Seminggu setelah Alex meninggalkan Luna di mall, dia tidak pernah memberikan kabar atau menghubungi Luna sama sekali. Membuat Luna jadi geregetan sendiri dibuatnya. Hingga hari ini berinisiatif mencari Alex di sekolahnya.
Luna segera membereskan alat tulisnya yang berantakan, dan memasukkannya ke dalam tas. Dara yang melihat itu jadi terheran-heran.
"Mau kemana, Lun. Buru-buru amat. " tanyanya.
"Mau ke sekolahnya Alex. Sudah seminggu ini dia ga ada kabar. " Kata Luna sambil mengenakan tasnya.
Maya yang duduk di sebelahnya mengernyit heran.
"Lo, nggak tau rumah Alex? "
Sebuah pertanyaan yang membuat Luna tertegun. Karena selama ini dia tidak pernah tau apapun tentang kekasihnya itu, jangankan keluarganya rumahnya pun dia tidak tau.
"Nanti gue tanya ke temennya aja. " Elak Luna sekenanya, dia tidak mau di anggap bodoh sama teman-temannya, karena tidak tau apapun tentang kekasihnya itu. Yang dia tau dia cintanya cuma sama Alex.
"Gue duluan, ya. " Luna pergi meninggalkan teman-temannya dengan perasaan kalut. Mungkin dia memang bodoh atau sudah dibutakan cintanya pada Alex.
*
"Bro, lo kemana aja, kok ga ada kabar. Kagak rindu sama kita-kita. " Sebuah sapaan akrab di seberang telpon memekakkan telinga Arion.
Arion tersenyum tipis menanggapi panggilan telpon dari sahabatnya yang lain sambil merapikan rambutnya yang berantakan.
"Sorry, bro. Gue sibuk . Ada apa lo telpon gue. "
"Bokap lo nyariin lo, dia titip pesen supaya lo cepet pulang. "
"Cih." Arion berdecih dengan tidak suka. Ngapain bapak gadungannya itu nyariin dia.
"Tar malem ada track nggak? " tanya Arion mengalihkan perhatian.
Samuel atau yang biasa dipanggil Sam itu, menghela napas. Dia tau, Arion tidak suka jika berbicara tentang keluarganya. Meskipun Sam sudah mengenal Arion lama, tapi dia tidak pernah tau kehidupan seperti apa yang di lalui sahabat nya itu. Sam juga tidak pernah mengungkit masalah keluarganya, dia tidak ingin menyinggung Arion dengan masalah sensitif. Biarlah kelak Arion cerita sendiri jika dia ingin bercerita. Sam Hanya menempatkan dirinya sebagai sahabat baik nya saja.
"Ada bro... Bos Menyuruh kita kumpul di tempat biasa. Gimana, lo mau join nggak? "
"Boleh deh, tapi gue pinjem motor lo ya. "
"Ngapain pinjem motor gue, bagusan juga motor lo. "
"Motor gue disita sama ibu negara, gara-gara ketangkep om Ali kemaren. Sampe sekarang belom dibalikin. " kata Arion sambil memijit pelipisnya.
"Makanya jadi anak yang baik, lo bro. Jangan buat masalah terus. "
" Pengennya gitu, jadi anak soleh. Tapi mau gimana lagi, bawaannya jadi anak solikun"
"Dasar, Lo. Ya udah lo kesini aja nanti jam satu dini hari seperti biasa. "
"Nggak... gue ke tempat lo sekarang aja. Di rumah juga ngapain, nggak ada siapa-siap. "
"Terserah lo aja, deh. Gue tunggu."
Telpon dimatikan, Arion celingak celinguk kesana kemari mencari tebengan temennya, karena sudah tujuh hari ini dia tidak bawa motornya. Jadi dia harus nebeng sana sini untuk pulang pergi ke sekolah. Kali ini dia mencari teman-temannya, tapi tidak ada satupun yang kelihatan. Hingga matanya menangkap sosok Luna yang sedang menuju arah mobilnya, dengan cekatan Arion menuju pintu samping mobil Luna. Saat Luna masuk ke dalam mobilnya, Arion juga ikut masuk dari arah sampingnya dan duduk di kursi samping kemudi.
Melihat itu, Luna berteriak histeris dan melotot ke arah Arion. Dia tidak suka ada yang lancang masuk ke dalam mobilnya.
"Keluar nggak. " bentaknya pada Arion.
"Tolongin gue dong, Lun. Gue nggak dapat tebengan nih, teman-teman pada nggak ada. Gue nggak bawa kendaraan, kendaraan gue di sita. " kata Arion dengan memelas.
"Nggak... keluar. " teriaknya lagi.
"Please, bantu gue kali ini aja deh. " katanya masih memelas.
"Nggak mau, pokoknya lo kluar. " Luna masih menolak menolong Arion.
Kali ini Arion tak bergeming, dia tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun. Luna yang melihat Arion terdiam seperti itu pun langsung menoleh ke arah Arion, dia jadi ikut diam.
"Lo jalanin mobil ini sendiri atau gue yang ambil alih. " sebuah kalimat keluar dari mulut Arion dengan nada dinginnya, tanpa senyum cengengesan yang biasa Arion tunjukkan kepadanya.
Luna terdiam, dan langsung menjalankan mobilnya.
"Lo, kenapa sih. Nyeremin tau nggak. " gerutu Luna sambil fokus menyetir.
Arion tak bergeming.
"Anterin gue ke jalan Rajawali. " katanya dingin.
Luna berdecak, tapi jalan itu kan bukan menuju rumahnya, mau kemana Arion. Bodo amat, yang penting dia ke sekolah Alex dulu.
"Gue mau ke sekolah cowok gue dulu, abis itu nganterin lo. " kata Luna menjelaskan tujuannya.
"Terserah." jawabnya dingin.
Luna menoleh sekilas ke arah Arion, sungguh cowok itu berbeda kali ini. Tidak seperti Arion biasanya yang selalu mengganggunya dan menggoda nya. Ada apa dengan Arion.
Dia jadi teringat obrolannya dengan Amel dan Dara beberapa waktu lalu. Amel mengatakan Arion adalah cowok baik tidak seperti yang dia pikirkan selama ini. Bahkan Dara juga bercerita dan meyakinkan nya Kalau Arion adalah cowok baik, bahkan dia sangat baik. Jiwa kesetiakawannya patut di acungi jempol. Semua berita miring tentang dirinya tidak akan merubah pandangan Dara tentang pribadi Arion yang sangat baik.
Entah dari mana Luna mendengar berita buruk tentang Arion. Mungkin karena dia sering berkelahi dengan murid sekolah lain, atau teman satu sekolahnya hingga harus berakhir di ruang BK atau bahkan kantor polisi. Jadi, semua orang menganggapnya buruk termasuk Luna.
Tapi kali ini, Luna benar-benar tidak mengenal Arion. lebih baik dia bersikap kasar dan pecicilan dari pada diem seperti patung kayak gini, apalagi wajahnya itu, yang terlihat dingin dan datar tertutup hodie sebagian. Luna jadi bergidik berada di samping Arion saat ini.
Tak lama, Luna memarkirkan mobilnya di tepi jalan, dia lalu keluar dari mobilnya. Namun sebelum beranjak dia mengatakan sesuatu pada Arion.
"Lo, tunggu di dalem. Nggak usah keluar. gue cuma bentar aja. " pesannya pada Arion.
"Hmmm.. " Sebuah gumaman Arion membalas pesan dari Luna.
Luna menghentakkan kakinya sebal, lalu dia masuk ke dalam sekolah Alex dan langsung menuju lapangan futsal. Disana dia bertemu dengan Amar teman SMP nya dulu.
"Luna, ngapain lo disini. " sapa Amar saat bertemu dengan temannya dulu.
"Gue nyari Alex. Apa lo liat dia. "
"Alex tadi sih masuk sekolah tapi dia nggak ikut latihan beberapa hari ini. padahal kita mau tanding lho tingkat SMA. Pelatih juga dibuat geram dengan tingkah Alex beberapa minggu ini, karena dia kan pemain andalan kita. "
Luna mengangguk mengerti poin dalam pembicaraan ini adalah Alex yang masuk sekolah, tapi tidak ikut latihan. Ada apa dengannya. Bahkan dia juga tidak bisa di hubungi.
Luna jadi meragukan kisah cinta mereka.
"Amar, lo tau alamat tempat tinggal Alex nggak. "
Amar mengernyit mendengar pertanyaan Luna.
'Bukannya lo, ceweknya.Masa lo nggak tau dimana rumahnya. "
Sebuah pertanyaan yang sama, yang dia dengar dari dua orang berbeda dalam sehari. Membuatnya tertampar atas satu kenyataan. Dia terlalu bodoh sampai nggak tau apapun tentang kekasihnya.
Di mobil Arion yang sedang mendengarkan musik di telinganya, menajamkan penglihatannya. Apa dia tidak salah lihat. Sebuah motor sport yang sangat dia kenali baru saja melintas melewatinya.
"Bukankah itu Alex, dia sedang berboncengan dengan seorang cewek? sedangkan kekasihnya sendiri sedang kalang kabut mencarinya. " pikir Arion.
"Kena kau saudara kecil. Ternyata kamu licik juga ya. " gumam Arion dengan senyuman smirk nya.
Tak lama Luna keluar dari gerbang sekolah Alex dan menuju mobilnya Arion segera memasang wajah datarnya lagi. Setelah Luna duduk di kursi kemudi dia tidak langsung menjalankan mobilnya, dia malah temenung.
"Lo kenapa? " tanya Arion tanpa menoleh ke arah Luna.
"Gue nggak ketemu Alex. "
"Ya udah, buruan kita pergi dari sini. atau gue yang nyetir, nih. " tawar Arion.
"Ya udah, lo aja yang nyetir. Gue lagi nggak mood nyetir. "
Arion segera keluar dari mobil, dan menuju kursi kemudi, sedangkan Luna berpindah dari kursi kemudi ke kursi penumpang dari dalam mobil.
Arion segera melajukan mobil Luna menuju basecampnya. Dia tidak memperdulikan seperti apa raut wajah Luna saat ini. Biarkan dia berfikir seperti apa pria yang sudah dicintainya itu, yang sudah mengabaikannya selama beberapa hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments