. "
"Maksud lo? " Tanya Arion tak mengerti.
"Itu, cewek yang dibelakang lo, bukannya dia temen cewek yang bakal lo ajak buat balapan nanti malem. " kata Samuel sambil menunjukkan cewek cantik di belakang Arion dengan dagunya.
Arion langsung membalikkan tubuhnya, dan langsung mendelik saat melihat Luna masih berada di belakangnya.
"Ngapain lo masih di sini. pulang sono. " usir Arion kepada Luna yang sedang asik memperhatikan motor-motor keren di hadapannya.
"Apaan sih, gue cuma lihat-lihat doang. nggak ganggu lo kan. "
Luna langsung beralih ke Samuel dan langsung mengulur kan tangannya kepada Sam.
"Kenalin, gue Luna. Motor-motor ini apa semua punya Lo?" tanya Luna antusias.
"Gue Samuel, temen-temen manggilnya Sam. Iya ini semua koleksi motor gue dan temen-temen yang lain. Kalau lo mau beli sorry nggak bisa, soalnya udah ada pemiliknya masing-masing. Tapi kalau lo mau ngerasain naik di atasnya, masih bisa. " kata Sam dengan senyuman penuh arti di bibirnya.
"Beneran? " mata Luna langsung berbinar mendengar hal itu.
Arion yang tidak suka akan hal itu langsung menarik Luna ke belakang tubuhnya.
"Sam Stop. " peringat Arion kepada Sam.
"Apaan sih, lo. Gue lagi ngomong sama Sam. " ketus Luna.
"Beneran gue boleh naik nih motor? " tanya Luna lagi pada Sam.
Samuel terkekeh geli melihat Luna yang sangat antusias itu. "Iya boleh. Tapi ada syaratnya. "
"Sam... " peringatan dari Arion.
"Apa itu Sam?" pekikan Luna mengalahkan peringatan dari Arion.
Samuel menyeringai mendengar teriakan mereka berdua. "Tar malem, lo harus ikut Arion balapan sama kita-kita. Gimana? "
Arion kembali menarik tubuh Luna kembali ke belakang tubuhnya.
"Jangan macam-macam lo, Sam. Gue nggak mau dia berada di tempat seperti itu. Lo tau kan disana kayak apa. Gue nggak mau Luna di cap cewek ga bener sama mereka. " kata Arion emosi.
"Santai, bro, gue cuma nawarin aja. mau nggaknya kan Luna yang mutusin. Lagian lo kan ketua kelompok kita, nggak bakal ada yang berani macam-macam sama milik lo. " Sam menepuk rahang Arion yang sudah mengeras agar relaks.
"Tapi.... " kalimat Arion terpotong.
"Gue, mau ikut. " putus Luna semangat.
Sontak Arion dan Sam mengalihkan pandangannya ke Luna. Rahang Arion makin mengeras saat melihat binar bahagia di mata Luna.
"Gue mau ikut, Arion. Malem kan? Yaudah, sekarang gue pulang dulu, Lo jangan kemana-mana Arion nanti gue kesini lagi. Bye Sam. " pamit Luna meninggalkan bengkel Samuel.
"Luna... " panggil Arion tapi tak di gubris Luna.
Luna masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancapkan gas, menuju rumahnya.
Arion duduk termenung setelah kepergian Luna. Sedangkan Sam, dia langsung di sibukkan dengan kegiatannya di bengkel. Arion sedang malas berkutat di bengkel kali ini.
Pandangannya menerawang ke masa lalu. Dulu kalau jam segini, mamanya, Arion dan Dinda pasti sudah berada di rumah. Makan siang, lalu bermain di tempat bermain yang dibuatkan khusus untuk Dinda, atau sekedar berenang untuk menyegarkan badan.
Dulu, mama Kanaya suka sekali memasak dan membuat kue. Baik Arion atau Willy papa Arion sangat menyukai apapun masakan mamanya itu, karena memang sangat enak.
Papa Willy pernah berkata, masakan terenak di restoran terkenal pun tidak akan bisa mengalahkan masakan mama Kanaya. Karena mama memasaknya sepenuh hati dan dengan bumbu cinta di dalamnya, sehingga baik papa, Arion ataupun Dinda bisa merasakan kasih sayang dan ketulusan si setiap suapannya.
Arion tersenyum mengingat itu semua, namun senyumnya tuba-tiba pudar. Andai Mike tidak pernah muncul. Maka semua tragedi itu tidak akan pernah terjadi. Dan keluarga mereka akan tetap bahagia seperti dulu.
Arion mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Om Ali. Untuk menanyakan bagaimana perkembangan yang sudah dilakukan Omnya itu.
✉️ Bagaimana perkembangannya Om.
📩 Tenang aja, om sudah dapat berkasnya. Kita tinggal mencari bukti yang kuat untuk membuka kasus ini kembali.
✉️ Tapi Om, Bukankah Tante sudah lama berhenti jadi pengacara untuk mengurusi perusahaaan. Apa tante bisa?
📩 Om yakin, Kinara pasti bisa. Apalagi ini demi kakaknya, untuk mengembalikan nama baik kakak sulungnya. Pasti Kinara mau.
✉️ Oke Saya serahin sama Om.
Tante Kinara dulunya adalah seorang pengacara, Dia juga sudah merasa curiga sejak awal. Kenapa kakak pertamanya William menyuruhnya untuk membuat surat wasiat, yang berisikan kalau semua aset harta kekayaan William Abraham baik itu perusahaan,Yayasan sekolah dan rumah sakit akan wariskan kepada anaknya Arion Abraham ketika dia sudah berumur duapuluh tahun.
Tak lama setelah surat wasiat itu jadi, William Abraham ditemukan meninggal karena bunuh diri, dan Dinda yang menjadi saksi kunci peristiwa iitu mengalami depresi berat. Karena menyaksikan ayahnya meninggal didepan mata kapalanya sendiri. Waktu itu usia Dinda masih tujuh tahun sehingga membuatnya trauma berat. Sedangkan Istrinya Tidak bisa menerima kepergian suaminya begitu saja, dia juga mengalami depresi dan menganggap Mike Abraham sebagai suaminya. Arion sendiri waktu itu masih berumur sepuluh tahun dia tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa melihat kehancuran keluarganya.
Sejak saat itulah, tante Kinara berhenti menjadi pengacara dan mulai menjaga semua bisnis kakaknya hingga Arion berumur duapuluh tahun. Dan menyerahkan semua kerajaan bisnis Abraham ke tangannya.
Kini tante Kinara harus masuk lagi ke dunia hukum untuk meluruskan semua yang terjadi dan menghukum orang-orang yang sudah menghancurkan keluarga kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hendri Anto
semangat
2023-05-30
0