Kebodohan Arion

Malam semakin larut, Luna tidak bisa memejamkan matanya. Dia masih berbaring di atas ranjangnya sambil memainkan ponsel. Ingin menghubungi Arion tapi dia tidak memiliki nomor ponselnya. Ingin meminta pada Dara atau Leo tapi ini sudah sangat larut malam. Tidak mungkin dia menghubungi kedua sahabatnya itu hanya untuk meminta nomor ponsel Arion. Bisa-bisa besok dia akan menjadi bahan gosip kedua sahabatnya itu.

Tiba-tiba Luna mendengar suara berisik di luar rumah, seperti orang yang berdebat. Luna melirik ke arah jam dinding. Sudah pukul satu, dia sudah akan bersiap, tapi diurungkan karena mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Luna langsung memakai selimutnya, dan pura-pura tertidur.

Gavin masuk ke kamar Luna, dilihatnya anaknya itu sedang tidur nyenyak memeluk boneka kesayangan nya.

"Sepertinya dia sudah tidur nyenyak, mana mungkin janjian sama cowok berandal tadi. " gumam papa Gavin masih memperhatikan anaknya.

Luna pura-pura menggeliat dan membuka matanya karena dirasa papanya itu tidak segera pergi dari kamarnya.

"Papa, ada apa papa ke kamar Luna malam-malam. " tanya Luna yang pura-pura linglung.

"Maafkan papa, papa hanya memeriksa kamu sudah tidur apa belum. "

Luna menguap dan bangkit dari ranjangnya. papa Gavin mengernyit melihat anaknya yang terbangun.

"Mau kemana kamu."

"Mau pipis pa, Ini juga kebangun gara-gara kantong kemih Luna udah penuh. " Luna berlari menuju kamar mandi yang ada di ruangannya.

"Ya sudah, setelah itu kunci pintunya. "

"Iya pa, " teriak Luna dari dalam kamar mandi.

Gavin masih mengecek pintu jendela dan balkon kamar Luna. Setelah dirasa aman, dia lalu keluar dari kamar anaknya itu. Luna yang sudah mendengar ayahnya keluar dari kamar, langsung keluar dari kamar mandi dan langsung mengunci pintu kamarnya.

Dia lalu segera berganti pakaian yang pantas untuk membelah jalanan malam ini. Seumur hidup Luna tidak pernah berfikir kalau dia akan melakukan balapan liar di tengah malam bersama Arion pula. Cowok yang paling Luna benci.

Kalau dipikir-pikir Luna tidak ada alasan untuk membenci Arion. Yang jadi alasan hanya satu, yaitu sikap Arion yang arogan dan brutal. Meskipun Luna mengakui dalam hatinya yang paling dalam dia merasa nyaman saat berada di dekat Arion.

Jauh dari penilaian nya selama ini, Arion bukanlah cowok bre**sek seperti yang dia pikirkan. Buktinya saat tadi siang dia pergi bersama Arion, Arion tidak melakukan hal mesum seperti gosip yang ia dengar selama ini. Bahwa Arion keturunan soang yang nyosor sana sini. Dan sampai malam ini, Luna aman dan masih suci.

Gerakan tangan Luna yang sedang memilih baju terhenti saat dia mengingat, Arion memukuli beberapa preman dengan brutal, saat preman-preman itu mencoba melecehkannya. Arion begitu marah saat ada pria lain yang menyentuhnya dengan tidak hormat. Seakan dia hilang kendali, dan memukulinya para preman itu dengan sangat brutal tanpa ampun.

Luna memegang dadanya yang tiba-tiba berdebar kencang saat mengingat hal itu. Seketika dia kembali mengingat ucapan Amel, beberapa waktu lalu.

"Gue denger Arion tuh, suka sama lo "

Mengingat ucapan Amel, Luna menggeleng keras. Tiba-tiba hati Luna menghangat dan mengingat kembali semua perlakuan hangat Arion padanya. Arion yang selalu bersikap tengil dan dingin kepada semua orang, tapi bersikap hangat kepadanya. Arion yang menyebalkan di matanya tapi sangat menyenangkan bagi semua orang. Ariin yang selalu tersenyum padanya, tapi selalu memasang muka datar kepada gadis lain.

Luna menggelengkan kepalanya lagi untuk mengenyahkan pikiran tentang Arion, dia segera memakai kaos dan jaket kulit serta celana jeans panjang malam itu. Saat mematut dirinya di cermin, dia mendengar suara seseorang berbisik dari arah balkon. Membuat Luna merinding.

"Siapa?" lirihnya.

"Gue Arion. "

Mendengar nama Arion di sebut, dengan hati-hati Luna membuka jendela dan melihat apa benar Arion yang datang Setelah memastikan kalau itu Arion, Luna langsung membuka pintu balkon kamarnya. Di lihatnya Arion yang sedang nangkring di pagar balkonnya. Arion langsung nyengir saat melihat Luna keluar untuk menemui nya.

"Ayo... kalau tidak cepat kita akan terlambat. " ajak Arion dengan gerakan dagunya.

Luna mendelik melihat Aksi Arion dan bejalan cepat menghampirinya.

"Bagaimana lo bisa naik ke atas sini. " ucap Luna dengan berbisik

"Gue kan keturunan spiderman, jadi gue bisa menggunakan kekuatan gue untuk naik ke atas."

"Arioon, jangan bercanda... "

Arion tekekeh geli mendengar Luna mengkhawatirkannya.

"Gue panjat tuh pohon mangga, trus loncat kesini. " jawab Arion santai sambil menunjuk pohon mangga di samping pagar rumahnya.

Mendengar itu, lagi-lagi mata Luna membola tak percaya.

"Ngapain lo manjat-manjat pohon mangga. udah kayak maling aja lo. " Meski perkataan nya sengit, tapi dari raut wajahnya tersirat kecemasan.

"Kalau nggak gini gue nggak bisa jemput lo. Tadi gue udah minta ijin baek-baek sama bokap lo, tapi malah di usir. "

Luna merasa gemas mendengar kata-kata Arion barusan. Pengeb banget rasanya menjitak kepala Arion yang terkenal nggak punya otak itu.

"Jadi, lo yang bikin keributan barusan? "

Arion mengangguk.

"Lo minta ijin mau bawa gue keluar malam-malam gini sama bokap gue? "

Lagi, Arion mengangguk.

"Lo juga bilang kalo kita mau balapan? "

Arion mengangguk lagi.

"Ya Ampun Arionnn.... Lo punya otak nggak sih, mana ada seorang bapak ngijinin anaknya keluar malam-malam gini sama cowok trus diajak balapan. Lo nggak liat jam apa? Lo sadar nggak sih. perbuatan lo barusan, bikin bokap gue curiga. Tau. " ucap Luna dengan bersungut-sungut.

"Ya mau gimana lagi, gue nggak mau dituduh macem-macem bawa kabur anak orang. Trus kalo ada apa-apa siapa yang di salahin. Pasti gue lah. Dan parahnya lagi kalau sampai mereka lapor polisi gue pasti langsung kena. " Arion juga melakukan pembelaan diri.

Luna memutar bola mata jengah memandang Arion. "dasar lo aja yang be*o.. "

Luna langsung meninggalkan Arion, lalu menuruni tangga darurat di sebelah kamar Lucas. Luna memanggil Arion agar segera mengikutinya.

"Lo ngapain manjat-manjat pohon tadi, lewat sini kan lebih aman. Gue nggak nyangka pewaris Abraham punya bakat jadi maling. " ucap luna sambil menuruni anak tangga.

Arion nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendapat omelan dari Luna. "Mana gue tau, inikan bukan rumah gue. " Arion membalas ucapan Luna.

"Cih." Luna berdecih sambil terus berjalan.

Mereka berdua menyusuri jalan sempit dan sampai di samping rumah. Disana ada pintu keluar darurat.

"Nah lewat sini kan aman. " kata Luna sambil membuka kunci pintu samping pagar rumahnya dengan hati-hati.

Arion hanya memperhatikan apa yang dilakukan Luna, tanpa melakukan apa-apa.

"Motor Lo di manaa? "

"Tuh, di ujung jalan sono. " Arion menunjuk persimpangan jalan tempat motornya berada.

"Jauh banget. " keluh Luna.

"Kalau deket, nanti kedengeran sama bokap lo. Suara motor gue kan berisik. "

"Iya juga ya. "

Arion mengacak rambut Luna gemas. Sejenak Luna tertegun mendapat perlakuan seperti itu dari Arion.

"Ya udah, Ayo. Udah hampir jam dua. Ntar kita telat lagi. " Arion menarik lengan Luna dan menggenggamnya erat. Dia lalu membawa Luna menuju motornya.

Lagi-lagi sebuah perasaan asing muncul di benak Luna. Saat Arion menggenggam erat tangannya. Seolah dia memberikan janji, kalau dia akan menjaga dan melindungi Luna dengan sepenuh hati.

Luna sudah tidak bisa berfikir lagi, matanya tertuju pada tangan Arion yang menggenggam erat tangannya. Perasaan hangat dirasakan Luna saat itu.

Setelah sampai di samping motornya, Arion mengenakan helm di kepala Luna, Lagi-lagi Luna. Merasakan debaran aneh di hatinya, namun ditepis begitu saja. Mereka lalu mengendarai motor itu dengan kecepatan tinggi menuju area balap. Dengan Luna yang memeluk Arion dari belakang.

Arion tersenyum senang malam itu di balik helmnya.

Terpopuler

Comments

Herdianti Putri

Herdianti Putri

mulai ada benih-benih cinta

2023-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Arion Si Pembuat Masalah
2 Dendam Arion
3 Tertangkap
4 Introgasi
5 Alex Menghilang
6 Tawaran Untuk Luna
7 Kebodohan Arion
8 Ancaman Alex
9 Munculnya Alex
10 Luna Nggak Peka
11 Rahasia Arion
12 Kebencian Alex
13 Keputusasaan
14 Ketulusan Palsu
15 Surat Dari Papa
16 Asisten Zaky ???
17 Rencana Berhasil
18 Wali Baru Untuk Arion
19 Kesepakatan
20 Mencari Arion
21 Arion is Back
22 Test
23 Dipermalukan
24 Rasa
25 Curhat Dengan Papa
26 Melepasmu
27 Menjauh
28 Kenyataan
29 Kelulusan
30 Perpisahan
31 Perpisahan (2)
32 Rindu
33 Tiga Teman Baru
34 Putus
35 Pesan Arion
36 Pemimpin Baru
37 Perubahan Sikap Alex
38 Pertemuan
39 Pertemuan (2)
40 Bentakan Ghavin
41 Bertemu Sahabat
42 Bukti
43 Jangan Pergi Lagi
44 Makan Siang
45 Bukti Kebenaran
46 Keputusan Ali
47 Kunjungan Kinara
48 Penggerebekan
49 Kantor Polisi.
50 Villa
51 Villa 2
52 Tidur Bareng
53 Kabar Buruk
54 Fakta Masa Lalu
55 Luna dan Dinda Di culik
56 Alasan Dibalik Kematian William
57 Menyerah Atau Berjuang
58 Dendam Masa Lalu Gavin
59 Surat Terakhir
60 Juliet Di Dunia Nyata
61 Luna Koma
62 Menemui Arion
63 Histeris
64 Pandangan Cinta
65 Restu
66 Permintaan Gavin
67 Rencana Licik Mona
68 Belanja
69 Jangan Salah Paham
70 Lamaran
71 Persiapan Pernikahan
72 Hari Pernikhaan
73 Destiny
74 Arion Sebenarnya
75 Honeymoon
76 Sunrise
77 Goodbye Bali
78 Luna Hamil?
79 Di Rawat
80 Asinan
81 Periksa Kehamilan
82 Berkunjung ke Kantor
83 Maternity shoot
84 Baby Twins Launching
85 Baby Jasson dan Jordan (End)
86 Author Menyapa
87 Promosi Novel
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Arion Si Pembuat Masalah
2
Dendam Arion
3
Tertangkap
4
Introgasi
5
Alex Menghilang
6
Tawaran Untuk Luna
7
Kebodohan Arion
8
Ancaman Alex
9
Munculnya Alex
10
Luna Nggak Peka
11
Rahasia Arion
12
Kebencian Alex
13
Keputusasaan
14
Ketulusan Palsu
15
Surat Dari Papa
16
Asisten Zaky ???
17
Rencana Berhasil
18
Wali Baru Untuk Arion
19
Kesepakatan
20
Mencari Arion
21
Arion is Back
22
Test
23
Dipermalukan
24
Rasa
25
Curhat Dengan Papa
26
Melepasmu
27
Menjauh
28
Kenyataan
29
Kelulusan
30
Perpisahan
31
Perpisahan (2)
32
Rindu
33
Tiga Teman Baru
34
Putus
35
Pesan Arion
36
Pemimpin Baru
37
Perubahan Sikap Alex
38
Pertemuan
39
Pertemuan (2)
40
Bentakan Ghavin
41
Bertemu Sahabat
42
Bukti
43
Jangan Pergi Lagi
44
Makan Siang
45
Bukti Kebenaran
46
Keputusan Ali
47
Kunjungan Kinara
48
Penggerebekan
49
Kantor Polisi.
50
Villa
51
Villa 2
52
Tidur Bareng
53
Kabar Buruk
54
Fakta Masa Lalu
55
Luna dan Dinda Di culik
56
Alasan Dibalik Kematian William
57
Menyerah Atau Berjuang
58
Dendam Masa Lalu Gavin
59
Surat Terakhir
60
Juliet Di Dunia Nyata
61
Luna Koma
62
Menemui Arion
63
Histeris
64
Pandangan Cinta
65
Restu
66
Permintaan Gavin
67
Rencana Licik Mona
68
Belanja
69
Jangan Salah Paham
70
Lamaran
71
Persiapan Pernikahan
72
Hari Pernikhaan
73
Destiny
74
Arion Sebenarnya
75
Honeymoon
76
Sunrise
77
Goodbye Bali
78
Luna Hamil?
79
Di Rawat
80
Asinan
81
Periksa Kehamilan
82
Berkunjung ke Kantor
83
Maternity shoot
84
Baby Twins Launching
85
Baby Jasson dan Jordan (End)
86
Author Menyapa
87
Promosi Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!