Di sudut Jalan sepi yang jarang dilewati orang, tampak seorang remaja laki-laki sedang memukuli remaja laki-laki lainnya, Samuel yang sedang mencoba motor barunya dan melewati jalan itupun langsung melerai perkelahian kedua laki-laki tanggung itu. Dia terkejut saat mendapati Arion sudah babak belur dipukul Alex tanpa perlawanan, terbukti wajah Alex masih mulus tanpa bekas pukulan atau tendangan.
Sam yang melihat itupun langsung memukul Alex hanya dengan satu pukulan dan itu membuat alex langsung pingsan. Sam lalu membawa Arion ke basecamp mereka. Untung kondisi basecamp nya Sepi, karena anak-anak masih belum datang. Sam mengobati Arion dengan gemas, karena dia mendapat luka di seluruh wajahnya. Karena untuk ukuran Arion tidak mungkin dia tidak bisa mengalahkan Alex jika tidak dia sendiri yang mengalah untuk dipukuli.
"Sebenarnya apa yang terjadi? " tanya Sam untuk kesekian kalinya, karena Arion tidak mau menjawab pertanyaannya sejak tadi.
Sam menekan luka itu dengan kuat karena gemas sekali Arion masih tidak mau menjawab pertanyaannya. "katakan padaku apa yang terjadi."
"Ini urusan keluarga kami, Sam. gue nggak bisa cerita sama lo. "
Mendengar kalau itu adalah masalah keluarga, Sam lantas terdiam. Dia tidak akan menanyakan apapun jika itu berhubungan dengan masalah keluarga.
"Gue punya adik, Sam. Dinda... Dinda Abraham." Arion mulai bercerita walau terasa berat, setidaknya dia bisa membagi beban hidupnya dengan sahabatnya itu.
"Lo punya adik? tapi kenapa kita nggak pernah tau? "
"Adik gue sakit, dia mengalami depresi dan sekarang sedang berada di rumah sakit? '
" Depresi... " ucap Sam membeo.
Arion menganggukkan kepalanya, dia lalu menyenderkan tubuhnya yang terasa remuk itu di sandaran kursi.
"Dinda melihat papa mati bunuh diri di depan mata kepala nya sendiri. Tapi gue gak yakin kalau itu bunuh diri. "
"Papa lo mati bunuh diri? tapi bukankah?"
"Dia bukan papa gue, dia adalah Mike Abraham daddynya Alex yang menyamar menjadi William Abraham. "
"Apa? '
" Papa adalah saudara kembar daddynya Alex. "
Akhirnya Arion menceritakan aib keluarganya itu kepada Sam, dia tau Sam adalah sosok yang bisa dipercaya.
Samuel benar-benar tak percaya kalau sahabat nya itu memiliki masalah yang sangat rumit di keluarganya.
"Gue akan mengenalin lo sama cewek gue. "
"Untuk apa? "
"Cewek gue kuliah di psikolog, mungkin dia bisa bantu lo. "
"Nggak perlu perlu, adik gue sudah berada di tangan dokter terbaik. Tapi tetap saja dia masih seperti itu. "
"Lo jangan meremehkan seseorang Arion. Kita tetap akan mencobanya. Adik lo butuh semangat dan dorongan dari lo. Bukan di kurung di ruang isolasi dan disuntik obat penenang. "
"Lain kali jika lo mengunjungi adik lo. Ajak gue, gue juga ingin menjenguknya dan mengenalnya. Mungkin saja gue sama cewek gue nanti bisa membantu meringankan beban lo. "
" Baiklah. Makasih, Sam lo udah mau peduli sama gue."
"Nggak perlu terimaksih. Lo kan sohib gue. Jadi sudah sewajarnya gue bantuin lo. "
*
Luna menunggu Alex yang berjanji padanya akan menjemputnya pagi ini, tapi ternyata tidak datang-datang. Sedangkan kakaknya Lucas sudah berangkat dari tadi dan papanya juga baru saja berangkat, akhirnya Luna menghubungi Leo untuk menjemput nya. Leo memang sahabat Luna sejak kecil, dan Jika semua orang nggak ada yang mau mengantarnya, maka jalan terakhir Luna adalah minta di jemput Leo.
Mereka sudah berada di parkiran, setelah mengucapkan terimakasih dan menyerahkan helm kepada Leo, Luna langsung berlari menuju ke kelasnya. Sedangkan Leo sendiri masih berada di parkiran, dia segera membuka ponselnya yang dari tadi bergetar di saku celana nya.
Satu persatu pesan dari grup huru hara dia baca, yang isinya menanyakan buku dan PR, namun tangannya berhenti men scroll layar ponselnya saat salah satu teman grup chatnya mengeluarkan Arion dari grup.
✉️ ngapain lo ngeluarin Arion. " Kevin
✉️ "Gue mau nanya serius. " Bayu
✉️ "Apa'an." Beni.
✉️ "Arion punya masalah apa sama Alex cowoknya Luna. " Bayu
✉️ "Lah emang kenapa. " Kevin
✉️ " Kemaren malem malem gue liat dia digebukin sama Alex. " Bayu
Leo langsung menutup grup chat nya. Dia mengingat sikap Arion yang selalu menatap sinis ke arah Alex. Dan menatap Luna dengan pandangan terluka tiap kali Luna dijemput Alex.
Leo mengedarkan pandangan ke area parkir, Pandangannya bersibobrok dengan manik mata Roy. Mereka berdua saling mengangguk seolah mengerti akan anggukan itu.
Leo memang peka dengan keadaan sekitar, saat ini dia punya firasat tidak baik mengenai Arion. Dia pasti sedang tidak baik-baik saja kali ini. Arion pasti punya masalah yang sedang di sembunyikan dari sahabatnya. Leo akan mengajak Roy untuk mencari tahu rahasia apa yang sedang disembunyikan sahabatnya itu.
Di jam pelajaran Fisika, Luna merasa sangat bosan, dia terus saja menguap membuang energi negatif dalam tubuhnya. Dan itu sangat mengganggu Maya.
"Lo bisa nggak tutup mulut lo kalau sedang menguap. "
Mendengar ocehan sahabatnya itu Luna hanya nyengir kuda. Dia lalu mengotak atik ponselnya. Tidak ada kabar dari Alex lagi sejak kemarin sore setelah mereka jalan dari mall.
"Lo, kenapa? "
"Alex nggak ada kabar lagi sejak kemarin sore. padahal kita kemarin jalan ke mall. Tapi setelah itu dia nggak ada kabar lagi."
"Ya biasa cowok, suka ngilang seenaknya. Suka menaik turunkan perasaan cewek. "
Luna mendengus mendengar ocehan sahabatnya itu, yang memang ada benarnya. Dia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dan menghadap Sahabatnya itu.
"Gue takut, Alex itu cowok brengsek, May. "
"Kenapa lo jadi berpikiran seperti itu. "
"Nggak tau, hanya saja sejak dia ngilang seminggu lalu, perasaan gue nggak tenang. Ada sesuatu yang mengganjal di hati gue. " ungkap Luna kepada Maya.
"Lo nggak usah takut sama Alex, yang musti lo takutin itu seharusnya Arion. "
"Kenapa Arion? Emangnya kenapa dia? "
"Lo nggak sadar, Kenapa dia suka banget godain lo dan ngejahilin lo. Padahal sama cewek lain dia datar-datar aja. " Maya menjelaskan keanehan sikap Arion pada Luna.
"Arion emang tengil, May. " Luna menyanggah ucapan Maya, tapi hatinya menghangat tiap mengingat Arion.
"Oke, dia memang tengil anaknya. Tapi lo perhatiin
ga, dia selalu bersikap lembut dan perhatian sama lo. " Maya gemas sendiri menjelaskan ini kepada Luna.
"Apaan sih maksud lo, May. "
"Eh Luna, mana ada ya cowok yang ngeliatin cewek yang sudah berstatus pacar orang sambil senyum-senyum gitu. Terus dia buntutin lo kemana aja, Kalau dia nggak punya perasaan suka sama lo. "
Mendengar itu Luna mengernyitkan keningnya.
"Fix, lo emang nggak tau apa-apa. Gue sering mergokin Arion tersenyum saat ngeliat lo. Apa lo nggak denger gosip yang beredar selama ini, kalau Arion tuh suka sama lo. Tapi ini masih belum jelas, karena Arion nggak pernah nunjukin rasa sukanya sama lo. Mungkin dia mencintai lo dalam diam. Kalau lo pengen tau gimana perasaan Arion sama lo, mending lo deketin dia. Bukannya sekarang kalian lagi deket, ya. "
Luna tercengang mendengar perkataan Maya. Tapi dia memang tidak tau apa-apa. Sudah dua orang yang mengatakan kalau Arion suka sama dia, Sebelum orang ketiga mengatakannya, sebaiknya Luna mencari tau sendiri dulu.
Saat istirahat tiba, Luna langsung berlari ke kelas Arion, entah apa yang dipikirkan gadis itu dia seperti tengah kerasukan nama Arion. Saat mau masuk ke dalam kelas dia di sambut Roy teman Arion.
"Eh, Luna. Nyari siapa? "
"Nggak kok, gue cuma kebetulan lewat aja." Katanya sambil melongok ke meja Arion.
Roy yang ikut melihat arah pandang Luna pun mengerti.
"Lo nyari Arion? Arion nggak masuk hari ini. " Roy memberikan informasi yang Luna butuhkan.
"Kenapa nggak masuk? "
"Nggak tau, bolos kali. Lo telpon aja ponselnya. " kata Roy acuh, sambil meninggalkan Luna yang masih berada di kelasnya.
Luna langsung mengambil ponselnya, dia akan menulis pesan kepada Arion tapi dia batalkan. Dia lebih memilih mengirim pesan pada Sam. Luna sudah bertukar nomor ponsel dengan Sam sejak saat itu.
✉️ "Sam, lo tau Arion dimana nggak? "
📩 "Dia di tempat gue, nginep dia semalam. "
✉️ "Kalo gitu nanti pulang sekolah gue ke tempat lo. tapi jangan kasih tau Arion kalau gue mau kesana. "
📩 "Oke cantik. Tapi lo kesini bawa camilan ya. "
✉️"Oke, tapi lo janji jangan kasih tau Arion. "
📩 "Iya, janji. "
Luna segera menutup ponselnya, setelah menghubungi Sam. Sekarang dia hanya harus mencari tebengan untuk mengantarnya ke tempat, Sam.
Luna melihat Leo, yang sedang berjalan ke kelas Arion juga.
"Ngapain lo disini Lun. " Tanya Leo saat ketemu Luna di kelas Arion.
"Nggak ada, lo sendiri? "
"Gue nyari Arion. "
"Arion nggak masuk hari ini. "
"Kok lo tau. " kata Leo mengerutkan keningnya.
"Tadi, Roy yang bilang sama gue. Eh, Leo tar pulang sekolah lo mau nggak nganterin gue ke tempatnya Arion.
Mata Leo memicing mendengar ucapan Luna. " Emang lo tau dimana Arion? "
Luna mengangguk yakin.
"Ya udah, nanti kita kesana. "
Dalam hati Luna bersorak, karena Leo mau mengantarkannya bertemu dengan Arion. Entahlah, apa yang sedang dipikirkan Luna. Cowok nggak penting itu sekarang sedang jadi perhatian Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Herdianti Putri
🤯
2023-05-25
1