Ancaman Alex

Arion membawa Luna ke tempat balapan dengan kecepatan tinggi, karena mereka hampir saja terlambat. Beruntungnya saat mereka sampai, pertandingan belum di mulai. Arion segera menemui Samuel yang sudah berada di sana bersama beberapa orang kelompoknya. Mereka penasaran dengan cewek yang di bawa Arion, tapi segan untuk bertanya.

Arion sengaja, memakaikan masker dan helm kepada Luna, dan melarangnya untuk membuka masker dan helm saat berada di area balapan. Setelah ngobrol sebentar dengan Samuel tentang pertandingan yang akan berlangsung, Arion segera menuju area balap dengan Luna yang masih berada di belakangnya.

Kali ini tidak apa-apa Arion kalah karena dia harus menjaga sesosok orang yang berharga bagi dirinya. Dia hanya akan mengajak Luna bersenang-senang malam ini menembus jalanan. Arion sudah mengatakan hal ini pada Samuel. Dan jika Arion kalah itu semua karena Samuel yang meminta Luna untuk menemani Arion balapan malam ini. Arion tidak ingin mengambil resiko dan membuat Luna terluka. Resiko membawa Luna keluar saja sudah membuat nya ketar ketir, takut ketahuan papanya.

Luna baru kali ini mengalami acara kebut-kebutan di jalanan secara gila-gilaan walau pada akhirnya Arion harus kalah. Banyak yang kecewa dengan kekalahan Arion malam ini, tapi itu bukan masalah bagi Arion. Yang penting nanti dia membawa pulang Luna dalam keadaan baik-baik saja.

"Gue tau lo sengaja ngalah kan, Arion. Kenapa? " tanya Luna yang sedang berboncengan dengan Arion, diikuti semua kelompok Arion dan Sam menuju suatu tempat.

"Karena ada lo, di belakang gue. " kata Arion santai

"Jadi menurut lo, gue beban? " sungut Luna.

Arion menggeleng. "No, gue cuma nggak mau lo terluka, Luna. Malam ini cukup gue ngajak lo bersenang-senang aja membelah malam kota Jakarta. "

"Lain kali, lo jangan ikutan kayak gini ya. Gue nggak mau liat lo terluka. " Ujar Arion lagi sambil memegang satu tangan Luna yang memeluk perutnya dengan hangat.

Luna tidak menyangka, kalau Arion begitu peduli padanya. Bahkan malam ini dia bersikap hangat di tengah dinginnya malam kota Jakarta. Desiran aneh menjalar ke tubuh Luna setelah mendapat perlakuan spesial dari Arion.

Mereka akhirnya, sampai di suatu tempat, yang asing bagi Luna. Sebuah rumah sederhana. Arion dan kelompok geng motornya turun dari motornya, begitu pula dengan Luna yang terus mengekor sambil memegangi jaket yang dipakai Arion.

Setelah pintu diketuk oleh Sam, tak lama seorang pria paruh baya membuka pintu itu. Dia lalu menyuruh anak-anak itu masuk, tapi hanya sebagian yang masuk dan sebagian lagi menunggu diluar. Begitu pula Luna yang ikut masuk karena kebingungan.

Arion lalu mengambil sebuah amplop cokelat dari saku jaketnya.

"Ini ada sedikit rejeki dari kita-kita untuk bapak dan adik-adik. " ucap Arion pada pria paruh baya tadi.sambil menyerahkan amplopnya.

Luna tertegun, melihat apa yang di lakukan Arion. Dia hanya melihat saja apa yang akan dilakukan anak-anak geng motor pimpinan Arion ini.

"Terimakasih, nak. " pria paruh baya itu menerima pemberian Arion lalu mendoakan Arion dan teman-temannya.

Begitu seterusnya, Arion dan teman-temannya mengetuk satu persatu pintu yang mereka tuju. Namun tidak ada yang keberatan membukakan pintu untuk menerima kedatangan mereka. Bahkan mereka tidak ada yang takut sama sekali, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa anak muda geng motor.

"Arion, sebenarnya apa sih yang lo lakuin? " tanya Luna pada akhirnya karena penasaran.

"Gue cuma memberikan apa yang menjadi hak mereka. Gue menyisihkan sedikit rejeki yang dihasilkan perusahaan gue kepada orang yang membutuhkan. " ucapnya sambil terus membelah jalanan.

Luna tercengang mendengar keterangan dan penjelasan dari Arion.

"Lo udah memimpin perusahaan Abraham emangnya? "

Arion menggeleng. "Nggak, tapi uang saku yang diberikan orang tua gue terlalu banyak. Jadi kita-kita semua ini menyisihkan sedikit uang jajan kita untuk kita berbagi kepada mereka yang nggak mampu. "

Di luar ekspektasi Luna. Biasanya geng motor yang terkenal berandalan dan selalu bikin rusuh, tapi semua tidak berlaku untuk geng motor pimpinan Arion. Karena yang Luna tau sebagian anggota nya adalah anak orang-orang kaya, bahkan ada anak-anak dari petinggi yang memiliki jabatan. Awalnya memang mereka mengkuti balapan Liar, tapi setelah itu mereka menyisihkan sebagaian uang mereka untuk berbagi kepada orang-orang yang tidak mampu.

Arion juga menjelaskan, kalau rumah yang mereka masuki adalah mereka yang menjadi penerima sumbangan tetap dari kelompok Arion.

Hati Luna semakin menghangat mendengar semua penjelasan Arion. Saat ini mereka sedang nongkrong di warung pinggir jalan yang masih buka untuk membeli minuman.

Arion memberikan air mineral yang sudah dibukanya untuk Luna. Mendapat perhatian kecil dari Arion membuat semburat merah muncul di wajah Luna. Arion yang melihat itupun gemas sendiri dibuatnya.

"Minumlah, setelah ini aku akan mengantarmu pulang. "

"Apa sudah selesai? " tanya Luna kecewa.

"Sudah, ini juga hampir subuh. kamu harus istirahat. biar matamu besok tidak menjadi mata panda. " kata Arion sambil mengacak rambut Luna.

"Sejak kapan kamu melakukan hal ini? "

"Sejak aku masuk SMA dan gabung dengan mereka. " kata Arion sambil menujuk kearah teman-temannya dengan dagunya.

"Kenapa kebaikanmu ini tidak pernah terlihat di sekolah ya? atau tidak ada satupun anak yang tau tentang kebaikanmu ini. " Luna mengungkapkan pemikiran nya.

"Nggak seru dong kalau sampai mereka tau tentang kebaikan Arion. Biarlah mereka taunya aku pria berandalan dan brengsek di sekolah. "

Luna menundukkan kepalanya, karena benar yang dikatakan Arion selama ini banyak gosip miring tentang dirinya yang beredar. Bahkan Luna sendiri menganggap hal yang sama tentang Arion berandalan dan brengsek. Ternyata benar yang dikatakan Amel dan Dara, kalau Arion adalah cowok yang baik, sangat.... sangat baik malahan. berbanding terbalik dengan persepsi semua orang di sekolah.

Arion lalu mengenalkan Luna kepada teman-temannya yang berjumlah kurang lebih lima belas anak. Semuanya melambaikan tangannya pada Luna dengan ramah. Luna pun membalss lambaian tangan mereka dengan senyuman. Mereka semua adalah anak-anak dari keluarga terpandang, yang terkenal arogan dan sombong. Tapi ternyata semua itu untuk menutupi kebaikan mereka, sama dengan Arion.

Luna membicarakan sesuatu dengan Sam, anggota pertama Arion yang dikenalnya. Mereka berbincang dan sesekali Luna tertawa mendapat godaan dari Sam. Melihat itu hati Arion semakin menghangat melihat senyuman Luna , Walau senyum itu bukan untuknya dan bukan karenanya. Tapi Arion bahagia melihatnya tertawa sedekat ini. Tanpa dia sadari Luna sudah merangkul tangan Arion dan bersandar di pundaknya.

Cantik.

Hanya itu yang bisa Arion katakan dalam hatinya. Bukan hanya cantik, tapi semua yang ada pada diri Luna dapat meneduhkan dan menghangatkan hati dan jiwanya.

"Ayo, aku antar pulang. " ucap Arion yang segera menarik Luna ke motornya.

"Gue balik dulu ya, mau nganter anak orang dulu. Tar gue ke rumah lo Sam, nginep di sana setelah nganter Luna." ucapnya pada Sam.

Sam hanya menganggukkan kepalanya, dan memandang kepergian Arion dan Luna.

Sesampainya di komplek perumahan elit tempat Luna tinggal, Arion memarkirkan motornya di tempat yang sama saat dia menjemput Luna, lalu berjalan berdampingan menuju jalan samping rumah. Tak ada percakapan selama perjalanan, mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Hingga sampai di samping rumah Luna.

"Makasih, ya Arion untuk malam ini. Kamu udah memberiku pengalaman baru. " ujar Luna sebelum dia masuk ke dalam rumahnya.

"Iya sama-sama. Sekarang masuklah, dan tidur. " kata Arion sambil mengacak rambut Luna gemas.

"Aku akan pergi setelah kamu masuk ke dalam kamar. "

Luna mengangguk dan lalu berbalik masuk ke dalam rumahnya.

Arion masih menunggu sampai Luna terlihat sampai di kamarnya dan melambaikan tangannya. Arion membalas lambaian tangan Luna. Setelah dipastikan Luna masuk, Arion pun segera berlari. menuju motornya. Namun sebelum dia menyalakan mesin motornya, terdengar suara panggilan dari ponselnya. Dari nomor tak di kenal.

📞 "Hallo"

📞 "Hallo kakak, Arion Abraham. "

Mendengar suara yang memanggilnya Arion mengetatkan rahangnya di mengedarkan pandangan ke selurun penjuru perumahan elit itu.

📞 "Mau apa lo, Alex. "

📞 "Gue cuma mau lihat hidup lo hancur, seperti lo yang udah hancurin hidup gue. "

📞 "Terserah lo. "

Arion ingin mematikan ponselnya, tapi sebuah nama yang di dengar dari panggilan itu membuatnya mengurungkan niatnya.

📞 "Luna...."

📞 "Mau lo apa, bre****k"

Sebuah nama yang ingin Arion lindungi, yang membuatnya lemah. Tangan Arion mengepal kuat di atas kemudi motornya. Mendengar Alex menyebut nama Luna.

📞 "Lo ajak cewek gue kemana malam-malam gini. Kali ini gue biarin lo ngajak cewek gue jalan. Ingat cuma kali ini. Nggak ada lain kali. "

Arion merasa tertusuk hatinya tiap kali Alex menyebut kalau Luna adalah ceweknya. Yang berarti Luna adalah kekasihnya. Alex seolah-olah menekankan kalau Luna adalah Milik Alex, dan Arion tidak punya hak apa-apa untuk mendekati Luna.

Alex benar-benar tau kelemahan Arion.

📞 "Apa mau lo Alex. "

📞 "Gue cuma mau lihat lo hancur kakak. Seperti saat lo hancurin hidup gue. Langkah pertama yang udah gue ambil adalah Luna. Tinggal menjalankan langkah kedua. "Alex tersenyum smirk dari seberang telpon

📞 "Jangan pernah libatkan Luna dalam masalah kita, Dia nggak ada sangkut pautnya dengan masalah kita. Sedikit saja lo sentuh Luna, gue nggak akan maafin lo. " geram Arion

Alex tertawa terbahak-bahak mendengar kemarahan Arion.

📞 "Jelas ada kakak Arion yang aku sayangi. Luna adalah wanita yang kamu cintai, jika aku menghancurkan wanita yang kamu cintai itu artinya aku sudah menghancurkan seluruh hidupmu" Alex tertawa jahat lagi diseberang telepon.

📞 " Alex ba*****n. Gue nggak tau apa maksud lo pengen ngancurin hidup gue. Padahal hidup gue sudah hancur. Mau apa lagi lo dari gue. " geram Arion dengan amarah tertahan.

📞 "kehancuran lo nggak sebanding dengan kehancuran yang udah gue rasain. Gue akan puas saat melihat lo hancur, saat melihat wanita yang lo cintai itu terluka dan hancur. Sekuat apapun seorang cowok, dia nggak akan bisa lihat wanita yang dia cintai terluka. Benarkan? Kakak? "

Alex langsung mematikan panggilan telponnya sebelum Arion membalas kalimatnya.

Terdengar mesin motor yang dinyalakan dan melaju dengan cepat di keheningan malam yang hendak berganti pagi itu. Arion menoleh ke sumber suara. Ternyata dari tadi Alex mengawasinya dari jauh.

"Sial... bener-bener sial. " Arion mengumpati dirinya yang sudah masuk dalam jebakan Alex.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ki bilang juga apa mana mungkin tulus sama Luna, Pasti ada udang di balik batu,Luna aja yg hak tau..

2023-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Arion Si Pembuat Masalah
2 Dendam Arion
3 Tertangkap
4 Introgasi
5 Alex Menghilang
6 Tawaran Untuk Luna
7 Kebodohan Arion
8 Ancaman Alex
9 Munculnya Alex
10 Luna Nggak Peka
11 Rahasia Arion
12 Kebencian Alex
13 Keputusasaan
14 Ketulusan Palsu
15 Surat Dari Papa
16 Asisten Zaky ???
17 Rencana Berhasil
18 Wali Baru Untuk Arion
19 Kesepakatan
20 Mencari Arion
21 Arion is Back
22 Test
23 Dipermalukan
24 Rasa
25 Curhat Dengan Papa
26 Melepasmu
27 Menjauh
28 Kenyataan
29 Kelulusan
30 Perpisahan
31 Perpisahan (2)
32 Rindu
33 Tiga Teman Baru
34 Putus
35 Pesan Arion
36 Pemimpin Baru
37 Perubahan Sikap Alex
38 Pertemuan
39 Pertemuan (2)
40 Bentakan Ghavin
41 Bertemu Sahabat
42 Bukti
43 Jangan Pergi Lagi
44 Makan Siang
45 Bukti Kebenaran
46 Keputusan Ali
47 Kunjungan Kinara
48 Penggerebekan
49 Kantor Polisi.
50 Villa
51 Villa 2
52 Tidur Bareng
53 Kabar Buruk
54 Fakta Masa Lalu
55 Luna dan Dinda Di culik
56 Alasan Dibalik Kematian William
57 Menyerah Atau Berjuang
58 Dendam Masa Lalu Gavin
59 Surat Terakhir
60 Juliet Di Dunia Nyata
61 Luna Koma
62 Menemui Arion
63 Histeris
64 Pandangan Cinta
65 Restu
66 Permintaan Gavin
67 Rencana Licik Mona
68 Belanja
69 Jangan Salah Paham
70 Lamaran
71 Persiapan Pernikahan
72 Hari Pernikhaan
73 Destiny
74 Arion Sebenarnya
75 Honeymoon
76 Sunrise
77 Goodbye Bali
78 Luna Hamil?
79 Di Rawat
80 Asinan
81 Periksa Kehamilan
82 Berkunjung ke Kantor
83 Maternity shoot
84 Baby Twins Launching
85 Baby Jasson dan Jordan (End)
86 Author Menyapa
87 Promosi Novel
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Arion Si Pembuat Masalah
2
Dendam Arion
3
Tertangkap
4
Introgasi
5
Alex Menghilang
6
Tawaran Untuk Luna
7
Kebodohan Arion
8
Ancaman Alex
9
Munculnya Alex
10
Luna Nggak Peka
11
Rahasia Arion
12
Kebencian Alex
13
Keputusasaan
14
Ketulusan Palsu
15
Surat Dari Papa
16
Asisten Zaky ???
17
Rencana Berhasil
18
Wali Baru Untuk Arion
19
Kesepakatan
20
Mencari Arion
21
Arion is Back
22
Test
23
Dipermalukan
24
Rasa
25
Curhat Dengan Papa
26
Melepasmu
27
Menjauh
28
Kenyataan
29
Kelulusan
30
Perpisahan
31
Perpisahan (2)
32
Rindu
33
Tiga Teman Baru
34
Putus
35
Pesan Arion
36
Pemimpin Baru
37
Perubahan Sikap Alex
38
Pertemuan
39
Pertemuan (2)
40
Bentakan Ghavin
41
Bertemu Sahabat
42
Bukti
43
Jangan Pergi Lagi
44
Makan Siang
45
Bukti Kebenaran
46
Keputusan Ali
47
Kunjungan Kinara
48
Penggerebekan
49
Kantor Polisi.
50
Villa
51
Villa 2
52
Tidur Bareng
53
Kabar Buruk
54
Fakta Masa Lalu
55
Luna dan Dinda Di culik
56
Alasan Dibalik Kematian William
57
Menyerah Atau Berjuang
58
Dendam Masa Lalu Gavin
59
Surat Terakhir
60
Juliet Di Dunia Nyata
61
Luna Koma
62
Menemui Arion
63
Histeris
64
Pandangan Cinta
65
Restu
66
Permintaan Gavin
67
Rencana Licik Mona
68
Belanja
69
Jangan Salah Paham
70
Lamaran
71
Persiapan Pernikahan
72
Hari Pernikhaan
73
Destiny
74
Arion Sebenarnya
75
Honeymoon
76
Sunrise
77
Goodbye Bali
78
Luna Hamil?
79
Di Rawat
80
Asinan
81
Periksa Kehamilan
82
Berkunjung ke Kantor
83
Maternity shoot
84
Baby Twins Launching
85
Baby Jasson dan Jordan (End)
86
Author Menyapa
87
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!