Kebencian Alex

Flashback

Beberapa jam yang lalu, seorang pemuda masuk ke dalam kamar Dinda di rawat. Dia melihat Dinda yang sedang asik menulis. Sekilas gadis remaja itu tampak normal, tapi siapa sangka kalau di dalam tulisan tampak sebuah luka dan ketakutan.

"Hai Dinda. " Sapa Alex.

"Kakak siapa? " tanya Dinda dengan mata berbinar.

"Kakak temannya kak Arion. "

"Kak Arion mana, kak. Kok nggak pernah kesini. "

"Kakakmu benci sama kamu, Dinda. Karena kamu adalah penyebab kematian papamu. Hahaha.... " Alex tertawa jahat.

Seketika itu, Dinda mengingat kembali kejadian tujuh tahun lalu, dimana dia melihat ayahnya mati tertembak. Dia langsung Histeris mengingat kejadiannya itu.

Alex yang sudah mempengaruhi pikiran Dinda langsung pergi dari kamar Dinda, sebelum perawat yang menjaganya masuk.

Flashback off

Arion saat ini duduk di taman bersama Sam, Leo dan Luna. Sekarang Leo tau, apa yang sedang di alami Arion saat ini. Dia bersumpah akan membantu sahabat nya itu. Begitu juga dengan Luna yang sudah mengetahui sisi keterpurukannya Arion

"Man, berbagilah beban lo sama kita lo nggak sendiri. " ucap Leo saat melihat Arion menahan kesedihannya.

"Gue pengenn sendiri dulu. Kalian bisa tinggalin gue nggak. " pinta Arion kepada ketiga temannya itu.

Sam meminta Leo dan Luna untuk pergi dari sana, tapi Luna menolak. Akhirnya Sam dan Leo pergi dari sana, dan hanya tersisa Luna yang menemani Arion.

"Gue tunggu di parkiran. " kata Leo dengan bahasa isyarat yang di mengerti Luna.

Luna mengangguk mengerti.

Dia lalu menatap Arion yang sedang terpuruk itu.

"Arion... gue. "

"Kenapa lo masih disini, pergi sana sama Leo dan Sam. " sentak Arion ketus kepada Luna.

"Nggak, gue nggak akan ninggalin lo. Gue akan disini nemenin lo sampai keadaan lo membaik." ucap Luna.

Arion memalingkan wajahnya ke arah lain, dia mati-matian menahan air matanya. Luna yang mengerti akan hal itu lalu berdiri di hadapan Arion dan sedikit membungkuk. Lalu dia menarik kepala Arion di bahunya, dan memeluk Arion dengan erat.

"Menangislah jika lo pengen menangis, nggak ada yang ngelarang cowok untuk menangis. Keluarkan semua yang ada di hati lo, agar lo bisa tenang. "

Mendengar perkataan Luna, Arion langsung menangis sejadi-jadinya. Dia nggak peduli jadi bahan tontonan orang yang ada disana.

Dari ujung lorong, terlihat Alex mengepalkan tangannya, melihat adegan Arion dan Luna berpelukan. Dia disana bersama seorang gadis yang seumuran dengannya.

"Bukankah itu Arion? " tanya Rania kepada Alex.

"Iya, itu Arion. Orang yang sangat lo cintai sampe membuat lo menderita seperti ini. " ketus Alex kepada Rania.

"Gue mau ketemu Arion. " Rania ingin melangkah mendekati Arion namun di tahan oleh Alex

"Lo nggak liat, dia lagi bareng sama ceweknya. Ngaca Rania, lo itu udah nggak pantes bersanding dengan Arion. " Alex Lalu menarik Rania pergi dari sana.

"Gue pengen ketemu Arion... Gue kangen sama dia. " rengek Rania kepada Alex.

"Denger kata gue Rania. Arion nggak bakal terima cewek gila kayak lo, untuk jadi pacarnya. Dia udah punya cewek sempurna yang nemenin dia. Camkan itu. " Alex terus menarik tangan Rania untuk pergi dari rumah sakit itu.

"Gue pengen ketemu Arion, Gue masih cinta sama dia Arion. Kenapa lo nggak pernah ngijinin gue ketemu sama Arion. " teriak Rania histeris kepada Alex.

"Lo tau alasannya, Rania. Kenapa gue nggak pernah ngijinin lo ketemu sama Arion. Karena Arion yang udah buat lo gila seperti ini. " Ucap Alex dengan terus menarik tangan Rania menjauhi Arion.

Setelah puas menumpahkan air matanya di pundak Luna, Arion lalu melepaskan pelukannya.

"Sekarang lo, boleh pergi. gue mau sendiri. " kata Arion dalam mode dinginnya.

"Arion, lo udah baik-baik aja kan," tanya Luna yang melihat Arion sudah baikan.

Arion mengangguk dan mengusir Luna lagi. Tapi Luna tetap berdiri tegak di hadapannya. Arion pun berdiri, lalu menarik Luna menuju parkiran. Dia tau kalau Leo dan Sam pasti menunggu Luna. Dan benar dugaannya, Leo dan Sam sedang ngobrol di parkiran.

"Leo anterin Luna balik, gue ada urusan. Dan inget ini. Masalah ini jangan sampai keluar dari mulut kalian bertiga. Atau gue bakal buat perhitungan dengan kalian bertiga. Gue nggak peduli lo temen gue baik itu laki atau perempuan. " Arion melirik je arah Luna dan Leo, dia langsung mengendarai motor besarnya dan meninggalkan ketiga orang yang melongo di sana.

Sam menyadarkan Leo dan Luna.

" Ingat kata-kata Arion. Jangan sampai masalah Arion keluar dari mulut kalian berdua. Atau kalian juga bakal berurusan sama gue juga. " Sam juga menaiki motornya, lalu meninggalkan mereka berdua.

"Sepertinya kita memegang rahasia penting Lun. sampe nggak boleh bocor. " Keluh Leo. Tapi pada dasarnya dia juga berjanji pada dirinya sendiri nggak bakal bocorin masalah Arion kepada siapapun.

Luna hanya mengangguk menanggapi, omongan Leo. Lalu dia naik di boncengan Leo. dan kembali pulang ke rumahnya masing-masing.

*

Arion memasuki gerbang rumah mewah, rumah yang jarang dia datangi sejak tujuh tahun lalu. Seorang kepala pelayan menyambut kedatangan tuan muda di rumah besar itu.

"Tuan Muda, anda datang? " sapa Bi Yuli kepala pelayan di sana.

"Dimana Alex." Tanya Arion yang mempertanyakan dimana keberadaan saudara sepupunya itu. Dia mengedarkan pandangan keseluruh penjuru rumah mewah itu, dan dilihatnya Alex baru keluar dari kamarnya dan melambaikan tangannya kepada Arion.

"Selamat datang kak Arion, tumben mampir kemari. " katanya dengan nada penuh ledekan.

Arion mengepalkan tangannya dan mengambil langkah lebar mendekati Alex. Tanpa babibu lagi, Arion langsung memukuli Alex tanpa ampun. Bi Yuli yang melihat itu berteriak histeris, meminta tolong kepada siapapun agar melerai kedua tuan muda yang sedang berkelahi itu.

Arion memukuli Alex dengan membabi buta. tanpa peduli sekitarnya.

"Katakan apa mau lo, kenapa lo ganggu Dinda. Kenapa lo mau hancurin saudara gue satu-satunya yang gue punya. " Arion menarik kerah baju Alex lalu membantingnya ke lantai.

Alex hanya tertawa mengejek, mendapat perlakuan seperti itu dari Arion. Tapi dia tidak berniat sama sekali untuk membalas Arion.

"Katakan, apaa yang bikin lo membenci gue sejak lo ada di sini. atau masalah kita nggak akan pernah selesai kalau lo terus bungkam. " Arion memukuki wajah dan sudut mata Alex sampai dia meringis kesakitan, tapi Alex tetap bungkam.

"Cepat katakan b*****k. Kalau lo nggak bilang sama gue sampai matipun gue nggak akan pernah tau alasan lo membenci gue. " kesal Arion lalu memukulii Alex lagi.

Alex masih tertawa mengejek Arion walau wajahnya sudah penuh dengan luka dan lebam, tapi dia tetap bungkam tidak mengatakan apapun.

"Apa mau, lo sialan. " bentak Arion.

Alex masih tertawa, "Lo mau tau apa mau gue. " Alex mendudukkan dirinya dengan wajah penuh luka. Dia juga menyeka hidungnya yang berdarah.

"Gue mau lo ngerasain semua kehancuran yang udah gue rasain, Arion. "

Arion mengernyitkan keningnya, dia masih nggak ngerti kehancuran apa yang Alex mau darinya. Sejak pertama masuk ke rumah itu dua tahun yang lalu, Alex sudah mengibarkan bendera perang kepadanya. Mata penuh kebencian itu di perlihatkan setiap kali bertemu Arion.

"Jelaskan sama gue, apa maksud kebencian lo sama gue. Karena gue nggak pernah tau, alasan kebencian lo sama gue Alex Abraham. "

"Cih..." Alex berdecih dan enggan membalas pertanyaan Arion. Dia masih tetap kekeh dengan pendiriannya.

Arion yang sudah tidak bisa menggunakan otaknya lagi, dia menggunakan tenaganya untuk terus memukuli Alex. Tapi Alex tetap bungkam.

"Jawab, brengsek, Kenapa lo ganggu adik gue. kenapa lo sebenci itu sama gue. " geram Arion

"Jawab.... Atau gue bikin mati lo sekarang. "

"Sebelum lo bikin mati gue, gue udah mati dari dulu Arion. " Alex membalikkan keadaan,sekarang Arion yang berada dalam kendali Alex.

"Disini... " Alex menunju dadanya. "Hati gue udah mati, Arion.

Alex lalu menarik kerah baju Arion dan melayangkan sebuah pukulan di rahang Arion.

" Lo udah bikin Rania depresi. Lo udah bikin bokap gue lebih milih nyokap lo yang gila itu, dan membuat nyokap gue mati bunuh diri. Apa lo tau itu, Hah." Teriak Alex sambil, memukuli wajah Arion.

"Itu alasan gue benci sama Lo, karena lo udah merebut semua kebahagiaan gue. "

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

eala..
perkawinan silang spertinya
or
memperebutkan harta
who knows

2024-02-02

1

Herdianti Putri

Herdianti Putri

pembohong

2023-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Arion Si Pembuat Masalah
2 Dendam Arion
3 Tertangkap
4 Introgasi
5 Alex Menghilang
6 Tawaran Untuk Luna
7 Kebodohan Arion
8 Ancaman Alex
9 Munculnya Alex
10 Luna Nggak Peka
11 Rahasia Arion
12 Kebencian Alex
13 Keputusasaan
14 Ketulusan Palsu
15 Surat Dari Papa
16 Asisten Zaky ???
17 Rencana Berhasil
18 Wali Baru Untuk Arion
19 Kesepakatan
20 Mencari Arion
21 Arion is Back
22 Test
23 Dipermalukan
24 Rasa
25 Curhat Dengan Papa
26 Melepasmu
27 Menjauh
28 Kenyataan
29 Kelulusan
30 Perpisahan
31 Perpisahan (2)
32 Rindu
33 Tiga Teman Baru
34 Putus
35 Pesan Arion
36 Pemimpin Baru
37 Perubahan Sikap Alex
38 Pertemuan
39 Pertemuan (2)
40 Bentakan Ghavin
41 Bertemu Sahabat
42 Bukti
43 Jangan Pergi Lagi
44 Makan Siang
45 Bukti Kebenaran
46 Keputusan Ali
47 Kunjungan Kinara
48 Penggerebekan
49 Kantor Polisi.
50 Villa
51 Villa 2
52 Tidur Bareng
53 Kabar Buruk
54 Fakta Masa Lalu
55 Luna dan Dinda Di culik
56 Alasan Dibalik Kematian William
57 Menyerah Atau Berjuang
58 Dendam Masa Lalu Gavin
59 Surat Terakhir
60 Juliet Di Dunia Nyata
61 Luna Koma
62 Menemui Arion
63 Histeris
64 Pandangan Cinta
65 Restu
66 Permintaan Gavin
67 Rencana Licik Mona
68 Belanja
69 Jangan Salah Paham
70 Lamaran
71 Persiapan Pernikahan
72 Hari Pernikhaan
73 Destiny
74 Arion Sebenarnya
75 Honeymoon
76 Sunrise
77 Goodbye Bali
78 Luna Hamil?
79 Di Rawat
80 Asinan
81 Periksa Kehamilan
82 Berkunjung ke Kantor
83 Maternity shoot
84 Baby Twins Launching
85 Baby Jasson dan Jordan (End)
86 Author Menyapa
87 Promosi Novel
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Arion Si Pembuat Masalah
2
Dendam Arion
3
Tertangkap
4
Introgasi
5
Alex Menghilang
6
Tawaran Untuk Luna
7
Kebodohan Arion
8
Ancaman Alex
9
Munculnya Alex
10
Luna Nggak Peka
11
Rahasia Arion
12
Kebencian Alex
13
Keputusasaan
14
Ketulusan Palsu
15
Surat Dari Papa
16
Asisten Zaky ???
17
Rencana Berhasil
18
Wali Baru Untuk Arion
19
Kesepakatan
20
Mencari Arion
21
Arion is Back
22
Test
23
Dipermalukan
24
Rasa
25
Curhat Dengan Papa
26
Melepasmu
27
Menjauh
28
Kenyataan
29
Kelulusan
30
Perpisahan
31
Perpisahan (2)
32
Rindu
33
Tiga Teman Baru
34
Putus
35
Pesan Arion
36
Pemimpin Baru
37
Perubahan Sikap Alex
38
Pertemuan
39
Pertemuan (2)
40
Bentakan Ghavin
41
Bertemu Sahabat
42
Bukti
43
Jangan Pergi Lagi
44
Makan Siang
45
Bukti Kebenaran
46
Keputusan Ali
47
Kunjungan Kinara
48
Penggerebekan
49
Kantor Polisi.
50
Villa
51
Villa 2
52
Tidur Bareng
53
Kabar Buruk
54
Fakta Masa Lalu
55
Luna dan Dinda Di culik
56
Alasan Dibalik Kematian William
57
Menyerah Atau Berjuang
58
Dendam Masa Lalu Gavin
59
Surat Terakhir
60
Juliet Di Dunia Nyata
61
Luna Koma
62
Menemui Arion
63
Histeris
64
Pandangan Cinta
65
Restu
66
Permintaan Gavin
67
Rencana Licik Mona
68
Belanja
69
Jangan Salah Paham
70
Lamaran
71
Persiapan Pernikahan
72
Hari Pernikhaan
73
Destiny
74
Arion Sebenarnya
75
Honeymoon
76
Sunrise
77
Goodbye Bali
78
Luna Hamil?
79
Di Rawat
80
Asinan
81
Periksa Kehamilan
82
Berkunjung ke Kantor
83
Maternity shoot
84
Baby Twins Launching
85
Baby Jasson dan Jordan (End)
86
Author Menyapa
87
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!