Pintu ruang kerja papa Arion terbuka, dan terdengar kasak-kusuk dari luar. Suara seorang pria dan wanita yang sangat Arion kenal.
"Dimana Arion bi. " tanya Mike dengan suara tinggi.
"Tadi tuan muda Arion masuk ke ruangan ini tuan." kata Bi Yuli dengan takut.
"Cih... Dia pasti keluar dari jendela. " Mike lalu membuka laptop kakaknya, dan melihat CCTV di rumah itu. Tidak ada Arion sama sekali yang tertangkap CCTV.
"Kau membohongiku, ya. Disini tidak ada Arion datang. Apa kau sedang berhalusinasi, hah. " Mike merasa geram dengan kelakuan pembantu rumah tangganya itu.
"Benar tuan, saya tidak bohong. " Kata bi Yuli dengan takut-takut.
Disisi lain seorang wanita, sedang memeriksa apakah ada barang yang hilang atau letaknya berubah. Tapi tidak ia temukan.
"Sudahlah, Mike. Lagi pula tidak ada yang hilang. semua aman. Kalaupun Arion kemari, tidak masalah ini kan juga rumahnya. " suara itu, suara seorang wanita yang sangat Arion kenal. Yang selama beberapa tahun ini memanggilnya dengan sayang.
"Tante Kinara. " lirih Arion.
"Bukan begitu, Kinara. Kita harus waspada, aku takut Arion akan mengambil surat kuasanya dan surat hak warisnya. " Mike menyandarkan dirinya di atas sofa, sambil memijit keningnya.
"Tidak akan, lagi pula surat itu aman di tanganku. Surat itu ada dirumahku bukan di sini. Kita hanya menunggu Arion berumur dua puluh tahun, setelah itu baru tanda tangannya akan berguna. Disaat itu kita bisa mengalihkan semua harta papa dan kak William ke tangan kita. "
"Kau benar, hanya tinggal tiga tahun bukan. Bersabarlah merawat anak sialan itu, dan aku juga akan bersabar meladeni kegilaan Kanaya. "
Di dalam ruangan tersembunyi itu, Arion mengepal kan kedua tangannya dengan rahangnya dengan mengeras. Ingin sekali Arion menghajar dua manusia laknat itu. Tapi bukan itu tujuan Arion saat ini. Sekarang Arion harus mencari Jack sesuai petunjuk ayahnya.
Arion kemudian menelusuri ruangan rahasia itu, menuju suatu tempat. Dan keluar tanpa diketahui. Dia langsung menancapkan gas nya ke rumah tante Kinara. Jika saat ini dia berada di rumah nya, berarti rumah tante Kinara dalam keadaan kosong. Dia tidak ingin ceroboh dan ketahuan lagi.
Akhirnya, Arion memilih mengendap-endap masuk kedalam rumah tantenya, dengan melompati pagar rumah samping. Dan masuk ke dalam rumah tanpa diketahui oleh siapapun. Tujuannya adalah kamar tante Kinara. Dia masuk dengan sangat hati-hati tanpa menyentuh satu barangpun. Dibukanya walk in closet yang terdapat banyak pakaian om Ali dan tante Kinara. Dari mana ia harus mulai mencarinya.
Arion membuka lemari penyimpanan tantenya dan melihat banyak perhiasan mahal di sana, ada juga beberapa bros untuk menunjang penampilannya. Tapi yang Arion cari bukan itu. Dia terus mencari dengan hati-hati, agar tidak ketahuan kalau dia telah masuk ke dalam kamarnya. Hingga di atas lemari dia melihat ada sebuah kotak. Arion dengan susah payah mengambilnya dan melihat apa isinya.
Ternyata apa yang ia cari ada di sana, sebuah surat kuasa dan surat tanda kepemilikan hak waris atas perusahaan dan Yayasan yang telah ayahnya bangun. Arion mengambil surat-surat penting itu, dan memasukkannya ke dalam bajunya. Lalu ia mengembalikan kotak tadi ke atas lemari, di tempat semula. Agar tidak ada yang curiga. Lalu ia keluar lewat balkon kamar tantenya, dan segera menuju kamarnya.
Ia segera mengemasi beberapa barang yang diperlukan ke dalam tasnya. Tidak ada waktu lagi, Arion memang harus segera pergi dari tempat ini. Tempat yang penuh kemunafikan dan kepalsuan. Dengan sebuah tas besar di punggung nya dia segera keluar dari kamarnya, dia tidak peduli dengan tatapan asisten rumah tangga yang melihat kearahnya.
"Mas Arion mau kemana? " tanya salah satu asisten rumah tangga tante Kinara.
"Aku mau naik gunung bik, sama anak-anak. Mungkin beberapa hari ini aku nggak pulang. Sampaikan pesanku kepada tante ya. " Katanya kepada asisten itu.
Asisten rumah tangga itu pun mengangguk percaya.
Arion lalu mengendarai salah satu mobil sport nya dan segera keluar dari rumah itu. Sebelumnya ia menghubungi Sam untuk mengambil motornya yang ia parkir agak jauh dari rumah tante Kinara.
Arion berhenti di jalan yang sepi, yang jarang dilewati orang. Dia lalu membuka surat dari papanya dan mengambil buku agenda papanya. Satu persatu buku itu ia buka matanya terbelalak saat melihat isi buku agenda itu. Semua harta kekayaan papanya ada di sana, ternyata tidak hanya perusahaan dan Yayasan. Tapi juga tambang batu bara dan bisnis lainnya. Yang saat ini dikelola Jack.
Saat Arion membaca bagian akhir buku ditemukan sebuah nomor ponsel yang tertera.
"Jika kamu ingin mencari Jack, segera hubungi nomor ponsel itu. Maka dia akan segera menjemput mu. Dan tunjukkan lencana paap. "
Arion langsung melakukan apa yang tertera di buku itu, dia langsung menghubungi Jack.
"Hallo," sapaan suara berat di seberang telpon itu menyapa indera pendengaran Arion.
"Apa ini dengan tuan Jack. " tanya Arion dengan ragu.
Tak terdengar lagi suara dari seberang telpon.
"Hallo, apa kau masih ada di sana. " tanya Arion lagi.
"Kau siapa? " Akhirnya dia bicara.
"Arion, putra William Abraham. Apa kita bisa bertemu. Aku butuh bantuanmu. "
"Panti asuhan Kasih Bunda jam empat. Temui aku di sana. "
"Baik."
Arion menutup panggilan telpon itu, dia langsung menuju tempat pertemuan dengan Sam di tempat mereka adu track biasanya.Ternyata Sam sudah ada di sana. Arion lalu memberikan kunci mobil sportnya pada Sam.
"Tolong jual mobil itu, Sam. "
"Kenapa harus lo jual, sayang banget. "
"Gue butuh duit. "
"Apa lo sudah jatuh miskin? "
Arion menggeleng." Sesuatu yang buruk udah terjadi lagi sama hidup gue. Sekarang gue nggak bisa percaya sama siapapun. "
"Termasuk gue? " tanya Sam dengan menaikkan alisnya.
Arion mengangguk.
Sam menghembuskan napasnya. Trus apa yang akan lo lakuin sekarang?
"Gue, mau kasih lo kesempatan agar gue percaya sama lo. "
"Nggak usah lo kasih kesempatan Arion, gue selalu ada dipihak lo. "
"Gue minta tolong, keluarin adik gue dari rumah sakit. "
"Apa? "
" Hanya itu permintaan gue sama lo. "
"Tapi... "
"Please... " ucap Arion dengan pandangan mata penuh permohonan.
"Gue nggak akan pulang ke rumah tante Kinara lagi, atau kerumah gue sendiri. Gue minta tolong sama lo, jagain adik gue dalam pengawasan lo, Jangan sampai tante Kinara atau Mike menemukan Dinda. Sampai gue kembali. "
"Emangnya mereka kenapa? "
"Intinya cuma satu, nggak ada yang tulus sama gue Sam. " Arion menatap hamparan langit biru di atas sana.
Kini Sam mengerti, pasti telah terjadi sesuati pada sahabatnya itu. Hingga dia mengalami krisis kepercayaan.
"Oke, gue akan bawa Dinda keluar dari rumah sakit, dan akan menyuruh cewek gue buat ngerawat dia, sekalian bwt dia praktek. Semoga aja berhasil. Setelah ini lo mau kemana? "
"Ke suatu tempat. Gue titip Dinda sama lo dulu sebelum gue bawa dia pergi. " Setelah mengatakan hal itu, Arion segera bangkit dari duduknya dan segera membawa pergi motor besarnya itu untuk menemui Jack.
Sam menatap kepergian Arion dengan tatapan nanar. Dia tidak menyangka sahabatnya itu memiliki masalah yang begitu pelik. Sepertinya dia harus banyak bersyukur akan hidupnya yang damai tanpa masalah walau terkadang harus kejar-kejaran sama polisi gara-gara ikut balapan liar.
Arion telah berada di panti asuhan Kasih Bunda lebih cepat dari waktu yang di tentukan. Dia menunggu di luar gerbang panti asuhan sambil mengirimkan pesan kepada Jack.
✉️ "Aku sudah tiba di panti. "
📩 "Aku bilang jam empat kenapa sudah datang. "
✉️ "Aku hanya ingin cepat datang. "
Tidak ada balasan lagi. Lalu terlihat seorang wanita paruh baya membuka gerbang panti dan mendekati Arion.
"Apa kamu Arion? " tanyanya.
Arion mengangguk.
"Kalau begitu silahkan masuk. "
Arion membawa motor nya masuk ke dalam panti, terlihat di sana anak-anak sedang belajar dengan tekun entah apa yang mereka pelajari, tapi mereka terlihat tenang. Arion di ajak masuk ke suatu ruangan, sepertinya ruangan kepala panti atau apalah, karena ruangan ini berbeda dari ruangan biasanya.
"Ands bisa duduk disini sambil menunggu."
Arion mengangguk mengerti. Dia memperhatikan tiap detail ruangan. Pandangan matanya tertarik saat melihat sebuah foto bersama, disana ternyata ada ayahnya juga.
"Itu adalah foto ayahmu. Ayahmulah yang sudah membangun panti asuhan ini. "
Suara berat iti terdengar lagi. Arion membalikkan tubuhnya, dan melihat asal suara. Matanya terbelalak saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu.
"Asisten Zaky? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments