Arion membawa Luna ke tempat balapan dengan kecepatan tinggi, karena mereka hampir saja terlambat. Beruntungnya saat mereka sampai, pertandingan belum di mulai. Arion segera menemui Samuel yang sudah berada di sana bersama beberapa orang kelompoknya. Mereka penasaran dengan cewek yang di bawa Arion, tapi segan untuk bertanya.
Arion sengaja, memakaikan masker dan helm kepada Luna, dan melarangnya untuk membuka masker dan helm saat berada di area balapan. Setelah ngobrol sebentar dengan Samuel tentang pertandingan yang akan berlangsung, Arion segera menuju area balap dengan Luna yang masih berada di belakangnya.
Kali ini tidak apa-apa Arion kalah karena dia harus menjaga sesosok orang yang berharga bagi dirinya. Dia hanya akan mengajak Luna bersenang-senang malam ini menembus jalanan. Arion sudah mengatakan hal ini pada Samuel. Dan jika Arion kalah itu semua karena Samuel yang meminta Luna untuk menemani Arion balapan malam ini. Arion tidak ingin mengambil resiko dan membuat Luna terluka. Resiko membawa Luna keluar saja sudah membuat nya ketar ketir, takut ketahuan papanya.
Luna baru kali ini mengalami acara kebut-kebutan di jalanan secara gila-gilaan walau pada akhirnya Arion harus kalah. Banyak yang kecewa dengan kekalahan Arion malam ini, tapi itu bukan masalah bagi Arion. Yang penting nanti dia membawa pulang Luna dalam keadaan baik-baik saja.
"Gue tau lo sengaja ngalah kan, Arion. Kenapa? " tanya Luna yang sedang berboncengan dengan Arion, diikuti semua kelompok Arion dan Sam menuju suatu tempat.
"Karena ada lo, di belakang gue. " kata Arion santai
"Jadi menurut lo, gue beban? " sungut Luna.
Arion menggeleng. "No, gue cuma nggak mau lo terluka, Luna. Malam ini cukup gue ngajak lo bersenang-senang aja membelah malam kota Jakarta. "
"Lain kali, lo jangan ikutan kayak gini ya. Gue nggak mau liat lo terluka. " Ujar Arion lagi sambil memegang satu tangan Luna yang memeluk perutnya dengan hangat.
Luna tidak menyangka, kalau Arion begitu peduli padanya. Bahkan malam ini dia bersikap hangat di tengah dinginnya malam kota Jakarta. Desiran aneh menjalar ke tubuh Luna setelah mendapat perlakuan spesial dari Arion.
Mereka akhirnya, sampai di suatu tempat, yang asing bagi Luna. Sebuah rumah sederhana. Arion dan kelompok geng motornya turun dari motornya, begitu pula dengan Luna yang terus mengekor sambil memegangi jaket yang dipakai Arion.
Setelah pintu diketuk oleh Sam, tak lama seorang pria paruh baya membuka pintu itu. Dia lalu menyuruh anak-anak itu masuk, tapi hanya sebagian yang masuk dan sebagian lagi menunggu diluar. Begitu pula Luna yang ikut masuk karena kebingungan.
Arion lalu mengambil sebuah amplop cokelat dari saku jaketnya.
"Ini ada sedikit rejeki dari kita-kita untuk bapak dan adik-adik. " ucap Arion pada pria paruh baya tadi.sambil menyerahkan amplopnya.
Luna tertegun, melihat apa yang di lakukan Arion. Dia hanya melihat saja apa yang akan dilakukan anak-anak geng motor pimpinan Arion ini.
"Terimakasih, nak. " pria paruh baya itu menerima pemberian Arion lalu mendoakan Arion dan teman-temannya.
Begitu seterusnya, Arion dan teman-temannya mengetuk satu persatu pintu yang mereka tuju. Namun tidak ada yang keberatan membukakan pintu untuk menerima kedatangan mereka. Bahkan mereka tidak ada yang takut sama sekali, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa anak muda geng motor.
"Arion, sebenarnya apa sih yang lo lakuin? " tanya Luna pada akhirnya karena penasaran.
"Gue cuma memberikan apa yang menjadi hak mereka. Gue menyisihkan sedikit rejeki yang dihasilkan perusahaan gue kepada orang yang membutuhkan. " ucapnya sambil terus membelah jalanan.
Luna tercengang mendengar keterangan dan penjelasan dari Arion.
"Lo udah memimpin perusahaan Abraham emangnya? "
Arion menggeleng. "Nggak, tapi uang saku yang diberikan orang tua gue terlalu banyak. Jadi kita-kita semua ini menyisihkan sedikit uang jajan kita untuk kita berbagi kepada mereka yang nggak mampu. "
Di luar ekspektasi Luna. Biasanya geng motor yang terkenal berandalan dan selalu bikin rusuh, tapi semua tidak berlaku untuk geng motor pimpinan Arion. Karena yang Luna tau sebagian anggota nya adalah anak orang-orang kaya, bahkan ada anak-anak dari petinggi yang memiliki jabatan. Awalnya memang mereka mengkuti balapan Liar, tapi setelah itu mereka menyisihkan sebagaian uang mereka untuk berbagi kepada orang-orang yang tidak mampu.
Arion juga menjelaskan, kalau rumah yang mereka masuki adalah mereka yang menjadi penerima sumbangan tetap dari kelompok Arion.
Hati Luna semakin menghangat mendengar semua penjelasan Arion. Saat ini mereka sedang nongkrong di warung pinggir jalan yang masih buka untuk membeli minuman.
Arion memberikan air mineral yang sudah dibukanya untuk Luna. Mendapat perhatian kecil dari Arion membuat semburat merah muncul di wajah Luna. Arion yang melihat itupun gemas sendiri dibuatnya.
"Minumlah, setelah ini aku akan mengantarmu pulang. "
"Apa sudah selesai? " tanya Luna kecewa.
"Sudah, ini juga hampir subuh. kamu harus istirahat. biar matamu besok tidak menjadi mata panda. " kata Arion sambil mengacak rambut Luna.
"Sejak kapan kamu melakukan hal ini? "
"Sejak aku masuk SMA dan gabung dengan mereka. " kata Arion sambil menujuk kearah teman-temannya dengan dagunya.
"Kenapa kebaikanmu ini tidak pernah terlihat di sekolah ya? atau tidak ada satupun anak yang tau tentang kebaikanmu ini. " Luna mengungkapkan pemikiran nya.
"Nggak seru dong kalau sampai mereka tau tentang kebaikan Arion. Biarlah mereka taunya aku pria berandalan dan brengsek di sekolah. "
Luna menundukkan kepalanya, karena benar yang dikatakan Arion selama ini banyak gosip miring tentang dirinya yang beredar. Bahkan Luna sendiri menganggap hal yang sama tentang Arion berandalan dan brengsek. Ternyata benar yang dikatakan Amel dan Dara, kalau Arion adalah cowok yang baik, sangat.... sangat baik malahan. berbanding terbalik dengan persepsi semua orang di sekolah.
Arion lalu mengenalkan Luna kepada teman-temannya yang berjumlah kurang lebih lima belas anak. Semuanya melambaikan tangannya pada Luna dengan ramah. Luna pun membalss lambaian tangan mereka dengan senyuman. Mereka semua adalah anak-anak dari keluarga terpandang, yang terkenal arogan dan sombong. Tapi ternyata semua itu untuk menutupi kebaikan mereka, sama dengan Arion.
Luna membicarakan sesuatu dengan Sam, anggota pertama Arion yang dikenalnya. Mereka berbincang dan sesekali Luna tertawa mendapat godaan dari Sam. Melihat itu hati Arion semakin menghangat melihat senyuman Luna , Walau senyum itu bukan untuknya dan bukan karenanya. Tapi Arion bahagia melihatnya tertawa sedekat ini. Tanpa dia sadari Luna sudah merangkul tangan Arion dan bersandar di pundaknya.
Cantik.
Hanya itu yang bisa Arion katakan dalam hatinya. Bukan hanya cantik, tapi semua yang ada pada diri Luna dapat meneduhkan dan menghangatkan hati dan jiwanya.
"Ayo, aku antar pulang. " ucap Arion yang segera menarik Luna ke motornya.
"Gue balik dulu ya, mau nganter anak orang dulu. Tar gue ke rumah lo Sam, nginep di sana setelah nganter Luna." ucapnya pada Sam.
Sam hanya menganggukkan kepalanya, dan memandang kepergian Arion dan Luna.
Sesampainya di komplek perumahan elit tempat Luna tinggal, Arion memarkirkan motornya di tempat yang sama saat dia menjemput Luna, lalu berjalan berdampingan menuju jalan samping rumah. Tak ada percakapan selama perjalanan, mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Hingga sampai di samping rumah Luna.
"Makasih, ya Arion untuk malam ini. Kamu udah memberiku pengalaman baru. " ujar Luna sebelum dia masuk ke dalam rumahnya.
"Iya sama-sama. Sekarang masuklah, dan tidur. " kata Arion sambil mengacak rambut Luna gemas.
"Aku akan pergi setelah kamu masuk ke dalam kamar. "
Luna mengangguk dan lalu berbalik masuk ke dalam rumahnya.
Arion masih menunggu sampai Luna terlihat sampai di kamarnya dan melambaikan tangannya. Arion membalas lambaian tangan Luna. Setelah dipastikan Luna masuk, Arion pun segera berlari. menuju motornya. Namun sebelum dia menyalakan mesin motornya, terdengar suara panggilan dari ponselnya. Dari nomor tak di kenal.
📞 "Hallo"
📞 "Hallo kakak, Arion Abraham. "
Mendengar suara yang memanggilnya Arion mengetatkan rahangnya di mengedarkan pandangan ke selurun penjuru perumahan elit itu.
📞 "Mau apa lo, Alex. "
📞 "Gue cuma mau lihat hidup lo hancur, seperti lo yang udah hancurin hidup gue. "
📞 "Terserah lo. "
Arion ingin mematikan ponselnya, tapi sebuah nama yang di dengar dari panggilan itu membuatnya mengurungkan niatnya.
📞 "Luna...."
📞 "Mau lo apa, bre****k"
Sebuah nama yang ingin Arion lindungi, yang membuatnya lemah. Tangan Arion mengepal kuat di atas kemudi motornya. Mendengar Alex menyebut nama Luna.
📞 "Lo ajak cewek gue kemana malam-malam gini. Kali ini gue biarin lo ngajak cewek gue jalan. Ingat cuma kali ini. Nggak ada lain kali. "
Arion merasa tertusuk hatinya tiap kali Alex menyebut kalau Luna adalah ceweknya. Yang berarti Luna adalah kekasihnya. Alex seolah-olah menekankan kalau Luna adalah Milik Alex, dan Arion tidak punya hak apa-apa untuk mendekati Luna.
Alex benar-benar tau kelemahan Arion.
📞 "Apa mau lo Alex. "
📞 "Gue cuma mau lihat lo hancur kakak. Seperti saat lo hancurin hidup gue. Langkah pertama yang udah gue ambil adalah Luna. Tinggal menjalankan langkah kedua. "Alex tersenyum smirk dari seberang telpon
📞 "Jangan pernah libatkan Luna dalam masalah kita, Dia nggak ada sangkut pautnya dengan masalah kita. Sedikit saja lo sentuh Luna, gue nggak akan maafin lo. " geram Arion
Alex tertawa terbahak-bahak mendengar kemarahan Arion.
📞 "Jelas ada kakak Arion yang aku sayangi. Luna adalah wanita yang kamu cintai, jika aku menghancurkan wanita yang kamu cintai itu artinya aku sudah menghancurkan seluruh hidupmu" Alex tertawa jahat lagi diseberang telepon.
📞 " Alex ba*****n. Gue nggak tau apa maksud lo pengen ngancurin hidup gue. Padahal hidup gue sudah hancur. Mau apa lagi lo dari gue. " geram Arion dengan amarah tertahan.
📞 "kehancuran lo nggak sebanding dengan kehancuran yang udah gue rasain. Gue akan puas saat melihat lo hancur, saat melihat wanita yang lo cintai itu terluka dan hancur. Sekuat apapun seorang cowok, dia nggak akan bisa lihat wanita yang dia cintai terluka. Benarkan? Kakak? "
Alex langsung mematikan panggilan telponnya sebelum Arion membalas kalimatnya.
Terdengar mesin motor yang dinyalakan dan melaju dengan cepat di keheningan malam yang hendak berganti pagi itu. Arion menoleh ke sumber suara. Ternyata dari tadi Alex mengawasinya dari jauh.
"Sial... bener-bener sial. " Arion mengumpati dirinya yang sudah masuk dalam jebakan Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ki bilang juga apa mana mungkin tulus sama Luna, Pasti ada udang di balik batu,Luna aja yg hak tau..
2023-09-01
1