MENJADI ISTRI SANG KAKAK IPAR
Sebuah gedung yang cukup besar di salah satu hotel ternama di pelataran ibu kota, hari ini terlihat sangat ramai. Berbagai hiasan mulai dari yang memiliki ukuran kecil hingga ukuran besar, semua tampak ada di sana. Di pelataran halaman gedung, berjejer rapi puluhan rangkaian bunga yang bertuliskan “Selamat Menikah” atau juga “Turut Berbahagia”.
Banyak orang berlalu-lalang di sana. Semua yang hadir ke gedung itu menggunakan pakaian yang mewah menandakan jika sang pemilik acara bukanlah orang sembarangan. Dan itu memanglah benar. Di dalam gedung yang sangat luas itu sedang diadakan sebuah pesta pernikahan seorang eksekutif muda nan tampan bernama Rama.
Rama adalah cucu dari seorang pengusaha paruh baya yang kaya raya bernama Bimo. Keluarga ini adalah pemilik dari salah satu perusahaan ternama di dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah aset kekayaan mereka sudah tidak bisa lagi dihitung jumlahnya. Sudah banyak wanita yang mencoba berusaha mendekati Rama akan tetapi tidak ada yang lolos seleksi dari sang kakek untuk menjadi cucu menantunya. Hal itu membuat Rama yang sampai kini berusia 26 tahun masih belum juga menikah. Akan tetapi saat bertemu dengan cucu dari sahabatnya, Kakek Bimo pun akhirnya memutuskan untuk menikahkan Rama dengan wanita ini.
“Pak Lukman, selamat ya. Akhirnya salah satu putri kembarmu Lian menikah juga. Dan tidak tanggung-tanggung bisa langsung mendapatkan ikan kakap yang sangat besar, hahaha,” ucap salah satu tamu undangan.
“Terima kasih. Iya bagaimana pun juga jodoh setiap orang, tidak akan ada yang tahu bukan?” jawab Pak Lukman yang merupakan ayah dari mempelai pengantin wanita.
“Tapi bukannya Lian itu sudah punya kekasih ya?” tanya tamu undangan lain.
“Tidak. Baik Lian ataupun Kian masih sama-sama sendiri. Mereka berdua belum memiliki seorang kekasih,” jawab Pak Lukman.
Agar tidak memperpanjang perbincangan yang Ayah Lukman tahu pasti akan menjurus ke arah mana, akhirnya Ayah Lukman pun berpamitan untuk menemui tamu undangan yang lainnya lagi.
“Lian, Ayah harap pernikahan ini dapat menjauhkanmu dari laki-laki beradalan itu,” gumam Ayah Lukman sambil berjalan pergi meninggalkan para tamu undangan.
Di lain tempat, Rama yang baru saja resmi menjadi seorang suami dari seorang wanita, tampak sedang duduk di salah satu sofa sambil meminum segelas wine di tangannya. Pandangan matanya kosong, tak ada sama sekali raut bahagia di wajahnya. Dia tidak bersemangat atau juga tidak berniat untuk menemui para tamu undangan walaupun sebenarnya dialah tuan rumah dari acara ini.
“Sungguh acara yang membosankan,” gumam Rama di dalam hatinya.
Sembari duduk, kedua mata Rama terus memperhatikan sosok seorang laki-laki yang sudah tua yang tampak tersenyum sangat bahagia mengobrol dengan para tamu undangan.
“Pesta ini terjadi memang semua karena kehendak kakek jadi biarkan kakek saja yang menikmati pesta ini,” gumam Rama lagi.
Sebenarnya pesta itu tidaklah membosankan. Malah pesta itu terlihat sangat meriah, bahkan beberapa stasiun televisi ada yang sengaja meliputnya secara langsung. Semua wartawan pun diberikan kebebasan untuk mengambil gambar akan tetapi hanya di tempat yang sudah disiapkan oleh panitia dan tidak bisa masuk ke dalam ruangan pesta secara langsung agar tidak menganggu kelancaran acara tersebut.
***
“Aaaaarrggghhhh”
Terdengar suara teriakan dari seorang wanita dan disusul oleh suara beberapa barang yang berjatuhan. Suara itu nyaring terdengar dari ruang ganti pengantin wanita. Untungnya suara musik di ruang bawah sangat besar sehingga suara teriakan itu tidak terdengar sampai ke dalam acara.
“Lian, hentikan semua ini. Apa yang kamu lakukan?” teriak seorang gadis yang sedang berdiri di dalam ruangan itu bersama sang pengantin.
“Kenapa semua ini terjadi kepadaku? Kenapa?” teriak Lian sang pengantin wanita.
Lian menatap wajahnya yang sudah cantik berhiaskan rias pengantin di depan kaca. Tak ada sedikitpun air mata yang terlihat akan tetapi kedua matanya berubah menjadi sangat merah. Lian sangat marah dengan kejadian hari ini.
Seorang wanita yang memiliki wajah yang sama dengan Lian, berjalan mendekatinya dan memegang bahunya.
“Lian tenangkan dirimu,” ucap wanita itu.
“Bagaimana aku bisa tenang, Kian? Ayah sudah menghancurkan hidupku. Ayah sudah menghancurkan masa depanku,” jawab Lian dengan sangat emosi.
“Tidak Lian, kamu salah. Ayah melakukan semua ini, hanya demi kebaikanmu. Tidak ada satu orang pun ayah di dunia ini yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri ke dalam kehancuran,” ucap Kian lembut.
“Kamu tidak akan mengerti Kian. Karena kamu tidak sedang berada di posisiku sekarang,” teriak Lian lagi.
Lian dan Kian adalah sepasang gadis kembar identik. Jika dilihat dari fisiknya, mereka benar-benar bagaikan pinang di belah dua. Tidak ada pebedaan sama sekali. Akan tetapi jika dilihat dari sifatnya, kedua gadis kembar ini benar-benar sangat jauh berbeda. Kian yang memiliki watak yang lembut, penurut dan juga penyayang, berbanding terbalik dengan Lian yang keras, pembangkang, dan juga arogan.
“Lian, aku mengerti. Walaupun aku tidak sedang berada di posisimu saat ini tapi aku mengerti perasaanmu. Tapi kamu juga harus mengerti bagaimana perasaan dan juga ketakutan ayah jika kamu sampai melanjutkan hubungan dengan Vicky. Vicky itu bukan laki-laki yang baik,” jelas Kian. Lian berbalik menatap adik kembarnya itu. Tatapan matanya benar-benar sangat tajam bahkan sampai membuat Kian menunduk karena takut.
“Lalu kamu pikir laki-laki yang sekarang sudah menjadi suamiku itu adalah orang yang baik? Aku kenal dengannya saja tidak, lalu bagaimana aku bisa hidup bahagia dengannya?” ucap Lian. Saking emosinya, kedua tangannya sampai mencengkram bahu sang adik dengan sangat keras hingga membuat Kian pun meringis kesakitan.
“Aw.. Lian lepas.. Sakit,” ucap Kian dengan kedua matanya yang sudah mulai berkaca-kaca karena menahan rasa sakit.
Lian pun dengan keras melepaskan cengkramannya dan mendorong Kian, sehingga sang adik pun termundur beberapa langkah dan hampir saja terjatuh. Untungnya dia bisa berpegangan ke ujung meja yang ada di sana.
Kian terdiam sejenak. Dia tahu kalau kakaknya memang sangat keras akan tetapi baru kali ini dia melihat sang kakak kembarnya itu bisa berbuat kasar kepadanya. Setelah terasa agak tenang, Kian pun mulai berjalan perlahan kembali mendekati Lian yang sedang duduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
“Lian, tenangkan dirimu dulu. Semua masalah tidak akan pernah selesai dan tidak akan pernah menemukan jalan keluarnya jika dibarengi dengan emosi. Kamu tahu sendiri kan kalau Ayah sangat mengenal keluarga itu. Keluarga itu adalah keluarga baik-baik. Bahkan Kakek Bimo adalah sahabat baik kakek kita. Lalu apa yang mesti kita takutkan?” tanya Kian.
"Ayah memang mengenal keluarga itu tapi ayah tidak mengenal kan siapa itu Rama? Bagaimana sifatnya? Kebaikan sebuah keluarga tidak bisa menjamin cerminan bahwa keturunannya juga ikut baik.”
“Lalu apa yang kamu inginkan sekarang? Pernikahan ini sudah terjadi dan tidak bisa dibatalkan begitu saja? Apa yang akan kamu lakukan?”
****
****
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
han bi
👻👻 holaaaa ...
intip rumtang sapa tau ketularan 🤣 biar bisa alih genre wkwkwkwk
2023-08-12
1
NA_SaRi
Tanya Bu author, Nak🥺
2023-07-11
1
NA_SaRi
Hey, handsome!
Look at me!
2023-07-11
1