Luna masuk sekolah seperti biasa walau matanya berat untuk terbuka. Selama pelajaran ia tak henti-hentinya menguap. Membuat teman sebangkunya Maya heran melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Lo kenapa sih, dari tadi nguap mulu. Nggak tidur lo ya? " tanya Maya saat waktu istirahat tiba.
Luna hanya mengangguk. "Gue mau tidur, nggak ikut ke kantin. Nanti kalau udah masuk, bangunin gue. " Luna sudah tidak bisa menahan kantuknya, dia pun langsung tertidur di jam istirahat.
Maya dan Dara yang melihat itupun cuma bisa menggelengkan kepalanya. Lalu mereka pergi ke kantin tanpa Luna.
Setelah kelas sepi, dan hanya tertingga Luna dan beberapa temannya saja, terlihat seorang murid dari kelas sebelah yang masuk ke kelas Luna. Lalu mendekatinya. Tak ada yang berani melarangnya saat dia mendekati Luna karena mereka takut bermasalah dengan murid itu. Murid itu adalah Arion, salah satu murid yang paling di jauhi dan ditakuti di sekolah karena sikapnya yang seenaknya sendiri.
Arion mendekati Luna dan duduk di depan meja Luna. Dipandanginya wajah Luna yang sangat ngantuk dan kelelahan.
"Sudah aku katakan, sebaiknya kamu nggak usah ikut balapan semalam. Tapi kamu tetep aja maksa. " gumam Arion sambil membenarkan anak rambut Luna yang menghalangi pandangannya. Dia melakukannya dengan senyum tulus yang tersungging di bibirnya.
"Kamu harus bisa menjaga dirimu, Luna. Karena saat ini bahaya sedang berada di dekatmu. Aku takut tidak bisa melindungimu seperti dulu saat aku melindungimu dari preman-preman jalanan itu. Aku takut, saat kau terluka aku tidak ada di dekatmu. Kau adalah kelemahan ku, Luna. " Arion masih bergumam lirih, sambil terus memperhatikan wajah Luna yang tertidur lelap.
Di balik kaca tampak dua orang sahabat Luna yaitu Maya dan Dara tengah memperhatikan apa yang dilakukan Arion. Mereka berdua memang tau, kalau sejak dulu Arion selalu memperhatikan Luna dari jauh. Selalu tersenyum saat melihat Luna tertawa. Kedua temannya itu tau kalau Arion menaruh hati pada Luna. Tapi sayangnya Luna tidak peka, dia malah membenci Arion karena sikapnya yang arogan dan seenaknya sendiri. Tanpa tau siapa Arion sebenarnya.
Arion segera meninggalkan Luna, saat dia merasa cukup mengatakan apa yang ada di pikirannya. Dia segera keluar dari kelas Luna menuju atap sekolah, tempat biasanya dia menyendiri.
"Kasihan ya Arion, cintanya bertepuk sebelah tangan. " ucap Maya saat melihat Arion pergi, dan mereka berjalan masuk ke dalam kelas.
"Iya, aku sudah sadar dari dulu. Kalau Arion sukanya sama Luna, Luna aja yang nggak peka. Malah pacaran sama Alex. " gerutu Dara.
"Emangnya kenapa Alex. Dia kan juga cakep, sebelas dua belas sama Arion, bahkan wajahnya kalau dilihat-lihat hampir mirip. " tanya Maya yang tidak mengerti arah pembicaraan Dara.
"Gue punya feeling nggak enak sama Alex. Tiap jemput atau nganter Luna, dia pasti tersenyum sinis kalau ngelihat ada Arion. Sepertinya mereka berdua punya masalah. " Jiwa detektif Dara mulai muncul, untuk memecahkan masalah cinta segitiga antara Arion, Luna dan Alex.
"Macam detektif Conan aje lu. " Maya medorong bahu Dara.
Dara hanya menggedikkan bahunya. Karena dia yakin apa yang dia pikirkan itu memang benar.
Pulang sekolah, Luna di kagetkan dengan kedatangan Alex yang sudah nangkring di atas motor besarnya. Alex menunggu Luna di luar lagar sekolahnya, karena siswa dari sekolah lain dilarang masuk jika tidak ada pertandingan lomba atau ada suatu kepentingan.
"Alex." pekik Luna saat melihat kekasihnya itu, dia langsung berhambur memeluk Alex tanpa memperdulikan siswa lain yang melihat mereka.
"Kenapa, kangen ya? " tangan Alex mengusap punggung Luna yang sedang memeluknya.
Luna mengangguk masih dalam pelukan Alex.
" I miss you so bad. " ucapnya kemudian.
Dia sangat merindukan kekasihnya itu yang hilang tanpa kabar selama satu minggu ini.
"Kamu kemana aja? kok ngilang gitu aja. " gerutu Luna saat mereka melepaskan pelukannya. "
"Maaf, aku harus ke Surabaya karena ada urusan di sana. Jadi nggak bisa nemuin kamu. " ucap Alex memberikan alasan.
"Setidaknya kan kamu ngabari aku, ngirim aku pesan atau telpon, kek. Biar aku nggak merasa kehilangan. " kata Luna dengan mencebikkan bibirnya.
"Uluh-uluh, my Princess ngambek ini ceritanya. " Alex gemas melihat tingkah Luna yang ngambek, sehingga membuatnya mencubit kedua pipi Luna dengan capitan tangannya.
Luna menepis tangan Alex dengan kasar. Dia masih kesal tapi juga rindu.
Sebuah kecupan singkat didaratkan di kening Luna.
Cup.
"Aku minta maaf oke. Karena aku sudah mengabaikanmu. Maafkan aku. " Alex mencoba meminta maaf kepada kekasihnya itu, tapi Luna masih tak bergeming.
Sebenarnya Luna sudah memaafkannya, hanya saja Luna ingin melihat kesungguhan Alex apakah dia bersungguh-sungguh untuk minta maaf atau cuma pura-pura. Karena jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, Luna merasakan sebuah keraguan dalam menjalin hubungan dengan Alex saat ini.
Alex menghembuskan nafasnya, beginilah wanita dia selalu ingin di mengerti tapi tak mau mengerti, terlalu ribet menurutnya. Tak bisa diperkirakan kapan dia akan bersikap manis atau berubah menjadi macan betina. Pokoknya seorang laki-laki yang punya kekasih harus siap mental menghadapi perubahan mood pasangannya.
"Hari ini aku tidak ke mana-mana. Bagaiman kalau kita jalan hari ini, untuk menebus kesalahan ku yang sudah meninggalkanmu di mall sendiri waktu itu. " bujuk Alex.
"Nggak, nanti aku kamu tinggal sendiri lagi. "
"Janji deh, kali ini aku nggak akan ninggalin kamu sayang. "
"Janji.. "
"Janji."
Mereka membuat janji kelingking, sehingga Luna percaya dan dia langsung naik ke atas motor Alex.
Alex menyalakan mesin motor nya, dia lalu memberikan helm pada Luna agar memakainya, Luna jadi teringat kejadian semalam, saat Arion memakaikan helm padanya terasa sangat manis. Kenapa jadi memikirkan Arion saat dia bersama kekasihnya. Luna menggelengkan kepalanya keras agar pikiran tentang semalam hilang.
"Kamu kenapa? " tanya Alex yang merasakan pergerakan Luna.
"Nggak apa-apa. Tadi tiba-tiba kepalaku pusing. "
Alex mengerutkan keningnya. "Apa kita nggak jadi keluar? kita pulang aja supaya kamu istirahat. "
"Nggak apa-apa, ayok kita cabut. " tolak Luna
Alex lalu menarik tangan Luna agar mau melingkar di perutnya.
"Pegangan yang erat, sayang. Biar kamu nggak jatuh. "
"Heemmm.. " sahut Luna dari belakang punggung Alex sambil merebahkan kepalanya di punggung kekasihnya itu.
Alex menyalakan mesin motornya, dan mulai menjalankannya. Ia menoleh ke arah seseorang yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua. Alex tersenyum penuh kemenangan saat melihat sorot mata terluka dari laki-laki itu.
"Kena kau, kak Arion."
Luna yang sedang merebahkna kepalanya di punggung Alex pun juga bisa melihat tatapan dingin dan terluka dimata Arion saat melewatinya. Sedikit cubitan terasa dihatinya saat melihat Arion seperti itu. Tidak seperti Arion yang menatapnya penuh kehangatan.
"Alex... "
"Hemmm".
" Kalau kamu pergi lagi,kabarin aku ya, walau tak bisa telpon setidaknya kirimi aku pesan. Agar aku tidak khawatir dan merasa kehilangan. "
Alex yang mendengar itu menyeringai. "Iya, sayang. Aku akan mengabarimu. "
Motor yang dikendarai Alex melaju kencang, meninggalkan serpihan hati seorang laki-laki yang terluka. Tangan Arion mengepal erat, semua otot lengannya keluar, rahangnya mengeras dan tatapan matanya menatap tajam ke arah motor yang membawa sepenggal hatinya.
"Rupanya, lo serius dengan kata-kata lo semalam Alexander Abraham. Gue juga nggak akan anggap ini main-main lagi. " geram Arion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Jaspit Elmiyanti
jadi mereka bersaudara ya thor
2024-12-26
0